Suatu usaha dapat diperkirakan dapat berhasil dengan baik atau gagal
tergantung pada perencanaan usaha yang dilakukan sebemnya. Sebelum melakukan
suatu usaha calon entrepreneur harus melakukan perencanaan usaha atau Business
plan. Perencanaan usaha menggambarkan analisis suatu dan studi kelayakan yang
meliputi studi bahan baku, pengolahan sampai pemasaran. Dalam perencanaan usaha
juga perlu dilakukan studi aliran kas atau cash flow yang menggambarkan
keuntungan yang dapat diperoleh setiap tahun sehingga Break even Point (BEP) dapat
diperkirakan dengan pasti.
Sistematika atau format perencanaan usaha tergantung dari permintaan sonsor
atau investor sebagai sumber dana yang akan membiayai. Namun secara garius besar
dalam perencanaan usaha meliputi:
A. Kegiatan dan Jenis usaha
Judul. Menggambarkan secara garis besar usaha yang akan dilakukan
Jenis Usaha. Meliputi produk-produk apa yang akan dihasilkan
Analisis Situasi. Menggambarkan situasi mulai dari sumber daya
alam, bahan baku produk, sumber daya manusi, usaha yang telah ada
sampai prospek pemasaran, hambatan dan juga keuntungannya.
Tujuan. Meliputi tujuan atau target yang diharapkan dapat dalam
jangka pendek dan jangka panjang
B. Spesifikasi Produk
Perumusan produk
Proses pengolahan
Manfaat
C . Rencana Usaha
Proses
Lokasi
Investasi
Rencana produksi
Kebutuhan dana
D. Diagram cash flow
E. Kesimpulan atau Penutup
A. JUDUL
INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA
B. JENIS USAHA
C. ANALISA SITUASI
Buah Kelapa adalah buah yang sangat bermafaat bagi kehidupan manusia.
Seluruh bagian mulai dari sabut, batok, daging buah, sampai air kelapa ada
manfaat yang bernilai gizi tinggi dan nilai ekonomis yang besar. Industri
Pengolahaan Kelapa merupakan usaha yang diharapkan bisa meningkatkan nilai
manfaat dan nilai ekonomi dari buah kelapa.
Agar masyarakat menjadi mantap dan tidak was-was, maka perlu dilakukan
tindakan nyata oleh orang yang mengetahui seluk-beluk minyak kelapa. Minyak
kelapa yang akan diproduksi merupakan minyak kelapa asli yang diproduksi
sendiri dan menampung minyak yang diproduksi oleh pengrajin minyak kelapa
tradisional. Minyak kelapa tradisional yang dibuat pengrajin merupakan minyak
kelapa dengan mutu rendah sehingga minyak tersebut tidak dapat tahan lama juga
penampilan fisiknya kurang menarik.
AIR NATA DE
KELAPA COCO
INDUSTRI
PEMBUATAN
BATOK
MINYAK
KELAPA KELAPA ARANG
UKM
(PENGRAJIN BLOND MAKANA
MINYAK MINYAK O N
KELAPA ) KELAPA
MINYAK KELAPA
MURNI
PASAR
Daftar Investasi
Dalam Rupiah
A. B. Uraian ANGGARAN
N0
1. SEWA TANAH DAN BANGUNAN (5 17.500.000
TAHUN)
2. Tangki Pemurnian ( 60 unit ) @ 1000 Lt. 105.000.000
3. Tangki Pemvakum ( 1 unit ) 23.000.000
4. Pompa Vakum 350.000
5. Diesel dan Pompa 2.500.000
6. Filter press ( 5 unit ) 75.000.000
7. Mixer Minyak 2.750.000
8. Mesin Pemarut Kelapa ( 3 unit ) 2.800.000
9. Mesin Pengaduk Parutan Kelapa 2.250.000
10. Mesin Pemeras Santan 5.000.000
11. Mesin Pemeras Blondo 2.250.000
12. Alat Pemasak 5.000.000
13. Plastik Sealler 1.500.000
14. Rak Nata de Coco 10.000.000
15. Loyang (15 dosin) 750.000
16. Alat-alat Pembantu 2.500.000
17. Mobil Pick up ( 2 unit ) 120.000.000
18. Mobil Station 75.000.000
19. Komputer ( 1 unit ) 8.500.000
20. Alat-alat Kantor 2.500.000
JUMLAH 464.150.000
D. RENCANA PRODUKSI
E. Kebutuhan Dana
Dana yang dibutuhkan adalah dana untuk investasi awal dan untuk
modal kerja. Dana diperoleh dari pinjaman komersial sejumlah Rp.
