Anda di halaman 1dari 53

PERENCANAAN USAHA

Suatu usaha dapat diperkirakan dapat berhasil dengan baik atau gagal
tergantung pada perencanaan usaha yang dilakukan sebemnya. Sebelum melakukan
suatu usaha calon entrepreneur harus melakukan perencanaan usaha atau Business
plan. Perencanaan usaha menggambarkan analisis suatu dan studi kelayakan yang
meliputi studi bahan baku, pengolahan sampai pemasaran. Dalam perencanaan usaha
juga perlu dilakukan studi aliran kas atau cash flow yang menggambarkan
keuntungan yang dapat diperoleh setiap tahun sehingga Break even Point (BEP) dapat
diperkirakan dengan pasti.
Sistematika atau format perencanaan usaha tergantung dari permintaan sonsor
atau investor sebagai sumber dana yang akan membiayai. Namun secara garius besar
dalam perencanaan usaha meliputi:
A. Kegiatan dan Jenis usaha
 Judul. Menggambarkan secara garis besar usaha yang akan dilakukan
 Jenis Usaha. Meliputi produk-produk apa yang akan dihasilkan
 Analisis Situasi. Menggambarkan situasi mulai dari sumber daya
alam, bahan baku produk, sumber daya manusi, usaha yang telah ada
sampai prospek pemasaran, hambatan dan juga keuntungannya.
 Tujuan. Meliputi tujuan atau target yang diharapkan dapat dalam
jangka pendek dan jangka panjang
B. Spesifikasi Produk
 Perumusan produk
 Proses pengolahan
 Manfaat
C . Rencana Usaha
 Proses
 Lokasi
 Investasi
 Rencana produksi
 Kebutuhan dana
D. Diagram cash flow
E. Kesimpulan atau Penutup

Berikut diberikan salah satu contoh perencanaan usaha untuk pengolahan


buah kelapa menjadi minyak kelapa dan hasil sampingnya.
Proposal Perencanan Usaha

I. KEGIATAN DAN JENIS USAHA

A. JUDUL
INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA

B. JENIS USAHA

1. Produksi komoditas minyak kelapa yang sesuai dengan Standar


Industri Indonesia.

2. Produksi Nata de Coco

3. Pemanfaatan Limbah, diantaranya: Sabut kelapa, Batok kelapa,


Ampas kelapa, Blondo, Endapan pemurnian minyak kelapa.

C. ANALISA SITUASI

Buah Kelapa adalah buah yang sangat bermafaat bagi kehidupan manusia.
Seluruh bagian mulai dari sabut, batok, daging buah, sampai air kelapa ada
manfaat yang bernilai gizi tinggi dan nilai ekonomis yang besar. Industri
Pengolahaan Kelapa merupakan usaha yang diharapkan bisa meningkatkan nilai
manfaat dan nilai ekonomi dari buah kelapa.

Usaha pokok pengolahan kelapa adalah mengolah daging kelapa menjadi


minyak kelapa yang bermutu tinggi. Juga memiliki produk sampingan berupa:
Pengolahan Sabut Kelapa menjadi powder yang bisa dimanfaatkan untuk
campuran media benih atau bahan baku pembuatan jok mobil. Pengolahan Batok
kelapa menjadi arang ( carbon ). Pengolahan ampas kelapa menjadi pupuk
kompos dan pengolahan air kelapa menjadi Nata de Coco. Pemanfaatan Blondo
(ampas saring minyak) untuk bahan baku pembuatan makanan.
Minyak kelapa merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi setiap keluarga.
Harga minyak kelapa kemasan saat ini relatif mahal. Minyak kelapa yang
berharga murah diberikan pemerintah dalam bentuk tanpa kemasan yang dikenal
dengan nama minyak curah yang terbuat dari kelapa sawit. Namun sayang sekali
bahwa minyak curah saat ini telah dicemari oleh orang-orang dengan memberikan
campuran yang cukup berbahaya. Campuran yang sering diberikan antara lain:
solar, lemak dan zat-zat pengisi lainnya. Dengan demikian banyak konsumen
yang menjadi ragu menggunakannya. Minyak kelapa curah terbuat dari buah
kelapa sawit, sehingga minyak yang dihasilkannya diberi nama minyak kelapa
sawit.

Agar masyarakat menjadi mantap dan tidak was-was, maka perlu dilakukan
tindakan nyata oleh orang yang mengetahui seluk-beluk minyak kelapa. Minyak
kelapa yang akan diproduksi merupakan minyak kelapa asli yang diproduksi
sendiri dan menampung minyak yang diproduksi oleh pengrajin minyak kelapa
tradisional. Minyak kelapa tradisional yang dibuat pengrajin merupakan minyak
kelapa dengan mutu rendah sehingga minyak tersebut tidak dapat tahan lama juga
penampilan fisiknya kurang menarik.

1. Keadaan Mitra Usaha minyak kelapa tradisional


Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul yang terletak kurang lebih 10 km
dari pusat kota Kabupaten Bantul merupakan penghasil minyak kelapa.
Beberapa penduduk yang tinggal di daerah tersebut banyak memanfaatkan
buah tanaman kelapa yang dihasilkan untuk diolah menjadi minyak kelapa
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun dijual ke pasar sebagai
tambahan pendapatan keluarga. Sebagian penduduk yang lain memanfaatkan
buah kelapa untuk usaha makanan tradisional yang dinamakan Geplak. Ada
juga beberapa penduduk yang memanfaatkan blondo sebagai hasil samping
pembuatan minyak kelapa diolah menjadi makanan yang memiliki nilai gizi
tinggi yang disebut kethak. Sebagian penduduk yang lain memanfaatkan
tempurung kelapa sebagai bahan bakar dan diolah menjadi bahan arang.
2. Data Produksi
Dari analisa data yang dilakukan, diketahui rata-rata produksi minyak kelapa
yang dihasilkan mencapai 100 sampai 200 liter per hari per unit usaha
tradisionil. Jumlah produksi tersebut merupakan hasil produksi yang diperoleh
dengan mengolah bahan baku kelapa sebanyak lebih kurang 1.000 sampai
2.000 butir kelapa dengan cara basah tradisional atau bothokan. Di daerah
kecamatan Srandakan dan sekitar terdapat 12 pengrajin minyak kelapa, rata-
rata produksi per hari antara 800 sampai 1.000 liter minyak kelapa. Produksi
tersebut masih dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pasar. Hambatan
utama para pengrajin adalah pemasaran, kwalitas minyak, sehingga jika ada
industri yang mau menampung, maka kuantitas produksi adakan ditingkatkan.

3. Data Bahan Baku


Tanaman kelapa sebagai bahan baku utama dapat diperoleh dengan mudah di
daerah Kabupaten Bantul. Sebagian besar penduduk memiliki tanaman kelapa
yang tumbuh di pekarangan sekitar tempat tinggal mereka. Data statistik yang
diperoleh dari kantor Biro Pusat Statistik Kabupaten Bantul menunjukkan
bahwa terdapat lebih kurang 100.000 ton butir kelapa setiap tahunnya di
daerah Kabupaten Bantul, atau lebih kurang 100.000.000 butir kelapa setiap
tahunnya. Dari jumlah butir kelapa tersebut menghasilkan limbah air kelapa
sebanyak 50 juta liter. Produksi ini tergolong sangat tinggi, belum lagi jika
ditambah dari Kabupaten tetangga dekatnya yaitu Kulon Progo dan disekitar
DIY. Kulon Progo merupakan penghasil buah kelapa terbesar di DIY.
Demikian juga dengan kabupaten Sleman dan Gunung Kidul yang merupakan
penghasil buah kelapa ketiga dan keempat setelah kabupaten Kulon Progo dan
Bantul. Kabupaten Bantul terletak tidak jauh dari kabupaten Purworejo Jawa
Tengan (lebih kurang 40 km) yang sangat terkenal penghasil kelapa, sehingga
ditinjau dari segi bahan baku, tidak ada permasalahan dalam pembuatan dan
pemurnian minyak kelapa.
D. TUJUAN KEGIATAN

1. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.


2. Meningkatkan nilai manfaat buah kelapa.
3. Menggairahkan usaha-usaha kerakyatan.

II. SPESIFIKASI PRODUK

A. Perumusan Produk Usaha

No Jenis Produk Spesifikasi Produk


1. Minyak Kelapa  Kemasan 0,5 Liter
 Kemasan 1 Liter
 Kemasan 2 Liter
 Kemasan Jerigen 20 Liter
2. Nata de Coco  Lembaran
 Netralan
3. Batok Kelapa/Arang Karung
4. Sabut Kelapa Packaging 50 – 60 Kg
5. Blondo Kethak Mentah

