Anda di halaman 1dari 8

Bukti-Bukti peninggalan bangsa

jepang saat menjajah bangsa


Indonesia
1. Bandara Frans Kaisiepo Biak
Setelah kami Mengutip laman resmi Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud, Bandar
Udara Frans Kaisiepo di Biak, Papua, pernah menjadi bandara dengan landasan
pacu terpanjang di Indonesia. Panjang runway mencapai 3.570 meter dan lebar
40 meter, ukuran bandara yang terbilang sangat besar di era pasca-Perang Dunia
II. Karena runway yang panjang, bandara ini bahkan pernah dijadikan bandara
internasional untuk keperluan transit pesawat dari Jakarta dan beberapa negara
Asia menuju Amerika Serikat sebelum menyebrangi Pasifik. Menilik sejarahnya,
Bandara Biak dibangun oleh Jepang pada tahun 1943 untuk menunjang armada
pesawat tempur di Perang Pasifik. Bandara ini juga sedianya dibangun Jepang
sebagai batu loncatan untuk menyerang Australia.
2. Goa Jepang di Manado – Sulawesi Utara
Di Manado kita juga bakal menemukan gua Jepang. Gua
Jepang di sini fungsinya juga tak jauh beda dari beberapa
tempat sebelumnya, yakni sebagai benteng pertahanan
dan juga sel bagi orang-orang pribumi. Dan sama seperti
semua gua Jepang di Indonesia, ada banyak penyiksaan
yang terjadi di tempat ini.Tempat ini dibangundengan
cara romusha
3.Tugu Perdamaian dan Makna Simbolis
Untuk bisa ke tempat ini Anda bisa mengunjunginya di jalan Soekarno Hatta Km 13, Balikpapan.
Untuk menuju ke tempat tersebut terdapat tangga-tangga kecil, namun Anda tetap harus
berhati-hati karena terdapat banyak lumut yang membuat jalanan menjadi licin.
Situs bersejarah ini memang terlihat seperti tidak terurus. Selain karena lokasinya berada di
dalam hutan juga karena penjaga atau juru kunci setempat dikabarkan sedang sakit.
Dibangunnya tugu perdamaian dan makam simbolis ini untuk mengenang gugurnya pasukan
Jepang, Australia, dan Indonesia dalam periode Perang Dunia II.
Di tugu perdamaian tersebut, terdapat tulisan kanji yang ditulis oleh Bapak Towa Kai pada 15
Agustus 1990 dan keterangannya yang berbunyi “Monumen Perdamaian dan Persahabatan
Untuk Mengenang Orang Jepang, Indonesia, Australia Yang Gugur di Daerah Balikpapan
Tersebut Semasa Perang Dunia Ke II”. Untuk makamnya sendiri, diduga kuat berisi seorang
tentara Jepang yang gugur dalam Perang Dunia II. Meskipun begitu, ada pula yang menyebut
makam tersebut sifatnya hanya simbolis saja.
4.Meriam Jepang
Meriam Jepang yang jumlahnya ada dua ini berada di Kampung Baru Ilir, Sidodadi
Balikpapan. Peninggalan pada masa penjajahan Jepang di Indonesia yang mempunyai
nama lain Gunung Meriam ini berlokasi di bukit, sebagai bukti bahwa saat Perang
Dunia II pasukan Jepang berhasil meruntuhkan musuhnya melalui tembakan meriam
dari atas bukti agar bisa menjangkau ke segala arah. Perlu diketahui bahwa kedua
meriam tersebut merupakan meriam yang dimiliki oleh Angkatan Laut Jepang yang
bernama Kaigun. Pada saat itu tengah berupaya untuk merebut sumur minyak yang
berada di Balikpapan. Dan kedua meriam inilah yang menjadi saksi bisu mengenai
perebutan kalang minyak yang terdapat di Balikpapan antara Jepang melawan Australia
yang menyebabkan ratusan tentara Australia tewas.
5. Bunker milik jepang
Peninggalan Jepang di Indonesia berupa bunker in berada di Barak Prajurit Batalyon
Infanteri atau Yonif 600/Raider. Terdapat dua bunker di lokasi tersebut, namun
jaraknya sedikit berjauhan. Ketika periode Perang Dunia II silam bunker tersebut
sangat bermanfaat sebagai tempat pertahanan untuk pasukan Jepang.
Untuk bunker pertama bentuknya cukup besar dan suasananya di dalamnya terlihat
sedikit berantakan mengingat bunker tersebut sudah lama tidak digunakan. Dan
sepertinya para warga dan masyarakat setempat tidak mengurusnya. Sedangkan
untuk bunker kedua ukurannya lebih kecil dan hanya tersisa reruntuhannya saja.
bahkan bunker tersebut berada di tengah area kebun jagung milik warga.
6. Benteng Jepang
Benteng Jepang (The Japanese Fortress) terletak di pusat kota Kokas, Fak-Fak,
Papua Barat. Benteng ini adalah satu dari sekian banyak benteng Jepang
peninggalan Perang Dunia ke II yang masih bertahan. Benteng ini dibuat dengan
cara menggali gua di bawah bukit di tepi pantai.
Benteng ini memiliki tiga gerbang dan sebuah ruang bawah tanah (bunker) yang
dihubungkan terowongan sepanjang 138 meter. Dulunya benteng ini digunakan
sebagai tempat berlndung dan persembunyian bagi tentara Jepang.
Selain disuguhi lorong menakjubkan yang ada dibawah benteng ini, wisatawan
juga akan puas melihat pemandangan indah laut di mulut gua yang
menghubungkan benteng ini.
Untuk mencapai benteng ini memang dibutuhkan perjalanan yang cukup
memakan waktu, pasalnya benteng ini hanya bisa dicapai dengan menggunakan
perahu dari kota Fak-Fak selama empat jam
Tugas sejarah peminatan tentang Bukti-Bukti penjajahan
bangsa jepang Di Indonesia
KELOMPOK II :
Evalencia D Tabi padang
Eyrene
Frentika F Pakasi
Laodikia Michel Randa
Rizky S Palallo
Stevi M Arruan
Untung Saputra
Yosinda Birrik
Guru Mapel : GINA JULYESTA RAMPUN , Spd

Anda mungkin juga menyukai