Anda di halaman 1dari 74

BAB I

.PENDAHULUAN

Jumlah penduduk yang besar merupakan aset bagi suatu bangsa dalam
meningkatkan kualitas hidupnya . Di satu sisi laju pertumbuhan yang tidak diimbangi
dengan peningkatan pada bidang lain, seperti ekonomi dan bidang lainnya berakibat
menyempitnya lapangan pekerjaan yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah
pengangguran.
Dewasa ini jumlah pengangguran di Indonesia meningkat dengan tajam, terlebih
sejak terjadinya krisis moneter yang telah melanda Indonesia dan beberapa negara di
kawasan Asia. Persaingan yang semakin ketat, mendorong Perguruan Tinggi, sebagai salah
satu penyelenggara pendidikan, untuk semakin berlomba dalam upaya meningkatkan
kualitan lulusan (output) yang dihasilkan.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah dengan memberikan pengetahuan
dibidang kewirausahaan, sehingga diharapkan lulusan yang dihasilkan tidak hanya bersifat
pasif sebagai pencari kerja, tetapi akan mampu menciptakan peluang usaha, yang berarti
menciptakan lapangan kerja.
Di samping itu banyak hasil penelitian di Perguruan Tinggi belum termanfaatkan,
maka dengan adanya kuliah Kewirausahaan akan menjadi sarana untuk transfer teknologi ,
sehingga tercipta keterpaduan yang sinergik antara sosio tekno ekonomi; yakni antara :
penguasaan ilmu pengetahuan ( termasuk kejelian dalam penerapannya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat), dengan keahlian pemasaran ( termsasuk komersialisasi hasil
penelitian dan pengembangan ), dan dengan keuangan (financial cost), serta manajemen
produksi.
Salah satu contoh usaha yang belum banyak dikembangkan adalah dalam
pengolahan produk-produk kelapa. Kita ketahui bersama bahwa tanaman kelapa sangat
banyak tumbuh di negara kita, selain daging buahnya diolah menjadi minyak kelapa yang
merupakan salah satu bahan kebutuhan pokok sehari-hari, tempurung kelapa dapat diolah
menjadi arang, sedangkan air kelapanya diolah menjadi nata de coco, serta blondo yang
dihasilkan dapat dikonsumsi sebagai makanan yang mengandung protein cukup tinggi.
Selama ini, pada umumnya para pengrajin minyak kelapa memproduksi minyaknya dengan
cara pemanasan. Produk minyak kelapa hasil olahan cara pemanasan ini ternyata dari
segi kualitasnya kurang baik (kurang jernih, dan cepat berbau tengik), oleh karena itu perlu
diperkenalkan cara pembuatan minyak kelapa dengan cara lain; yaitu cara pengasaman.
Cara pengasaman mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengna cara tradisional
( cara pemanasan); yaitu : minyak kelapa yang dihasilkan mempunyai kualitas yang lebih
baik ( jernih, tahan disimpan dalam waktu lama tanpa terjadi ketengikan), disamping itu
dalam cara pengasaman tidak diperlukan bahan bakar untuk pemanasan, sehingga biaya
produksi dapat ditekan (lebih rendah).
Saat ini harga kelapa relatif tinggi, sehingga pengrajin yang hanya mengandalkan
pengolahan kelapa menjadi minyak goreng akan merugi. Untuk memperoleh keuntungan
yang besar harus diikuti dengan pengolahanpengolahan yang lain, misalnya, pengolahan
air kelapa menjadi nata decoco, pengolahan tempurung menjadi arang sampai arang aktif,
pengolahan ampas kelapa menjadi makanan ternak, pembuatan tepung tempurung kelapa,
pembuatan kecap dari air kelapa, pengawetan santan, dan sebagainya.
Kuliah Kewirausahaan ini diprogramkan untuk memperoleh pengetahuan
kewirausahaan dan pengalihan pengalaman berwirausaha, sebagai aktivitas awal bagi
mahasiswa yang berminat menjadi wirausahawan baru.
Bagi seorang mahasiswa pemula dalam wirausaha, keikutsertaannya dalam Kuliah
Kewirausahaan akan merupakan inisiasi penumbuhan dan pemahaman jiwa kewirausahaan.
Bagi Instansi Penyelenggara, Jurusan Kimia F.PMIPA IKIP Yogyakarta, program
ini merupakan wahana untuk transfer pengetahuan dan teknologi dari hasil-hasil penelitian
yang telah dilakukan, khususnya di bidang kimia, untuk menumbuhkan inspirasi dan
motivasi bagi mahasiswa untuk meningkatkan penciptaan dan pertumbuhan wirausaha
baru. Dengan demikian diakhir kuliah akan tercapai tujuan umum kegiatan ini, yakni
menghasilkan mahasiswa yang mampu menjadi wirausahawan baru yang handal.
Tujuan khusus yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
a. Memberikan pengetahuan tentang kewirausahaan di kalangan mahasiswa sehingga
tercipta motivasi jiwa wirausaha yang berwawasan jauh ke depan dan luas, berbasis
ilmu yang diperolehnya.
b. Memberikan pengetahuan manajemen di kalangan mahasiswa, khususnya mengenai
sistem manajemen mutu (ISO 9000), sehingga mahasiswa siap berkompetisi
menghadapi era pasar bebas.
c. Meningkatkan pertumbuhan calon wirausahawan baru dari kalangan mahasiswa.
d. Memberikan pengetahuan (disertai praktek) kepada mahasiswa, tentang cara pembuatan
minyak kelapa dengan berbagai cara , serta pengolahan bagian-bagian lain dari kelapa
meliputi antara lain: pembuatan arang dari tempurung, pembuatan tepung tempurung
kelapa, pembuatan nata de coco dari air kelapa, pembuatan kecap air kelapa,
pembuatan briket arang dari ampas kelapa, dan pengolahan yang lain seperti pembuatan
Kecap, pembuatan Tahu, Fotografi, Sablon dan sebagainya.

