Anda di halaman 1dari 6

a.

Profil UMKM Ben’s Bakery

Ben’s Bakery adalah UMKM yang terletak di Desa Temulus, Kecamatan


Mejobo, Kabupaten Kudus. Letaknya adalah di depan SDN 05 Temulus. UMKM
Ben’s Bakery ini merupakan usaha rumahan yang memproduksi cake dan bolu
untuk hantaran.

Pemilik usaha ini adalah Bapak Subeno, yang merupakan mantan


karyawan yang mencoba peruntungannya berbisnis cake dan bolu. Usaha rumahan
pembuatan cake dan bolu di Ben’s Bakery ini mulai dirintis sejak tahun 2014.
Nama atau merk Ben’s Bakery ini diambil dari nama pemilik yaitu Subeno “Ben”
dan di akhiri dengan huruf “s” adalah untuk nama istri beliau. Beliau resign dari
perusahaan tempat bekerjanya, lalu mencoba untuk mengikuti pelatihan dan
kursus membuat cake dan bolu, akhirnya beliau memberanikan diri untuk
menekuni usaha ini.

Bapak Subeno memulai bisnis Ben’s Bakery ini adalah pada tahun 2014,
yang mana beliau merupakan seseorang yang pernah bekerja pada salah satu
perusahaan di Kabupaten Kudus. dengan uang Rp 600 Ribu, Bapak Subeno
mencoba  ikut kursus membuat roti. Selesai mengikuti kursus, dengan keyakinan
bahwa ia mampu membuat roti dan dapat dipasarkan, mixer dan oven langsung
dibelinya. Banyak pihak yang menyayangkan pilihannya itu, termasuk sang istri.

Selama satu bulan, Bapak Subeno berlatih membuat roti sampai jadi.
Selama itu pula dirinya membagikan hasil karyanya kepada orang-orang untuk
mengetahui komentar mereka. Berbekal kegigihan dan mencoba resep-resep
racikan baru meski gagal berkali-kali, Bapak Subeno akhirnya menemukan rasa
yang enak dan disukai banyak orang.

Awal mula dirintisnya bisnis Ben’s Bakery adalah karena Bapak Subeno
ini melihat fenomena pergerakan dan pergeseran masyarakat yang awalnya ketika
ada hajat atau acara menggunakan nasi box sebagai hantaran, dan bergeser pada
banyaknya masyarakat yang beralih menggunakan roti atau bolu sebagai hantaran
karena dengan hantaran roti atau bolu di box itu dirasa ekonomis dan praktis.

Hal tersebut membuat Bapak Subeno berinisiatif dan memberanikan diri


untuk mengikuti beberapa pelatihan dan kursus tata boga pembuatan cake dan
bolu, dan akhirnya setelah ditekuni dapat membuahkan hasil menjadi produk cake
dan bolu hantaran Ben’s Bakery yang dapat dikenal luas hingga sekarang.

Pada awal menjalankan bisnisnya, Pak Ben mengatakan bahwa berbisnis


roti bukanlah hal yang mudah. Tidak memiliki latar belakang sebagai orang yang
pandai membuat roti, Sebeno sempat mendapat larangan keras dari orang-orang
terdekatnya. Bahkan tak jarang juga diremehkan oleh orang-orang.

“Awal-awal tantangan ya banyak. Dari keluarga, dari orang-orang


terdekat, ditentang keluarga. Tapi saya yakin kalau saya bisa, akhirnya saya beli
mixer dan oven sendiri, semua bahan saya beli sendiri,” Keterangan Bapak
Subeno.

“Bisa menemukan resep bolu yang sekarang, ya setelah percobaan berkali-


kali berbulan-bulan, bukan hanya satu bulan. Uang pun yang sudah dikeluarkan
banyak, tapi saya tetap berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Setelah
uji coba saya membuat bolu saya kemudian minta orang lain merasakan bolu
buatan saya dan saya minta komentarnya. Karena komentar orang itu sangat
berguna,” Kata Bapak Subeno.

Produk yang dihasilkan oleh Ben’s Bakery ini adalah cake dan bolu
hantaran yang dikemas dengan box sehingga sangat cocok digunakan sebagai
hantaran untuk acara tasyakuran dan pertemuan untuk kantor dan perusahaan.
Produknya ini tersedia beberapa kemasan dan harga yaitu mulai dari harga Rp
9.000 hingga Rp. 22.000.

Dalam menjalankan usahanya ini, Pak Ben dibantu oleh beberapa


karyawan. Karyawan yang bekerja di Ben’s Bakery ini berjumlah 8 orang. Para
karyawan tesebut merupakan dari unsur saudara dan tetangga Bapak Ben sendiri
yang mana mereka membantu Pak Ben dari proses produksi hingga pemasaran.
Para karyawan setiap harinya sibuk dengan kerjaan masing-masing. Ada yang
bertugas menyampur semua bahan menjadi adonan bolu, memanggang, dan sebagian
dapat bagian mengemas bolu ke kardus.