B. Penerapan IPTEK Dalam Pelaksanaan Usaha


Alat yang dipakai dalam pelaksanaan program ini adalah seperangkat alat
pembuatan minyak kelapa dan pemurnian minyak kelapa dari minyak bermutu
rendah menjadi minyak bermutu tinggi. Perangkat alat tersebut terdiri atas alat
parut kelapa, alat peras, alat pemasak, tangki-tangki pemurnian berikut alat
tambahannya, tangki penampungan minyak belum murni dan tangki
penampungan minyak kelapa yang sudah dimurnikan. Alat tambahan yang
diperlukan adalah pompa untuk menaikkan minyak kelapa, pompa vakum, filter
pres untuk penyaringan dan pipa-pipa penghubung serta kran-kran untuk
membuka dan menutup.
Secara garis besar langkah-langkah dalam proses pemurnian adalah sebagai
berikut :
1. Pembuatan Minyak Kelapa terdiri dari tahapan sebagai berikut :
a. Membeli kelapa dari petani
b. Mengupas
c. Memarut dan memeras santan
d. Memasak santan
e. Memisahkan minyak kelapa dengan air dengan cara pengepresan
2. Pemurnian Minyak Kelapa terdiri dari tahapan sebagai berikut :
a. Minyak kelapa yang sudah jadi dan minyak kelapa dari pengrajin
minyak kelapa tradisional di lingkungan Kabupaten Bantul ditampung
dalam tangki penampungan minyak kotor
b. Minyak dimasukan ke tangki pencampur. Dalam tangki ini minyak
kelapa yang belum dimurnikan dicampur dengan zat penyerap air dan
zat pembantu yang lain.
c. Dari tangki pencampur minyak dimasukan dalam tangki pengendapan.
Jumlah tangki pengendapan minimal 10 buah,
karena akan dilakukan pengendapan selama 10 hari. Dengan tangki
pengendapan 10 buah tersebut diharapkan setiap hari dapat
berproduksi minyak kelapa yang sudah murni. Selain mengendapkan
kotoran yang ikut didalamya, tangki ini juga berfungsi untuk
menghilangkan asam lemak bebas yang berada dalam minyak
kelapa.
d. Setelah 10 hari pengendapan akan diperoleh minyak kelapa dengan
warna jernih dengan mutu yang cukup tinggi. Minyak kelapa diambil
dengan melalui filter untuk menghindari adanya kotoran yang ikut
selama pengambilan , minyak yang keluar dari tangki ini sudah dapat
langsung dikonsumsi . Dari penelitian diketahui bahwa mutu minyak
sangat baik dengan rasa dan aroma gurih, serta keawetan 1 tahun.
e. Langkah terakhir adalah pembersihan tangki bekas pengendapan,
dalam tangki terdapat endapan zat padat. Zat padat dari pengendapan
minyak kelapa mengandung kapur dengan kadar yang cukup tinggi,
dalam kesempatan lain limbah ini akan diolah menjadi makanan
ternak yang mengandung gizi tinggi.
3. Pembuatan Nata de Coco
a. Air kelapa disaring dan dimasak
b. Setelah mendidih ditambah dengan gula pasir, ZA, dan asam cuka
c. Campuran dituang dalam loyang setelah dingin diberi Acetobacter
Xillinum sebagai stater.
d. Air kelapa yang sudah diberi Starter dipindah ke dalam loyang-loyang
sampai 7 hari dalam inkubasi.
e. Air kelapa sudah menjadi Nata de Coco.
4. Sabut Kelapa
Sabut kelapa dibuat powder dengan panjang serat antara 2-20 cm dengan
kekeringan maksimal 10 % dan kadar debu maksimal 5 %. Kemudoian
dipress dengan ukuran 60 x 80 x 100 cm dengan berat antara 50 – 60 kg,
dipackaging dengan plastik wrapping.
5. Pembuatan Batok Arang
Batok kelapa dibakar sampai keadaan tertentu dan di siram air.

C. Nilai tambah dari sisi Iptek


Produk yang dihasilkan dalam pemurnian minyak kelapa adalah minyak
kelapa yang telah murni sesuai dengan Standar Industri Indonesia, bahkan
mempunyai nilai lebih dari segi gizi. Sistem pengolahan dengan cara tersebut di
atas belum pernah ada yang mencoba dan menemukannya, sehingga dari sisi iptek
hal ini dapat dikatakan sebagai cara penemuan baru, dan dapat dicarikan hak
paten.
D. Manfaat Industri Pemurnian Minyak Kelapa Dari Aspek Sosial Ekonomi
1. Adanya Industri pembuatan minyak kelapa dapat menampung produksi kelapa
dari petani yang melimpah dengan harga yang relatif stabil.
2. Secara umum dengan adanya industri pemurnian minyak ini akan memberikan
manfaat pada para pengrajin minyak kelapa tradisional. Hambatan utama para
pengrajin tersebut adalah pada masalah permodalan, pemasaran, dan
kwalitas minyak sehingga jika ada industri yang menampung hasil
industrinya, maka para pengrajin minyak kelapa tradisional akan dapat
meningkatkan produksinya tanpa adanya kekhawatiran produknya tidak laku.
Minyak yang diperoleh dari pengrajin minyak kelapa tradisional bermutu
jelek, keruh dan tidak tahan lama sehingga para pengrajin takut memproduksi
dalam skala besar karena takut tidak cepat laku dan cepat tengik.
3. Jaminan kesehatan penggunaan minyak hasil pemurnian, karena yang
diperoleh dari hasil pemurnian ini benar-benar merupakan minyak asli tanpa
adanya zat pengisi maupun bahan pengawet. Minyak ini juga bermutu tinggi
karena merupakan minyak yang tahan pada suhu yang relatif tinggi. Kadar
kolesterol dan peroksida minyak hasil pemurnian ini relatif stabil walaupun
dipakai pada suhu tinggi dan waktu cukup lama.
4. Harga relatif lebih murah.
5. Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar untuk menjadi pengrajin
minyak kelapa maupun berjualan minyak kelapa hasil pemurnian.
6. Memotivasi pasar untuk meningkatkan makanan sehat dengan memanfaatkan
minyak kelapa.
7. Membantu pemerintah dalam hal penyediaan minyak kelapa.
8. Membantu industri kecil minyak kelapa dalam hal pemasarannya.
III. RENCANA USAHA

A. BAGAN ALIR PROSES INDUSTRI

KELAPA SABUT POWDER


DARI KELAPA
PETANI

AIR NATA DE
KELAPA COCO
INDUSTRI
PEMBUATAN
BATOK
MINYAK
KELAPA KELAPA ARANG

UKM
(PENGRAJIN BLOND MAKANA
MINYAK MINYAK O N
KELAPA ) KELAPA

INDUSTRI PEMURNIAN MINYAK


KELAPA

MINYAK KELAPA
MURNI

PASAR

B. LOKASI DAN BANGUNAN INDUSTRI PEMURNIAN MINYAK


KELAPA
Lokasi industri minyak kelapa dekat dengan para pengrajin minyak
kelapa tradisional, yaitu di Kecamatan Srandakan, Bantul di pinggir jalan
raya Srandakan – Wates. Luas bangunan yang diperlukan sekitar 1500 m2
dengan luas tanah sekitar 2.500 m2.
C. RENCANA INVESTASI

Daftar Investasi
Dalam Rupiah
A. B. Uraian ANGGARAN
N0
1. SEWA TANAH DAN BANGUNAN (5 17.500.000
TAHUN)
2. Tangki Pemurnian ( 60 unit ) @ 1000 Lt. 105.000.000
3. Tangki Pemvakum ( 1 unit ) 23.000.000
4. Pompa Vakum 350.000
5. Diesel dan Pompa 2.500.000
6. Filter press ( 5 unit ) 75.000.000
7. Mixer Minyak 2.750.000
8. Mesin Pemarut Kelapa ( 3 unit ) 2.800.000
9. Mesin Pengaduk Parutan Kelapa 2.250.000
10. Mesin Pemeras Santan 5.000.000
11. Mesin Pemeras Blondo 2.250.000
12. Alat Pemasak 5.000.000
13. Plastik Sealler 1.500.000
14. Rak Nata de Coco 10.000.000
15. Loyang (15 dosin) 750.000
16. Alat-alat Pembantu 2.500.000
17. Mobil Pick up ( 2 unit ) 120.000.000
18. Mobil Station 75.000.000
19. Komputer ( 1 unit ) 8.500.000
20. Alat-alat Kantor 2.500.000
JUMLAH 464.150.000
D. RENCANA PRODUKSI

RENCANA KAPASITAS PRODUKSI ADALAH SEBAGAI


BERIKUT

N0. URAIAN Jumlah Jumlah per bulan


per hari
1. Produksi Minyak Kelapa 1.000 liter 25.000 kg
2. MENAMPUNG MINYAK 500 liter 12.500 kg
KELAPA UKM
3. Produksi Minyak Kelapa Murni 1.500 liter 37.500 kg
4. Produksi Nata de Coco 3.000 kg 75.000 kg
5. Batok Arang 300 kg 7.500 kg
6. Blondo 250 kg 6.250 kg

E. Kebutuhan Dana

Dana yang dibutuhkan adalah dana untuk investasi awal dan untuk
modal kerja. Dana diperoleh dari pinjaman komersial sejumlah Rp.
1.250.000.000,oo ( Satu milyar dua ratus lima puluh ribu rupiah), dengan
perincian sebagai berikut :

1. Investasi awal Rp. 464.150.000,oo


2. Modal kerja Rp. 785.850.000,oo
+
JUMLAH Rp. 1.250.000.000,OO
IV. SISTEM PENGELOLAAN

Pengelola Industri Pengolahan Kelapa adalah Perusahaan dengan struktur


kepemilikan saham bisa dikembangkan dengan beberapa alternatif sebagi contoh
kepemilikan saham terdiri dari :
1. PMD (Pelayanan Masyarakat Desa)
2. Investor
3. Masyarakat
Kondisi ini bisa berkembang sesuai dengan kesepakatan pihak-pihak yang
akan terlibat dalam Industri Pengolahan Kelapa. Adapun Perusahaan ini memiliki
misi untuk pemberdayaan masyarakat petani. Disamping bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan yang layak, bisa mengembalikan pinjaman sesuai jadwal,
juga bisa memberikan kepastian usaha dan pendapatan kepada petani kelapa.
Mekanisme kerjasama dengan petani kelapa adalah sebagai berikut:
1. Petani membentuk kelompok-kelompok yang dikoordinir oleh ketua
kelompok.
2. Setiap kelompok melaksanakan kontrak kerjasama dengan Industri
Pengolahan Kelapa, sebagai pemasok kelapa dengan jumlah tertentu
dengan harga tertentu. Pada tahap awal harga kelapa ditetapkan Rp. 500
per buah di tingkat kelompok.
Adapun kebutuhan kelapa untuk Industri Pengolahan Kelapa adalah
10.000 butir per hari.
Sedang mekanisme kerjasama Industri Pengolahan Kelapa dengan Unit-unit
pengrajin minyak kelapa tradisional adalah Industri Pengolahan Kelapa menampung
minyak hasil produksi pengrajin dengan jumlah dan harga tertentu.
Struktur Organisasi

KOMISARI
S

DIREKTUR

BAG. BAG.
KEUANGAN ADMINISTRA

MANAGER MANAGER
PRODUKSI PEMASARAN

BAG. BAG. BAG. SA SALE


MINYAK PRODUK LE S
PENGAD
GOREN SAMPINGA
G AAN

KLP. PENGRA KLP.


