Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TARI KANCET PAPATAI


KALIMANTAN TIMUR

Kelompok : Kalimantan Timur


Kelas : 7–4

Refan Saputra
Rizky Auliani Zahra
Siti Nurjanah
Sulthan Septian Ahmad
Syafa Maulida Azzahra
Tiara Putri Rahmawati

SMP GENERASI MADANI


TP. 2021 – 2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja & puji syukur atas rahmat & ridho Allah
SWT. Karena tanpa Rahmat & Ridhonya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bunda Linda selaku guru yang
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini, dan mengajar mata
pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) kami. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang berpartisipasi dalam membuat makalah ini.
Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang “ PENCEMARAN AIR ”

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman teman maupun guru.
Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Bogor, 06 Juni 2022


DAFTAR ISI
Halaman judul ………………………………………………………………………………………………………………………………………….i
Kata pengantar .………………………………………………………………………………………………………………………………….…..ii

Daftar isi …………………………………………………………………………………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Sejarah dan Pelestarian Tari Kancet Papatai ……………….…….…………………………………………………………..3

2.2 Makna Tari Kancet Papatai ………………………….………………………………………………………………………………..4

2.3 Pertunjukan Tari Kancet Papatai ………………………………………..………………………………………………………….7

2.4 Properti Tari Kancet Papatai …………………………………………………………………………………………………………..

2.5 Musik Pengiring dan Pola Lantai Tari Kancet Papatai ……………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………………………………………………………………….9

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………………………………………9

3.2 Saran ……………………………………………………………………………………………………………………………………………..9


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 300 suku dan etnis yang
tersebar di seluruh nusantara, salah satunya adalah suku Dayak. Suku Dayak
merupakan suku yang menempati pulau Kalimantan. Kata "daya" sendiri berasal
dari kata "raya" dalam nama "Toraya" yang berarti "orang atas, orang hulu". Suku
Dayak sendiri terbagi dalam enam rumpun, yakni rumpun Klemantan alias
Kalimantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan (Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau),
rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju, dan rumpun Punan. Suku Kenyah
adalah suku Dayak yang termasuk rumpun Kenyah-Kayan-Bahau yang berasal dari
dataran tinggi Usun Apau, daerah Baram, Sarawak. Seperti suku lainnya, suku
Dayak Kenyah juga memiliki ciri khas dan budaya masing-masing. Salah satu
budaya dari suku Dayak adalah Tari Kancet Papatai.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa sejarah di balik tari Kancet Papatai?


2. Makna apa yang terkandung di dalam tari Kancet Papatai?
3. Musik apa yang menjadi pengiring tari Kancet Papatai?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui sejarah tari perang Kancet Papatai


2. Mengetahui cara melestarikan tari daerah
3. Mengetahui makna yang terkandung dalam tari Kancet Papatai
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Sejarah dan Pelestarian Tari Kancet Papatai

SEJARAH

Tari kancet papatai berasal dari Kalimantan merupakan kesenian tradisional yang
menceritakan tentang keberanian para pria suku Dayak dalam melakukan
peperangan. Asal daerah tari kancet papatai dari suku Dayak Kenyah yang berada
di wilayah Kalimantan Timur.
Berdasarkan catatan sejarahnya, banyak sekali sumber yang memberikan informasi
tentang bagaimana awal mula sejarah tari kancet papatai lahir. Namun sebagian
besar pendapat mengatakan bahwa tari kancet papatai ini muncul dan dikenal oleh
masyarakat lokal sekitar tahun 1948.

