Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN

MUSEUM DHARMA WIRATAMA

RIZQI APSARI FAIRUZ KAMILA


24
Sekolah Menengah Atas Negeri 6
Yogyakarta
X-8
2015

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan kunjungan museum merupakan kegiatan wajib sekolah. Kunjungan
museum ini dilaksanakan pada saat MOPDB atau Masa Orientasi Peserta Didik Baru.
Kunjungan moseum ini diikuti oleh seluruh peserta didik baru tahun ajaran 2015/2016.
Dikarenakan rasa bela negara yang mulai terkikis pada era globalisasi seperti
sekarang, sangat penting bagi sekolah untuk menanamkan nilai nilai bela negara pada
setiap peserta didik baru. Untuk mengantisipasi terkikisnya rasa bela negara SMA N 6
Yogyakarta mengadakan kunjungan ke museum TNI AD Dharma Bakti Wiratama yang
tidak berada jauh dari sekolah

B. Tujuan Kegiatan
1. Membangkitkan rasa bela negara
2. Mengetahui sejarah kemerdekaan Indonesia

C. Manfaat Kegiatan
Menambah wawasan siswa serta mengembalikan rasa bela negara

BAB II
ISI
A. Riwayat Museum
Sejak tahun 1956 sejarah militer Angkatan Darat telah merintis berdirinya
museum untuk menampung benda-benda koleksi perjuangan TNI AD. Dengan
pertimbangan bahwa Museum TNI AD mempunyai tugas, fungsi, dan peranan sebagai
bagian dari Dinas Sejarah Militer Angkatan Darat dengan sasaran mewariskan nilainilai kejuangan para pahlawan bangsa, khususnya TNI/ ABRI.
Museum tersebut direncanakan berdiri di Kota Yogyakarta, mengingat kota ini
pernah menjadi ibu kota RI dimasa perang kemerdekaan. Untuk itu Sejarah Militer
Angkatan Darat menjalin kerjasama dengan perintis Monumen Setengah Abad
Kebangkitan Nasional yang diketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Atas
kerjasama dan izin yang diberikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, pihak
Sejarah Militer Angkatan Darat diberi izin menggunakan sebagian tanah kompleks
Brontokusuman 24, Yogyakarta (sekarang Jalan Kolonel Sugiyono 24). Pendirian
museum tersebut disahkan oleh Kasad dengan Surat Keputusan No. 760/9/1959,
tanggal 8 September 1959.
Pada tanggal 17 Juni 1968 Museum TNI AD dipindahkan ke gedung tempat
kediaman resmi Panglima Besar Jenderal Sudirman di Jalan Bintaran Wetan 3,
Yogyakarta. Dan dari gedung itu pulalah semua kebijakan perjuangan TNI/ ABRI
diolah dan dicetuskan.
Beberapa tahun kemudian terjadi perkembangan, sehubungan dengan
kemajuan lingkup perjuangan TNI AD yang harus diabadikan dalam Museum.
Penggunaan gedung tersebut sebagai museum TNI AD dianggap tidak memadai lagi,
karena gedung itu lebih tepat bila difungsikan sebagai ""Museum Sasmitaloka
Pangsar Jenderal Sudirman"". Museum itu ditugasi menghimpun dan menyajikan
koleksi yang berhubungan dengan biografi dan perjuangan Panglima Besar Jenderal
Sudirman. Adapun gedung baru yang direncanakan sebagai Museum Pusat TNI AD
adalah bekas ""Benteng Vredeburg"" di Jalan A. Yani Yogyakarta. Tetapi pada saat itu
Presiden Suharto mempunyai gagasan bahwa ""Benteng Vredeburg"" lebih
tepat jika dimanfaatkan untuk Taman Budaya yang pengelolaannya diserahkan kepada
Depdikbud. Dan selanjutnya, Sejarah Militer Angkatan Darat mengajukan alternatif
pembangunan gedung Museum Pusat TNI AD kepada Kasad, diantaranya
menggunakan Gedung Markas Korem 072/ Pamungkas yang terletak di Jalan Jenderal
Sudirman 47 (sekarang No.75), Yogyakarta. Selanjutnya, diadakan koordinasi dengan
Kodam VII/ Diponegoro (sekarang Kodam IV / Diponegoro) selaku instansi yang
membawahi Korem 072/ Pamungkas.
Adapun sejarah singkat gedung Markas Korem 072/ Pamungkas tersebut,
antara lain : gedung itu pada masa penjajahan Belanda merupakan tempat tinggal

pejabat administratur perkebunan Belanda yang membawahi daerah Jawa Tengah dan
Yogyakarta. Pada masa perang Kemerdekaan gedung itu pernah dipakai sebagai
Markas Besar Tentara Keamanan Rakyat. Penggunaan gedung itu dimaksudkan untuk
melestarikan gedung itu sendiri yang mempunyai nilai sejarah. Kasad menyetujui
rencana ini sehingga dikeluarkanlah surat perintah kepada Pangdam VII/
Diponegoro agar menyerahkan gedung tersebut untuk dimanfaatkan sebagai Museum
Pusat TNI AD Dharma Wiratama. Berdasarkan Surat Keputusan Kasad No. Skep/
547/ VI/ 1982, tanggal 17 Juli 1982 Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama
disahkan dan diresmikan pada tanggal 30 Agustus 1982 oleh Kasad Jenderal TNI
Poniman.