TANI JIN TANI
Proyeksi aliran dana selama 5 tahun
ah
NO URAIAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN JUMLAH
1 2 3 4 5
MODAL AWAL
246.660 605.820 964.980 1.324.140
PENDAPATAN
1. Penjualan Minyak
2.283.750 2.362.500 2.362.500 2.362.500 2.362.500 11.733.750
2. Batok Arang
67.500 67.500 67.500 67.500 67.500 337.500
3. Nata de Coco
641.250 675.000 675.000 675.000 675.000 3.341.250
4. Penjualan Blondo
375.000 375.000 375.000 375.000 375.000 1.875.000
JUMLAH
3.367.500 3.480.000 3.480.000 3.480.000 3.480.000 17.287.500
PENDAPATAN
ARUS KAS
3.367.500 3.726.660 4.085.820 4.444.980 4.804.140
PENGELUARAN
1. Pembelian kelapa
1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 7.500.000
2. Pembelian Minyak Kelapa
UKM 487.500 487.500 487.500 487.500 487.500 2.437.500
3. Bahan Pembantu
180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 900.000
4. Packing
180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 900.000
5. Biaya Gaji
162.000 162.000 162.000 162.000 162.000 810.000
6. Pemeliharaan alat dan
suku cadang 18.000 18.000 18.000 18.000 18.000 90.000
7. BBM (diesel )
6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 30.000
8. Transportasi dan
akomodasi 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 150.000
9. Biaya Telepon
12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 60.000
10. Listrik
6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 30.000
11. Administrasi Kantor
9.000 9.000 9.000 9.000 9.000 45.000
12. Depresiasi
92.832 92.832 92.832 92.832 92.832 464.160
13. Biaya Bunga
187.500 187.500 187.500 187.500 187.500 937.500
14. Cicilan Hutang
250.008 250.008 250.008 250.008 250.008 1.250.040
JUMLAH
3.120.840 3.120.840 3.120.840 3.120.840 3.120.840 15.604.200
PENGELUARAN
LABA
246.660 605.820 964.980 1.324.140 1.683.300 1.683.300

Keterangan :
1. Penjualan Minyak Kelapa per hari 1500 liter dengan harga rata-rata Rp.
5.250 per liter.
2. Harga batok arang Rp. 750 / kg, Harga Nata de Coco lembaran Rp. 750 per kg
dan Blondo Rp. 5 000 per kg.
3. Harga kelapa per butir Rp. 500 dengan kebutuhan per hari rata-rata 10.000
butir.
4. Pembelian minyak kelapa dari pengrajin tradisional 500 liter per hari dengan
harga Rp. 3.250 per liter.
5. Bunga pinjaman Bank 15% per tahun, dengan jangka pinjaman 5 tahun.
6. Usaha pengolahan sabut kelapa belum diperhitungkan.

B. Analisa Benefit per Cost ( B/C )

dalam ribuan rupiah


Th. Biaya FD 15% Nilai Kini Produksi Nilai Kini
1 3.120.840 0,870 2.715.131 3.367.500 2.929.725
2 3.120.840 0,756 2.359.355 3.480.000 2.630.880
3 3.120.840 0,658 2.053.513 3.480.000 2.289.840
4 3.120.840 0,572 1.785.120 3.480.000 1.990.560
5 3.120.840 0,497 1.551.057 3.480.000 1.729.560
Total 15.604.200 3,353 10.464.176 17.287.500 11.570.565

FD adalah Faktor Diskonto yang besarnya ditentukan oleh bunga Bank rata-
rata 15%

11.570.565
Perhitungan B/C adalah = 1,11
10.464.176

Dari hasil perhitungan B/C sebesar 1,11 menunjukkan bahwa B/C lebih besar
dari 1, maka manfaat yang diperoleh dari Usaha Pengolahan Kelapa melebihi
biaya yang dikeluarkan untuk investasi.

C. Analisa Net Present Value (NPV)


dalam ribuan rupiah
Th. Biaya Produksi Laba FD 15% Nilai Kini
1 3.120.840 3.367.500 246.660 0,870 214.594
2 3.120.840 3.480.000 359.160 0,756 271.525
3 3.120.840 3.480.000 359.160 0,658 236.327
4 3.120.840 3.480.000 359.160 0,572 205.440
5 3.120.840 3.480.000 359.160 0,497 178.503
Total 15.604.200 17.287.500 1.683.300 3,353 1.106.389

Nilai NPV dari Usaha Pengolahan Kelapa selama kurun waktu 5 tahun adalah
positif 1.106.389.000, mengindikasikan bahwa usaha tersebut
menguntungkan.

D. Analisa Internal Rate of Return (IRR)


dalam ribuan rupiah
Th. Biaya Produksi FD Laba Laba FD FD Laba
15% 15 % 25 % FD 25 %
1 3.120.840 3.367.500 0,870 246.660 214.594 0,800 197.328
2 3.120.840 3.480.000 0,756 359.160 271.525 0,640 229.862
3 3.120.840 3.480.000 0,658 359.160 236.327 0,512 183.890
4 3.120.840 3.480.000 0,572 359.160 205.440 0,410 147.256
5 3.120.840 3.480.000 0,497 359.160 178.503 0,328 117.805
Total 15.604.200 17.287.500 3,353 1.683.300 1.106.389 2,698 876.141

Asumsi bahwa bunga Bank rata-rata 15 %, sedang bunga Bank tertinggoi 25


%
Perhitungan Internal Rate of Return adalah
1.683.300
IRR = 15 + 15 { } % = 24,86 %
1.683.300 + 876.141

Dari ketiga tolok ukur di atas menunjukkan bahwa hasil analisa konsisten,
yaitu pada B/C > 1 pada kondisi NPV = 0; IRR > dari bunga pinjaman Bank. Hal ini
mengindikasikan bahwa Usaha Pengolahan Kelapa menguntungkan atau profitable.

VI. PENUTUP

Industri Pengolahan Kelapa merupakan usaha terpadu yang dapat


memanfaatkan seluruh bahan yang ada dalam buah kelapa, sehingga tidak ada bahan
terbuang, bisa dikatakan nilai tambah pengolahan buah kelapa sangat tinggi.
Sistem pengelolaan usaha Industri Pengolahan Minyak kelapa melibatkan
seluruh petani yaitu dengan jalan Industri adalah penjamin pemasaran hasil pertanian
petani, maka petani dapat menikmati kepastian pendapatan untuk setiap bulannya.
Contoh: 2

Bentuk dan Jenis Intervensi:


Pengadaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan.

JUDUL
Pembentukan Wira Usaha Baru Industri Pembuatan Tepung agar-agar
dari Rumput laut di Daerah Gunungkidul DIY

Nama Organisasi(KSM) Pemohon Dana:


Lembaga Pengabdian pada Masyarakat ( LPM) IKIP Yogyakarta

Alamat Surat, Telephon


LPM IKIP Yogyakarta Kampus Karangmalang IKIP Yogyakarta telp.
(0274) 586168 pes 233, 273, 346, dan 359

Goal Proyek
Proyek ini bertujuan utama untuk membentuk usaha baru dalam
rangka memperkecil angka pengangguran masyarakat yang berada di daerah pantai
Panggang Gunung Kidul Yogyakarta. Usaha yang akan dibentuk adalah usaha
pembuatan tepung agar-agar yang berasal dari rumput laut.

Latar Belakang Proyek


Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu wilayah di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang memiliki potensi kekayaan alam berupa keanekaragaman tumbuhan
laut yang sangat cukup potensial untuk dikembangkan. Salah satu jenis tumbuhan laut
yang bernilai ekonomi adalah alga merah; yang komponen utamanya adalah agar-
agar. Tanaman alga merah yang banyak terdapat di daerah ini adalah dari jenis
Gracilaria, gelidium dan Gymnocogrus. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Siti Sulastri dkk. Menunjukkan bahwa kandungan agar-agar dalam rumput laut
tersebut cukup tinggi. Diperkirakan jumlah penjualan rumput laut kering dari wilayah
tersebut mencapai 1 ton per minggu, yang dikirim ke kota-kota besar seperti Surabaya
dan Jakarta.
Dewasa ini penggunaan agar-agar tidak hanya sebagai bahan makanan saja,
melainkan juga digunakan pada berbagai industri farmasi, kosmetik, tekstil, dan
sebagainya. Oleh karena itu permintaan produk agar-agar mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun.
Usaha untuk mengolah rumput laut menjadi agar-agar belum pernah dilakukan di
daerah ini baik oleh nelayan maupun pengusaha pengumpul rumput laut. Para
nelayan dan pengusaha pengumpul rumput laut pada umumnya lebih senang
menjual rumput laut dalam bentuk rumput laut yang belum diolah. Padahal jika
rumput laut diolah menjadi agar-agar akan memberikan nilai ekonomi yang jauh
lebih tingi. Belum adanya usaha pengolahan rumput laut tersebut disebabkan
masyarakat pada umumnya belum mengetahui teknik bagaimana pengolahan
rumput laut menjadi tepung agar-agar yang berkualitas baik.

Pengalaman IKIP Yogyakarta Dalam Pengembangan Kewirausahaan


Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu tugas tridharma yang
harus dilaksanakan oleh perguruan tinggi, yang merupakan pengamalan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks). Pengalaman IKIP Yogyakarta dalam
pengembangan kewirausahaan yang telah dilakukan antara lain : Pembinaan Wira
Usaha Baru dan Pembinaan Potensi Pemuda. Pengembangan wira usaha telah
dikembangkan melalui tiga paket program. Pengembangan wira usaha ini juga
bekerja sama dengan Dinas PP Propinsi DIY dengan program pembinaan pada 10
kelompok yang menyebar di seluruh DIY.
Dalam bidang Pengembangan Wilayah Terpadu IKIP Yogyakarta telah
bekerjasama dengan Wilayah Binaan melalui program :
a. Program Desa Binaan
Tahun 1997/1998 desa binaan meliputi Dusun Karangmalang & Kuningan
Tahap VI, Dusun Pandeyan Tahap III, dan Desa Glagaharjo Tahap III dengan delapan
paket binaan yang telah terlaksana seluruhnya : antara lain pembinaan mental agama,
pembinaan kemampuan ketrampilan wanita, bimbingan belajar, bimbingan
ketrampilan mengelas, pelatihan elektronika, usaha batako bagi Karang Taruna,
program rumah sehat dan penataan lingkungan pedusunan.
b. Program Kecamatan Binaan
Diarahkan untuk membina jaringan pendidikan pada satu wilayah kecamatan.
Tahun ini dikembangkan satu model SD yang menggunakan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar.
c. Program Pendamping Desa IDT
Tahun 1997/1998 merupakan pelaksanaan tahun ketiga yang diarahkan pada
kegiatan produktif, sedangkan tahun sebelumnya adalah program lantainisasi dan
penggaduhan kambing.
Dalam bidang pengkajian, pengembangan dan penerapan hasil penelitian telah
dikembangkan
a. Program Sekolah Binaan
Sekolah Binaan meliputi SD Gejayan Tahap II, dua SD dan satu
SLTP di desa Kepuharjo Tahap V dengan tujuh paket program.
Sebagian program yang dikembangkan merupakan kelanjutan
program sebelumnya, seperti minat baca pada 2 SD di Kepuharjo,
maka tahun ini dikembangkan ruang bacanya, juga meningkatkan
ketrampilan kerajinan SLTP diharapkan akan menumbuhkan Home
Industry kerajinan, akhirnya mampu menunjang perkembangkan
pariwisata di Kepuharjo.
b. Program Ipteks dan Vucer. Program ini dilaksanakan untuk
mendukung perkembangan industri kecil di DIY. Dalam hal ini IKIP
Yogyakarta masih menduduki 4 besar proposal yang didanai oleh
DP4M Dikti. Dana lain diperoleh dari DRK dan swadaya
masyarakat/lembaga terkait.

Susunan Organisasi Pengusul


Ketua merangkap Anggota : Drs Crys Fajar Partana MSi
NIP : 131 808 681
Jabatan : Asisten Ahli
Jurusan/Fakutas : Kimia Fisika/ FPMIPA IKIP
Yogyakarta

Anggota
1. Nama : Drs Sri Atun MSi
NIP : 131 873 956
Jabatan : Lektor Muda
Jurusan : Kimia Organik/FPMIPA IKIP Yk

2. Nama : Drs Sumarno MS


NIP : 131 930 140
Jabatan : Asisten Ahli
Jurusan : Fisika Instrumen
3. Nama : Drs Siti Sulastri MS
NIP : 130 681 034
Jabatan : Lektor
Jurusan : Kimia Analitik

4. Nama : Ir Endang Dwi Siswani MT


NIP : 131 656 348
Jabatan : Lektor muda
Jurusan : Teknik Kimia

Tujuan & Sasaran Kegiatan


Tujuan
Secara umum tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan sumber
pendapatan masyarakat dalam memanfaatkan rumput laut sebagai hasil produksi
Usaha Kecil Menengah yang siap bersaing (competitive). Tujuan secara rinci adalah
sebagai berikut
a. Memacu pertumbuhan produk Indonesia non migas melalui
pertumbuhan pasar dalam negeri yang kompetitif.
b. Meningkatkan pengembangan UKM yang tangguh, mandiri dan
mampu untuk merebut peluang pasaran dalam menghadapi era
globalisasi.
c. Mempercepat alih teknologi, seni dan manajemen hasil penelitian
dari Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian ke masyarakat
industri.
d. Mempercepat proses Link dan Match, khususnya antara perguruan
tinggi dengan industri dan PEMDA dalam menciptakan jaringan
(networking) dengan pasar dan lembaga terkait dalam bidang
kewirausahaan.

Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan ini meliputi:
a. Masyarakat nelayan dan pengumpul rumput laut di daerah Panggang
Gunungkidul mampu mengolah rumput laut menjadi tepung agar-
agar.
b. meningkatkan jumlah dan kualitas hasil produksi tepung agar-agar
supaya menjadi produk non migas untuk kebutuhan pasar.
Kegiatan Proyek
Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi beberapa tahap yakni :
a. Penyusunan rencana usaha
Rencana usaha/Bissness Plant disusun bersama nelayan dan
pengumpul rumput laut
b. Penerapan IPTEK terpilih
d. Pengembangan produk
Setiap bulan diusahakan produk minyak yang dihasilkan terus
meningkat seiring dengan pendapatann dari hasil penjualan.
e. Rencana pemasaran
Pemasaran mula-mula digunakan untuk memenuhi kebutuhan agar-
agar dilingkungan kabupaten Gunungkidul khususnya dan propinsi
DIY pada umumnya. Setelah produksi semakin banyak akan disebar
diseluruh propinsi di Indonesia. .
f. Penataan manajemen termasuk peningkatan sumber daya manusia
Dalam persiapan menghadapi era pasar bebas (globalisasi), maka
penataan manajemen diupayakan memenuhi persyaratan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9002.

Target yang diinginkan


Dari hasil kegiatan yang telah dilaksanakan diharapkan akan
dicapai luaran nyata dalam12 bulan kegiatan adalah:
1. Masyarakat nelayan dan pengusha pengumpul rumput laut mampu
mengolah rumput laut menjadi tepung agar-agar dengan mandiri.
2. Mampu memasarkan sendiri produk hasil olahannya ke Pasaran luar.

Pengaruh-pengaruh terhadap Lingkungan


- menambah produksi tepung agar-agar sehingga pemerintah tidak perlu impor
tepung ini dari luar negeri.
- membantu pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat secara luas
oleh karena rumput laut merupakan zat byang memiliki nilai gizi tinggi dan
memiliki sifat anti inflamantasi sehingga meningkatakan kesetanan
masyarakat..
- mengurangi angka pengangguran
- dan sebagainya

Pengaruh Terhadap Wanita


Proyek ini dapat dikerjakan oleh pria dan wanita. Proyek merupakan
proyek percontohan dalam hal pembuatan rumput laut. Dengan adanya proyek
ini diharapkan ibu-ibu PKK dan ibu-ibi rumah tangga yang tidak terlibat
langsung dalam kegiatan proyek dapat ikut mencontoh mengolah rumput laut
menjadi tepung agar-agar. Hasil yang diperoleh dapat dijual ke konsumen lain
atau ke koperasi yang didirikan proyek ini. Dengan demikian adanya proyek ini
akan menguntungkan semua pihak baik masyarakat maupun koperasi proyek.

Monitoring dan Evaluasi


Target yang ingin dicapai dalam proyek ini cukup jelas, sehingga akan
mempermudah melakukan monitoring dalam pengukuran keberhasilan proyek.
Dalam 5 bulan pertama ditargetkan para nelayan dan atau pengumpul rumput
laut sudah dapat mengolah sendiri rumput laut menjadi tepung agar-agar.
Monitoring kegiatan dilakukan paling sedikit 2 kali dalam setiap minggu
atau sebanyak 8 sampai 10 kali dalam setiap bulan

Jadwal Kerja selama 12 bulan


NO Kegiatan Waktu (bulan)
.
1. Survey pengadaan bahan baku, Bulan 1 s .d bulan 2
lokasi UKM dan ijin usaha
2. Penataan organisasi Bulan 1 s.d bulan-2
3. Pengadaan Alat Produksi Bulan –2 s.d. ke-4
Dan kemasan serta
pembenahan
4. Lokasi Bulan -4 s.d bulan-5.
5. Pelatihan Pengolahan rumput
laut menjadi tepung agar-agar
6. Bulan -6 s.d bulan-7
Evaluasi hasil pelatihan
7. Bulan -8 s.d bulan –9.
Seminar dan penyusunan
8 laporan Bulan –10 s.d bulan-12
Pemantauan dan pemasaran
hasil produksi

Biaya (Budget):

Kegiatan (12 bulan) Biaya Biaya Total (Rp)


Proyek(Rp) Koperasi (Rp)
1. Bahan Habis
Rumput laut 50.000.000,- 10.000.000 60.000.000

2. Peralatan
a. Tempat bahan baku 2.000.000 2.000.000
b. Tempat hasil 2.000.000 2.000.000
c. Tempat penjemuran 10.000.000 10.000.000
d. Tempat pemasakan 5.000.000 5.000.000
e. Tempat penggilingan 5.000.000 5.000.000

3. Perjalanan
3.600.000 3.600.000
Ketua ( 10 x12 x Rp 30.000) 14.400.000 14.400.000
Anggota(5x8x12xRp30.000) 720.000 720.000
Koordinator (2x12xRp30.000)

4. Pertemuan Industri 10.000.000 10.000.000

5. Lain-lain
a. ATK 10.000.000 10.000.000
b. Fotokopi 10.000.000 10.000.000
c. Dokumentasi 5.000.000 5.000.000
d. Penyusunan laporan 20.000.000 20.000.000

6. Honorarium
a. Ketua (12 x Rp 500.000) 6.000.000 6.000.000
b. Anggota (5x12xRp 400.000) 24.000.000 24.000.000
c. Koordinator koperasi
(12 x Rp 300.000) 3.600.000 3.600.000

