Anda di halaman 1dari 4

Asesmen 3

A.

1. A. 6. B.

2. C. 7. E.

3. D. 8. A.

4. E. 9. A.

5. B 10. C.

B. Essay

1. Pendidikan tingkat dasar selama enam tahun pada masa pendudukan Jepang dianggap
menguntungkan bagi bangsa Indonesia karena ia menghapuskan diskriminasi pendidikan yang terjadi
sejak masa kolonial Belanda.

2. Kebijakan sistem ekonomi mengakibatkan krisis sandang dan pangan di beberapa daerah di Indonesia
pada 1942-1945. Upaya pemerintah Jepang untuk mengatasi permasalahan tersebut meliputi: 1.
**Pengembangan pertanian**: Jepang mengembangkan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Indonesia. Hal ini dilakukan dengan mengoperasikan kembali Bandungsche Kinine Fabriek
peninggalan pemerintah kolonial Belanda dan diteruskan oleh perusahaan swasta Jepang, Takaco. 2.
**Pengembangan perkebunan**: Jepang mengembangkan perkebunan untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi dan strategi. Hal ini meliputi pengembangan perkebunan kina dan tebu. 3. **Pengelolaan
sistem pangan**: Jepang mengelola sistem pangan untuk memastikan banyaknya produk pangan yang
tersedia bagi masyarakat Indonesia. Hal ini meliputi pengendalian harga pangan dan pengaturan sistem
distribusi pangan. 4. **Pengendalian harga pangan**: Jepang mengendalikan harga pangan untuk
memastikan bahwa harga pangan tetap stabil dan terkendali. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa
masyarakat Indonesia tetap dapat membeli produk pangan yang dibutuhkan. 5. **Pengaturan sistem
distribusi pangan**: Jepang mengatur sistem distribusi pangan untuk memastikan bahwa produk
pangan tersedia di tempat dan saat yang tepat. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa masyarakat
Indonesia tetap dapat membeli produk pangan yang dibutuhkan.

3. Pemerintah Jepang menerapkan kebijakan Penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
sehari-hari untuk mengatasi masalah komunikasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Hal ini dilakukan karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman mulai dari suku,
bangsa, budaya, dan lain sebagainya. Bahasa Indonesia mengalami tiga fase perkembangan, yaitu fase
pertama sebagai bahasa pemerintahan, fase kedua sebagai bahasa pemerintahan dan bahasa pribumi,
dan fase ketiga sebagai bahasa pribumi. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari masih belum maksimal, dan komunikasi yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa daerah mereka. Penggunaan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari masih belum
maksimal, dan komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lebih banyak
menggunakan bahasa daerah mereka.

4. Dengan demikian masa pendudukan jepang aktivitas pendidikan formal di sekolah sekolah Indonesia
mengalami penurunan karena jepang melakukan pembatasan pendidikan untuk mempermudah
pengawasan.

5. Japanisasi adalah proses budaya jepang dalam mendominasi, berasimilasi, atau mempengaruhi
budaya lain. Contoh japanisasi dalam kebudayaan Indonesia meliputi:

1. **Penggantian tahun Masehi menjadi tahun Showa**: Jepang menggantikan tahun Masehi dengan
tahun Showa, yang merupakan tahun kabinet Jepang.

2. **Pemaksaan melakukan seikerei**: Jepang melakukan pemaksaan terhadap masyarakat Indonesia


agar terbiasa melakukan seikerei, yaitu penghormatan kepada dewa matahari dengan cara
membungkukkan badan mengarah pada matahari terbit.

3. **Penggantian budaya**: Jepang menggantikan budaya lokal Indonesia dengan budaya Jepang,
seperti lagu-lagu dan tari-tarian Jepang.

4. **Penggunaan bahasa Indonesia**: Jepang menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Dalam konteks ini, japanisasi merupakan proses pengembangan budaya Jepang yang menggunakan
budaya Indonesia sebagai bahan baku.

Asesmen 4

A.

1. B. 6. A 11. A.

2. B 7. B. 12. A.

3. E. 8. E. 13. C.

4. C. 9. A. 14. D.

5. A. 10. C. 15. C.

B. Essay

1. Sutan Sjahrir adalah tokoh nasionalis yang berjuang melalui gerakan bawah tanah untuk
mengatasi pendudukan Jepang di Indonesia. Peran Sutan Sjahrir dalam gerakan bawah tanah
meliputi:
1. **Menyebarluaskan informasi**: Sutan Sjahrir menyebarluaskan informasi yang mereka
dapat ke luar Jakarta, seperti Cirebon, Garut, dan Semarang.

2. **Menjalin hubungan**: Sjahrir berusaha menjalin hubungan dengan para pemimpin bangsa
yang terpaksa bekerja sama dengan Jepang.

3. **Memelopori gerakan bawah tanah**: Sutan Sjahrir memelopori gerakan bawah tanah
bersama teman-teman sekolahnya dan dibentuklah sebuah kelompok rahasia yang dinamai
Kelompok Sjahrir.