Akan tetapi ada juga kelompok lain yang mengatakan bahwa tarian ini ada sekitar
tahun 1970-an, lebih tepatnya tahun 1976. Pada masa ini, suku Dayak banyak yang
tinggal di perbatasan antara kawasan dataran tinggi hulu sungai Kayan dan
Serawak Malaysia.
Sebelum memasuki tahun 1960-an, suku Apo Kayan dan Kenyah banyak yang
tinggal di Kutai Barat dan Malinau. Namun akhirnya banyak suku Dayak Kenyah
yang berpindah sebab tidak ingin menggabungkan diri dengan Malaysia.
Oleh sebab inilah yang menjadikan suku Dayak Kenyah selama bertahun-tahun
warganya berladang sebagai mata pencaharian utamanya. Hal ini dilakukan hingga
mereka tiba di kawasan Pampang, Samarinda Utara dan sebagian lainnya menuju
ke Tanjung Palas.
Keberagaman yang dimiliki oleh suku Dayak memprakarsai lahirnya tarian kancet
papatai. Tarian ini dijadikan sebagai simbol keberanian dan ketangguhan para pria
Dayak Kenyah yang akan selalu siap untuk berjuang dalam medan perang.
Lebih tepatnya, semua pria suku Dayak Kenyah bukanlah orang yang mudah untuk
menyerahkan tanahnya untuk dikuasai. Hal ini membuktikan juga bahwa suku
Dayak Kenyah mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi.
Oleh karena itu, wajar saja jika warga suku Dayak menggabungkan diri kembali
dan bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

PELESTARIAN

Salah satu upaya yang dilakukan untuk melestarikan tari kancet papatai adalah
melalui festival budaya.
Seiring berkembangnya zaman, sangat disayangkan apabila berbagai jenis tari
tradisional, khususnya tari kancet papatai mengalami kepunahan. Sebab pada
dasarnya tarian kancet papatai memiliki banyak manfaat baik bagi penarinya
maupun masyarakat luas.
2.2 Makna Tari Kancet Papatai

Setiap kesenian tentunya memiliki pesan moral untuk disampaikan


kepada generasi yang akan datang. Sebab dengan adanya pesan moral
inilah yang nantinya diharapkan pada generasi muda bisa mengambil
hikmah yang bisa dipetik. Lantas apa makna tari kancet papatai? Pesan
moral atau makna tari kancet papatai yang berusaha disampaikan adalah
menunjukan keberanian yang dimiliki oleh pemuda suku Dayak. Oleh
sebab itu, dengan menunjukan keberanian mereka, maka tidak akan ada
satupun yang berani menjajah dan menindas mereka. Hal tersebut
merupakan suatu hal yang normal ketika zaman dahulu, bahkan di masa
lalu seringkali terjadi peperangan antar suku. Kemudian suku yang
menang dalam peperangan akan mendapatkan tanah dari lawan yang
kalah.
2.3 Pertunjukan Tari Kancet Papatai

Ketika pertunjukan tari kancet papatai diadakan, maka akan dilakukan oleh ajai
dan diikuti oleh tari pengiring asal suku Dayak juga. Untuk penjelasannya sebagai
berikut:

1. Ajai
Di dalam kepercayaan masyarakat suku Dayak, ajai merupakan panggilan untuk
para penari laki-laki. Ajai sendiri nantinya akan memperagakan gerak saling serang
dalam pertunjukan tari kancet papatai.

2. Tari Pengiring
Tarian pengiring yang digunakan untuk mengiringi tari kancet papatai terdiri dari
dua jenis tari, yakni kancet ledo dan kancet lawan.

-Tari Kancet Ledo

Tari kancet ledo merupakan kesenian tari tradisional yang berasal dari suku Dayak
Kalimantan Timur, lebih tepatnya suku Dayak Kenyah. Biasanya masyarakat suku
Dayak menyebut tarian ini sebagai tari gong. Gerakan yang ada di dalam tarian
kancet ledo akan dibawakan oleh seorang remaja perempuan alias gadis dengan
menggunakan gong sebagai musik pengiring. Keunikan dari tari kancet ledo ini
adalah gadis yang membawakannya akan ikut menari diatas gongnya. Sebenarnya
tari kancet ledo ini sebagai simbol dari kecantikan dan kemolekan seorang gadis
Dayak. Gadis inilah yang nantinya akan diperebutkan oleh banyak pemuda suku
Dayak. Selain menggunakan gong, tari ini akan diiringi oleh alat musik tradisional
berupa sampe. Makna dari tarian ini bisa disimpulkan bahwa seorang wanita sejati
merupakan sosok yang lembut, pandai, cantik, sehingga menjadi hal yang wajar
jika dijadikan rebutan para pria suku Dayak. Sedangkan dalam segi gerakan, tarian
kancet ledo ini memiliki gerakan yang sederhana. Penari hanya akan menggunakan
gerakan tubuh dan tangan dengan karakter yang lembut. Bahkan di dalam unsur
gerakan tarian ini banyak dilakukan pengulangan sebab sengaja ditonjolkan
merupakan kelembutan sang penari.