Jumlah 181.320.000 10.000.000 191.320.000


Contoh 3
PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN BANTUL
!. KEGIATAN DAN JENIS USAHA YANG AKAN DIDIRIKAN
1.1 Judul
PEMURNIAN MINYAK KELAPA
1.2 Jenis Usaha
Produksi komoditas minyak kelapa yang sesuai dengan standar Industri
Indonesia
1.3 Analisis Situasi
Minyak kelapa atau minyak kelapa merupakan salah satu kebutuhan
pokok bagi setiap keluarga. Harga minyak kelapa kemasan saat ini relatif
mahal. Minyak kelapa yang berharga murah diberikan pemerintah dalam
bentuk tanpa kemasan yang dikenal dengan nama minyak curah yang terbuat
dari kelapa sawit. Namun, sayang sekali bahwa minyak curah saat ini telah
dicemari oleh orang-orang dengan memberikan campuran yang cukup
berbahaya. Campuran yang sering diberikan antara lain: solar, lemak dan zat-
zat pengisi lain. Dengan demikian banyak konsumen yang menjadi ragu
menggunakannya. Minyak kelapa curah terbuat dari pohon kelapa sawit,
sehingga minyak yang dihasilkan diberi nama minyak kelapa sawit. Agar
masyarakat menjadi mantap dan tidak was-was, maka perlu dilakukan
tindakan nyata oleh orang yang mengetahui seluk beluk minyak kelapa.
Minyak kelapa yang akan diproduksi merupakan minyak kelapa asli yang
diproduksi oleh pengrajin minyak kelapa tradisional. Minyak kelapa
tradisional yang dibuat pengrajin merupakan minyak kelapa dengan mutu
rendah sehingga minyak tersebut tidak dapat tahan lama juga penampilan
fisiknya kurang menarik.
Keadaan Mitra Usaha (UKM) minyak kelapa tradisional.
Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul yang terletak kurang lebih 10
km dari pusat kota kabupaten Bantul penghasil kelapa. Beberapa penduduk
yang tinggal di daerah tersebut banyak memanfaatkan buah tanaman kelapa
yang dihasilkan untuk diolah menjadi minyak kelapa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun dijual di pasar sebagai tambahan pendapatan
keluarga. Sebagian penduduk yang lain memanfaatkan buah kelapa tersebut
untuk usaha makanan tradisioanl yang dinamakan dengan geplak Ada juga
beberapa penduduk yang memanfaatkan protein sebagai hasil samping
pembuatan minyak kelapa diolah menjadi makanan yang memiliki nilai gizi
tinggi yang disebut dengan kethak. Sebagian penduduk yang lain
memanfaatkan tempurung kelapa sebagai bahan bakar dan diolah menjadi
bahan arang.
Data Produksi
Dari analisis data yang dilakukan, diketahui rata-rata produksi
minyak kelapa yang dihasilkan mencapai 100 sampai 200 Liter per hari per
UKM. Jumlah produksi tersebut merupakan hasil produksi yang diperoleh
dengan mengolah bahan baku kelapa sebanyak lebih kurang 1000 sampai
2000 butir dengan cara basah tradisional atau bothokan. Dalam kecamatan
Srandakan terdapat lebih dari 6- 8 pengrajin minyak kelapa. Sehingga rata-
rata per hari 800 sampai 1000 Liter minyak kelapa. Produksi tersebut masih
dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pasar. Hambaaatan utama para
pengrajin adalah pemasaran sehingga jika ada industri yang mau menampung,
maka kuantitas produksi akan ditingkatkan.
Data Bahan Baku
Tanaman kelapa sebagai bahan baku utama dapat diperoleh
dengan mudah di daerah kabupaten Bantul. Sebagian besar penduduk
memiliki tanaman kelapa yang tumbuh di pekarangan sekitar tempat tinggal
mereka. Data statistik yang diperoleh dari kantor Biro Pusat Statistik
Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa terdapat lebih kurang 100.000 ton
butir kelapa setiap tahunnya di daerah kabupaten Bantul. Atau lebih kurang
100.000.000 butir kelapa setiap tahunnya. Dari sejumlah butir kelapa tersebut
menghasilkan limbah air kelapa sebanyak 50 juta Liter. Produksi ini tergolong
sangat tinggi, belum lagi jika ditambah dari kabupaten tetangga dekatnya
Kulon Progo yang merupakan penghasil buah kelapa terbesar di DIY. Juga
kabupaten yang lain Sleman dan Gunungkidul yang merupakan penghasil
buah kelapa ketiga dan keempat setelah Kabupaten Kulon Progo dan
kabupaten Bantul. Kabupaten Bantul terletak tidak jauh dari kabupaten
Purworejo Jawa tengah (lebih kurang 40 km) yang sangat terkenal penghasil
kelapa, sehingga ditinjau dari segi bahan baku, tidak ada permasalahan dalam
pembuatan pemurnian minyak kelapa.

1.4 Tujuan Kegiatan


Mengolah minyak kelapa bermutu rendah menjadi minyak kelapa bermutu
tinggi sesuai standar

2. SPESIFIKASI PRODUK, POLA PENERAPAN IPTEK DAN MANFAAT


USAHA
.2.1 Perumusan Produk Usaha

Jenis Produk Spesifikasi Produk


Minyak Kelapa - Kemasan 0,5 Liter
- Kemasan 1 Liter
- Kemasan 2 Liter
- Kemasan jerigen
- Minyak kelapa curah

2.2 Penerapan IPTEK Dalam Pelaksanaan Usaha


Alat yang dipakai dalam pelaksanaan progran ini adalah seperangkat alat
pemurnian minyak kelapa dari minyak bermutu rendah menjadi minyak kelapa
bermutu tinggi. Perangkat alat tersebut terdiri atas tangki-tangki pemurnian berikut
alat tambahannya, tangki penampungan minyak belum murni dan tangki
penampungan minyak kelapa yang sudah dimurnikan. Alat tambahan yang diperlukan
adalah pompa untuk menaikan minyak kelapa, pompa vacum, filter pres untuk
penyaringan serta pipa-pipa penghubung serta kran-kran untuk membuka dan
menutup.
Secara garis besar langkah-langkah dalam proses pemurnian adalah sebagai
berikut:
- Mengambil minyak dari pengrajin minyak kelapa tradisional di lingkunga
kabupaten Bantul
- Minyak bermutu rendah ditampung dalam tangki penampungan minyak yang
belum dimurnikan.
- Minyak dimasukan ke tangki pencampur. Dalam tangki ini minyak kelapa yang
belum dimurnikan dicampur dengan zat penyerap air dan zat tambahan yang lain.
- Dari tangki pencampur minyak dimasukan dalam tangki pengendapan. Jumlah
tangki pengendapan minimal 10 buah, karena akan dilakukan pengendapan
selama 10 hari. Dengan tangki pengendapan berjumlah 10 buah tersebut
diharapkan setiap hari dapat berproduksi minyak kelapa yang sudah murni. Selain
mengendapkan kotoran yang ikut didalamnya tangki ini juga berfungsi untuk
menghilangkan asam lemak bebas yang berada dalam minyak kelapa. ( NB:
Untuk mempercepat proses pengendapan dapat dilakukan sentrifus dan
pemanasan pada suhu rendah dengan tekanan kecil. Jika proses ini dilakukan,
maka proses dapat berjalan 5 kali lipat lebih cepat. Untuk proses ini diperlukan
sentrifuse, pompa vakum dan pemanas otomatis).
- Setelah 10 hari pengendapakan akan diperoleh minyak kelapa dengan warna putih
jernih dengan mutu yang cukup tinggi. Minyak kelapa diambil dengan melalui
filter untuk menghindari adanya kotorang yang ikut selama pengambilan, minyak
yang keluar dari tangki ini sudah dapat langsung dan siap dikonsumsi. Dari
penelitian diketahui bahwa mutu minyak ini cukup baik dengan rasa yang sangat
gurih, serta keawetan sekitar 1 (satu) tahun.
- Langkah terakhir adalah pembersihan tangki bekas pengndapan. Dalam tangki
terdapat sisa berupa zat padat. Zat padat sisa dari pengendapan minyak kelapa
mengandung kapur dengan kadar yang cukup tinggi, dalam kesempatan lain
limbah ini akan dapat diolah menjadi bahan untuk kerajinan atau sebagai bahan
dasar dalam pembuatan cat.

2.3 Nilai Tambah Dari Sisi Iptek


Produk yang di hasilkan dalam pemurnian minyak kelapa adalh
minyak kelapa yang telah murni sesuai dengan standar induistri bahkan
mempunyai nilai lebih dari segi gizi. Sistem pengolahan dengan cara tersebut di
atas belum pernah ada yang mencoba dan menemukan, sehingga dari sisi iptek
hal ini dapat dikatakan sebagai cara penemuan baru, yang jika sempat dapat di
carikan hak paten.

2.4. Manfaat Industri Pemurnian minyak kelapai Dari aspek Sosial Ekonomi Secara
nasional
- Secara umum dengan adanya industri pemurnian minyak ini akan
memberikan manfaat pada para pengrajin minyak kelapa tradisional.
Hambatan utama para pengrajin tersebut adalah pada masalah pemasaran,
sehingga jika ada industri yang menampung hasil industrinya, maka para
pengrajin minyak kelapa tradisional akan dapat meningkatkan
produksinya tanpa ada kekawatiran produknya tidak laku. Minyak yang
diperoleh dari pengrajin minyak kelapa tradisional bermutu jelek , keruh
serta tidak tahan lama, sehingga para pengrajin takut memproduksi dalam
skala besar karena takut tidak laku dan cepat tengik.
- Jaminan kesehatan penggunaan minyak hasil pemurnian, karena minyak
yang diperoleh dari hasil pemurnian ini benar-benar merupakan minyak
asli tanpa adanya zat pengisi sebagaimana minyak yang ada di pasaran.
Minyak ini juga bermutu tinggi karena merupakan minyak yang tahan
pada suhu yang relatif tinggi. Kadar kolesterol dan peroksida minyak hasil
pemurnian ini relatif stabil walaupun dipakai pada suhu tinggi dan waktu
cukup lama, minyak pabrik lain pada suhu rendah memang tidak
mengandung kolesterol dan peroksida yang rendah, namum jika sudah
dipakai untuk menggoreng baik kolesterol maupun angka peroksidanya
akan naik dengan dratis jauh melampaui kadar kolesterol dan peroksida
dari minyak kelapa hasil pemurnian ini.
- Harga relatif lebih murah dibandingkan dengan minyak kemasan dengan
kualitas minyak sama.
- Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar untuk menjadi
pengrajin minyak kelapa maupun berjualan minyak kelapa hasil
pemurnian.
- Memotivasi pasar untuk meningkatkan makanan yang membutuhkan
minyak kelapa
- Membantu pemerintah dalam hal penyediaan minyak kelapa
- Membantu industri kecil minyak kelapa dalam hal pemasarannya.