Pada moment-moment tertentu seperti bulan Syawal dan Dzulhijjah ini


yang mana banyak digunakan sebagai moment pernikahan atau musim
pernikahan, kerap kali Bapak Subeno kewalahan menghadapi pesanaan dari para
pembelinya. Beberapa hari terakhir dia harus menyelesaikan pesanan 3.000 roti
bolu setiap harinya. Padahal biasanya, target bolu yang dihasilkan paling banyak
2.000 bolu.

Pada manajemen SDM dalam UMKM Ben’s Bakery ini langsung


ditangani oleh sang pemilik langsung, yaitu Bapak Subeno. Para karyawan yang
berjumlah sekitar 8 orang itu tadi mempunyai jam kerja dari mulai pukul 08.00 –
13.00. Terkadang jika pesanan dari para pelanggan sangat banyak, maka di hari
tersebut diberlakukan jam lembur.

Pada bisnis yang dijalankan oleh Bapak Subeno ini, karena para karyawan
yang dipekerjakan adalah dari unsur kelurga, kerabat dan tetangga. Maka di
situlah sang pemilik merasakan suka dan duka. Perasaan suka atau positifnya
adalah dari segi pengawasan kerja sangat mudah dan ketika ada suatu pekerjaan
yang membutuhkan tenaga yang banyak, para kerabat tersebut dengan siap sedia
untuk membantu.

Namun, disampaikan juga oleh Bapak Subeno bahwa terdapat duka atau
negatifnya adalah ketika ada keluarga, kerabat dan tetangga yang hendak izin,
maka biasanya izin dengan Bpak Subeno secara mendadak dan tiba-tiba tidak
berangkat kerja.

Namun terlepas dari hal tersebut, Bapak Subeno tetap terus berusaha
memposisikan dirinya sebagai seorang yang selalu mendengarkan masukan dari para
karyawan atau pekerjanya. Tidak dapat dipungkiri, bahwa beberapa pelanggan ada
yang komplain bahwa terdapat pecahan kecil cangkang telur yang terbawa dalam
adonan sehingga ketika sudah menjadi bolu, pecahan kecil cangkang tersebut terbawa.

Selain itu, dari segi varian, Bapak Subeno juga mendapat beberapa masukan
yaitu untuk menambah varian rasa untuk bolu yang diproduksinya yaitu
menambahkan beberapa topping.

Maka hal tersebut, dengan adanya beberapa masukan dari para pelanggan,
maka setiap hendak dimuainya jam kerja di Ben’s Bakery mengadakan briefing yang
langsung dipimpin oleh Bapak Subeno langsung. Hal tersebut juga dilengkaoi dengan
evaluasi kerja setiap sepekan sekali yang mana juga langsung Bapak Subeno yang
memimpinnya.
Gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh Bapak Subeno adalah demokratis,
karena beliau dalam memimpin usaha Ben’s Bakery adalah selalu menerima masukan
dan saran dari para karyawannya. Karena beliau beranggapan bahwa, setiap karyawan
yang bekerja adalah dianggap sebagai partner bisnisnya. Yang mana hal tersebut,
sangat berpengaruh pada kelangsungan bisnisnya pada masa sekarang dan masa depan

b. Gaya Kepemimpinan pada UMKM

Gaya kepemimpinan merupakan cara yang digunakan seorang pemimpin


untuk mempengaruhi perilaku bawahannya. Gaya kepemimpinan ini bertujuan
untuk membimbing serta memotivasi karyawan sehingga diharapkan akan
menghasilkan produktivitas yang tinggi. Gaya kepemimpinan (leadership style)
seorang pemimpin akan sangat berpengaruh pada kinerja karyawan atau bawahan.

Pemimpin harus dapat memilih gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi


yang ada, jika gaya kepemimpinan yang diterapkan benar dan tepat maka akan
dapat mengarahkan pencapaian tujuan organisasi dan bisnis. Sebaliknya jika gaya
kepemimpinan yang dipilih salah atau bahkan tidak sesuai dengan situasi yang ada
maka akan dapat mengakibatkan sulitnya pencapaian tujuan organisasi dan bisnis.

Gaya kepemimpinan merupakan pola tindakan pemimpin secara


keseluruhan seperti yang dipersepsikan para pegawainya. Gaya kepemimpinan
mewakili filsafat, keterampilan, dan sikap pemimpin. Gaya kepemimpinan
tersebut berbeda-beda atas dasar motivasi, kuasa atau orientasi terhadap tugas dan
orang. Meskipun gaya itu secara berbeda-beda terhadap berbagai pegawai,
masing-masing gaya dibahas secara terpisah untuk menyoroti perbedaannya.

