Anda di halaman 1dari 11

SENI MUSIK DALAM PERTUNJUKKAN WAYANG Wayang adalah seni pertunjukkan yang telah berusia lebih dari 5 abad.

Pertunjukkan semalam suntuk yang biasanya membawakan cerita Ramayana dan Mahabharata ini menjadi media yang tepat untuk berefleksi dan memahami filosofi tentang kehidupan. Kata wayang sendiri berasal dari bahasa Jawa ayang-ayang yang artinya bayangan. Maksudnya di sini adalah bayangan kehidupan, tingkah laku dan sifat-sifat manusia yang diwujudkan melalui kesenian, melalui selembar kulit mati yang diberi warna dan bentuk. Tokoh-tokoh wayang menunjukkan karakter-karakter tersendiri yang nantinya akan memberi warna dalam suatu cerita pewayangan. Kesenian wayang adalah gabungan dari beberapa kesenian seperti seni tari, seni suara, seni drama, seni gamelan, seni sastra dan seni rupa. Kesemuanya saling berkesinambungan menyusun kesenian wayang dan memilik arti sendiri-sendiri. Di bawah ini akan dipaparkan mengenai seni musik dalam pewayangan, yaitu gamelan. Gamelan, orkestra tradisional pengiring wayang

Gamelan adalah kesenian musik ansambel tradisonal khas Jawa dan Bali. Gamelan yang terkenal di Indonesia adalah gamelan Jawa, gamelan, Sunda dan gamelan Bali. Selain itu, ada gamelan Banjar dan gamelan Banyuwangi. Gamelan biasanya disajikan sebagai iringan wayang, karawitan bebas, klenengan, konser gamelan, ludruk, ketoprak, sampai digunakan dalam upacara tradisional. Di Jawa, para penabuh gamelan disebut Niyogo. Penyanyi wanita dalam alunan gamelan disebut Pesinden dan penyanyi pria disebut Wira Swara.

A. Sejarah dan Asal Usul Gamelan Nama gamelan berasal dari kata gamel yang artinya memukul. Hal ini karena pada awal perkembangannya, gamelan didominasi oleh alat musik perkusi yang dimainkan dengan cara diketuk atau dipukul., yang kemudian dipadukan dengan alat musik lain. Gamelan adalah salah satu dari jenis kesenian tradisional yang masih mampu bertahan ditengah derasnya arus modernisasi saat ini. Bahkan, popularitas gamelan saat ini sudah merambah ke berbagai benua. Gamelan ini berkembang dan dikenal luas di Jawa Tengah serta Yogyakarta. Gamelan yang berkembang di sini adalah Gamelan Jawa. Gamelan Jawa berbeda dengan Gamelan Sunda dan Gamelan Bali. Perbedaan itu wajar, karena Jawa memiliki pandangan dan filosofi hidup tersendiri yang tertuang dalam alunan musik gamelannya. Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelannya adalah keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga memunculkan ekspresi yang tenag serta mewujudkan toleransi antar sesama. Filosofi hidup tersebut diterapkan melalui tarikan tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron, kendang dan gambang, serta suara gong pada setiap penutup irama. Karena itu, gamelan Jawa memiliki irama dan nada yang lebih lembut, dibandingkan gamelan Bali yang rancak dan lebih kuat, maupun gamelan Sunda yang mendayu-dayu. Kesenian gamelan telah dikenal luas sejak sebelum abad ke-8. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya relief gamelan di candi Borobudur. Pada beberapa bagian dinding candi Borobudur dapat kita lihat 17 jenis instrumen gamelan yaitu: kendang bertali yang dikalungkan di leher, kendang berbentuk seperti periuk, siter dan kecapi, simbal, suling, saron, gambang. Selain itu, ditemukan pula gambar relief kendang silindris, kendang cembung, kendang bentuk periuk, simbal (kecer), dan suling pada candi Prambanan. Gambar relief instrumen gamelan juga dapat ditemukan di candi-candi masa Jawa Timur, seperti pada candi Jago (abad ke -13 M) berupa alat musik petik: kecapi berleher panjang dan celempung. Ditemukan pula relief pada candi Ngrimbi (abad ke - 13 M) yang berupa reyong (dua buah bonang pencon). Pada candi Kedaton (abad ke-14 M) ditemukan relief gong besar. , dan kendang silindris di candi Tegawangi (abad ke-14 M). Pada candi induk Panataran (abad ke-14 M) ditemukan relief gong, bendhe, kemanak, kendang sejenis tambur; dan di pandapa teras relief gambang, reyong, serta simbal. Serta relief bendhe dan terompet yang ditemukan pada candi Sukuh (abad ke-15 M). B. Jenis-jenis Gamelan Perkembangan agama Hindu-Buddha yang mendominasi Nusantara pada masa itu dan persinggungan dengan budaya asing juga memberikan pengaruh yang sangat kuat pada kesenian gamelan. Perpaduan budaya-budaya tersebut melahirkan beberapa jenis kesenian gamelan seperti:

