Anda di halaman 1dari 1

Afrizal Faldy Pratama, 1106019395

Akar dari Hedonisme: Menguapnya Kreativitas Bangsa


Dewasa ini, kita tidak perlu heran jika melihat seorang anak SMA membawa mobil ke sekolah, anak SD memainkan BlackBerry di tangannya, atau mahasiswa yang berbelanja di mall dengan riangnya. Semua contoh ini menunjukkan budaya hedonisme yang sudah sangat menjamur di seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, mulai dari pejabat hingga anak SD sekalipun. Sungguh ironis jika mengingat status negara Indonesia sebagai negara berkembang. Lalu, apa itu hedonisme? Hedonisme adalah suatu pandangan hidup yang

mementingkan kesenangan dan kemewahan fisik, memandang kesenangan sebagai tujuan pokok dalam hidup. Jika ditelisik lebih dalam lagi, budaya hedonisme ini ternyata sudah mulai mengakar di Indonesia sejak lama, terutama setelah kemerdekaan. Pada era Soeharto, hedonisme ini berkembang pesat seiring dengan kencangnya laju pembangunan dan arus globalisasi. Di saat segala informasi bisa menyebar dengan cepatnya, sesuatu yang dianggap tabu pun bisa dianggap hal yang lumrah. Moralitas bangsa pun ambruk. Pembangunan dan globalisasi secara nyata melahirkan generasi serba instan, dekadensi moral, dan konsumerisme. Keinginan mendapatkan segala sesuatu dengan cepat, membuat semangat kreativitas dan produktivitas, pikiran kritis, dan daya cipta bangsa Indonesia menguap. Masyarakat lebih suka menghambur-hamburkan uang untuk memenuhi keinginannya, memuaskan nafsu dan dahaga untuk bersenang-senang, daripada susah-susah membuat dan merancang sesuatu yang lebih berguna. Hal ini dapat kita lihat di lingkungan kampus, mahasiswa-mahasiswa yang lebih senang berbondong-bondong mencari smart phone terbaru, daripada memikirkan bagaimana caranya untuk menciptakan smart phone sendiri, asli dalam negeri. Budaya konsumerisme mewabah, berkembang hingga akhirnya mencapai tahap yang lebih tinggi, yaitu hedonisme. Ya, itulah kenyataannya. Hedonisme lahir dari hal sepele: keinginan hidup senang secara instan. Kreativitas dan inovasi untuk menciptakan sesuatu pun dikesampingkan. Semua demi pemenuhan kebutuhan akan kesenangan hidup di dunia yang fana ini.

Disarikan karakter/

dari:

http://hardika.blog.fisip.uns.ac.id/2012/04/03/hedonismesebuah-tujuan-pelariandan http://www.sman2-tsm.sch.id/2011/10/pendidikan-

atau-kehancuran-bagi-bangsa-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai