A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Museum pusat ABRI merupakan gedung yang besar dan megah. Gedung
ini dahulu bernama Wisma Yaso, terletak di Jln. Gatot Subroto, Jakarta Selatan dan
dibangun pada tahun 1960. Semula gedung ini merupakan tempat kediaman
Nyonya Ratna Sari Dewi Sukarno, salah satu isteri Presiden Sukarno. Gagasan
untuk mendirikan museum ABRI dicetuskan oleh Kepala Pusat Sejarah ABRI saat
itu, Drs. Nugroho Notosusanto. Pembangunannya dimulai sejak 15 November
1971, dan baru selesai pada tahun 1979, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto
pada tanggal 5 Oktober 1972. Museum Satria Mandala berada di dalam lingkungan
Pusjarah TNI dan menampilkan secara visual tahapan-tahapan perjuangan rakyat
Indonesia.
B. MetodeObservasi
Kita mengumpulkan data dari mulai kita masuk ke dalam ruangan tersebut
bertemu dengan pemandunya yang bekerja di Museum Satria Mandala tersebut
mulai dari awal di jelaskan dari :
1. Pintu Masuk
Museum Satria Mandala dilihat dari depan dengan bendera merah putih
diujung atas tiang yang diapit oleh dua buah artileri pertahanan udara. Halaman
depan Museum Satria Mandala ini sangat luas dan dinaungi oleh pepohonan
yang rindang. Koleksi pertama yang kita jumpai ketika memasuki pintu
pertama adalah konsep teks proklamasi yang ditulis tangan dan di tanda tangani
oleh Bung Karno dan Muhammad Hatta atas nama bangsa Indonesia. Selain itu
juga terdapat panji-panji kebesaran TNI dari Angkatan Laut, Angkatan Udara,
Angakatan Darat, dan Kepolisian Republik Indonesia.
2. Ruang Diorama
5. Ruang Diorama
9. Ruangan Senjata
Ada banyak jenis pesawat yang dapat dilihat di Taman. Salah satunya
adalah pesawat P-51 Mustang buatan Amerika Serikat yang dijuluki Si Kuda
Liar atau Si Cocor Merah. Pesawat ini merupakan pesawat yang banyak dipakai
pada masa Perang Dunia II. Di lingkungan TNI-AU, si Cocor Merah telah
melahirkan sejumlah penerbang hebat seperti Marsekal TNI Ramli dan Marsda
TNI Leo Wattimena. Banyak jasa yang telah diberikan oleh Si Cocor Merah,
berupa dukungan pasukan darat, laut dalam berbagai operasi.
Beberapa operasi udara yang pernah dilakukan oleh pesawat P-51 Mustang
ini adalah Operasi Tegas di Sumatera tahun 1955 dalam penumpasan separatis
PRRI/Permesta. Kemudian ada Operasi Sambar Kilat di Kalimantan Barat 1966
dalam menumpas G-30/PKI yang menamakan dirinya PGRS/Paraku. Ada pula
Operasi Trikora di Irian Barat dalam rangka membebaskan Irian Barat dari
cengkeraman Belanda. Dalam Operasi Trikora ini disiapkan tujuh pesawat P-51
Mustang sebagai unsur serang pertahanan udara.
Pada awal tahun 1970-an pesawat P-51 Mustang ini dinyatakan grounded,
dikarenakan usianya yang sudah tua, dan sukucadangnya yang langka. Pesawat
ini pernah menunjukkan kebolehannya dalam demonstrasi terbang lintas,
bersama-sama pesawat masa itu pada peringatan Hari ABRI tahun 1985 di
Kemayoran, Jakarta. Sekitar 20 tahun masa pengabdianya di AURI, pesawat ini
telah banyak mewarnai sejarah dan perjuangan TNI AU dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pertahanan udara di wilayah NKRI. Selain si Cocor Merah,
ada juga pesawat anti kapal selam atau juga dapat disebut Fairy Gannet.
Pesawat ini sangat khas, pertama karena sosoknya yang terlihat tambun dan
kedua, Gannet punya dua bilah baling-baling yang sejajar di bagian hidung.
Dua bilah baling-baling ini berputar saling berlawanan arah. Masuknya pesawat
AKS jenis Ganet ke jajaran TNI-AL diawali dengan .kontrak pembelian
pesawat Gannet tipe AS-4 dan T-5 oleh KSAL dengan pihak Fairey Aviation
Ltd (Inggris) pada tanggal 27 Januari 1959 di Jakarta. Sebagai pesawat AKS,
Gannet dirancang untuk bisa beroperasi dari landasan kapal induk, untuk itu
sayap Gannet dapat dilipat dan untuk pendaratan dilengkapi pengait. Gannet
yang dirancang pasca perang dunia kedua (1955) dioperasikan oleh empat
negara, yakni Inggris, Indonesia, Australia dan Jerman. TNI-AL sendiri
menempatkan satuan Gannet dalam skadron 100 AKS sebagai bagian dari
kampanye operasi Trikora.
A. Kesimpulan