Gamelan Klenengan, berkembang di daerah Yogyakarta, Klaten dan Solo. Gamelan Klenengan hanya dimainkan sebagai instrumen pengiring penyanyi dan dilengkapi dengan backing vocal yang disebut gerong, tanpa disertai atraksi tarian. Gamelan gending Bonang (Solo) dan gamelan gending Soran (Yogyakarta). Gamelan ini tidak menggunakan alat musik lain selain perkusi. Gamelan Sekaten. Gamelan ini dimainkan pada penutupan upacara Sekaten. Gamelan Sekaten berukuran sedikit lebih besar dari gamelan gending Soran. Gamelan Perang. Gamelan ini lebih kompleks dari gamelan biasa dan digunakan untuk mengiringi prajurit.

Selain itu juga ada beberapa jenis gamelan Bali, seperti gamelan Gong Kebyar, gamelan Angklung, dan gamelan Gender Wayang. Semua jenis gamelan ini memiliki ciri khas masing-masing. C. Alat-alat Musik Gamelan

Gamelan umumnya terbagi menjadi dua laras yang berbeda yakni laras Slendro dan laras Pelog. Laras adalah susunan nada-nada dalam satu oktaf yang

sudah tertentu tinggi rendah dan tata intervalnya. Laras Slendro terdiri dari 5 nada (pentatonic), yaitu panunggal, gulu, dhadha, lima, enam; sedangkan Laras Pelog dibagi menjadi 7 nada (diatonic). Tujuh nada tersebut adalahbem, gulu, dhadha, papat, lima, nem, barang. Laras lain yang digunakan adalah laras Degung dan laras Madenda. Laras Degung adalah laras dengan nadanada khas Sunda dan Jawa Barat, sedangkan laras Madenda adalah laras nada yang menyerupai nada diatonic skala minor dan banyak digunakan dalam musik Eropa. Nada-nada yang bervariasi tersebut berasal dari perpaduan alat-alat musik gamelan. Apa saja alat musik gamelan tersebut? Berikut ini penjelasannya. 1. Kendang Kendang terbuat dari kayu dan kulit (kulit sapi atau kambing). Kendang ini dibunyikan dengan dipukul atau di-tepak dengan tangan, tanpa menggunakan alat bantu. Kendang yang kecil disebut ketipung, kendang yang berukuran sedang disebut kendang ciblon/kebar. Kendang paling besar dinamakan kendang gedhe atau biasa disebut kendang kalih. Kendang berfungsi sebagai pengatur atau pengendali (pamurba) irama lagu/gending. Cepat lambatnya alunan dan perubahan ritme, hidup dan tidaknya sebuah lagu atau gending tergantung pada kepiawaian pemain kendang yang disebut pengendang. Begitu pentingnya peranan kendang, biasanya seorang dalang akan membawa pengendang sendiri dalam setiap pementasannya, sehingga sang dalang akan lebih mantap dalam menggelar pakeliran-nya. Seorang pengendang bawaan dalang (gawan) biasanya sudah memahami dengan baik selera atau keinginan dalang. 2. Demung, Saron, Peking Alat musik ini berbentuk bilahan dengan enam atau tujuh bilah (satu oktaf) yang ditempatkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai resonator. Memainkannya dengan cara ditabuh dengan tabuh yang terbuat dari kayu. Terdapat 3 jenis, berdasarkan ukurannya yaitu: Demung