3. RENCANA USAHA

3.1 Bagan Alir Proses Industri


Industri mitra Industri Mitra Industri Mitra

Indutri Pemurnian minyak kelapa

Minyak Kelapa Murni

Distributor Agen Konsumen


3.2 Lokasi dan bangunan Industri pemurnian minyak kelapa
Lokasi Industri minyak kelapa diharapkan dekat dengan para pengrajin
minyak kelapa tradisional. Luas bangunan yang diperluakn tidak perlu terlalu luas.
Luas Bangunan sekitar 500 m2 dengan luas tanah sekitar 1000 m2. Lokasi harus dapat
dilewati oleh kendaraan besar untuk memudahkan pengangkutan.

3.3 Rencana Investasi


Tahun Investasi Besar dana
(dalam ribuan rupiah)
Tahun 1 - Tanah
- Bangunan pabrik
- Tangki pemurnian (20 100.000
buah)
- Tangki panampungan 100.000
minyak kotor (20 buah)
- Tangki penampungan 100.000
minyak murni (20 buah)
- Peralatan tambahan untuk 12.000
tangki
- Disel dan pompa 25.000
- Filter pres (5 buah) 75.000
- Pompa vacum 35.000
Jumlah 447.000

Tahun II - Tanah
- Bangunan pabrik
- Tangki pemurnian (20 100.000
buah)
- Tangki panampungan 100.000
minyak kotor (20 buah)
- Tangki penampungan 100.000
minyak murni (20 buah)
- Peralatan tambahan untuk 12.000
tangki
- Disel dan pompa 10.000
- Filter pres (5 buah) 10.000
- Pompa vacum 3.000

Jumlah 335.000
Tahun III - Tanah
- Bangunan pabrik ]
- Tangki pemurnian (20 100.000
buah)
- Tangki panampungan 100.000
minyak kotor (20 buah)
- Tangki penampungan 100.000
minyak murni (20 buah)
- Peralatan tambahan untuk 12.000
tangki
- Disel dan pompa 10.000
- Filter pres (5 buah) 10.000
- Pompa vacum 3.000
Jumlah 335.000

3.4 Rencana Produksi

Tahun Kapasitas Produksi


Tahun 1 150.000 Liter
Tahun 2 300.000 Liter
Tahun 3 450.000 Liter

3.5 Rencana Pengadaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Usaha


Tahun Pengembangan
Tahun 1 Perangkat alat pemurnian
Wilayah pemasaran
Jumlah produk
Kemasan
Tenaga Kerja
Tahun 2 Perangkat alat pemurnian
Peningkatan mutu hasil produksi
Wilayah pemasaran
Kemasan
Jumlah produksi
Pengolahan limbah
Tenaga kerja
Tahun 3 Perangkat alat pemurnian
Peningkatan mutu hasil produksi
Wilayah pemasaran
Kemasan
Jumlah produksi
Pengolahan limbah
Tenaga kerja

3.6 Rencana Pemasaran


Tahun Mitra pemasaran
Tahun 1 - Daerah Kabupaten bantul dan
kabupaten sekitarnya
- Supermarket
Tahun 2 - Daerah Kabupaten bantul dan
kabupaten sekitarnya
- Supermarket
- Propinsi Jateng
Tahun 3 - Daerah Kabupaten bantul dan
kabupaten sekitarnya
- Supermarket
- Pulau jawa

3.7 Rencana SDM


Tahun SDM Jumlah Gaji
Tahun 1 12 28.000.000
Tahun 2 15 33.000.000
Tahun 3 20 40.000.000

3.8 Organisasi tim Pelaksana


Ketua : Drs Crys Fajar Partana M.Si
Anggota:
1. Drs Sumarno MSi
2. Bapeda
3. Kandep Perindag
4. Pemda Ekonomi
5. Pemda
6.
7.
Kerjasama Tim, Pemda dann Perguruan Tinggi

LPM UNY PEMDA

TIM Industri Pemurnian Minyak Kelapa

4. RENCANA FINANSIAL
4.1 Aliran Kas

Proyeksi Cash Flow untuk 5 tahun


Uraian Tahun I Tahun II Tahun III TAHUN IV Tahun V
Aliran Kas Masuk 500 L/hari 1000 L/hari 1500 L/hari 2000 L/hari 2500 L/hari
Penjualan 937500000 1875000000 2812500000 3750000000 4687500000
Volum x 25 x 12 x Rp 5000

Jumlah Kas masuk 937500000 1875000000 2812500000 3750000000 4687500000


Aliran Kas Keluar
Investasi
Pembelian Bahan baku(3250/L+10%) 536250000 1072500000 1608750000 2145000000 2681250000
Tangki pemurnian Rp 5000000/tangki 100000000 100000000 100000000 100000000 100000000
Alat bantu (Rp 600000/tangki) 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
Tangki penampungan minyak kotor 100000000 100000000 100000000 100000000 100000000
Tangki penampungan minyak bersih 100000000 100000000 100000000 100000000 100000000
Transportasi (Rp 300000/hari) 90000000 90000000 90000000 90000000 90000000
Pemeliharaan (Rp 750000/bulan) 9000000 9000000 9000000 9000000 9000000
Disel dan Pompa 25000000 10000000 5000000 5000000 1000000
Filter pres (5 buah) 75000000 10000000 10000000 10000000 10000000
Pompa vacum 35000000 3000000 3000000 3000000 3000000
Penanganan limbah (Rp 200000/hari) 60000000 60000000 60000000 60000000 60000000
Upah langsung 30000000 8000000 10000000 10000000 10000000
Gaji Total 25000000 25000000 30000000 30000000 30000000
Pemasaran 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000
Kesejahteraan (Rp2500000/bulan) 30000000 30000000 30000000 30000000 30000000

Jumlah Kas Keluar 1237250000 1639500000 2177750000 2714000000 3246250000


Surplus/defisit -299750000 235500000 634750000 1036000000 1441250000
Saldo awal 750000000 450250000 685750000 1320500000 2356500000
Saldo akhir 450250000 685750000 1320500000 2356500000 3797750000

4.2 Perhitungan B/C Ratio, Titik Impas dan IRR.


Titik Impas perusahaan diharapkan telah tercapai pada tahun 2

5. JADWAL KERJA (SELAMA 3 TAHUN)


Jadwal rencana Kerja progran penerapan IPTEK untuk pengembangan
UKM dalam memacu ekspor non migas dapat dilihat dalam tabel berikut:
NO KEGIATAN Waktu (bulan)
1. Survey Mitra Kerja bulan ke –1
2. Penataan organisasi dan pembenahan bangunan bulan ke-1 s.d ke –2
industri
3. Pengadaan Alat Produksi tahap 1 meliputi: bulan ke-2 s.d ke-4
perangkat pemurnian dan tempat minyak
mentah dan minyak jadi
. Proses pemurnian minyak kelapa bulan ke-4 s.d
seterusnya
5. Produksi Minyak kelapa
6. Pengadaan alat produksi tahap 2 meliputi : bulan ke-13
perangkat pemurnian dan wadah
7. Pembenahan bangunan industri bulan ke 14
8 Perluasaan pemasaran bulan ke-14 s.d
seterusnya
9 Peningkatan produksi bulan ke-15 s.d.
seterusnya
10 Pengadaan alat produksi tahap 3 meliputi : bulan ke-25
perangkat pemurnian dan wadah
11 .Pembenahan bangunan industri bulan ke 26

12 Perluasaan pemasaran dan Peningkatan bulan ke 27 s.d


produksi seterusnya

8. RENCANA ANGGARAN BIAYA (MODAL INDUSTRI)


(dalam ribuan rupiah)
Kegiatan Anggaran
1. Renovasi Bangunan 50.000
2. Bahan Baku dan 250.000
Penunjang
3. Mesin dan Peralatan 447.000
4. Modal Kerja 85.000
5. Pemasaran 10.000
6. Penyusunan Laporan 5.000

Jumlah Rp 847.000
Minyak dari industri kecil Penampungan minyak industri kecil

Zat penyerap air


Zat lain

Pengendapan minyak, pemvakuman (10 hari) tangki


pencampuran

Tangki penampung minyak murni Penampung limbah

Siap di pasarkan

Skema Proses pemurnbian minyak kelapa


Contoh 4
UNIT PRODUKSI NATA DE COCO

!. KEGIATAN DAN JENIS USAHA YANG AKAN DIDIRIKAN


1.1 Judul
PEMBUATAN NATA DE COCO

1.2 Jenis Usaha


Produksi komoditas nata de coco lebaran dan netralan
1.3 Analisis Situasi
Nata de coco merupakan salah satu jenis makanan yang mempunyai
kalori rendah. Nata de coco mengandung serat lunak yang sangat bermanfaat
bagi kesehatan manusia terutaman kesehatan pencernakan. Bahan baku dari
nata de coco adalah limbah buah kelapa, yaitu air kelapa yang tidak
digunakan. Nata de coco yang ada di pasaran kebanyak berupa nata de coco
yang siap dimakan. Kemasan yang di jual dalam bentuk plas=tik ataupun
dalam bentuk CUP/ gelas plastik. Ditinjau dari segi kesehatan nata de coco
yang telah siap makan merupakan makanan yang agak berbahaya,
dikarenakan makanan tersebut mengandung pengawet dan pemanis buatan.
Rencana produksi yang akan dilakukan adalah dengan membuat nata de coco
lembaran. Nata de coco lembaran adalah nata de coco yang masih asli, masih
belum diproses. Untuk dapat dimakan nata de coco lembaran masih harus
diproses. Proses pengolahan lembarang dinamakan proses penetralan. Setelah
nata de coco netral, barulah dapat dilakukan proses selajutnya sesuai dengan
selera konsumen. Nata de coco yang sudah netral dapat dibuat dawet, kolak
ataupun sirup. Unit produksi berencena membuat nata de coco dalam dua
bentuk, yaitu bentuk lembaran dan bentuk yang sudah dinetralkan