1.250.000.000,oo ( Satu milyar dua ratus lima puluh ribu rupiah), dengan
perincian sebagai berikut :
KOMISARI
S
DIREKTUR
BAG. BAG.
KEUANGAN ADMINISTRA
MANAGER MANAGER
PRODUKSI PEMASARAN
Keterangan :
1. Penjualan Minyak Kelapa per hari 1500 liter dengan harga rata-rata Rp.
5.250 per liter.
2. Harga batok arang Rp. 750 / kg, Harga Nata de Coco lembaran Rp. 750 per kg
dan Blondo Rp. 5 000 per kg.
3. Harga kelapa per butir Rp. 500 dengan kebutuhan per hari rata-rata 10.000
butir.
4. Pembelian minyak kelapa dari pengrajin tradisional 500 liter per hari dengan
harga Rp. 3.250 per liter.
5. Bunga pinjaman Bank 15% per tahun, dengan jangka pinjaman 5 tahun.
6. Usaha pengolahan sabut kelapa belum diperhitungkan.
FD adalah Faktor Diskonto yang besarnya ditentukan oleh bunga Bank rata-
rata 15%
11.570.565
Perhitungan B/C adalah = 1,11
10.464.176
Dari hasil perhitungan B/C sebesar 1,11 menunjukkan bahwa B/C lebih besar
dari 1, maka manfaat yang diperoleh dari Usaha Pengolahan Kelapa melebihi
biaya yang dikeluarkan untuk investasi.
Nilai NPV dari Usaha Pengolahan Kelapa selama kurun waktu 5 tahun adalah
positif 1.106.389.000, mengindikasikan bahwa usaha tersebut
menguntungkan.
Dari ketiga tolok ukur di atas menunjukkan bahwa hasil analisa konsisten,
yaitu pada B/C > 1 pada kondisi NPV = 0; IRR > dari bunga pinjaman Bank. Hal ini
mengindikasikan bahwa Usaha Pengolahan Kelapa menguntungkan atau profitable.
VI. PENUTUP
JUDUL
Pembentukan Wira Usaha Baru Industri Pembuatan Tepung agar-agar
dari Rumput laut di Daerah Gunungkidul DIY
Goal Proyek
Proyek ini bertujuan utama untuk membentuk usaha baru dalam
rangka memperkecil angka pengangguran masyarakat yang berada di daerah pantai
Panggang Gunung Kidul Yogyakarta. Usaha yang akan dibentuk adalah usaha
pembuatan tepung agar-agar yang berasal dari rumput laut.
Anggota
1. Nama : Drs Sri Atun MSi
NIP : 131 873 956
Jabatan : Lektor Muda
Jurusan : Kimia Organik/FPMIPA IKIP Yk
Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan ini meliputi:
a. Masyarakat nelayan dan pengumpul rumput laut di daerah Panggang
Gunungkidul mampu mengolah rumput laut menjadi tepung agar-
agar.
b. meningkatkan jumlah dan kualitas hasil produksi tepung agar-agar
supaya menjadi produk non migas untuk kebutuhan pasar.
Kegiatan Proyek
Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi beberapa tahap yakni :
a. Penyusunan rencana usaha
Rencana usaha/Bissness Plant disusun bersama nelayan dan
pengumpul rumput laut
b. Penerapan IPTEK terpilih
d. Pengembangan produk
Setiap bulan diusahakan produk minyak yang dihasilkan terus
meningkat seiring dengan pendapatann dari hasil penjualan.
e. Rencana pemasaran
Pemasaran mula-mula digunakan untuk memenuhi kebutuhan agar-
agar dilingkungan kabupaten Gunungkidul khususnya dan propinsi
DIY pada umumnya. Setelah produksi semakin banyak akan disebar
diseluruh propinsi di Indonesia. .
f. Penataan manajemen termasuk peningkatan sumber daya manusia
Dalam persiapan menghadapi era pasar bebas (globalisasi), maka
penataan manajemen diupayakan memenuhi persyaratan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9002.