Demung berukuran paling besar dan beroktaf tengah. Balungan atau

rangkaian melodi dalam gamelan dimainkan dalam wilayah yang terbatas. Jumlah demung dalam satu set gamelan minimal ada dua, yaitu demung laras Slendro dan demung laras Pelog. Walaupun demikian, saat ini banyak set gamelan yang menggunakan lebih dari satu demung. Hal ini bertujuan untuk membuat suasana menjadi lebih ramai dan menampilkan kesan kolosal atau semarak, sehingga dapat menarik minat banyak penonton.
Saron

Saron berukuran lebih kecil daripada demung dan beroktaf tinggi. Sama seperti demung, balungan pada saron dimainkan dalam wilayah yang terbatas. Satu set gamelan biasanya memiliki 2 buah saron, meskipun ada yang memiliki lebih dari itu. Saron ini berfungsi memainkan lagu jalin menjalin yang bertempo cepat. Peking (Saron penerus)

Peking berbentuk seperti saron kecil dan beroktaf paling tinggi. Saron penerus atau peking berfungsi sebagai timbangan, artinya mengimbangi bonang penerus dalam membuat melodi lagu. 3. Gong dan Kempul

Gong berfungsi untuk menandai permulaan dan akhiran gendhing serta memberi rasa keseimbangan setelah berlalunya kalimat gendhing yang panjang. Rangkaian instrumen gong terdiri dari kempul, yaitu gong gantung yang berukuran kecil; gong suwukan atau gong siyem, yaitu gong gantung yang berukuran sedang; dan gong besar (ageng). Ketiganya digantung pada satu tempat yang disebut gayor. 4. Bonang Bonang dibagi menjadi dua jenis, yaitu bonang barung dan bonang penerus.

Perbedaannya pada besar dan kecilnya saja, dan juga pada cara memainkan iramanya. Bonang barung adalah bonang yang berukuran besar dan beroktaf tengah sampai tinggi. Pada jenis gendhing bonang, bonang barung memainkan pembuka gendhing dan menuntun alur lagu gendhing. Bonang panerus adalah bonang yang berukuran kecil dan beroktaf tinggi. Dalam penerapannya, bonang penerus bekerja sama dengan bonang barung memainkan pola-pola lagu jalin menjalin. 5. Slentem Slentem berbentuk bilah seperti gender, namun lebih panjang dan lebih lebar. Kadang, slentem disebut sebagai gender panembung. Slentem mempunyai bilah sebanyak bilah saron dan beroktaf rendah. Balungan dimainkan dalam wilayah yang terbatas 6. Gender Gender terbuat dari logam perunggu, kuningan dan/atau besi. Bahan yang paling bagus adalah yang terbuat dari perunggu karena selain tampilannya menarik, bunyinya juga lebih nyaring dan jernih. Gender terdiri dari rangkaian bilah-bilah yang di sambung oleh tali yang disebut pluntur dan di topang oleh sanggan yang terbuat dari bahan logam, bambu, dan/atau tanduk binatang (sungu) yang telah dibentuk sedemikian rupa. Rangkaian bilah-bilah gender diletakkan di atas rancakan yang ditengah-tengah bagian bawahnya diberi bumbung (bahan dari bambu) datau logam (seng) yang berfungsi sebagai resonator. Gender ini dimainkan dengan tabuh berbentuk bulat (dilingkari lapisan kain) dengan tangkai pendek. Sesuai dengan fungsi lagu, wilayah nada, dan ukurannya, ada dua macam gender, yaitu gender barung (Babok) dan gender penerus (Lanang). Fungsi gender adalah untuk mebangun suasana kelir (adegan wayang yang sedang berlangsung). 7. Kethuk dan Kenong