-Tari Kancet Lasan

Bukan hanya tari kancet ledo saja, ada juga tari lain yang digunakan sebagai
pengiring yakni tari kancet lasan. Tarian ini memiliki hubungan yang sangat erat
dengan burung enggang alias rangkong. Masyarakat suku Dayak menganggap
burung enggang ini sebagai burung sakral yang sangat dimuliakan disana. Jadi bisa
dikatakan bahwa tarian ini merupakan penggambaran dari keseharian burung
enggang. Suku Dayak Kenyah meyakini bahwa burung tersebut adalah leluhur
mereka yang turun dari langit ke bumi dengan menggunakan wujud burung
enggang. Oleh karena itu, burung enggang ini menjadi salah satu kategori binatang
yang sangat dilindungi dan dikeramatkan oleh masyarakat suku Dayak. Bahkan
tidak sedikit orang yang menjuluki burung ini sebagai simbol keagungan dan
kepahlawanan dengan sebutan Panglima Burung. Namun ada juga pendapat lain
yang mengatakan bahwa tarian ini adalah bentuk gambaran kebiasaan umum
dalam kehidupan masyarakat Dayak. Seperti yang telah sedikit saya singgung
diatas bahwa masyarakat suku Dayak memiliki kebiasaan tinggal nomaden
(berpindah tempat).
Sedangkan untuk gerakan dalam tarian ini ada tiga macam,
antara lain:

Nganjat, merupakan gerakan inti dari tari kancet lasan.


Ngasai, merupakan gerakan yang merepresentasikan cara terbang burung enggang.
Purak Barik, merupakan wujud dari gerakan berpindah tempat.
2.4 Properti Tari Kancet Papatai

Pada saat pertunjukannya sedang diselenggarakan atau berlangsung, maka properti


tari kancet papatai terdiri dari:

-Kelembit
Bagi para masyarakat suku Dayak di Kalimantan, kelembit merupakan sejenis
tameng yang dibuat dari bahan kayu bermassa ringan. Meskipun dibuat dari bahan
yang ringan, akan tetapi daya tahan kekuatan dari properti tari kancet papatai ini
sangat terjamin dan memiliki beberapa hiasan di bagian luarnya. Pada awalnya,
kelambit digunakan sebagai senjata untuk menangkis dalam upaya
mempertahankan diri dari serangan musuh.

-Mandau
Selain perisai, para penari akan menggunakan mandau sebagai salah satu senjata
khas dari suku Dayak. Mandau merupakan sejenis senjata tradisional suku Dayak
yang digunakan sebagai warisan generasi alias pusaka turun temurun. Senjata ini
oleh masyarakat suku Dayak disakralkan sebab memiliki kesaktian di dalamnya.
Pastinya Anda sering mendengar istilah mandau terbang dari Kalimantan kan?
Nah, itulah yang saya maksud dari kesaktian senjata mandau. Sedangkan cara
penggunaannya, mandau biasanya akan diikatkan pada bagian pinggang.

-Baju Perang Suku Dayak


Properti terakhir yang digunakan dalam penampilan tari kancet papatai adalah baju
perang khas suku Dayak dan menjadi properti utama. Biasanya baju perang ini
terbuat dari bahan alami, yakni kulit kayu dan binatang. Keunikan yang terdapat di
dalam baju perang ini adalah adanya logam yang sebagai penghias, sehingga akan
tampak lebih elegan dan mewah. Bukan hanya logam saja, baju perang ini ada
tulisan atau rajah yang diyakini bisa menjadi jimat keselamatan bagi penggunanya.