4. **Menggabungkan sikap intelektual dengan politik**: Sutan Sjahrir merupakan tokoh


intelektual yang memiliki peran penting dalam perjuangan Indonesia.

Sutan Sjahrir bekerja sama dengan Amir Syarifuddin, seorang politikus yang juga merupakan
seorang jurnalis, untuk memelopori gerakan bawah tanah. Gerakan bawah tanah ini dilakukan
karena penjagaan pemerintah Jepang yang sangat ketat. Gerakan bawah tanah juga dilakukan
untuk menggalang solidaritas dan memperteguh cita-cita perjuangan.

2. Latar belakang perubahan sikap kaum nasionalis terhadap pendudukan Jepang di Indonesia
terjadi karena berbagai faktor. Salah satu faktor adalah kemajuan pendidikan dan perjuangan
untuk mendirikan negara. Perubahan sikap kaum nasionalis terhadap pendudukan Jepang di
Indonesia memicu perubahan sikap kaum nasionalis karena berbagai faktor, seperti:

1. **Kemajuan pendidikan**: Pendudukan Jepang di Indonesia memicu perubahan sikap kaum


nasionalis karena kemajuan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah Jepang.

2. **Perjuangan untuk mendirikan negara**: Pendudukan Jepang di Indonesia memicu


perubahan sikap kaum nasionalis karena perjuangan untuk mendirikan negara.

3. **Penggunaan bahasa Indonesia**: Pendudukan Jepang di Indonesia memicu perubahan


sikap kaum nasionalis karena penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi sehari-hari
masyarakat Indonesia.

4. **Pengembangan sistem pendidikan**: Pendudukan Jepang di Indonesia memicu perubahan


sikap kaum nasionalis karena pengembangan sistem pendidikan yang diberikan oleh
pemerintah Jepang.

5. **Penggunaan teknologi**: Pendudukan Jepang di Indonesia memicu perubahan sikap kaum


nasionalis karena penggunaan teknologi yang diberikan oleh pemerintah Jepang. Perubahan
sikap kaum nasionalis terhadap pendudukan Jepang di Indonesia memicu perubahan sikap yang
positif dan mempengaruhi perkembangan negara Indonesia.
3. Strategi yang digunakan Jepang untuk menumpas pemberontakan PETA di Blitar pada 14
Februari 1945 melibatkan pengiriman pasukan militer untuk memadamkan kebijakan ekonomi
Jepang di Blitar tahun 1942-1945 di Kabupaten Blitar. Jepang mengirimkan perwira dan prajurit
PETA untuk memadamkan pemberontakan ini. Sebanyak 78 orang perwira dan prajurit PETA
ditangkap dan dijebloskan ke penjara untuk kemudian diadili di Jakarta. Sebanyak 6 orang
divonis hukuman mati di Ancol pada 16 Mei 1945, 6 orang dipenjara seumur hidup, dan sisanya
dihukum sesuai dengan tingkat kesalahan.

4. Upaya Jepang untuk menumpas perlawanan Tengku Abdul Djalil memimpin rakyat Aceh
melalui gerakan PETA (Pemuda Ekonomi, Tata Negara, dan Agama) pada November 1942
melibatkan penggunaan kekuatan militer untuk memadamkan gerakan tersebut. Jepang
mengirimkan perwira dan prajurit PETA untuk memadamkan perlawanan ini. Sebanyak 78
orang perwira dan prajurit PETA ditangkap dan dijebloskan ke penjara untuk kemudian diadili di
Jakarta. Sebanyak 6 orang divonis hukuman mati di Ancol pada 16 Mei 1945, 6 orang dipenjara
seumur hidup, dan sisanya dihukum sesuai dengan tingkat kesalahan.

5. Strategi kooperatif golongan nasionalis pada masa pendudukan Jepang terhadap perjuangan
kemerdekaan Indonesia memiliki dampak yang positif dan negatif. Dampak positif terkait
dengan penggunaan kekuatan militer Jepang untuk memadamkan perlawanan golongan
nasionalis yang memiliki sikap cinta tanah air. Golongan kooperatif muncul dari larangan Jepang
terhadap organisasi nasional dan hanya mengakui organisasi bentukan Jepang. Organisasi
bentukan Jepang bertujuan untuk kepentingan pembentukan Asia Timur Raya, yang digunakan
oleh tokoh kooperatif untuk menyusun strategi demi kemerdekaan Indonesia.

Dampak negatif terkait dengan penggunaan kekuatan militer Jepang untuk memadamkan
perlawanan golongan nonkooperatif, yang memiliki sikap tidak mau bekerja sama dengan
pemerintah Jepang. Golongan nonkooperatif melakukan berbagai perlawanan bawah tanah
terhadap pemerintah pendudukan Jepang. Secara umum, strategi kooperatif golongan
nasionalis pada masa pendudukan Jepang memiliki dampak positif yang membantu dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia, tetapi juga dampak negatif yang membuat golongan
nonkooperatif terus melawan pemerintah Jepang.

Anda mungkin juga menyukai