Tujuan Perkuliahan : Mahasiswa memahami dasar-dasar kewirausahaan, sehingga


mampu berpikir kreatif, peka, dan mampu membaca peluang
pasar serta membuat perencanaan usaha sederhana

BAB II
ENTREPRENEURSHIP

A. DEFINISI

Apakah yang dimaksud dengan entrepreneurship ? Dan apakah maknanya ? . Kata


entrepreneurship berasal dari bahsa Perancis, yang dalam bahasa Indonesia dinamakan
kewirausahaan. Kewirausahaan didefinisikan sebagai tanggapan terhadap peluang usaha yang
terungkap dalam seperangkat tindakan dan membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang
melembaga, produktif, dan inovatif. Sedangkan wirausaha atau entrepreneur merupakan orang
yang mendirikan, mengelola, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri; yang menciptakan
kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Inti entrepreneur berdasarkan definisi tersebut adalah
adanya peluang, sehingga orang yang mampu melihat peluang kemudian mampu
mewujudkannya dalam suatu organisasi untuk menciptakan peluang tersebut dapat disebut
sebagai entrepreneur.
Menciptakan suatu organisasi merupakan syarat untuk dapat disebut sebagai entrepreneur
atau wirausaha . Hal tersebut untuk membedakan kata yang sudah kita kenal yaitu wiraswasta.
Wiraswasta berbeda dengan wirausaha. Wiraswasta sebutan bagi orang yang menciptakan suatu
usaha tanpa adanya suatu organisasi, jadi semua usaha mulai dari modal sampai penjualan atau
pemasaran dilakukan sendirian tanpa adanya suatu aturan kebersamaan dalam suatu organisasi.

Key Rule
Seseorang yang memulai dan atau mengoperasikan bisnis dalam suatu organisasi (
ENTREPRENEUR)
B. KENAPA BERWIRAUSAHA?

