Anda di halaman 1dari 8

SISTEM PENGELOLAAN ZAKAT DI DESA

KEDUNGBANTENG TAHUN 2018

Nama : Muhammad Khoerul Anam


NIM : 1817204026
Kelas : 3 Manajemen Zakat dan Wakaf
Mata Kuliah : Pengantar Statistik I
Dosen Pengampu : Mahardika Cipta Raharja, S.E., M.Si

PENDAHULUAN
Zakat adalah salah satu rukun islam yang bertujuan untuk membersihkan
jiwa dan harta. Zakat merupakan perintah dalam agama islam yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan keadilan serta
menanggulangi kemiskinan. Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil
usaha, zakat harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat islam,
amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, dan akuntabilitas
sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan dalam
pengelolaan zakat (UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat).1
Di kedungbanteng, Pelaksanaan sistem pengelolaan dan penyaluran zakat
dapat tergolong masih tradisional dan sederhana. Umumnya yang bertugas
menjadi panitia penarik zakat ialah kalangan pria yang sudah berumah tangga dan
berpengalaman. Di sisi lain, pemerintah desa membentuk badan amil zakat dan
Unit Pengumpul Zakat (UPZ) sebagai badan yang mengurus dan mengelola zakat
yang sudah dikerjakan oleh panitia warga desa. Dalam pelaksanaannya, kegiatan
ini terbilang masih dilakukan dengan sederhana. Dengan demikian, penulis akan
sedikit mendeskripsikan tentang “Sistem Pengelolaan Zakat di Desa
Kedungbanteng Tahun 2018”.

1
Baznas Ciamis dalam https://baznas.ciamiskab.go.id/pengelolaan-zakat-dalam-undang-
undang-no-23-tahun-2011/ diakses pada 30 Mei 2019 pukul 10.05

0
KAJIAN TEORITIS

A. Pengelolaan

Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti


pula pengaturan atau pengurusan. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah
“kelola”, ditambah awal “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari pengelolaan
adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa
inggris, yaitu management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan,
pengelolaan. Dengan demikian pengertian pengelolaan adalah suatu proses
atau suatu rangkaian pekerjaan yang dilakukan oleh serangkaian kelompok
orang di dalamnya terdapat perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan/pelaksanaan dan pengawasan dengan memanfaatkan potensi
yang ada dalam mencapai tujuan tertentu.2
Pengelolaan yang baik merupakan pondasi bagi pengembangan setiap
organisasi, baik organisasi pemerintah, perusahaan, serikat pekerja dan
organisasi lainnya Dengan pengelolaan yang baik, hal ini mengindikasikan
bahwa organisasi telah memenuhi persyaratan dan memiliki perangkat
minimal untuk memastikan kredibilitas, integritas dan otoritas sebuah institusi
dalam membangun aturan, membuat keputusan serta mengembangkan
program dan kebijakan yang merefleksikan pandangan dan kebutuhan
anggota. Utamanya, Pengelolaan yang baik merupakan elemen penting untuk
memastikan organisasi bekerja sesuai dengan kepentingan anggotanya.

B. Zakat
Pengertian zakat salah satunya adalah ath-thahuru (membersihkan atau
mensucikan), demikian juga menurut Abu Hasan Al-Wahidi dan Imam
Nawawi. Artinya, orang yang selalu menunaikan zakat karena Allah, bukan
dipuji manusia, Allah akan membersihkan harta dan jiwanya. Landasan

2
Kresna “Pengertian Pengelolaan” dalam
https://konsultasiskripsi.com/2017/11/01/pengertian-pengelolaan-skripsi-dan-tesis/, 2019.

1
kewajiban zakat salah satunya berdasarkan hadis Rasulullah SAW. Yang
artinya: “barang siapa diberi Allah swt kekayaan tetapi tidak menunaikan
zakatnya, maka pada hari kiamat kekayaan itu akan dirupakan ular jantan
yang besar kepalanya yang memiliki dua titik hitam diatas matanya, dan ular
itu akan membelit orang itu, seraya berkata “akulah kekayaanmu dan akulah
harta bendamu” (HR. Muslim).
Penerima Zakat secara umum ditetapkan dalam 8 golongan/asnaf (fakir,
miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, gharimin, fisabilillah, ibnu sabil) namun
menurut beberapa ulama khusus untuk zakat fitrah mesti didahulukan kepada
dua golongan pertama yakni fakir dan miskin. Pendapat ini disandarkan
dengan alasan bahwa jumlah/nilai zakat yang sangat kecil sementara salah
satu tujuannya dikelurakannya zakat fitrah adalah agar para fakir dan miskin
dapat ikut merayakan hari raya dan saling berbagi sesama umat islam.3

