Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL KOREOGRAFI

TARI “BAU NYALE DINDE SELEH”


Ditujukan untuk memenuhi tugas akhir koreografi 1

OLEH :
LISA HUSNA SUPRAYANTI (15209241024)

PENDIDIKAN SENI TARI


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tari merupakan sebuah karya yang berisi tentang ungkapan jiwa ekspresi
manusia. Ekspresi tersebut akan timbul baik disengaja atau tanpa disadari oleh manusia
saat melakukan aktifitas. Karena banyak macam ekspresi yang manusia dapat lakukan
maka timbulah ide pengolahan ekspresi dengan menggunakan media gerak badan yang
dinamis pada manusia agar terlihat indah dan bernilai seni hingga saat ini sering dikenal
dengan istilah seni tari. Pencapaian gerak dalam tari banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri (eksternal ) merupakan gerak yang
mempunyai makna meniru kejadian alam/kehidupan sehari-hari. Sepertinya halnya tari
“Linda” Tari ini di ciptakan oleh seorang Raja di Pulau Muna. Raja ini dipercayapernah
menangkap dan memperistri seorang dari tujuh bidadari kayanganyang turun mandi di
sebuah sungai dipulau ini. Kisah tersebut diapresiasikandalam gerak dan musik dari
tarian ini.Tariannya dilakukan secara missal olehpara gadis Muna dengan gerakan lemah
gemulai mengikuti irama gendang pogada yang berirama keras..Tarian ini merupakan
peragaandari upacara adat karia yakni upacara pingitan gadis-gadis menjelang dewasa
dan memasuki bahtera rumah tangga.Uniknya Tarian ini, ditengah lingkaran di
pertunjukan seni beladiri Balaba atau sejenis silat tradisional. Para pesilat saling
menunjukkan ketangkasan dan keahliannya, mereka memukul dengan keras dan
menendang dengan kekuatan, membentuk gerakan indah bermakna kejantanan yang
mempesona. Jika anda penasaran datanglah ke Pulau Muna yang terkenal pula dengan
pesona tetap lestari dan kini umumnya disuguhkan kepada para tamu maupun wisatawan
yang berkunjung ke Sulawesi Tenggara khususnya di Pulau Muna

pemain tari Lindaberjumlah 6 orang putri,sedang dilagukan laggu kadandio syair


laguberbunyi :Ia memerhatikan parabidadari menaruh selendangnya didahan dan ranting
sebuah pohon.Dengan sengaja ia menunggu dari balikkerimbunan. Senja
meninggalkansemburat jingga di ufuk barat.Parabidadari mengakhirkan sendaguraunya
hari itu.Tapi salah satudiantara mereka tidak bisa ikutterbang karena tidak
bertemumengambil salah satu selendang secara diam-diam dan lalu
sembunyiselendangnya. Keburu malam, perimalang itu ditinggal seorangdiri.Omputo
menyeruak dari balikrerimbunan dan mengajaknya pulang.Sang Bidadari menolak
denganpenjelasan bahwa dirinya bukanseperti manusia, ia makhluk yangberbeda dari
dunia kahyangan danmemiliki banyak pemali.Tapi Omputonbersikukuh bidadari itu
harusdiboyong. Tanpa selendang, sangBidadari hanya bisa pasrah. Ia pundiajak ke
palaminan. Bidadariselanjutnya diberinama Wa Ode Fari.Ia bersedia diperisteri dengan
satusyarat yaitu tidak boleh membukapenanak nasi ketika dirinya sedangmemasak.
Omputo tidak masalah.Hariberganti, musim berubah. Merekakemudian dikaruniai
seorang putri .Dua tahun berlalu, ada masa panen,ada masa panceklik. Disaat orang
lainmulai mengeluhkan kehabisan stokberas di lumbung, lumbung Omputomasih
berlimpah. Omputobingung.Teringat larangan isterinyapantang membuka penanak
nasi,Omputo kembali tergugah penasaran.Ia merasa ada misteri dibalik
kelakuanisterinya. Rasa ingin tahunya kali inisangat besar. Suatu saat isterinyapergi
mencuci usai mendudukan periuknasi di tungku, ia nekad melanggarpantangan siterinya.
Ia membukapenutup panci dan terkejut sebab didalam periuk hanya berisi satu
butirberas. Setelah mendidih, periuk secaraajaib penuh berisi nasi.Keesokanharinya, Wa
Ode Fari yang tidak tahukejadian itu pergi ke dapur hendakmenanak nasi.Ia menuang
sebutirberas lalu menunggunya hinggamatang. Tapi betapa terkejut setelahmatang periuk
tidak penuhsepertibiasanya. Ia sadar, suaminya telahmelanggar pantangan.
Sejakterbongkarnya rahasia itu, Wa OdeFari kehilangan kesaktian. Dansemenja itu Wa
Ode Fari harusmenumbuk padi seperti layaknya manusia. Hari demi hari stok beras
dilumbung terus berkurang.Pasokan padidi lumbung semakin tipis. Suatu pagiketika Fari
seperti biasa hendakmengangkat padi terakhir untukditumbuk, ia menemukan selendang
didasar lumbung, yang bertahun-tahunhilang darinya. Ia gembira sekaligussedih.
Meninggalkan seorang anak dansumi yang perlahan-lahan mulaidicintainya.Ia mulai
merasakankeindahan menjadi manusia saatanaknya bermanja-manja penuhkemesraan.
Tapi bagaimanapun,dunianya bukan disini. Maka iaberpamitan pada anak dan
suaminyalalu terbang dengan sebongkah air