Keadaan Mitra Usaha


Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul yang terletak kurang lebih 35 km dari
kota Yogyakarta merupakan salah satu daerah klabupaten Bantul penghasil kelapa.
Beberapa penduduk yang tinggal di daerah tersebut banyak memanfaatkan buah
tanaman kelapa yang dihasilkan untuk diolah menjadi minyak kelapa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun dijual di pasar sebagai tambahan pendapatan
keluarga. Usaha yang dimiliki kebanyakan merupakan usaha yang bersifat home
industri dengan sumber daya keuangan atau modal usaha yang terbatas dan cara
pengolahan serta sistem manajemen yang relatif sederhana. Sebagian penduduk yang
lain memanfaatkan buah kelapa tersebut untuk usaha makanan tradisioanl yang
dinamakan dengan geplak Ada juga beberapa penduduk yang memanfaatkan protein
sebagai hasil samping pembuatan minyak kelapa diolah menjadi makanan yang
memiliki nilai gizi tinggi yang disebut dengan kethak. Sebagian penduduk yang lain
memanfaatkan tempurung kelapa sebagai bahan bakar dan diolah menjadi bahan
arang.
Aktivitas yang dilakukan dalam pengolahan buah kelapa tersebut
mengakibatkan adanya limbah air kelapa yang berjumlah ribuah liter. Seiring dengan
kemajuan jaman air kelapa yang semukla merupakan limbah, dapat diolah menjadi
makanan yang menyegarkan yang disebut dengan nata de coco . Nata de coco
merupakan makanan rendah kalori yang berserat tinggi. Ditinjau darui kesehatan,
maka nata de coco sangat baik untuk sistem pencernakan manusia. Di samping itu
nata de coco dapat mencegah timbulnya kanker perut. Dengan penambahan iodium
dan vitamin, nata de coco dapat menjadi minuman ber vitamin dan pencegah penyakit
gondok,
Data Produksi
Dari analisis data yang dilakukan, diketahui rata-rata produksi
minyak kelapa yang dihasilkan mencapai 100 Liter per hari per UKM. Jumlah
produksi tersebut merupakan hasil produksi yang diperoleh dengan mengolah bahan
baku kelapa sebanyak lebih kurang 1000 butir dengan cara basah tradisional atau
krengseng. Dari tiap butir kelapa dapat menghasilkan air kelapa lebih kurang 0,5
Liter. Dalam kecamatan Srandakan terdapat lebih dari 6 pengrajin minyak kelapa.
Sehingga rata-rata per hari dihasilkan limbah air kelapa tidak kurang dari 3000 liter.
Limbah air kelapa akan semakin banyak jika ditambah dengan limbah air kelapa
pengrajin geplak dan juga di pasar-pasar tradisional.
Data Bahan Baku
Tanaman kelapa sebagai bahan baku utama dapat diperoleh dengan mudah di
daerah kabupaten Bantul. Sebagian besar penduduk memiliki tanaman kelapa yang
tumbuh di pekarangan sekitar tempat tinggal mereka. Data statistik yang diperoleh
dari kantor Biro Pusat Statistik Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa terdapat lebih
kurang 100.000 ton butir kelapa setiap tahunnya di daerah kabupaten Bantul. Atau
lebih kurang 100.000.000 butir kelapa setiap tahunnya. Dari sejumlah butir kelapa
tersebut menghasilkan limbah air kelapa sebanyak 50 juta Liter. Produksi ini
tergolong sangat tinggi, belum lagi jika ditambah dari kabupaten tetangga dekatnya
Kulon Progo yang merupakan penghasil buah kelapa terbesar di DIY. Juga kabupaten
yang lain Sleman dan Gunungkidul yang merupakan penghasil buah kelapa ketiga
dan keempat setelah Kabupaten Kulon Progo dan kabupaten Bantul. Kabupaten
Bantul terletak tidak jauh dari kabupaten Purworejo Jawa tengah (lebih kurang 40
km) yang sangat terkenal penghasil kelapa, sehingga ditinjau dari segi bahan baku,
tidak ada permasalahan dalam pembuatan nata de coco.
1.4 Tujuan Kegiatan
Mengolah air kelapa menjadi nata de coco untuk memenuhi kebutuhan
makanan sehat dengan energi rendah
2. SPESIFIKASI PRODUK, POLA PENERAPAN IPTEK DAN MANFAAT
USAHA
.2.1 Perumusan Produk Usaha
Jenis Produk Spesifikasi Produk
Nata de coco a. Nata de coco dalam bentuk lembaran
Nata de coco di pasarankan dalam
bentuk lembaran-lembaran dengan
berat sekitar 1 Kg dengan harga jual per
lembar Rp 600,-
b. Nata de coco netralan yang sudah di
potong-potong dengan harga per Kg Rp
1500

2.2 Penerapan IPTEK Dalam Pelaksanaan Usaha


Alat yang dipakai dalam pelaksanaan progran ini adalah :seperangkat alat
pembuatan nata de coco yang terdiri dari alat pemasak, alat pencetak, serta tempat
fermentasi serta tempat penyimpanan nata lembaran jadi.
Air kelapa yang diperoleh diolah dengan cara dimasak sampai mendidih.
Setelah mendidih ditambah dengan berbagai zat tambahan yang merupakan nutrisi
tambahan seperti Amonium sulfat, gula pasir serta asam juka. Campuran yang telah
mendidih kemudian didinginkan dan dituangkan dalam cetakan cetakan yang
tersedia. Cetakan yang dipakai berupa nampan yang terbuat dari plastik pilihan.
Kemudian dilakukan fermentasi dengan menabahkan bakteri asam asetat
(Acetobacter Xylinum) dan disimpan. Setelah 7 sampai 8 hari fermentasi akan
terbentuk suatu padatan lunak yang disebut nata de coco. Nata de coco lembaran
dapat tahan selama 3 bulan tanpa bahan pengawet.

2.3 Kaitan IPTEK dengan Temuan HAKI Perguruan Tinggi


Proses yang akan dilakukan dalam pengolahan nata de coco ini tsesuai dengan
prosedur yang dilakukan bebrapa perusahaan pembuatan nata de coco. Beberapa hal
yang bebrbeda hanyanya masalah teknik pembibitan dan variasi jumlah nutrisi yang
sifatnya tidak mutlak. Sehingga belum dirasa perlu untuk dicarikan HAKI.

2.4 Nilai Tambah Dari Sisi Iptek


Produk yang di hasilkan dalam pengolahan air kelapa menjadi nata de coco
sesuai dengan standar produk. Nilai tambah dari sisi IPTEK adalah kepraktisannya
dalam pengolahan. Dengan tambahan vitamin dan iodium menjadi makanan yang
beriodium dan bervitamin serta berserat tinggi yang sangat diperlukan bagi kesehatan
manusia.

2.5 Manfaat Unit Produksii Dari aspek Sosial Ekonomi Secara nasional
- Jaminan kesehatan bagi konsumen nata de coco
- Harga relatif murah satu lembar Rp 600,- dengan berat sekitar 1 kg.
- Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat/mahasisa
- Membantu pemerintah dalam hal penyediaan makanan sehat bervitamin

3. RENCANA USAHA
3.1 Bagan Alir Proses Industri
Industri mitra Industri Mitra Industri Mitra

Unit Produksi FMIPA UNY

Nata de coco

Konsumen

3.2 Lokasi dan bangunan Unit Usaha


Lokasi Unit Usaha adalah di FPMIPA UNY dengan menempati bangunan
seluas sekitar 100 m2 luas tanah yang diperlukan untuk industri ini sekitar 100 m2.
3.3 Rencana Investasi
Tahun Investasi Besar dana
(dalam ribuan rupiah)
Tahun 1 - Seperangkat alat 600
pemasakan
- Cetakan/loyang 2400
- Tempat 300
fermentasi 505
- Tempat
penyimpanan nata de 1000
coco jadi 1516.5
-bangunan pabrik
- peralatan pembantu
Tahun II - Seperangkat alat 40
pemasakan
- Cetakan/loyang 75
- Tempat 15
fermentasi 35
- Tempat
penyimpanan nata de 2000
coco jadi 29
- bangunan pabrik
- peralatan pembantu
Tahun III - Seperangkat alat 30
pemasakan
- Cetakan/loyang 150
- Tempat 15
fermentasi 35
- Tempat
penyimpanan nata de 2000
coco jadi 629
-bangunan pabrik
- peralatan pembantu

3.4 Rencana Produksi


Tahun Kapasitas Produksi
Tahun 1 30.000 Kg
Tahun 2 30.000 Kg
Tahun 3 30.000 Kg
3.5 Rencana Pengadaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Usaha
Tahun Pengembangan
Tahun 1 - Perangkat alat pemasakan,tempat cetakan, rak
penyiimpanan, serta penampungan nata de coco
- produksi nata de coco lembaran
- Wilayah pemasaran kampus
Tahun 2 - Penambahan tempat cetakan
- produksi nata de coco lembaran
- Wilayah pemasaran kampus dan sekitarnya(DIY)
Tahun 3 - Penambahan tempat cetakan, tempat penampungan
nata, Rak-rak penyimpanan
- Peningkatan proses produksi (penetralan nata de coco)
- Wilayah pemasaran DIY dan Jawa tengah