B. Ruangan Museum
RUANG 1 (Teras Museum)
Di sini, terdapat foto-foto para kasad sejak dahulu sampai sekarang. Selain itu
terdapat peta Indonesia sekaligus skema sejarah perjuangan TNI AD.
RUANG 2(Ruang Pangsar Jendral Soedirman)
Dulunya ruang 2 ini adalah kantor kerja Panglima Besar Jendral Soedirman.
Di ruang ini terdapat skema perang gerilya sekauh 1008 km dengan menghabiskan
waktu 7 bulan. Dalam kondisi sakit jend. Sudirman tetap meminmpin perang
RUANG 3(Ruang Urip Sumoharjo)
Ruang ini dulunya juga merupakan ruang kerja Pak Urip Sumoharjo.
Didalamnya terdapat kursi dan meja di pojok, ada juga patung setengah badan Pak
Urip, begitu juga foto-foto saat beliau masih hidup.
RUANG 4(Ruang Palagan)
Ruang palagan menceritakan tentang 8 palagan yang terjadi dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan NKRI. Ruang ini bercerita tentang Palagan Medan,
Palembang, Bandung, Ambarawa, Surabaya, Bali, Makasar
RUANG 5(Ruang Senjata Modal Perjuangan)
Ruang senjata di museum berisi pembanding antara senjata pejuang indonesia
dengan penjajah.
RUANG 6(Ruang Dapur Umum)
Ruangan ini menyajikan berbagai maca alat masak tradisional yang digunakan
selama perang
RUANG 7(Ruang Alat hubungan dan Alat kesehatan)
Ruangan ini menyajikan alat alat kesehatan dan alat komunikasi pada masa
perang. Alat kesehatan yang digunakan pada jaman dahulu masihlah sangat kasar dan
besar begitu pula dengan alat komunnikasinya yang sangat rempong untuk dibawa
kemana mana.

RUANG 8(Ruang Animasi)


Di ruang ini terdapat lcd proyektor untuk menampilkan film- film sejarah
seperti sejarah jend. Sudirman dan lain- lain. Dilengkapi dengan AC, speaker dan
sofa. Ruang ini ruangan paling enak soalnya adem.Namun sayangnya ruangan ini
sempit jadi untuk menonton, pengunjung harus bergantian.
RUANG 9(Ruang Perang Medical)
Ada lampu teplok yang bisa mati sendiri di ruangan ini. Fyi doang sih, duh
gabut maafkan. Jadi ceritanya lampunya itu mati sendiri pas penyergapan di tempat
bung Karno, jadi bung Karno selamat deh dan penjajah langsung pergi tanpa
memeriksanya lagi.
RUANG 10(Ruang Perang Kemerdekaan)
Disini terdapat berbagai senjata rampasan dan meja-meja kayu yang sangat
tua. Meja-meja disini dahulunya adalah meja yang ada di ruang kerja Pak Soeharto.
RUANG 11(Ruang Panji-panji)
Panji- panji itu maksudnya tanda pangkat gitu jadi kaya dipajang tanda
pangkat paling rendah sampai pangkat paling tinggi dipajang di ruangan 11.
RUANG 12(Ruang Gamad)
Ruang gamad adalah ruang display untuk menapilkan seragam dari TNI AD
baik untuk laki- laki maupun perempuan. Seragam-seragam ini masih asli dan
dahulunya pernah dipakai oleh para pejuang. Ketika saya bertanya bagaimana pakaian
ini bisa tetap terawat dan tidak busuk atau rusak, ternyata ada metode yang disebut
fumigasi. Fumigasi adalah cara menjaga keawetan suatu barang yang terbuat dari kain
atau kertas dengan cara memasukkan pakaian ke ruangan yang sangat tertutup.
Kemudian di ruangan itu, barang-barang tersebut akan diberi suatu zat kimia yang
berfungsi untuk membunuh kuman, bakteri, dan sebagainya. Metode ini dilakukan 6
bulan sekali. Fumigasi tidak merubah bentuk dan rupa dari pakaian tersebut. Bahkan
noda tanah pun tidak hilang.
RUANG 13(Ruang Tanda Jasa)
Piagam, surat penghargaan, dan tanda jasa lainnya semua disimpan dengan
rapi di ruangan ini.
RUANG 14(Ruang Peristiwa)
Peristiwa PKI
RUANG 15(Ruang Peristiwa)
Peristiwa DI/TII
RUANG 16(Ruang Peristiwa)
Ruang peristiwa yang ketiga ini menympan berbagai benda yang berhubungan
dengan perlawanan musuh dari negeri sendiri. Yait dari daerah-daerah yang ingin
melepaskan diri dari Indonesia, seperti Irian Jaya, Maluku, dan Timor Leste. Setelah