mata berurai bertebaran di udaramenjadi rintik hujan. Dibawah kelamlangit


ditengah rinai hujan, anak dansuaminya menatap pilu kepergian itudengan kesedihan
mendalam.Omputomengakui kelalaiannya namunterlambat menyadari mengapa
tidakmematuhi pesan isterinya.Perpisahanseperti hari itu tidak pernahdibayangkan bakal
terjadi. Kononsebelum beranjak terbang kekahyangan,
Wa Ode Fari sempat menari sambil mendendangkan nasihatdan petuah untuk
anaknya dari udara.Sepeninggal ibunya, sang anakmerasakan perbedaan yang
mendalam.Ia kehilangan belai manja ibunya.Bagaimanapun berbeda sentuhan
ibudibanding ayah, terutama bagi jiwakecil seorang anak berusia dua tahun.Dan itu
membuat sang anak merindu.Ia sering tampak termenung sendiri. Dibawah pohon
tempat terakhir dibunyamasih terlihat.Ia masih mampumengenang semuanya secara
detail.Suatu hari di siang bolong yang terik.Sang anak tak lagi merasakanteriknya
matahari, rindu yangmembakar lebih panas dari mataharii kepalanya. Di sana, dibawah
pohonkenangan, sang anak tiba-tibamengayunkan tubuhnya, meliuk-liuk,seperti gerak
ibunya saat terakhir. Iamenari, menarikan tarian ibunya darimula hingga akhir, tiada
yangterlewatkan.Teman bermain yangmenyaksikan belum pernah melihattarian seindah
itu.Takjub danterpana, mereka hanya bisabergerombol sambil terlongo. Sambilmenari,
sang anak mendendangkanlagu ibunya. “Dio Lakadandio, dandiolakadandio……..”
Konon itulah asalmuasal tari Linda dan nyaniannya.Tarian yang tidak pernah
diketahuisiapa penciptanya, dan lagu yangtidak pernah diketahui artinya. Belumada yang
mampu menerjemahkan baitnyanyian itu hingga kini
rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
PEMBAHASAN
A. DASAR PEMIKIRAN
Koreografi merupakan seni membuat atau merancang struktur ataupun alur
sehingga menjadi suatu pola gerakan-gerakan. Koreografi memiliki elemen-elemen
yang harus di pahami yaitu elemen gerak, musik, tema, rias dan busana, desain atas,
desain dramatik, desain dinamika, properti, dan lighting. Dengan adanya elemen-
elemen tersebut yang bertujuan agar dapat menciptakan suatu karya tari dengan baik.