Pertanyaan tersebut sering kita dengar dan kita sering sulit menjawabnya secara terinci.
Menurut Abraham Maslow dalam teorinya tentang motivasi dijelaskan bahwa seseorang dalam
hidupnya mempunyai banyak kebutuhan. Secara garis besar kebutuhan manusia dapat dilukiskan
sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis meliputi:
kebutuhan akan kecukupan ekonomi
pangan
pakaian
seksual
dan sebagainya
2. Kebutuhan akan rasa aman
kebutuhan akan ketentraman hidup
keamanan dari ancaman masa sekarang
keamanan dari ancaman masa akan datang
3. Kebutuhan sosial
kebutuhan untuk bergaul dengan masyarakat
pergaulan antar personal
4. Kebutuhan penghargaan
ingin dihargai jabatan
pangkat
keahlian
status sosial
dan sebagainya
5. Kebutuhan aktualisasi diri
berkarya
ekspresi diri sendiri

Semua kebutuhan tersebut bertujuan untuk menciptakan kepuasan diri sendiri,


kebebasan tanpa dibatasi oleh aturan yang mengikat. Kelima kebutuhan yang
dikenalkan oleh Abraham Maslow tersebut tidak harus dicapai secara sendiri-sendiri.
Kebutuhan tersebut dapat dicapai secara simultan dalam waktu yangt bersamaan.

C. SIFAT-SIFAT YANG DIMILIKI WIRAUSAHA

Banyak klasifikasi yang diberikan oleh para ahli ekonomi maupun psikologi
tentang sifat-sifat yang harus dimiliki oleh wirausaha. Bygrave mengembangkan 10 sifat
yang harus dimiliki oleh wirausaha. Sifat atau karakteristik wirausaha dikenal dengan
istilah 10 D (Bygrave). Ke sepuluh sifat tersebut adalah:
1. Dream: Mimpi terhadap keinginan masa depan pribadi dan bisnis serta mampu
mewujudkan mimpinya .
2. Decisiveness: Bekerja cepat, membuat keputusan secara cepat dan penuh perhitungan.
3. Doers: Keputusan segera ditindaklanjuti, tidak menunda-nunda kesempatan
4. Determination : melaksanakan kegiatan dengan penuh perhatian, rasa tanggung
jawab tinggi dan tidak mau menyerah walau dihadapkan pada halangan dan rintangan
yang berat.
5. Dedication: Rasa pengorbanan yang tinggi, bekerja tidak mengenal lelah, 12 jam
sehari, 7 hari seminggu.
6. Devotion : Kegemaran atau kegiala-gilaan dalam mencintai bisnisnya, atau
produknya.
7. Details : memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci
8. Destiny: Bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai. Bebas
dab tidak tergantung kepada orang lain.
9. Dollars : Motivasinya tidak semata-mata mencari uang, tetapi uang merupakan toilok
ukur keberhasilan bisnisnya. Mereka berasumsi jika mereka sukses berbisnis, maka
pantas mendapatkan laba/bonus/hadiah
10. Distribute: Bersedia mendistribusikan kepemilikam bisnisnya terhadap orang-orang
kepercayaannya.
Sifat-sifat yang dimiliki wirausaha menurut klasifikasi psikologi yang lain dapat
dikelompokan menjadi:
Kebutuhan akan keberhasilan
Seseorang memiliki tingkat motivasi berbeda-beda. Abraham Maslow-Teori
Motivasi.
David C. McClelland psikolog dari Harvard Adanya korelasi positif antara
kebutuhan akan keberhasilan dengan aktivitas wira usaha
Keinginan untuk mengambil resiko
McCleland: Orang yang memiliki kebutuahn tinggi akan keberhasilan juga
memiliki kecenderungan untuk mengambil resiko yang moderat. Memilih situasi
rsiko yang hasilnya dapat dikendalikan. Berbeda dengan situasi taruhan/undian
yang hasilnya hanya tergantung pada kesempatan/peluang yang ada.

Percaya Diri
Orang yang memiliki keyakinan pada dirinya sendiri merasa dapat menjawab
tantangan yang ada di depannya. Mereka mempunyai pemahaman atas segala jenis
masalah yang mungkin muncul.
JB Rotter:
i. Internal locus of control (kepercayaan bahwa kesuksesan seseorang
tergantung pada usahanya sendiri)
ii. External locus of control (kepercayaan bahwa kehidupan seseorang lebih
dikendalikan oleh keberuntungan atau nasib daripada usahanya sendiri)
Wirausahawan memiliki pengendalian ke dalam lebih tinggi dari masyarakat pada
umumnya.

