Anda di halaman 1dari 2

TARI ABYOR

Manusia memang diciptakan dengan begitu indah oleh Tuhan, maka manusia pun mencintai
keindahan. Kecintaan terhadap keindahan salah satunya nampak dari apa yang dia pakai,
termasuk busana, asesoris dan selera akan sesuatu.

Tari Abyor merupakan sebuah karya tari yang menceritakan tentang kesenangan seorang
remaja putri yang ingin menampakkan diri sebagai pusat perhatian. Oleh karenanya, dia
menunjukkan sisi ke-glamour-an yang dia miliki, ditunjang dengan gemerlapnya busana yang
dia kenakan.

Usia remaja adalah usia rentan yang penuh coba. Setiap remaja seakan merasa bebas dari
penjara anak-anak dan mulai ingin mencicipi segala keindahan dunia. Untung Muljono dan
Rudiatin menggambarkan kesenangan remaja putri terhadap gemerlapnya busana dalam
lenggak-lenggok gemulai penari putri. Sanggar Edi Peni Pacitan mempersembahkan tarian ini
dengan menggandeng Karang Taruna Desa Sembowo, Kecamatan Sudimoro, Kabupaten
Pacitan.

Balutan kostum dengan nuansa emas membuat penari nampak 'abyor' dalam acara yang
digelar di malam hari. Dalam busana yang dikenakan, Bapak Edi Suwito memilih mahkota
bernuansa tanah Lampung untuk dikenakan sang Penari. Mahkota Siger memang nampak
menambah kemegahan busaha yang dikenakan.

Sebuah karya seni adalah pesan, demikian pula dengan tari ini. Selain menceritakan tentang
kesenangan remaja putri terhadap gemerlapnya busana, tarian ini juga memberikan nasihat
agar busana menjadi penutup raga agar terhindar dari mara bahaya. Sehingga busana menjadi
satu tolok ukur kesusilaan dalam sebuah budaya.

Anda mungkin juga menyukai