2.5 Musik Pengiring dan Pola Lantai Tari Kancet Papatai

Musik Pengiring Tarian

Dalam segi musik pengiring, tarian ini akan menggunakan lagu daerah setempat
berupa Sak Paku. Sementara iringannya berupa alat musik tradisional dari Dayak
Kalimantan yang biasa disebut sebagai sampe. Sampe sendiri sangat sering dipakai
dalam berbagai acara adat semacam kesenian tari dan lain-lain. Namun penyebutan
nama sampe tidak hanya satu. Sebab setiap sub suku Dayak memiliki nama
penyebutan sendiri untuk sampe, seperti sampe’, sape, sampe, hingga kecapai.
Nama sampe sendiri diambil dari bahasa Dayak yang berarti “memetik dengan
jari”. Sedangkan bentuk sampe sama seperti gitar, hanya saja gagangnya sedikit
lebih pendek. Senar yang dipakai pun jumlahnya sekitar 3 hingga 4 buah saja.
Sebab pada mulanya senar yang digunakan berupa senar yang dibuat dari serat
pohon enau. Akan tetapi, lambat laun senarnya bisa dibuatkan dari kawat kecil.
Uniknya dari alat musik ini adalah ukiran kepala burung enggang yang menjadi
ciri khas dari suku Dayak. Cara memainkan alat ini pun cukup mudah, yakni hanya
dengan dipetik menggunakan jari. Umumnya bentuknya sama dengan gitar,
pemain harus menyetel terlebih ulang nada terlebih dulu sebelum memainkannya,
sebab setiap nada akan menghasilkan alunan yang berbeda. Di dalam kepercayaan
suku Dayak, sampe ini digunakan untuk mengungkapkan sisi emosional dari
manusia. Layaknya ungkapan sayang, kerinduan, rasa gembira bahkan rasa duka.
Sebelum berkembang seperti sekarang ini, sampe sering dimainkan ketika waktu
siang dan malam hari. Jika dimainkan di siang hari, sama saja dengan
mengungkapkan perasaan gembira dan ceria, sedangkan jika di malam hari sama
saja dengan mengungkapkan ekspresi sedih dan syahdu.

Pola Lantai Tari Kancet Papatai

Pada tarian kancet papatai, ada jenis pola lantai dasar yang harus diingat, yakni
pola lantai garis horizontal. Pada mulanya tarian ini akan dimulai dengan gerakan
yang sangat teatrikal. Kemudian akan dilanjutkan dengan gerakan yang diiringi
oleh teriakan sehingga antar penari saling memprovokasi. Sikap tersebut yang
menjadi titik awal terjadinya gerakan saling serang antara penari. Nantinya ketika
sudah memasuki gerakan saling serang, terdapat jeda dalam pertunjukan. Sesi jeda
ini terdapat pada adegan ketika penari terlihat sedang beristirahat dengan kudanya.
Jeda istirahat ini biasanya akan diiringi oleh gerakan berputar-putar. Oleh sebab
itu, hal ini menjadi simbol bahwa para penari akan selalu siap siaga jika ada
serangan mendadak. Jadi, pola lantai tari kancet papatai adalah garis horizontal.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Tari kancet papatai adalah sebuah kesenian tari tradisional yang mengangkat tema
peperangan yang berasal dari Kalimantan Timur. Ada banyak variasi tentang kapan
awal mula tarian ini muncul yang berkembang dalam masyarakat Kalimantan.

Tari ini mengandung gambaran dari keberanian para pria suku Dayak dalam
melakukan peperangan. Para penari ketika tampil biasanya akan menggunakan
pakaian perang suku Dayak yang dilengkapi dengan properti berupa kelembit atau
perisai yang dibuat dari kayu.

Sementara pola lantai yang digunakan dalam tari kancet juga cukup menarik, yakni
berupa garis horizontal. Ada juga musik pengiring yang menambah daya tarik
keindahan dari tarian kancet papatai.

3.2 Saran

Mungkin hanya itu saja sedikit penjelasan yang dapat saya berikan untuk Anda
tentang tari tradisional bertemakan peperangan dari suku Dayak Kenyah
Kalimantan Selatan. Semoga dengan adanya makalah ini menjadi pencerah dan
penjelas bagi kita semua bahwa Indonesia sangat kaya dengan
kebudayaan.Tentunya sebagai generasi muda penerus bangsa harus senantiasa
selalu melestarikan dan memajukan bidang budaya Indonesia, sebab itu adalah
warisan dari para leluhur kita.

Anda mungkin juga menyukai