METODOLOGI PENELITIAN
Dalam memperoleh data yang dibutuhkan, penulis melakukan penelitian
dengan metode wawancara kepada narasumber yang seorang lurah desa
Kedungbanteng. Pada proses wawancara ini, penulis mempersiapkan beberapa
daftar pertanyaan yang sudah dibuat untuk kemudian diajukan kepada
narasumber. Objek dalam penelitian ini yaitu pengelolaan zakat di Desa
Kedungbanteng dan perolehan zakat pada masing-masing dusun.

3
Moh Rifa’i. Ilmu Fikih Islam Lengkap, ( Semarang :Karya Toha Putra 1978), hal 78

2
PEMBAHASAN

Sistem Pengelolaan Zakat di Desa Kedungbanteng Tahun 2018

Desa Kedungbanteng adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan


Kedungbanteng Kabupaten Banyumas. Sebagian besar penduduk desa ini bekerja
sebagai petani dan pekerja di lembaga pemerintah ataupun swasta. Agama yang
dianut oleh penduduk desa ini semuanya islam, sehingga pada bulan ramadhan,
sudah menjadi rutinitas untuk menunaikan kewajiban syariat islam yaitu puasa
dan zakat, banyak penduduk berbondong-bondong untuk menunaikan zakat fitrah.
Sistem pengelolaan zakat di desa ini masih dilakukan seperti pada tahun
sebelumnya. Mulai dari Unit Pengumpulan Zakat atau biasa disebut UPZ, panitia
ini bertugas untuk menerima pengumpulan dari pembayaran zakat fitrah yang
dikumpulkan oleh panitia amil zakat pada setiap RT. Panitia ini dibentuk oleh
perangkat desa melalui rapat pengurus yang diselenggarakan di balai desa, yang
menghasilkan keputusan dengan lurah atau kepala desa sebagai pembinanya dan
sekretaris desa sebagai ketua panitianya, namun panitia ini dibentuk hanya untuk
ruang lingkup kantor desa yang diikuti oleh 10 orang dari perangkat desa, karena
di lingkungan masyarakat sudah ada iuran bulanan yang hampir sama dengan
UPZ sehingga dikhawatirkan akan tercampur antara zakat dengan iuran tersebut.

Selain panitia UPZ terdapat panitia amil zakat yang berkedudukan dibawah
panitia UPZ. Di Desa Kedungbanteng, amil zakat dibentuk melalui sistem
pemilihan oleh tokoh agama, amil yang ditunjuk ini biasanya adalah orang yang
sudah berpengalaman dalam mengurus zakat selama bertahun-tahun dan pernah
menimba ilmu di pesantren, dengan alasan karena lebih mengetahui tentang ilmu-
ilmu agama dan pelaksanannya dalam kehidupan.
Pengurus amil zakat ini bertugas mengurus zakat fitrah secara bergiliran
setiap tahun. Dari setiap panitia amil yang menerima zakat fitrah dari masyarakat,
ada yang disetorkan ke panitia UPZ sebesar 30 kg beras untuk dibagikan kepada
sabilillah seperti guru PAUD, guru madrasah dan ustadz, sedangkan sisanya yang
masih banyak dibagikan kepada orang yang tidak mampu. Bagi orang kaya hanya

3
berkewajiban membayar zakat, tidak menerima zakat, sedangkan bagi masyarakat
kurang mampu dapat menerima zakat.

Sistem Penyerahan Zakat


Dengan jumlah populasi populasi penduduk sekitar empat ribu jiwa, dan
terdiri dari 23 RT serta 4 grumbul (distrik), maka dapat dikatakan bahwa muzakki
mampu memberikan zakat fitrah yang terbilang lebih dari cukup untuk para
penerima zakat dan sisanya yang dapat dikembalikan, karena rata-rata setiap RT
terdapat 20 sampai 25 warga yang tergolong kurang mampu untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.
Pembayaran zakat fitrah paling sering dilakukan pada H-2 idul fitri. Para
warga di setiap RT yang akan membayar zakat terlebih dahulu datang ke salah
satu rumah di masing-masing RT untuk proses penyerahan zakat fitrah. Dituntun
oleh amil, muzakki tersebut diminta untuk mengucapkan ijab serah terima zakat,
kemudian amil menerimanya untuk dikumpulkan sementara di rumah amil
tersebut. Setelah semua warga di masing-masing RT membayar zakatnya dan
terkumpul cukup banyak, amil menghitung jumlah zakat yang terkumpul, lalu
melaporkan hasilnya kepada UPZ yang ada di perangkat desa. Tak lama setelah
itu amil ditugaskan untuk membagi beberapa bagian zakat fitrah yang akan
diterima oleh penerima zakat.

