Anda di halaman 1dari 4

MENGANALISIS LUKISAN LEGONG WIRANATA

KELOMPOK 1

1. Putri Naluri
2. Suhaila Amrillah
3. Shufa Hiram
4. Sailendra
Tari Legong dicatatnya sebagai tarian yang langka yakni sudah ada pada abad ke-15 atau
sezaman dengan seni klasik di Kerajaan Gelgel, Klungkung dan ia memandang Tari Legong
itu memiliki nilai etika, serta estetika.

“Nilai etika dalam tarian itu ialah memiliki sikap sopan dan santun saat ditarikan, sedangkan
estetikanya memiliki penampilan yang cantik dan gaun yang indah,” ujarnya seraya
menyatakan Tari Legong biasanya ditarikan di Istana Kerajaa

Tari Legong ini sangat sulit ditarikan, karena semua agem tarian Bali ada di Tari Legong ini.
Kalau semua orang sudah bisa menarikan Tari Legong, kata Gunarsa, mereka pasti sudah
bisa menarikan segala jenis tarian di Bali.
Prosedur
Teknik : Goresan ekspresif
alat bahan : oil paint, panel, kuas
ide/ gagasan : Seorang penari wanita dengan pakaian yang sangat khas akan penari dan ada
pernak pernik yang menghiasi akan tetapi lukisan tersebut mengandung hal-hal magis di
dlmnya
aliran : Romantisme

Fungsi Legong Wiranata :


Tari Legong difungsikan sebagai suatu tradisi dalam bentuk pameran yang mencerminkan
kekayaan dan kemampuan para raja di Bali pada zaman dahulu. Sekarang, seni Tari Legong
dipergelarkan untuk kepentingan upacara keagamaan.

Tokoh / Seniman:
Nama lengkapnya Agus Djaya Suminta. Lahir di Banten tahun 1913 dari keluarga bangsawan
Banten. Bekerja sama dengan S. Sudjojono membentuk Persatoean Ahli-ahli Gambar
Indonesia (Persagi) pada tahun 1938-1942, dan duduk sebagai ketua pada kurun waktu
tersebut. Tahun 1950 Agus Djaya kembali ke Indonesia dia melakukan beberapa macam
usaha, salah satunya membuka sebuah art shop serta galeri di Jakarta. Tahun 1955, Agus
Djaya menetap dengan isterinya di Bali, mendirikan studionya di daerah Pantai Kuta. Selain
melakukan pameran di Indonesia, juga berpameran di Belanda dan Brazil. Tahun 1994
menerima Hadiah Seni dari Pemerintah RI. Agus Djaya meninggal di Jakarta tahun 1994.

Nilai Estetis:
Tari legong memiliki nilai estetis yang dilihat dari gerakannya yang anggun mempesona.
Tari legong adalah tarian tradisional yang berasal dari Pulau Dewata Bali. Tari legong diiringi
dengan musik berupa gamelan.
A. KESIMPULAN
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Legong Wiranata Tari legong termasuk ke gaya
Bali , yang mempunyai gerakan khas yaitu cepat dan kuat. Hal ini dapat terlihat pada gerak-
gerak yang ada didalam tari Legong Wiranata . Gerak-gerak penari yang lincah, enerjik dan
dinamis perpaduan antara gerak mata, kepala, tangan, badan dan kaki menghasilkan sebuah
tarian yang mempesona.
Dalam perjalanannya, fungsi pada suatu tarian dapat bergeser karena tuntutan dan
kebutuhan pertunjukan. Tari yang diselenggarakan sebagai pertunjukan estetis senantiasa
dikembangkan dengan variasi-variasi baru. Hal ini juga terjadi pada tari legong Wiranata
gaya Tari legong, dalam bentuk penyajiannya mengalami perubahan. Perubahan yang
dimaksud ialah dalam pemendekan durasi melalui tindak pemotongan ataupun pemadatan
beberapa bagian dalam struktur tarinya juga dalam bentuk pola lantainya. Perubahan itu
terjadi karena keadaan, kebutuhan dan pesanan saat melakukan pertunjukan. Namun bagi
Wiranata walaupun Legong mengalami banyak perubahan, beliau tetap selalu berpegang
kuat pada beberapa aturan atau pakem yang harus dipenuhi.

Anda mungkin juga menyukai