Keinginan kuat untuk Berbisnis


Tanda penting pertama adalah keinginan kuat
Keinginan kuat untuk berbisnis dengan tujuan apapun, ini akan menciptakan
ketabahan dan kemauan untuk bekerja keras.
SKALA MINAT WIRA USAHA
SIFAT PERILAKU SKOR
Yakin terhadap diri sendiri (self confidence) 5 4 3 2 1
Optimis 5 4 3 2 1
Kepemmimpinan 5 4 3 2 1
Fleksibel 5 4 3 2 1
Bisa mengelola uang 5 4 3 2 1
Imajinasi 5 4 3 2 1
Bisa merencana 5 4 3 2 1
Sabar 5 4 3 2 1
Tegas 5 4 3 2 1
Semangat 5 4 3 2 1
Tanggungjawab 5 4 3 2 1
Kerja Keras 5 4 3 2 1
Dorongan mencapai sesuatu 5 4 3 2 1
Integritas 5 4 3 2 1
Percaya Diri (Self-reliance) 5 4 3 2 1
Realisme 5 4 3 2 1
Organisasi 5 4 3 2 1
Ketepatan 5 4 3 2 1
Ketenangan 5 4 3 2 1
Memperhitungkan Risiko 5 4 3 2 1
Kesehatan Fisik 5 4 3 2 1
Komunikasi dengan orang lain 5 4 3 2 1
Kebebasan 5 4 3 2 1
Bisa Bergaul 5 4 3 2 1
Membuat Keputusan 5 4 3 2 1

5 = sangat Kuat , 4 = kuat, 3 = sedang, 2 = lemah, 1 = lemah sekali


BAB III
MENCAPAI CITA-CITA

Ketika seseorang telah menerima gelar kesarjanaan, seakan-akan telah berhasil


menyelesaikan suatu perjalanan panjang melewati terusan yang melelahkan mulai dari
masa kanak-kanak sampai ke ambang kedewasaan. Dengan berbekal cita-cita kini siap
meraih sesuatu yang bermakna dan kemandirian finansial. Tetapi mungkin tekad untuk
berhasil sudah bercampur dengan perasaan prihatin. Saya tahu kemana saya hendak
pergi, namun bagaimana saya bisa ke sana? seakan telah mempunyai tujuan tetapi
belum memiliki peta jalan. Mungkin akan mempertimbangkan berbagai pekerjaan,
sebagai guru atau pekerja sosial, tetapi kurang ada tantangan dan gajinyapun mungkin
kurang sesuai harapan.Bisnis?
Bisnis merupakan salah satu usaha yang menjanjikan. Di mana dalam bisnis
banyak tantangan yang harus dihadapi. Bisnis merupakan salah satu cara mendapatkan
penghasilan secara optimal. Bisnis yang berhasil akan mendapatkan imbalan berupa uang
dan kepuasan yang lain. Namun bagaimana cara memulainya? Jalur mana yang harus
ditempuh terlebih dahulu? Ide awal apa yang harus saya lakukan? Dan masih banyak
pertanyaan yang muncul bagi yang belum berpengalaman dalam dunia bisnis.