Proses penggarapan karya tari ini belum di ketahui secara pasti. Tari ini
memiliki gerakan yang sangat khas dan penuh keceriaan . kemudian akan di tuangkan
ke dalam bentuk gerak yang mencerminkan masyarakat lombok yang sedang
melakukan tradsi bau nyale. Tari sebagai wujud ekspresi manusia yang bersifat
estetis, kehadirannya tidak bersifat independen, secara tekstual tari dapat dipahami
dari bentuk dan teknik yang berkaitan dengan komposisi dan teknik penari. Proses
penciptaan karya merupakan suatu pengungkapan ide oleh penata tari dalam bentuk
sebuah karya tari . Tahap pertama yang di lakukan penata melalui eksplorasi untuk
mencari gerak yang akan di gunakan dalam koreografi, baik proses di studio mapun di
luar studio untuk memperkaya imajinasi kreatif penemuan materi gerak-gerak baru
sebelum di transfer ke penari. Hal ini menjadi cara yang penting bagi penata dalam
memulai suatu proses garapan karya tari.

B. KONSEP DASAR TARI


1. Rangsang Awal
Bagian ini menunjukan prosedur seorang koroegrafer dalam proses kegiatan
kreatif yaitu bagian yang bersifat operasional. Tahapan yang di lakukan mulai dari
bagian yang bersifat dasar hingga munculnya kehendak mewujudkan gerakan.
Tahapan yang di lakukan adalah menguraikan tentang proses pengolahan gerak.
Jacqueline Smith (1985) menanamkan bagian ini adalah “Rangsang tari” yaitu sesuatu
yang membangkitkan peran atau semangat (kehendak) atau motivasi untuk
beraktivitas (proses kreatif). Rangsang tari ada beberapa yang dapat dipilih untuk
mengembangkan materi tari yaitu rangsang dengar (auditif) rangsamg visual,
rangsang raba, rangsang gagasan, rangsang kinestetik .Dalam garapan tari ini
koreografer menggunakan rangsang ide/gagasan dan rangsang kinestetik.
a. Rangsang ide/gagasan
Rangsang ide/gagasan merupakan rangsang yang di dapat setelah penata tari
mendapatkan cerita dibalik kegiatan masyarakat papua dalam melakukan kegiatan
gotong royong. yang kemudian memberikan gambaran makna yang terdapat
dalam tarian masyarakat papua .Kegiatan yang di amati adalah suka cita
masyarakat Sasak dalam mengambil cacing laut atau nyale pada malam hari
hingga waktu subuh. Kemudian penata tari mengembangkan dan mengemas
dalam bentuk garapan tari.
b. Rangsang Kinestetik
Gerakan yang di lakukan dalam tari sajojo adalah dengan meloncat, begak ke
depan , ke belakang ke kiri maupun ke kanan dengan ritme dan ketegasan gerak
yang tentunya setiap penari mengupayakan kesamaan gerak dengan penari
lainnya supaya telihat kompak dalam kesenian yang ada.

2. Tema Garapan Tari


Tema tari dapat dipahami sebagai pokok permasalahan yang mengandung isi
atau makna tertentu dari sebuah koreografi, melalui adanya tema maka setiap gerak
yang di lakukan mengandung maksud dan ekspresi tertentu. Memberikan suatu
penjelasan agar dapat di mengerti maksud yang ingin di sampaikan oleh penata
melalui tarian. dalam garapan tari ini penata memilih tema garapan yaitu mengambil
dari judul lagu yakni sajojo yang mencitakan tentang seoang gadis yang diidolakan
dan di cintai di kampungnya.

3. Judul Tari
Suatu karya diperlukan sebuah judul, karena sesuatu yang penting bagi penonton
untuk memperoleh gambaran apa yang akan ditampilkan dalam sebuah garapan tari.
Kemudian dalam garapan ini penata memberi judul tari “ sajojo” yang diambil dai
judul lagu yang mngiingnya yaitu’ lagu sajojo’, yang merupakan lagu dari daerah
Papua.