Kenong dan kethuk adalah instrumen yang berbentuk mirip gong berposisi horisontal. Kenong dan kethuk berfungsi untuk menggaris-bawahi struktur gendhing dan pendukung irama gendhing. Perbedaan kenong dan kethuk hanya pada irama bermainnya saja. Keduanya selalu bermain jalin-menjalin. 8. Gambang Instrumen ini dibuat dari bilah-bilah kayu yang dibingkai pada gerobogan yang juga berfungsi sebagai resonator. Bilah gambang biasanya berjumlah 17 sampai 20, dan mencakup 2 oktaf atau lebih. Gambang dimainkan dengan tabuh berbentuk bundar dengan tangkai panjang biasanya dari tanduk/sungu. Satu set gamelan biasanya memiliki 2 gambang, Slendro dan Pelog. Fungsinya adalah sebagai pengisi lagu atau gendhing. 9. Rebab

Rebab adalah instrumen yang terbuat dari kayu, kawat (string), semacam kulit yang tipis atau kain yang dibordir untuk menutup lubang pada badan rebab (babat). Bagian rebab atau badan rebab berfungsi sebagai resonator (bathokan). Cara membunyikan rebab adalah digesek dengan alat yang disebut kosok. Kosok biasanya terbuat dari rambut ekor kuda, namun saat ini terbuat dari senar plastik. Rebab berfungsi sebagai pembuka dan pemimpin gendhing. Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja. Pada kebanyakan gendhing, rebab juga memberi tuntunan musikal kepada ansambel untuk beralih dari seksi yang satu ke yang lain.

10. Siter Siter merupakan instrumen gamelan yang sumber bunyinya adalah string (kawat). Memainkannya adalah dengan cara dipetik. Jenis instrumen ini ada tiga macam, yaitu siter, siter penerus (ukurannya lebih kecil dari pada siter), dan clempung (ukurannya lebih besar dari pada siter). Fungsi siter adalah sebagai pengisi lagu. 11. Suling Instrumen gamelan ini terbuat dari bambu wuluh atau paralon yang diberi lubang sebagai penentu nada atau laras. Pada salah satu ujungnya diberi lapisan tutup yang dinamakan jamangan yang berfungsi untuk mengalirkan udara sehingga menimbulkan getaran udara yang menimbulkan bunyi atau suara. Teknik membunyikannya adalah dengan cara di tiup. Suling ada dua jenis, yaitu suling yang berlaras Slendro dan Pelog. Suling berlaras Slendro memiliki empat lubang yang hampir sama jaraknya, sedangkan yang berlaras Pelog dengan lima lubang dengan jarak yang berbeda. Ada pula suling dengan enam lubang yang bisa digunakan untuk laras Pelog dan Slendro. Fungsi suling adalah sebagai pengisi lagu. Itulah tadi berbagai macam instrumen dalam kesenian musik gamelan. Paduan berbagai alat musik dan laras nada tersebut menghasilkan musik ansambel yang megah dan melodius. Kemegahan dan keunikan gamelan inilah yang membuatnya mampu bertahan lama di era globalisasi dan modernisasi ini dan bahkan dipadukan dengan jenis musik lain seperti musik jazz, fusion, pop, dan lainlain, serta merambah ke berbagai benua.

DAFTAR PUSTAKA http://engineear.net/2009/06/13/wayang/ http://en.wikipedia.org/wiki/P%C3%A9log http://en.wikipedia.org/wiki/Sl%C3%A9ndro http://haxims.blogspot.com/2009/10/sejarah-gamelan-jawa-dan.html http://sosbud.kompasiana.com/2010/01/21/wayang-kulit-purwa-3-instrumen-musikgamelan-jawa/ (sumber gambar) http://yudhipri.wordpress.com/2010/06/15/bagian-alat-musik-gamelan/ (sumber gambar)

http://wayang.wordpress.com/2010/03/06/gamelan-orkestra-a-la-jawa/#more-1160 http://www.anneahira.com/alat-musik-tradisional-gamelan.htm http://www.anneahira.com/gamelan.htm

MAKALAH UTS WAYANG

AFRIZAL FALDY PRATAMA 1106019395 TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL

Anda mungkin juga menyukai