Tiga implikasi penting dari definisi kepemimpinan yakni :


 Kepemimpinan menyangkut orang lain, bawahan atau pengikut.
 Pemimpin mengatur bawahan dengan memberikan pengarahan-
pengarahan dan motivasi kerja sehingga para karyawan dapat bekerjasama
dengan atasan untuk mewujudkan tujuan bersama. Kesediaan para
karyawan dalam menerima perintah dan pengarahan dari pimpinan
dipengaruhi berdasarkan seberapa besar kedekatan antara karyawan dan
pemimpin dimana karyawan membantu pemimpin dalam proses
pengambilan keputusan meskipun pengambilan keputusan sendiri
ditentukan oleh
 Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak
seimbang antara para pemimpin dan karyawan.

Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan dan dalam


pengambilan keputusan keputusan terletak di tangan pemimpin sehingga
karyawan tidak memiliki peranan di dalam menentukan kebijakan yang
ada. Para karyawan tidak dapat memberikan ide atau gagasannya dalam
proses pengambilan keputusan secara langsung. Kepemimpinan
menyangkut pengaruh terhadap anggota kelompok.

Pemimpin tidak hanya dapat memberikan perintah kepada para


karyawan tetapi juga pemimpin harus dapat melaksanakan perintahnya.
Seorang pemimpin sangat berpengaruh di dalam organisasi, begitu juga
karyawan. Jika di dalam organisasi tidak ada salah satu dari pelaksana
organisasi, maka dapat di pastikan organisasi tersebut tidak akan dapat
berjalan sesuai tujuan yang di tentukan. Karyawan diberikan kebebasan
dalam pengambilan keputusan dengan pemimpin sebagai pengawasnya
agar para karywan dapat lebih bertanggung jawab atas keputusan yang
ada. pemimpin dan membantu proses kepemimpinan dapat berjalan sesuai
dengan apa yang dikehendaki.

Karyawan diberikan kebebasan dalam pengambilan keputusan


dengan pemimpin sebagai pengawasnya agar para karywan dapat lebih
bertanggung jawab atas keputusan yang ada. Dari ke tiga implikasi
tersebut diatas, bahwa terdapat tiga gaya kepemimpinan yang umumnya di
pakai dalam organisasi yaitu : Gaya Kepemimpinan Demokratis, Gaya
Kepemimpinan Otoriter dan Gaya Kepemimpinan Bebas.

Aspek-aspek Gaya Kepemimpinan


 Mempunyai kecerdasan yang cukup tinggi untuk dapat memikirkan dan
mencarikan cara-cara pemecahan setiap persoalan yang mengandung
kelengkapan dan syarat-syarat yang memungkinkan untuk dilaksanakan.
 Mempunyai emosi yang stabil, tidak mudah diombang-ambingkan oleh
perubahan suasana yang senantiasa berganti-ganti dan dapat memisahkan
antara mana yang permasalahan pribadi, permasalahan rumah tangga, dan
permasalahan organisasi.
 Mempunyai kepandaian dalam menghadapi manusia dan mampu membuat
bawahan merasa betah, senang dan puas dengan pekerjaan.
 Mempunyai keahlian untuk mengorganisasi dan menggerakkan bawahan
secara bijaksana dalam mewujudkan tujuan organisasi serta mengetahui
dengan tepat kapan dan kepada siapa tanggung jawab dan wewenang akan
didelegasikan.
 Mempunyai keterampilan manajemen untuk mwnghadapi persoalan
masyarakat yang semakin maju.
c. Kesimpulan
Ben’s Bakery adalah UMKM yang terletak di Desa Temulus, Kecamatan
Mejobo, Kabupaten Kudus. Letaknya adalah di depan SDN 05 Temulus.
UMKM Ben’s Bakery ini merupakan usaha rumahan yang memproduksi cake
dan bolu untuk hantaran.
Pemilik usaha ini adalah Bapak Subeno, yang merupakan mantan
karyawan yang mencoba peruntungannya berbisnis cake dan bolu. Usaha
rumahan pembuatan cake dan bolu di Ben’s Bakery ini mulai dirintis sejak
tahun 2014.

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan


seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain
untuk melaksanakan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Setiap
pemimpin bisa mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara satu dengan
yang lain dan juga belum tentu suatu gaya kepemimpinan lebih baik atau lebih
jelek daripada gaya kepemimpinan yang lain. Dasar yang dipergunakan adalah
tugas yang dirasakan harus dilakukan oleh pemimpin. Cara atau teknik seorang
pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya disebut tipe atau gaya
kepemimpinan.

Anda mungkin juga menyukai