mengunjungi ruang ini saya pun tahu, bahwa bendera negara Timor Leste yang ada
sekarang ternyata sudah ada sejak dulu.
RUANG 17(Ruang Alat dan Peralatan)
Disini kita bisa melihat printer yang ukurannya sangat besar, lebih besar dari 3
kompor gas yang ditumpuk. Ada pula tape recorder yang sebesar mesin cuci. Selain
itu disini juga ada berbagai alat komunikasi seperti telephone, pemancar sinyal radio,
dan lain-lain.
RUANG 18(Ruang Piagam Keutuhan TNI AD dan Kontingen Garuda)
Tidak hanya sekali, TNI AD pernah dikatakan sudah tidak punya kekuatan,
bahkan dikatakan bubar. Namun, hal itu tak pernah terjadi, TNI AD tetap selalu ada
untuk negara. Ruang ini menunjukkan bahwa sejak dul hingga kini TNI AD selalu
utuh.
RUANG 19(Ruang Pahlawan Revolusi)
Pahlawan revolusi adalah gelar yang diberikan pada 7 pahlawan ditambah 2
pahlawan dari jogja (Katamso dan sudirman)
RUANG 20(Ruang Trikora)
Ruang Trikora bercerita tentang perjuangan pembebasan Irian Barat dari
tangan Belanda. Disini kita bisa melihat berbagai gambar dan lukisan tentang perang
yang terjadi. Disini juga ada bendera PBB dan foto-foto upaya pembebasan Irian
Barat melalui jalur diplomasi. Dengan berada di ruangan ini, kita bisa tahu siapa saja
orang yang pernah berperan penting dalam operasi Trikora. Ternyata upaya
mempertahankan ibu pertiwi benar-benar luar biasa.
RUANG 21(Ruang Penumpasan G30S PKI)
Disini terdapat mobil yang dulu dipakai Pak Soeharto. Mobil tua berwarna
hijau seperti hijau di seragam tentara ini sudah tidak berfungsi lagi, namun keadaan
mobil terlihat masih sangat terawat.

C. Pandangan, Tanggapan, Cerita Unik serta apresiasi


Pandangan dan tanggapan saya adalah museum sudah cukup baik, tertata, rapi,
dan bersih. Tempat ini sangat cocok untuk sarana edukasi dan rekreasi. Tempat ini
juga memberikan banyak inspirasi agar kita lebih mencinta serta lebih mengenal
negara kita tercinta.
Cerita unik yang saya temui di museum adalah dimana masih ada beberapa
tour guide yang yang berbicara dengan sangat cepat dan membuat kamu sebagai
pengunjung kewalahan untuk mencerna apa yang beliau katakan. Cerita unik lainnya
juga saya temukan ketika masuk kedalam bunker yang gelap, tangga naiknya sangat
menyenangkan.

BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Museum dharma wiratama koleksinya lengkap, aset aset museum juga tertata rapi dan
dilengkapi keterangan. Aset yang asli dan bukan tiruan membuat nilai tambah pada
museum ini. Namun kurangnya iklan pada museum ini membuat banyak masyarakat
tidak mengetahui keberadaan dari museum ini

B. Saran
Mungkin karena kurangnya pemberitaan terkait museum ini, museum ini jadi relatif
sepi padahal isinya sangat bagus dan mengedukasi. Mungkin untuk kedepannya bisa
ditambahkan iklan agar masyarakat luas banyak tau.

Daftar Pustaka
1. http://wiratama.museumjogja.org/id/album/1-museum-dharma-wiratama
2. http://wiratama.museumjogja.org/id/collection
3. https://gudeg.net/id/directory/12/278/Museum-Dharma-WiratamaYogyakarta.html#.VbuBfM8ircs
4. http://www.caraseobali.com/2015/03/cara-membuat-laporan-kegiatan-yang-baik.html
5. http://isnakurniawati.blogspot.com/2014/04/contoh-laporan-kunjungan-museum.html
6. http://wiratama.museumjogja.org/id
7. http://yogyakarta.panduanwisata.id/wisata-sejarah-2/museum-dharma-wiratama-warisanperjuangan-tni-angkatan-darat/
8. http://sastraperancisugm12.blogspot.com/2012/12/museum-pusat-tni-ad-dharmawiratama.html
9. http://www.tasteofjogja.org/contentdetil.php?
kat=artk&id=MTA=&fle=Y29udGVudC5waHA=&lback=a2F0PWFydGsmYXJ0a2thdD
0xMCZsYmFjaz0=

Anda mungkin juga menyukai