3.6 Rencana Pemasaran


Tahun Mitra pemasaran
Tahun 1 Dosen Karyawan dan mahasiswa
Tahun 2 Dosen Karyawan dan mahasiswa
Kopreasi dan kantor wilayah DIY
Masyarakar DIY
Tahun 2 Dosen Karyawan dan mahasiswa
Kantor dan koperasi DIY
Kantor-dan koperasi diluar DIY
Masyarakat DIY
Masyarakat luar DIY

3.7 Rencana SDM


Tahun SDM Jumlah Gaji
Tahun 1 4 6300000
Tahun 2 4 7050000
Tahun 3 4 8859000
3.8 Organisasi tim Pelaksana
Ketua : Drs Crys Fajar Partana M.Si
Anggota:
8. Drs Sunarto
9. Mahasiswa
10. Mahasiswa

Kerjasama Tim, Unit Usaha dan Perguruan Tinggi


Perguruan Tinggi

FPMIPA LPM

UNIT Produksi

Tim Pelaksana

6. RENCANA FINANSIAL UNIT PRODUKSI


4.1 Aliran Kas selama 5 tahun
Tahun
tahun I Tahun II tahun III tahun IV tahun V
Kas masuk 18000000 18000000 30000000 30000000 3000000
Modal 10000000
Pinjaman 5000000
Total Kas masuk 28000000 23000000 30000000 30000000 30000000
PERALATAN
Nampan/loyang 2400000 75000 150000 150000 150000
Dandang ( 200 L) 300000 25000 150000 50000 150000
KOMPOR 300000 15000 150000 50000 50000
Rak-rak penyimpanan 600000 15000 15000 300000 50000
pompa air+pralon +bak penampung air 350000 100000 50000 50000
Bak-bak penampung nata jadi 385000 25000 150000 150000 50000
botol bibit 120000 4000 4000 20000 20000
Kain saring 50000 25000 25000
Gelas ukur 30000 30000 30000
Termometer 24000
Serbet 75000 5000 5000 5000 5000
ember plastik 150000 15000 15000
pembuatan buangan limbah 200000 30000 30000
Gayung 25000 2500 2500 2500 2500
Alat pembersih botol 12500 2500 2500 2500 2500
Jerigen penampung air kelapa 300000 10000 30000 30000 30000
BAHAN
Air kelapa (130L x 25 x 12) 3900000 3900000 3900000 3900000 3900000
Gula pasir (1.5kg x 25 x 12) 1350000 1350000 1350000 1350000 1350000
ZA ( 2 kg x 25 x12) 450000 450000 450000 450000 450000
Asam cuka ( 1.2 L x 25 x 12) 1500000 1500000 1500000 1500000 1500000
Bibit (starter ) 1500000 1500000 1500000
karet ( 0.25 kg x 25 x 12) 500000 500000 500000 500000 500000
Koran ( 1 kg x 25 x 12) 200000 200000 200000 200000 200000
spritus ( 20 mL x 25 x 12) 37500 37500 37500 37500 37500
Rinso ( 2 x 12) 204000 204000 204000 204000 204000
Alat gosok cuci loyang ( 4 x 12) 24000 25000 24000 24000 24000
Minyak tanah ( 5 L x 25 x 12) 600000 600000 600000 600000 600000
OPERASIONAL
Gaji pegawai per bulan ( 2 OH x 25 x 12) 3000000 3000000 3600000 3600000 3600000
Gaji Pengelola ( 1Oh x25 x 12) 1800000 2250000 3000000 3000000 3750000
Gaji tenaga ahli ( 1 Oh x 25 x 12) 1500000 1800000 2250000 2250000 3000000
Transportasi ( 1 OK x 8 x 12) 960000 960000 960000 960000 960000
Kesejahteraan ( 4 Oh x 25 x 12) 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000
ATK 500000 500000 500000 500000 500000
Pengembalian kredit 5000000
Lain-lain 1000000 1000000 2000000 2000000 2000000
Total pengeluaran 25547000 19670500 28134500 24615500 25890500
Surplus/defisit 2453000 3329500 1865500 5384500 4109500
Saldo awal 0 2453000 5782500 7648000 13032500
Saldo Akhir 2453000 5782500 7648000 13032500 17142000

6.2 Perhitungan B/C Ratio, Titik Impas dan IRR.


Titik Impas perusahaan diharapkan telah tercapai pada tahun awal 2

5. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI PENGUSUL


5.1 Pengalaman IKIP Yogyakarta Dalam Pengembangan
Kewirausahaan
Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu tugas
tridharma yang harus dilaksanakan oleh perguruan tinggi, yang
merupakan pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).
Pengalaman IKIP Yogyakarta dalam pengembangan kewirausahaan yang
telah dilakukan antara lain : Pembinaan Wira Usaha Baru dan
Pembinaan Potensi Pemuda. Pengembangan wira usaha telah
dikembangkan melalui tiga paket program. Pengembangan wira usaha
ini juga bekerja sama dengan Dinas PP Propinsi DIY dengan program
pembinaan pada 10 kelompok yang menyebar di seluruh DIY.
5.2 Kerjasama IKIP Yogyakarta Dengan Wilayah Binaan
Dalam bidang Pengembangan Wilayah Terpadu IKIP
Yogyakarta telah bekerjasama dengan Wilayah Binaan melalui
program :
a. Program Desa Binaan
Tahun 1997/1998 desa binaan meliputi Dusun Karangmalang &
Kuningan Tahap VI, Dusun Pandeyan Tahap III, dan Desa
Glagaharjo Tahap III dengan delapan paket binaan yang telah
terlaksana seluruhnya : antara lain pembinaan mental agama,
pembinaan kemampuan ketrampilan wanita, bimbingan belajar,
bimbingan ketrampilan mengelas, pelatihan elektronika, usaha
batako bagi Karang Taruna, program rumah sehat dan penataan
lingkungan pedusunan.
b. Program Kecamatan Binaan
Diarahkan untuk membina jaringan pendidikan pada satu wilayah
kecamatan. Tahun ini dikembangkan satu model SD yang
menggunakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
c. Program Pendamping Desa IDT
Tahun 1997/1998 merupakan pelaksanaan tahun ketiga yang
diarahkan pada kegiatan produktif, sedangkan tahun sebelumnya
adalah program lantainisasi dan penggaduhan kambing.
Dalam bidang pengkajian, pengembangan dan penerapan hasil
penelitian telah dikembangkan
a. Program Sekolah Binaan
Sekolah Binaan meliputi SD Gejayan Tahap II, dua SD dan satu
SLTP di desa Kepuharjo Tahap V dengan tujuh paket program.
Sebagian program yang dikembangkan merupakan kelanjutan
program sebelumnya, seperti minat baca pada 2 SD di Kepuharjo,
maka tahun ini dikembangkan ruang bacanya, juga meningkatkan
ketrampilan kerajinan SLTP diharapkan akan menumbuhkan Home
Industry kerajinan, akhirnya mampu menunjang perkembangkan
pariwisata di Kepuharjo.
b. Program Ipteks dan Vucer. Program ini dilaksanakan untuk
mendukung perkembangan industri kecil di DIY. Dalam hal ini IKIP
Yogyakarta masih menduduki 4 besar proposal yang didanai oleh
DP4M Dikti. Dana lain diperoleh dari DRK dan swadaya
masyarakat/lembaga terkait.
Sumber Daya Manusia dan Fasilitas Pendukung
a. Kelembagaan
IKIP Yogyakarta yang telah berdiri selama 33 tahun, dengan sumber
daya manusia sebanyak 843 orang dosen, terdiri dari 53 orang
berijazah S3 (6%), 295 orang berijazah S2 (35%) dan 495 orang
berijazah S1. Fasilitas pendukung yang dimiliki antara lain
laboratorium kimia, biologi, fisika, matematika di Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA), dan
laboratorium Teknik mesin dan peralatan listrik di Fakultas
Pendidikan Teknik Keguruan IKIP Yogyakarta.
b. Laboratorium
Laboratorium yang akan digunakan sebagai landasan utama program
dalam pengembangan lebih lanjut antara lain: laboratorium Kimia
danlaboratorium Biologi FPMIPA, serta laboratorium Teknik FPTK
IKIP Yogyakarta dengan fasilitas dan sarana penunjang yang cukup
memadai.

7. JADWAL KERJA (SELAMA 3 TAHUN)


NO KEGIATAN Waktu (bulan)
1. Survey Mitra Kerja bulan ke –1
2. Penataan organisasi dan pembenahan bangunan bulan ke-1 s.d ke –2
industri
3. Pengadaan Alat Produksi meliputi: perangkat bulan ke-2 s.d ke-4
alat pemasakan, alat penyimpanan, tempat
pencetakan, tempat penampungan air kelapa
. dan nata de coco

5. Produksi nata de coco bulan ke-3 s.d seterusnya


6. Pemasaran nata de coco bulan ke-3 s.d seterusnya

7. Penambahan alat produksi dan tempat bulan ke-13


penyimpanan
8 Peningkatan wilayah pemasaran bulan ke-13
9 Peningkatan jenis produksi bulan ke 24
10 Pengadaan alat pemotong nata de coco bulan ke 24
11 Peningkatan pemasaran bulan ke 24

9. RENCANA ANGGARAN BIAYA


x 1000 Rupiah
Kegiatan Biaya Biaya Kredit Sumber Total
DIKTI UNY usaha lain
Tahun I

7. Renovasi Bangunan 1000 1000


8. Bahan Baku dan 1000 1000
Penunjang
9. Mesin dan Peralatan 2400 2400
10. Modal Kerja 5000 5000
11. Pemasaran 100 100
Penyusunan Laporan 500 500
Jumlah 10000 10000
Tahun 2

12. Renovasi Bangunan 1000 1000


13. Bahan Baku dan
Penunjang
14. Mesin dan Peralatan 25000 2500
15. Modal Kerja 500 500
16. Pemasaran 1000 1000
Penyusunan Laporan
Jumlah 5000 5000
Tahun 3 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0 0

Anda mungkin juga menyukai