Disusun oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
2020 – 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjat-kan atas kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
hidayahnya kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW yang kita nantikan
syafaatnya di yaumul qiyamah nanti.
Maksud dan tujuan kami menyelesaikan tugas makalah ini ialah tak lain
untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan pada mata kuliah Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan III & IPTEK serta merupakan tanggung jawab kami pada
tugas yang diberikan.
Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan, dimana kami sadar
bahwasannya kami-pun hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan. Sedangkan kesempurnaan hanyalah milik Allah ‘Azza Wa Jalla,
sehingga dalam pembuatannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa kami nanti guna evaluasi diri.
Akhirnya kami hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan
pembuatan tugas makalah ini ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat
bahkan hikmah bagi penyusun, pembaca maupun bagi seluruh mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Gresik.
Halaman judul.......................................................................................................
Kata pengantar.......................................................................................................i
Daftar isi................................................................................................................ii
Bab I : Pendahuluan...............................................................................................1
Bab II : Pembahasan..............................................................................................3
3.1 Kesimpulan...........................................................................................10
3.2 Saran.....................................................................................................10
Daftar pustaka........................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1
adalah “Bagaiman perintah menuntut ilmu dalam Islam” yang kami uraikan sebagai
berikut ;
1) Bagaimana keutamaan orang berilmu?
2) Bagaimana kedudukan ulama dalam Islam?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1) untuk mengetahui perintah menuntut ilmu dalam Islam;
2) untuk mengetahui keutamaan orang berilmu; dan
3) untuk mengetahui kedudukan ulama dalam Islam.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan
penulis khususnya, dan pembaca pada umumnya untuk mengetahui tentang kewajiban
menuntut ilmu, mengembangkan, dan mengamalkannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
ب الَّ ِذي أَ ْنزَ َل ِم ْن قَ ْب ُل ۚ َو َم ْنِ ب الَّ ِذي نَ َّز َل َعلَ ٰى َرسُولِ ِه َو ْال ِكتَا ِ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا آ ِمنُوا بِاهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه َو ْال ِكتَا
ضاَل اًل بَ ِعيدًاَ ض َّل َ يَ ْكفُرْ بِاهَّلل ِ َو َماَل ئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر فَقَ ْد
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (Q.S. an-Nisa’: 136)
1
Ilmu
Kata ilmu berasal dari kata kerja ‘alima, yang berarti memperoleh hakikat
ilmu, mengetahui, dan yakin. Ilmu, yang dalam bentuk jamaknya adalah ‘ulum,
artinya ialah memahami sesuatu dengan hakikatnya, dan itu berarti keyakinan dan
pengetahuan. Jadi ilmu merupakan aspek teoritis dari pengetahuan. Dengan
pengetahuan inilah manusia melakukan perbuatan amalnya. Jika manusia
mempunyai ilmu tapi miskin amalnya maka ilmu tersebut menjadi sia-sia.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang
apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut
sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh
paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
Bahwa ilmu akan mengangkat derajat manusia pada tingkat yang lebih tinggi,
sudah menjadi suatu kenyataan yang koheren, karena seorang yang berilmu
secara bersamaan akan berada pada kedekatannya kepada kebenaran. Ilmu
menjadi alat manusia dalam upaya-upaya kebenaran, meski dalam penafsiran
ilmu dengan alam pikiran dan pengalaman manusia masih memiliki ruang
kebinasaan, karena manusia yang dalam keterbatasannya sebagai objek Tuhan.
Amal
Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau
tindakan, sedangkan saleh berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah,
amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di
dunia dan balasan pahala yang berlipat di akhirat.
Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap
perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan demikian, amal
dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah, sebagaimana ilmu dalam Islam
tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan hukum-hukum agama. Ilmu dalam dalam
ini mencakup semua yang bermanfaat bagi manusia seperti meliputi ilmu agama,
ilmu alam, ilmu sosial dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini jika dikembangkan dengan
benar dan baik maka memberikan dampak yang positif bagi peradaban manusia.
Misalnya pengembangan sains akan memberikan kemudahan dalam lapangan
praktis manusia. Demikian juga pengembangan ilmu-ilmu sosial akan
memberikan solusi untuk pemecahan masalah-masalah di masyarakat.
Kemudian Adapun hubungan anatara iman,ilmu dan amal ialah sebagai berikut ;
2
2. Antara Amal dan Iman
Amal Sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorang. Artinya orang yang
beriman kepada Allah SWT harus mengaplikasikan keimanannya dalam bentuk
amal sholeh. Iman tanpa Amal Sholeh juga dapat diibaratkan bunga tanpa aroma
keharuman. Dan amal tanpa suatu keimanan seperti memegang api dengan
tangan yang hampa.
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan. (Q.S. Ash – Shaf : 3)
3
mencapai kedudukan al-Akhyar (orang-orang yang penuh dengan kebaikan) serta
derajat orang-orang yang bertaqwa. Dengan ilmunya para ulama menjadi tinggi
kedudukan dan martabatnya, menjadi agung dan mulia kehormatannya.
Para ulama telah mewarisi ilmu yang telah dibawa oleh para Nabi, dan
melanjutkan peranan dakwah di tengah-tengah umatnya untuk menyeru kepada Allah
dan ketaatan kepada-Nya. Juga melarang dari perbuatan maksiat serta membela
agama Allah. Mereka berkedudukan seperti rasul-rasul antara Allah dan hamba-
hamba-Nya dalam memberi nasehat, penjelasan dan petunjuk, serta untuk
menegakkan hujjah, menepis alasan yang tak berdalih dan menerangi jalan.
