Disusun oleh :
SARAH TASKIA PRISSYNISA (20190340044)
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen : Dr. H. Tri Pitara M.S.Si.,M.Kes.
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, budaya, dan juga
agama. Ada lima agama yang sejak dulu resmi diakui di Indonesi, yaitu Islam, Kristen,
Kristen Protestan, Hindu, dan Budha. Diakuinya kelima agama ini secara hukum oleh
pemerintah harusnya menjadi jaminan keamanan dan kenyamanan dalam beribadah dan
hidup beragama, serta menjadi modal untuk terciptanya kerukunan antar umat
beragama. Namun kenyataannya dari dulu hingga saat ini konflik dan kerusuhan antar
umat beragama masih sering terjadi, baik itu berupa intimidasi, perusakan rumah
ibadah, hingga bentrok fisik.
Kerusuhan Islam-Kristen serta perusakan rumah ibadah yang banyak terjadi di
Indonesia dipicu oleh banyak hal. Salah satunya karena memang konflik Islam-Kristen
telah memiliki sejarah panjang sejak kedua agama ini bertemu. Sejarah hubungan
kedua agama ini lebih sering diwarnai suasana saling curiga, saling membenci, dan
bermusuhan. Karena alasan itu pula pada akhirnya dicurigai konflik Islam-Kristen
kemungkinan disebabkan campur tangan pihak ketiga atau oknum yang sengaja
mengadu domba umat Islam-Kristen, dengan tujuan menyebarkan keresahan dan
mengacaukan stabilitas untuk mencapai misi-misi lain yang mereka rencanakan. Hal
inilah yang menjadi permasalahan besar bagi masyarakat, karena ketika ada konflik
antar umat beragama masyarakat tidak bisa membedakan mana konflik yang memang
murni ada gesekan antara umat beragama ditempat tersebut dan mana konflik yang
sengaja diciptakan oleh pihak ketiga yang ingin mengambil keuntungan dari konflik
yang ada.
Kerusuhan dan pembakaran Masjid di Tolikara pada 17 Juli 2015 lalu semakin
meningkatkan ketegangan antara umat Islam-Kristen Indonesia. Ketenangan dan
kerukunan Islam-Kristen kembali terusik. Apalagi peristiwa ini terjadi dihari yang
sangat penting bagi umat muslim aitu hari Raya Idul Fitri, dan disaat muslim Tolikara
akan melaksanakan sholat Ied.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa sebab dari pelanggaran HAM pada kasus tersebut
2. Jenis-jenis pelanggaran HAM pada kasus tersebut
3. Apa dampak dari pelanggaran HAM pada kasus tersebut
4. Apakah kasus tersebut merupakan kasus yang sama dengan kasus di
Timor-timor
5. Solusi dari kasus tersebut
C. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut dapat disimpulkan tujuan dari makalah, yaitu :
1. Untuk mengetahui apa sebab dari pelanggaran HAM pada kasus tersebut.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis pelanggaran HAM pada kasus tersebut.
3. Untuk mengetahuin apa dampak dari pelanggaran HAM tersebut.
4. Untuk mengetahui apakah kasus ini merupakan kasus yang sama dengan
kasus yang terjadi di Timor-timor.
5. Untuk mengetahui solusi dan hikmah yang dapat diambil dari kasus
pelanggaran HAM tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA MAKALAH
Masih kata Prabowo, satu fakta sejarah lain yang mesti diperhatikan adalah
pada 1996 ribuan prajurit Australia disiagakan di Darwin. Jelas sekali mereka
dipersiapkan untuk bisa beroperasi di daerah tropis. Benar saja, tiga tahun kemudian
pada 1999, prajurit-prajurit Australia itu tiba di Timtim di bawah bendera PBB
sebagai pasukan INTERFET (International Force for East Timor). Tak lama setelah
itu, akibat intervensi global, dilakukanlah referendum dan Timtim lepas. Kini, kata
Prabowo, di Darwin ada lebih dari 20 ribu marinir AS. “Apakah mungkin tiga tahun
lagi Marinir AS itu akan ke Papua sebagai INTERFWEP (International Force for
West Papua)?” sentil Prabowo.
- Perseturuan global
Tak ada perseteruan antaragama (Islam dan Kristen) di Tolikara. Yang ada
adalah perseteruan negara-negara (asing) yang “mencari makan” di Papua. Menurut
Prabowo, setidaknya ada 20 negara yang “mencari makan” di Papua dan kenyamanan
mereka belakangan sedikit terusik.