4. Tipe Tari
Dalam proses penggarapan karya ini, penata mengambarkan gerak tari melalui
rangsangan ide/gagasan dengan mendapatkan cerita di balik lagu yang mengiringi
tari sajojo.
5. Orientasi Garapan
Dalam karya tari ini, penata tari berorientasi pada gerakan daerahk yang
merupakan perpaduan antara gerakan tari Bali dan gerakan tari Banyuwangi.
Gerakan yang energik merupakan gerakan yang menggambarkan suka cita dalam
menyambut waktu bau nyale. Sedangkan gerakan lambat pada garapan ini
menggambarkan gerakan yang sedang fokus dalam mengambil nyale di pantai.
Adapun gerakan-gerakan simbolis yang menggambarkan adegan meniru suatu
kegiatan dalam bau nyale, contohnya dalam mencari nyale di laut yang
menggunakan alat bantuan penerangan berupa senter.

6. Mode Penyajian
Peyajian karya ini menggunakan mode penyajian tari secara representasional,
mode penyajian ini akan meghasilkan sebuah koreografi yang mengetengahkan
wujud ide dari obyek-obyek secara nyata (realistik) dengan dimikian, sesuatu
yang di gambarkan itu akan benar-benar tampak naratif (bercerita).

C. KONSEP PENGGARAPAN KOREOGRAFI


1. Penari
Karya ini divisualisasikan kedalam tari kelompok. Koreografi kelompok
adalah komposisi tari yang ditarikan lebih dari satu penari. Konsep tari ini
ditarikan oleh tujuh penari putri, karena dalam garapan ini penata tari ingin
meceritakan tentang gadis sasak yang cantik sedang mengambil cacing di laut
sesuai dengan tradisi yang setiap tahun di selenggarakan di Lombok Tengah.
dengan jumlah tujuh penari ini penata ingin menatanya dengan sebaik mungkin
dan mempertimbangkan desain pola lantai baik simetris maupun asimetris.
Berangkat dari esensi tradisi membantu menemukan ciri khas dalam gerak yang
akan dikembangkan sehingga interaksi gerak dengan gaya ketubuhan penata dan
penari dapat memiliki khas yang unik.
2. Musik Tari
Musik tari merupakan elemen pendukung tari yang tidak dapat dipisahkan dari
karya tari ini. Musik memiliki peran penting dalam sebuah karya tari, karena
musik merupakan ilustrasi dan menjadi cara untuk membangun suasana setiap
adegan yang ditampilkan dalam tarian. Karya ini diiringi oleh musik khas
Lombok. Instrumen yang digunakan untuk mendukung karya ini adalah instrumen
dari alat musik gendang, suling, gong, petuk, oncer, cemprang, saron, kantil,
reong, dan rincik . penata musik harus berkomunikasi dengan baik agar ide dan
gagasan dapat dimengerti maksud dan tujuannya. Sehingga dalam proses dapat
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan konsep tari, selain itu iringan musiknya
bisa menyatu dengan gerak tari agar dapat memberikan suasana yang dapat
mendukung keseluruhan gerak tari yang utuh.

3. Tata Rias dan Busana


Tata rias yang digunakan dalam garapan ini adalah rias cantik, dimana para
penari memang menggambarkan para gadis Sasak yang cantik yang sedang
melakukan aktifitas bau nyale. Sedangkan busana tari yang digunakan adalah
lambung, dimana lambung adalah busana khas daerah Lombok. Akan tetapi,
penata akan mengkombinasikan dan mengkreasikan sesuai tema garapan yang
akan di sajikan.

4. Property Tari
Properti panggung yang digunakan untuk kelengkapan tambahan yang
menjadi bagian dari seni pertunjukan tari. Properti tari memiliki kegunaan untuk
menciptakan suasana sekitar yang ingin ditampilkan dan menjadi gambaran
tentang ciri khas suatu kehidupan. Properti yang digunakan dalam karya tari ini
ada tiga macam properti yaitu berupa senter, jaring, dan ember.

Anda mungkin juga menyukai