A. JALUR MENUJU BISNIS


Sebelum memulai bisnis, terlebih dahulu harus diketahui jalur bisnis mana yang
akan ditempuh. Secara garis besar ada 4 (empat) jalur menuju bisnis
1. Bisnis Keluarga. Bentuk bisnis yang melibatkan seluruh atau sebagian anggota
keluarga dalam kepemilikan dan atau operasional bisnis. Bisnis keluaraga diakui
ketika perusahaan tersebut dialihkan dari generasi ke generasi berikutnya.
Kepentingan yang berbeda dapat menciptakan ketegangan dan menyebabkan konflik.
Hubungan di antara anggota keluarga dalam bisnis bersifat lebih sensitive daripada
hubungan antara para karyawan yang tidak memiliki hubungan sama sekali. Hal ini
juga mempersulit proses managemen perusahaan. Pengorbanan pribadi anggota
keluarga memungkinkan sukses sukjses bisnis keluarga yang hebat. Hal ini sulit
ditemukan dari pemegang saham pada perusahaan lain.
2. Franchise. Franchising sytem pemasaranan dengan perjanjian sah antara (franchise)
diberi hak istimewa untuk menjalankan bisnis sebagai pemilik pribadi dengan syarat
perusahaan dijalankan menurut metode dan terminology yang dispesifikasikan oleh
pihak yang lain (franchisor). Kelebihan pendidikan formal, bantuan keuangan,
pemasaran yang telah terbukti, bantuan manajemen, jangka waktu permulaan bisnis
lebih cepat, tingkat kegagalan rendah. Kekurangan, pajak franchise, royalty, batas
pertumbuhan, kurang bebas dalam operasi. Total biaya Franchise KFC $1.1 1,7 M.
3. Usaha Baru. Tiga jenis dasar yang dikembangkan menjadi ide awal, yaitu ide-ide
pasar baru. Teknologi baru dan manfaat baru. Keuntungan: Menampilkan penemuan
terbaru atau barang/jasa terbaru yang dikembangkan mengambil keuntungan dari
lokasi, peralatan, produk atau layanan, pekerjaan pemasok dan bankir yang ideal.
Menghindari permulaan yang tidak diinginkan, kebijaksanaan proses, ikatan dan
sebagainya.
4. Membeli Bisnis.
Alasan-alasan:
pengurangan ketidak pastian
memperoleh sebuah bisnis dengan operasi yang sedang berjalan dan
mengembangkan hubungan dengan pelanggan dan pemasok
mendapatkan bisnis yang telah dikembangkan dengan harga di bawah biaya untuk
memulai sebuah bisnis baru

`
8 JALAN MENUJU WIRAUSAHA SUKSES
(Murphy and Peck: 8-anak tangga untuk mencapai puncak karir)

Ability to
Communicate
Ambition-Drive
College Education
Making Sound Decisions
Self-Confidence
Good Appearance
Getting things done with and
\through People
Capacity for Hard Work

CARA MENINGKATKAN KEYAKINAN DIRI

o Tulis sebuah rencana tindakan dan jangan menangguhkannya, tapi segera kerjakan
o Pertimbangkan langkah yang dapat kita ambil setiap hari, yang bisa membawa kita
lebih dekat pada tujuan
o Pilih sumber penghasilan yang belum terjamah dengan menerima tantangan baru
o Hargai apa yang sudah kita lakukan dengan benar dan pelihara terus kemampuan
kita
o Evaluasi orang yang sikses dan serap atribut mereka

B. IDE AWAL BISNIS


Dari ke empat jalur menuju bisnis yang telah diuraikan di depan kita tinggal menyaring
dan mengembangkan ide awal untuk mulai melangkah ke bisnis. Banyak sumber ide awal bisnis
yang dapat kita kembangkan. Dari penelitian yang telah dilakukan sumber ide awal bisnis
terbanyak diperoleh dari pengalaman kerja terdahulu. Secara rinci sumber ide awal dapat
dituliskan sebagai berikut:
o Pengalaman kerja terdahulu 45 %
o Minat Pribadi 16 %
o Muncul Kesempatan 11 %
o Saran 7%
o Pendidikan Kursus 6%
o Bisnis Keluarga 6%
o Teman/saudara 5%
o Lain-lain 4%

MENYARING IDE AWAL

C&B INDUSTRIAL SAFETY , INC


(SUNRICE FLORIDA)

BAB IV
MEMAHAMI PENOLAKAN

A. Belajar dari Kegagalan


Semua orang akan menghadapi rasa takut gagal jika akan memulai suatu usaha.
Orang takut gagal dikarenakan banyak sebab antara lain malu dilihat orang bahwa dirinya
gagal atau juga takut bangkrut diakibAtkan kegagalannya, dan sebab-sebab yang lain.
Dalam Bisnis kegagalan merupakan hal biasa, namun seorang wirausaha harus
mampu mengantisipasi terjadinya kegagalan. Dengan terlebih dahulu mengantisipasi
terjadinya kegagalan, maka akan mampu menyiapkan diri dari kekecewaan yang timbul
akibat adanya penolakan atau kegagalan dalam menawarkan produknya. Jalan keluarnya
adalah dimulai dengan pemahaman dari nilai diri kita dan apa yang penting dari diri kita.
Penolakan yang kita hadapi selama melakukan usaha bisnis harus kita fahami
sebagai berikut:
bahwa penolakan tidak bahaya bagi jiwa kita
anggap penolakan adalah permainan dan kita pas menderita kekalahan, ulangi lagi
sehingga kita dapat memenangkan permainan
untuk dapat meraih sukses perlu perjuangan dan tantangan, pahami bahwa tidak
ada kesuksesan yang diraih dengan tanpa melalui tantangan
kehilangan sesuatu bukan masalah yang serius