Sufyan bin ‘Uyainah berkata ;
“Manusia yang paling agung kedudukannya adalah yang menjadi perantara
antara Allah dengan hamba-hamba-Nya, yaitu para Nabi dan ulama.”
Di dalam menafsirkan ayat yang berkaitan tentang kedudukan ulama Sayyid
Quṭub menjelaskan bahwa ulama mempunyai kedudukan yang istimewa di hadapan
Allah SWT, kesaksian mereka disandingkan seperti kesaksiannya para malaikat,
sebagaimana dalam menafsirkan Q.S Ali ‘Imran ayat 18, sebagai berikut.
Setelah itu Allah mempersandingkan kesaksian para malaikat-Nya dan kesaksian
orang-orang berilmu dengan kesaksian-Nya. Allah SWT. bersaksi bahwasanya tiada
Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakan keadilan. Para
malaikat dan orang-orang yang berilmu, yang demikian itu merupakan keistimewaan
yang besar bagi para ulama dalam kedudukannya, yaitu dalam segala hal dan keadaan,
ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu.
Kemudian Sayyid Quṭub menafsirkan Q.S al-Mujādalah ayat 11 tentang
kedudukan orang yang berilmu. Ayat ini hanya menganjurkan supaya memberi
tempat kepada orang yang datang, juga menganjurkan agar mentaati perintah jika
orang yang duduk diminta beranjak dari tempat duduknya, yaitu perintah yang datang
langsung dari pemimpin yang bertanggung jawab dalam mengatur jama‘ah, bukan
perintah dari orang yang baru datang. Juga menjanjikan kedudukan yang tinggi bagi
orang yang mentaati perintah berdiri dari tempatnya tersebut dan mengosongkannya
bagi orang lain. Itulah balasan atas ketawaduan dan kepatuhannya atas perintah
berdiri. Konteks di atas ialah konteks kedekatan dengan Rasulallah SAW guna
menerima ilmu di majlisnya. Ayat di atas mengajarkan kepada mereka bahwa
keimananlah yang mendorong mereka berlapang dada dan mentaati perintah. Ilmulah
yang membina jiwa, lalu ia berendah hati dan taat. Kemudian iman dan ilmu
mengantarakan seseorang kepada derajat yang tinggi di sisi Allah. Derajat ini
merupakan imbalan atas tempat yang diberikannya dengan suka hati dan atas
kepatuhan kepada perintah Rasulallah SAW. Dan Allah memberikan balasan
berdasarkan ilmu dan pengetahuan akan hakikat perbuatanmu dan atas motivasi yang
ada dibalik perbuatan itu.
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu Adalah Bunga-bunga Ibadah . Kita harus memahami juga untuk apa kita
hidup di dunia ini. Allah menciptakan makhluknya hanya untuk beriman dan
bertakwa kepadaNya. Jadi semua hal di dunia yang telah dan akan kita lakukan,
semua ditujukan hanya pada Allah. Setiap hal di dunia memerlukan ilmu. Sebab
kelebihan yang dimiliki manusia adalah akal. Dengan akal maka manusia dapat
berpikir dan mempergunakan pikirannya untuk memperoleh dan mengamalkan ilmu
Menuntut ilmu sebaiknya jangan dianggap kewajiban tetapi sebuah kebutuhan
yang asasi dan sangat penting. Menuntut ilmu dapat mengembangkan pola berpikir
seseorang sehingga dapat memudahkan dalam menjalani kehidupan. Orang yang
menghargai ilmu dan mengamalkannya dengan baik maka hidupnya akan menjadi
damai dan sejahtera. Tak jarang manusia menyepelekan ilmu sebab untuk menuntut
ilmu memerlukan biaya dan waktu yang lama. Mereka adalah orang-orang yang tidak
bisa membuka hati dan pikirannya untuk menerima ilmu. Apabila kita telah membuka
hati dan pikiran kita untuk menerima bahwa ilmu itu ada dan berguna, maka dengan
sendirinya diri kita akan terbiasa menuntut ilmu karena kebutuhan hidup selalu
berkaitan dengan ilmu.
Mencari ilmu adalah kebutuhan yang akan menjadi kewajiban bila sudah
ditanamkan dalam hati. Hal tersebut sangat penting karena akan menjadi bekal
manusia di dunia dan di akherat. Islam dianggap sebagai agama pemersatu bangsa dan
agama Islam sebagai rahmatan lil alamin. Kita sebagai umat muslim akan menjadi
orang yang merugi bila tidak menuntut ilmu.
3.2 Saran
Untuk menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu pengetahuan harus didasari dengan
keimanan dan ketakwaan kedapa Allah swt. Agar dapat memberikan jaminan
kemaslahatan bagi kehidupan serta lingkungan sekitar kita.
5
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asqolani Ibnu Hajar, 2006, Ringkasan Targhib wa Tarhib. Jakarta: pustaka Azam
Asy-Syuhud Syaikh Ali bin Nayif. 2009, Shahih Fadhilah Amal. Solo: PT Aqwam
Armawati, Aar. (2017). Kedudukan dan Peran Ulama dalam Perspektif Al-Quran. Jurnal Al-
Fath. Vol. 11 No. 01