Biaya (Budget):
2. Peralatan
a. Tempat bahan baku 2.000.000 2.000.000
b. Tempat hasil 2.000.000 2.000.000
c. Tempat penjemuran 10.000.000 10.000.000
d. Tempat pemasakan 5.000.000 5.000.000
e. Tempat penggilingan 5.000.000 5.000.000
3. Perjalanan
3.600.000 3.600.000
Ketua ( 10 x12 x Rp 30.000) 14.400.000 14.400.000
Anggota(5x8x12xRp30.000) 720.000 720.000
Koordinator (2x12xRp30.000)
5. Lain-lain
a. ATK 10.000.000 10.000.000
b. Fotokopi 10.000.000 10.000.000
c. Dokumentasi 5.000.000 5.000.000
d. Penyusunan laporan 20.000.000 20.000.000
6. Honorarium
a. Ketua (12 x Rp 500.000) 6.000.000 6.000.000
b. Anggota (5x12xRp 400.000) 24.000.000 24.000.000
c. Koordinator koperasi
(12 x Rp 300.000) 3.600.000 3.600.000
2.4. Manfaat Industri Pemurnian minyak kelapai Dari aspek Sosial Ekonomi Secara
nasional
- Secara umum dengan adanya industri pemurnian minyak ini akan
memberikan manfaat pada para pengrajin minyak kelapa tradisional.
Hambatan utama para pengrajin tersebut adalah pada masalah pemasaran,
sehingga jika ada industri yang menampung hasil industrinya, maka para
pengrajin minyak kelapa tradisional akan dapat meningkatkan
produksinya tanpa ada kekawatiran produknya tidak laku. Minyak yang
diperoleh dari pengrajin minyak kelapa tradisional bermutu jelek , keruh
serta tidak tahan lama, sehingga para pengrajin takut memproduksi dalam
skala besar karena takut tidak laku dan cepat tengik.
- Jaminan kesehatan penggunaan minyak hasil pemurnian, karena minyak
yang diperoleh dari hasil pemurnian ini benar-benar merupakan minyak
asli tanpa adanya zat pengisi sebagaimana minyak yang ada di pasaran.
Minyak ini juga bermutu tinggi karena merupakan minyak yang tahan
pada suhu yang relatif tinggi. Kadar kolesterol dan peroksida minyak hasil
pemurnian ini relatif stabil walaupun dipakai pada suhu tinggi dan waktu
cukup lama, minyak pabrik lain pada suhu rendah memang tidak
mengandung kolesterol dan peroksida yang rendah, namum jika sudah
dipakai untuk menggoreng baik kolesterol maupun angka peroksidanya
akan naik dengan dratis jauh melampaui kadar kolesterol dan peroksida
dari minyak kelapa hasil pemurnian ini.
- Harga relatif lebih murah dibandingkan dengan minyak kemasan dengan
kualitas minyak sama.
- Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar untuk menjadi
pengrajin minyak kelapa maupun berjualan minyak kelapa hasil
pemurnian.
- Memotivasi pasar untuk meningkatkan makanan yang membutuhkan
minyak kelapa
- Membantu pemerintah dalam hal penyediaan minyak kelapa
- Membantu industri kecil minyak kelapa dalam hal pemasarannya.
3. RENCANA USAHA
Tahun II - Tanah
- Bangunan pabrik
- Tangki pemurnian (20 100.000
buah)
- Tangki panampungan 100.000
minyak kotor (20 buah)
- Tangki penampungan 100.000
minyak murni (20 buah)
- Peralatan tambahan untuk 12.000
tangki
- Disel dan pompa 10.000
- Filter pres (5 buah) 10.000
- Pompa vacum 3.000
Jumlah 335.000
Tahun III - Tanah
- Bangunan pabrik ]
- Tangki pemurnian (20 100.000
buah)
- Tangki panampungan 100.000
minyak kotor (20 buah)
- Tangki penampungan 100.000
minyak murni (20 buah)
- Peralatan tambahan untuk 12.000
tangki
- Disel dan pompa 10.000
- Filter pres (5 buah) 10.000
- Pompa vacum 3.000
Jumlah 335.000
4. RENCANA FINANSIAL
4.1 Aliran Kas
Jumlah Rp 847.000
Minyak dari industri kecil Penampungan minyak industri kecil
Siap di pasarkan
2.5 Manfaat Unit Produksii Dari aspek Sosial Ekonomi Secara nasional
- Jaminan kesehatan bagi konsumen nata de coco
- Harga relatif murah satu lembar Rp 600,- dengan berat sekitar 1 kg.
- Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat/mahasisa
- Membantu pemerintah dalam hal penyediaan makanan sehat bervitamin
3. RENCANA USAHA
3.1 Bagan Alir Proses Industri
Industri mitra Industri Mitra Industri Mitra
Nata de coco
Konsumen
FPMIPA LPM
UNIT Produksi
Tim Pelaksana