Anda di halaman 1dari 2

Afrizal Faldy Pratama/1106019395/Kel.

2
Effects of Rolling and Cooling Conditions on Microstructure and Mechanical Properties
of Low Carbon Cold Heading Steel
Berbagai macam tingkatan baja cold heading digunakan secara luas untuk
komponen-komponen pada industri mekanikal dan bangunan. Dibandingkan baja
karbon medium, baja karbon rendah lebih dipilih dalam proses manufaktur baja cold
heading karena lebih mampu untuk menahan deformasi saat proses pembentukan.
TMCP atau thermomechanical controlled process dapat meningkatkan mikrostruktur dan
sifat-sifat mekanis dari baja karbon rendah ini. Selain komposisi, parameter-parameter
proses seperti pengerolan dan pendinginan dapat mempengaruhi morfologi perlit dan
ukuran butir ferit dari baja karbon rendah. Pada jurnal ini, TMCP dilakukan dengan hot
rolling mill. Mikrostruktur dan sifat mekanis baja kemudian diamati.
Ingot paduan dengan berat 55 kg dilelehkan dalam vacuum induction furnace,
lalu dicor dan di-forging menjadi delapan bagian dengan ukuran masing-masing 80 mm x
80 mm x 30 mm. Baja kemudian dipanaskan kembali pada suhu 1150C dan suhu start
rolling sebesar 1000C diaplikasikan saat proses controlled rolling. Delapan slab dirol
pada interval tertentu selama dua passing proses pengerolan untuk mendapatkan suhu
finish rolling yang beragam. Setelah proses pengerolan akhir, empat slab didinginkan
dengan air pada 12,63 37,5C/s hingga suhu 600C (absolute error dibatasi 20 30C),
lalu didinginkan dengan udara hingga suhu kamar. Empat slab lain didinginkan langsung
dengan udara hingga suhu ruang. Empat spesimen dipotong dari tiap slab searah dengan
arah pengerolan, lalu dilakukan uji tarik.
Efek dari parameter proses pada sifat mekanis kemudian dianalisa. Terlihat dari
tabel 3 bahwa pendinginan cepat setelah deformasi akan meningkatkan ultimate tensile
strength (R
m
) dan yield strength (R
eL
). Sifat mekanis dari spesimen 2 dan 3 yang diproses
dengan TMCP terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan baja standar ML30 dan ML35.
Spesimen 4 bahkan mencapai standar baja cold heading tertinggi (baja ML45) akibat
proses TMCP ini. Sifat mekanis spesimen 1 melewati baja standar ML40 akibat
pendinginan yang dipercepat, meskipun suhu akhir pengerolan diset 950C. Sebaliknya,
sifat mekanis dari spesimen-spesimen yang didinginkan dengan udara menunjukkan nilai
yang rendah, kecuali spesimen 8 (dengan suhu akhir pengerolan 800C).
Efek dari parameter proses terhadap mikrostruktur akhir juga diamati. Gambar 2
dan 3 menunjukkan mikrostruktur dari tiap-tiap spesimen. Terlihat adanya perlit dalam
Afrizal Faldy Pratama/1106019395/Kel. 2
jumlah yang cukup banyak pada mikrostruktur dengan laju pendinginan yang tinggi. Dari
gambar juga terlihat bahwa semakin tinggi laju pendinginan, semakin halus butir ferit.
Pada spesimen 2 dan 3, terutama pada spesimen 2 pada gambr 2 (b), terlihat bentuk
Widmanstatten. Sedangkan mikrostruktur hasil pendinginan udara terdiri dari ferit dan
perlit yang berbentuk poligon. Butir feritnya juga lebih kasar, kecuali spesimen 8 yang
dirol pada suhu relatif rendah, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3 (d). Observasi
terhadap mikrostruktur secara lebih detail dilakukan dengan SEM. Struktur acicular
terlihat pada spesimen 2 [gambar 4 (b)]. Suhu pengerolan yang rendah menghasilkan
mikrostruktur yang didominasi oleh perlit pada pendinginan cepat, seperti ditunjukkan
oleh gambar 4 (d). Dari gambar 5 terlihat butir ferit yang kasar pada spesimen 5, 6, dan 7,
meskipun deformasi pada suhu rendah untuk spesimen 8 dapat menghaluskan ferit.
Fraksi perlit dari spesimen-spesimen pada kondisi pendinginan dan pengerolan
yang bervariasi ditunjukkan oleh gambar 6. Terlihat bahwa pendinginan cepat setelah
deformasi akan menghasilkan peningkatan jumlah fraksi perlit, terutama setelah
pengerolan dengan suhu rendah. Adanya perlit pada mikrostruktur juga mampu
meningkatkan kekuatan tarik spesimen, terutama ditunjukkan oleh spesimen 8. Ukuran
butir ferit rata-rata dari spesimen-spesimen ditunjukkan oleh gambar 7. Spesimen 4 dan
8 menunjukkan ukuran butir ferit yang lebih halus setelah dilakukan pengerolan suhu
rendah. Ukuran butir ferit spesimen 4 yang halus diakibatkan oleh suhu pengerolan yang
rendah, ferit poligonal, dan jumlah perlit yang cukup banyak. Dibawah kondisi suhu
deformasi yang rendah, dimungkinkan bahwa austenit yang terdeformasi tidak mampu
atau hanya sebagian berekristalisasi, sehingga menciptakan kondisi untuk deformation
induced ferrite transformation (DIFT). Terlihat juga bahwa pendinginan cepat setelah
pengerolan juga mampu menghaluskan ukuran butir ferit.
Evolusi mikrostruktur dari baja cold heading karbon rendah terutama lebih
dipengaruhi oleh kondisi pendinginan dibandingkan dengan kondisi pengerolan.
Spesimen-spesimen dengan pendinginan air memiliki jumlah ferit halus dan perlit yang
lebih banyak dibandingkan dengan spesimen-spesimen hasil pendinginan udara.
Referensi:
Di Wu, Wei Lu, & Zhuang Li. 2012. Effects of Rolling and Cooling Conditions on
Microstructure and Mechanical Properties of Low Carbon Cold Heading Steel. Journal of
Iron and Steel Research International, 19(11), 64-70.

Anda mungkin juga menyukai