“Kita harus benar-benar memahami, bahwa peristiwa Tolikara itu bagian dari
agenda dunia yang karena kenyamanannya dalam mencari makan di Indonesia terusik,
lalu mewujudkan kemarahannya dengan menggunakan strategi: ‘kalau gue kagak, elu
pun juga kagak bakalan dapet’. Lihat saja, peristiwa itu terjadi hanya dua bulan
setelah pers asing diijinkan Presiden Jokowi meliput di Papua,” ulas Suryo.
- Harus diredam
Maka adalah sangat penting bagi pemerintahan Jokowi meredam insiden
Tolikara, melakukan lokalisir agar tidak meluas. Pemerintah harus bersati padu
dengan berbagai elemen bangsa untuk merdema gejolak dengan tetap mengedepankan
hukum. Jangan sampai ada aksi balasan atau aksi kekerasan lanjutan.
"Jika terjadi ada aksi balasan, akan ada cerita pada dunia jika ada penganiayan
dan penindasan di Papua," kata Prabowo. Cerita itu mulai dijual oleh kelompok
separatis OPM melalui media sosial dan media online. Ini harus ditandingi. Rakyat
Indonesia yang mencintai keutuhan NKRI harus melawan kampanye jahat kelompok
separatis itu.
E. Solusi dari pelanggaran HAM pada kasus tersebut.
Atas pelanggaran - pelanggaran HAM yang terjadi, Komnas HAM
merekomendasikan hal - hal sebagai berikut :
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai
dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi,
tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa jangan pernah melanggar atau menindas
HAM orang lain. Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh
perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang
dilakukan oleh seseorang, kelompok, atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara
akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam
Undang-Undang pengadilan HAM.
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak
didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
berlaku.
Pelanggaran HAM
adalah setiap
perbuatan seseorang
atau kelompok orang
termasuk aparat negara
baik disengaja ataupun
tidak disengaja atau
kelalaian yang
secara hukum
mengurangi,
menghalangi,
membatasi dan atau
mencabut HAM
seseorang atau
kelompok orang yang
dijamin oleh Undang-
Undang ini, dan tidak
didapatkan atau
dikhawatirkan tidak
akan memperoleh
penyelesaian hukum
yang
berlaku. Pelanggaran
HAM dapat
dikelompokan menjadi
2 macam yaitu
pelanggaran HAM berat
dan pelanggaran HAM
ringan. Pelanggaran
HAM dapat
dilakukan oleh pihak
Negara dan bukan
Negara.
Pelanggaran HAM
adalah setiap
perbuatan seseorang
atau kelompok orang
termasuk aparat negara
baik disengaja ataupun
tidak disengaja atau
kelalaian yang
secara hukum
mengurangi,
menghalangi,
membatasi dan atau
mencabut HAM
seseorang atau
kelompok orang yang
dijamin oleh Undang-
Undang ini, dan tidak
didapatkan atau
dikhawatirkan tidak
akan memperoleh
penyelesaian hukum
yang
berlaku. Pelanggaran
HAM dapat
dikelompokan menjadi
2 macam yaitu
pelanggaran HAM berat
dan pelanggaran HAM
ringan. Pelanggaran
HAM dapat
dilakukan oleh pihak
Negara dan bukan
Negara.
Pelanggaran HAM
adalah setiap
perbuatan seseorang
atau kelompok orang
termasuk aparat negara
baik disengaja ataupun
tidak disengaja atau
kelalaian yang
secara hukum
mengurangi,
menghalangi,
membatasi dan atau
mencabut HAM
seseorang atau
kelompok orang yang
dijamin oleh Undang-
Undang ini, dan tidak
didapatkan atau
dikhawatirkan tidak
akan memperoleh
penyelesaian hukum
yang
berlaku. Pelanggaran
HAM dapat
dikelompokan menjadi
2 macam yaitu
pelanggaran HAM berat
dan pelanggaran HAM
ringan. Pelanggaran
HAM dapat
dilakukan oleh pihak
Negara dan bukan
Negara.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
- http://repository.untag-sby.ac.id/377/3/BAB%20II.pdf
- http://digilib.uinsgd.ac.id/4964/4/4_bab1.pdf
- wahidinstitute.org. (2015, 30 Juli). Membaca Kasus Tolikara. Diakses pada 9 April 2020,
dari http://wahidinstitute.org/wi-id/indeks-berita/305-membaca-kasus-tolikara.html
- satuharapan.com. (2015, 30 Juli). Efek Tolikara. Diakses pada 10 April 2020, dari
http://www.satuharapan.com/read-detail/read/efek-tolikara
- Amiyati, Nurul dkk. 2019. Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia . Makalah.
https://www.researchgate.net/publication/337485261_MAKALAH_PELANGGARAN_HA
K_ASASI_MANUSIA_DI_INDONESIA