Bapak Subeno memulai bisnis Ben’s Bakery ini adalah pada tahun 2014,
yang mana beliau merupakan seseorang yang pernah bekerja pada salah satu
perusahaan di Kabupaten Kudus. dengan uang Rp 600 Ribu, Bapak Subeno
mencoba ikut kursus membuat roti. Selesai mengikuti kursus, dengan keyakinan
bahwa ia mampu membuat roti dan dapat dipasarkan, mixer dan oven langsung
dibelinya. Banyak pihak yang menyayangkan pilihannya itu, termasuk sang istri.
Selama satu bulan, Bapak Subeno berlatih membuat roti sampai jadi.
Selama itu pula dirinya membagikan hasil karyanya kepada orang-orang untuk
mengetahui komentar mereka. Berbekal kegigihan dan mencoba resep-resep
racikan baru meski gagal berkali-kali, Bapak Subeno akhirnya menemukan rasa
yang enak dan disukai banyak orang.
Awal mula dirintisnya bisnis Ben’s Bakery adalah karena Bapak Subeno
ini melihat fenomena pergerakan dan pergeseran masyarakat yang awalnya ketika
ada hajat atau acara menggunakan nasi box sebagai hantaran, dan bergeser pada
banyaknya masyarakat yang beralih menggunakan roti atau bolu sebagai hantaran
karena dengan hantaran roti atau bolu di box itu dirasa ekonomis dan praktis.
Produk yang dihasilkan oleh Ben’s Bakery ini adalah cake dan bolu
hantaran yang dikemas dengan box sehingga sangat cocok digunakan sebagai
hantaran untuk acara tasyakuran dan pertemuan untuk kantor dan perusahaan.
Produknya ini tersedia beberapa kemasan dan harga yaitu mulai dari harga Rp
9.000 hingga Rp. 22.000.
Pada bisnis yang dijalankan oleh Bapak Subeno ini, karena para karyawan
yang dipekerjakan adalah dari unsur kelurga, kerabat dan tetangga. Maka di
situlah sang pemilik merasakan suka dan duka. Perasaan suka atau positifnya
adalah dari segi pengawasan kerja sangat mudah dan ketika ada suatu pekerjaan
yang membutuhkan tenaga yang banyak, para kerabat tersebut dengan siap sedia
untuk membantu.
Namun, disampaikan juga oleh Bapak Subeno bahwa terdapat duka atau
negatifnya adalah ketika ada keluarga, kerabat dan tetangga yang hendak izin,
maka biasanya izin dengan Bpak Subeno secara mendadak dan tiba-tiba tidak
berangkat kerja.
Namun terlepas dari hal tersebut, Bapak Subeno tetap terus berusaha
memposisikan dirinya sebagai seorang yang selalu mendengarkan masukan dari para
karyawan atau pekerjanya. Tidak dapat dipungkiri, bahwa beberapa pelanggan ada
yang komplain bahwa terdapat pecahan kecil cangkang telur yang terbawa dalam
adonan sehingga ketika sudah menjadi bolu, pecahan kecil cangkang tersebut terbawa.
Selain itu, dari segi varian, Bapak Subeno juga mendapat beberapa masukan
yaitu untuk menambah varian rasa untuk bolu yang diproduksinya yaitu
menambahkan beberapa topping.
Maka hal tersebut, dengan adanya beberapa masukan dari para pelanggan,
maka setiap hendak dimuainya jam kerja di Ben’s Bakery mengadakan briefing yang
langsung dipimpin oleh Bapak Subeno langsung. Hal tersebut juga dilengkaoi dengan
evaluasi kerja setiap sepekan sekali yang mana juga langsung Bapak Subeno yang
memimpinnya.
Gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh Bapak Subeno adalah demokratis,
karena beliau dalam memimpin usaha Ben’s Bakery adalah selalu menerima masukan
dan saran dari para karyawannya. Karena beliau beranggapan bahwa, setiap karyawan
yang bekerja adalah dianggap sebagai partner bisnisnya. Yang mana hal tersebut,
sangat berpengaruh pada kelangsungan bisnisnya pada masa sekarang dan masa depan