Berikut adalah data perolehan zakat fitrah desa Kedungbanteng:


NO DISTRIK (RW) PEROLEHAN ZAKAT FITRAH (KG)
1 BOJONG (I) 1264
2 KEDUNGLEMAH (I) 2309
3 DUKUH ANYAR (II) 1598
4 SREONG (II) 994
5 BROBAHAN (III) 2670
6 PASAR (IV) 1649
7 GADOG (IV) 1524
Total 12.008

4
DIAGRAM :

PERSENTASI PEROLEHAN ZAKAT FITRAH (kg)

GADOG BOJONG
10% 9%
PASAR
11%

KEDUNGLEMAH
BROBAHAN 34%
18%

DUKUH
SREONG ANYAR
7% 11%

Dari keseluruhan perolehan zakat fitrah tersebut, bagian zakat sebesar 30 kg


diambil untuk dibagikan kepada sabilillah seperti guru PAUD, guru madrasah,
dan ustadz. Selain itu, jumlah kadar yang ditentukan untuk membayar zakat fitrah
adalah berupa beras sebesar 3 kg, ketentuan ini berdasarkan kesepakatan para
tokoh masyarakat dan warga, karena dinilai lebih layak dan memudahkan dalam
proses perhitungan.
Selain itu, untuk pembayaran zakat mal, masyarakat yang membayarnya
langsung diserahkan kepada UPZ desa berupa uang tunai yang selanjutnya
disetorkan kepada BAZDA untuk disalurkan kepada yang berhak menerimanya.
Dalam pembagian zakat di desa ini, yang lebih dahulu menerima zakat fitrah
adalah orang-orang fakir dan miskin, lalu sisanya dibagikan kepada golongan
yang lain yang berhak menerimanya. Pembagian zakat fitrah dilaksanakan dan
ditentukan oleh panitia amil RT, setiap panitia amil mendapat bagian zakat
sebesar 15% dari seluruh zakat yang diterima oleh warga RT.4

4
Wawancara dengan Bapak Tri Biantoro pada 2 Juni 2019, beliau adalah lurah Desa
Kedungbanteng

5
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan yang telah disampaikan, maka dapat
dituliskan simpulan penting yang dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi kita
dalam pengelolaan zakat di Desa Kedungbanteng. Sistem yang digunakan masih
cukup sederhana dan panitia yang bertugas masih menggunakan prosedur seperti
tahun sebelumnya dengan arahan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat. Selain
itu perangkat desa juga ikut serta menjadi panitia yang mengurus zakat mal.
Semua pengurus zakat dapat menjalankan tugasnya dengan baik, dan para warga
sudah dapat menunaikan kewajibannya dengan baik pula. Selain delapan
golongan yang berhak menerima tersebut, para pengajar juga mendapatkan bagian
zakat dari profesi yang dijalaninya, sehingga pembagian zakat sudah merata ke
semua lapisan masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil pembahasan dalam makalah ini, maka disarankan
bagi pembaca yang akan melakukan penelitian serupa agar menjadikan makalah
ini sebagai referensi. Bagi Desa Kedungbanteng terutama pengelola zakat
disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi
pengelolaan. Bagi Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf disarankan agar
penelitian ini sebagai acuan dalam pembelajaran tentang sistem pengelolaan zakat
yang baik.

6
DAFTAR PUSTAKA

Baznas Ciamis. 2013. “Undang-undang Pengelolaan Zakat” dalam


https://baznas.ciamiskab.go.id/pengelolaan-zakat-dalam-undang-undang-
no-23-tahun-2011/. diakses pada 30 Mei 2019

Kresna. 2017. “Pengertian Pengelolaan” dalam


https://konsultasiskripsi.com/2017/11/01/pengertian-pengelolaan-skripsi-
dan-tesis/ diakses pada 30 Mei 2019

Rifa’i. Moh. 1978. Ilmu Fikih Islam Lengkap. Semarang: Karya Toha Putra.

Wawancara dengan Tri Biantoro (Lurah Desa Kedungbanteng Kecamatan


Kedungbanteng) pada 2 Juni 2019.

Anda mungkin juga menyukai