OLEH :
LISA HUSNA SUPRAYANTI (15209241024)
A. Latar Belakang
Tari merupakan sebuah karya yang berisi tentang ungkapan jiwa ekspresi
manusia. Ekspresi tersebut akan timbul baik disengaja atau tanpa disadari oleh manusia
saat melakukan aktifitas. Karena banyak macam ekspresi yang manusia dapat lakukan
maka timbulah ide pengolahan ekspresi dengan menggunakan media gerak badan yang
dinamis pada manusia agar terlihat indah dan bernilai seni hingga saat ini sering dikenal
dengan istilah seni tari. Pencapaian gerak dalam tari banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri (eksternal ) merupakan gerak yang
mempunyai makna meniru kejadian alam/kehidupan sehari-hari. Sepertinya halnya tari
“Linda” Tari ini di ciptakan oleh seorang Raja di Pulau Muna. Raja ini dipercayapernah
menangkap dan memperistri seorang dari tujuh bidadari kayanganyang turun mandi di
sebuah sungai dipulau ini. Kisah tersebut diapresiasikandalam gerak dan musik dari
tarian ini.Tariannya dilakukan secara missal olehpara gadis Muna dengan gerakan lemah
gemulai mengikuti irama gendang pogada yang berirama keras..Tarian ini merupakan
peragaandari upacara adat karia yakni upacara pingitan gadis-gadis menjelang dewasa
dan memasuki bahtera rumah tangga.Uniknya Tarian ini, ditengah lingkaran di
pertunjukan seni beladiri Balaba atau sejenis silat tradisional. Para pesilat saling
menunjukkan ketangkasan dan keahliannya, mereka memukul dengan keras dan
menendang dengan kekuatan, membentuk gerakan indah bermakna kejantanan yang
mempesona. Jika anda penasaran datanglah ke Pulau Muna yang terkenal pula dengan
pesona tetap lestari dan kini umumnya disuguhkan kepada para tamu maupun wisatawan
yang berkunjung ke Sulawesi Tenggara khususnya di Pulau Muna
Proses penggarapan karya tari ini belum di ketahui secara pasti. Tari ini
memiliki gerakan yang sangat khas dan penuh keceriaan . kemudian akan di tuangkan
ke dalam bentuk gerak yang mencerminkan masyarakat lombok yang sedang
melakukan tradsi bau nyale. Tari sebagai wujud ekspresi manusia yang bersifat
estetis, kehadirannya tidak bersifat independen, secara tekstual tari dapat dipahami
dari bentuk dan teknik yang berkaitan dengan komposisi dan teknik penari. Proses
penciptaan karya merupakan suatu pengungkapan ide oleh penata tari dalam bentuk
sebuah karya tari . Tahap pertama yang di lakukan penata melalui eksplorasi untuk
mencari gerak yang akan di gunakan dalam koreografi, baik proses di studio mapun di
luar studio untuk memperkaya imajinasi kreatif penemuan materi gerak-gerak baru
sebelum di transfer ke penari. Hal ini menjadi cara yang penting bagi penata dalam
memulai suatu proses garapan karya tari.
3. Judul Tari
Suatu karya diperlukan sebuah judul, karena sesuatu yang penting bagi penonton
untuk memperoleh gambaran apa yang akan ditampilkan dalam sebuah garapan tari.
Kemudian dalam garapan ini penata memberi judul tari “ sajojo” yang diambil dai
judul lagu yang mngiingnya yaitu’ lagu sajojo’, yang merupakan lagu dari daerah
Papua.
4. Tipe Tari
Dalam proses penggarapan karya ini, penata mengambarkan gerak tari melalui
rangsangan ide/gagasan dengan mendapatkan cerita di balik lagu yang mengiringi
tari sajojo.
5. Orientasi Garapan
Dalam karya tari ini, penata tari berorientasi pada gerakan daerahk yang
merupakan perpaduan antara gerakan tari Bali dan gerakan tari Banyuwangi.
Gerakan yang energik merupakan gerakan yang menggambarkan suka cita dalam
menyambut waktu bau nyale. Sedangkan gerakan lambat pada garapan ini
menggambarkan gerakan yang sedang fokus dalam mengambil nyale di pantai.
Adapun gerakan-gerakan simbolis yang menggambarkan adegan meniru suatu
kegiatan dalam bau nyale, contohnya dalam mencari nyale di laut yang
menggunakan alat bantuan penerangan berupa senter.
6. Mode Penyajian
Peyajian karya ini menggunakan mode penyajian tari secara representasional,
mode penyajian ini akan meghasilkan sebuah koreografi yang mengetengahkan
wujud ide dari obyek-obyek secara nyata (realistik) dengan dimikian, sesuatu
yang di gambarkan itu akan benar-benar tampak naratif (bercerita).
4. Property Tari
Properti panggung yang digunakan untuk kelengkapan tambahan yang
menjadi bagian dari seni pertunjukan tari. Properti tari memiliki kegunaan untuk
menciptakan suasana sekitar yang ingin ditampilkan dan menjadi gambaran
tentang ciri khas suatu kehidupan. Properti yang digunakan dalam karya tari ini
ada tiga macam properti yaitu berupa senter, jaring, dan ember.