TIGA ALASAN KITA


MEMPEDULIKAN PENOLAKAN
MAKIN TINGGI MEMANJAT TANGGA MEMANJAT TANGGA,
MAKIN BESAR KEMUNGKINAN JATUH

B. MEMANFAATKAN KEGAGALAN ATAU UMPAN BALIK NEGATIF

Memanfaatkan umpan balik negatif untuk menuju sukses. Kita harus pandai-pandai
memanfaatkan penolakan atau umpan balik negatif karena jika kita dapat memanfaat umpan balik
tersebut akan menjadikan kita semakin kokoh dalam berbisnis.
umpan balik negatif dari konsumen berharga untuk menuntun kita mencapai target
penilaian orang merupakan evaluasi sehingga kita bisa memodifikasi arah hidup
dan tujuan kita
umpan balik negatif dapat mengarahkan kita ke arah tujuan yang lebih besar,
karena akan menambah kreativitas kita jika kita kuat menghadapinya
kecuali kritik yang asal (ngawur) jangan sampai mempengaruhi, cobalah di cek
dengan menanyakan hal yang lebih baik
silahkan tetap pada tujuan dan target yang akan dicapai

BAB V
BERHASIL DI TENGAH STRESS

Secara garis besar ada dua hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi
mental atau stress.
Kebosanan. kebosanan dapat menyebabkan orang menjadi stres. Hal ini terjadi
jika kita kurang mendapat tantangan. Sehingga secara tidak disadari kita akan
mengalami stres. Harapan atau target rendah menyebabkab seseorang cepat bosan.
Sedangkan target tinggi menyebakab eeorang overhead. (kewalahan)
Kewalahan. tantangan yang kita hadapi membuat kita kerepotan. misalnyai
mendapat order yang tidak mungkin dipenuhi

Key Rule:
Stress dapat hilang apabila anda dapoat mengubah persepsi anda.

Jika seorang merasa mendapat tanda-tanda yang menggelisahkan maka ubahlah


kegelisahan tersebut menjadi energi yang kreatif :

Kegelisahan dapat menjadi tanda untuk berjaga-jaga dari segala kemungkinan


Krisis dapat menjadi energi kreatif, karena seorang yang mengalami krisis, saat itu
sangat tepat digunakan untuk tumbuh dan memulai hal kreatif yang baru
Ketegangan akan dapat membangkitkan rasa ego kita
Stres dapat menjadi sukses jika kita mau menempuh langkah-langkah sebagai
berikut:
Buatlah perubahan setiap hari walau sekecil apapun
mintalah nasehat pada orang yang kita hormati untuk membuat strategi
baru
cobalah cara pendekatan baru/ pendekatan lain
pelajari kebudayaan bangsa lain
memperdalam agama
ZAMAN KEGELISAHAN

NASEHAT ELSON LUI

ILUSTRASI

PENUNDAAN DAN KEPANIKAN

10 KECANDUAN NEGATIF
10 KECANDUAN POSITIF
MEMBUAT KEPUTUSAN

BAB VI
PERENCANAAN USAHA

Suatu usaha dapat diperkirakan dapat berhasil dengan baik atau gagal tergantung pada
perencanaan usaha yang dilakukan sebemnya. Sebelum melakukan suatu usaha calon
entrepreneur harus melakukan perencanaan usaha atau Business plan. Perencanaan usaha
menggambarkan analisis suatu dan studi kelayakan yang meliputi studi bahan baku, pengolahan
sampai pemasaran. Dalam perencanaan usaha juga perlu dilakukan studi aliran kas atau cash flow
yang menggambarkan keuntungan yang dapat diperoleh setiap tahun sehingga Break even Point
(BEP) dapat diperkirakan dengan pasti.
Sistematika atau format perencanaan usaha tergantung dari permintaan sonsor atau
investor sebagai sumber dana yang akan membiayai. Namun secara garius besar dalam
perencanaan usaha meliputi:

A. Kegiatan dan Jenis usaha


Judul. Menggambarkan secara garis besar usaha yang akan dilakukan
Jenis Usaha. Meliputi produk-produk apa yang akan dihasilkan
Analisis Situasi. Menggambarkan situasi mulai dari sumber daya alam, bahan
baku produk, sumber daya manusi, usaha yang telah ada sampai prospek
pemasaran, hambatan dan juga keuntungannya.
Tujuan. Meliputi tujuan atau target yang diharapkan dapat dalam jangka pendek
dan jangka panjang

B. Spesifikasi Produk
Perumusan produk
Proses pengolahan
Manfaat

C . Rencana Usaha
Proses
Lokasi
Investasi
Rencana produksi
Kebutuhan dana

D. Diagram cash flow


E. Kesimpulan atau Penutup

Berikut diberikan salah satu contoh perencanaan usaha untuk pengolahan buah kelapa
menjadi minyak kelapa dan hasil sampingnya.
Proposal Perencanan Usaha

I. KEGIATAN DAN JENIS USAHA

A. JUDUL
INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA

B. JENIS USAHA

1. Produksi komoditas minyak kelapa yang sesuai dengan Standar Industri Indonesia.

2. Produksi Nata de Coco


3. Pemanfaatan Limbah, diantaranya: Sabut kelapa, Batok kelapa, Ampas kelapa,
Blondo, Endapan pemurnian minyak kelapa.

C. ANALISA SITUASI

Buah Kelapa adalah buah yang sangat bermafaat bagi kehidupan manusia. Seluruh bagian
mulai dari sabut, batok, daging buah, sampai air kelapa ada manfaat yang bernilai gizi tinggi
dan nilai ekonomis yang besar. Industri Pengolahaan Kelapa merupakan usaha yang
diharapkan bisa meningkatkan nilai manfaat dan nilai ekonomi dari buah kelapa.

Usaha pokok pengolahan kelapa adalah mengolah daging kelapa menjadi minyak kelapa
yang bermutu tinggi. Juga memiliki produk sampingan berupa: Pengolahan Sabut Kelapa
menjadi powder yang bisa dimanfaatkan untuk campuran media benih atau bahan baku
pembuatan jok mobil. Pengolahan Batok kelapa menjadi arang ( carbon ). Pengolahan ampas
kelapa menjadi pupuk kompos dan pengolahan air kelapa menjadi Nata de Coco.
Pemanfaatan Blondo (ampas saring minyak) untuk bahan baku pembuatan makanan.

Minyak kelapa merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi setiap keluarga. Harga
minyak kelapa kemasan saat ini relatif mahal. Minyak kelapa yang berharga murah diberikan
pemerintah dalam bentuk tanpa kemasan yang dikenal dengan nama minyak curah yang
terbuat dari kelapa sawit. Namun sayang sekali bahwa minyak curah saat ini telah dicemari
oleh orang-orang dengan memberikan campuran yang cukup berbahaya. Campuran yang
sering diberikan antara lain: solar, lemak dan zat-zat pengisi lainnya. Dengan demikian
banyak konsumen yang menjadi ragu menggunakannya. Minyak kelapa curah terbuat dari
buah kelapa sawit, sehingga minyak yang dihasilkannya diberi nama minyak kelapa sawit.

Agar masyarakat menjadi mantap dan tidak was-was, maka perlu dilakukan tindakan
nyata oleh orang yang mengetahui seluk-beluk minyak kelapa. Minyak kelapa yang akan
diproduksi merupakan minyak kelapa asli yang diproduksi sendiri dan menampung minyak
yang diproduksi oleh pengrajin minyak kelapa tradisional. Minyak kelapa tradisional yang
dibuat pengrajin merupakan minyak kelapa dengan mutu rendah sehingga minyak tersebut
tidak dapat tahan lama juga penampilan fisiknya kurang menarik.

1. Keadaan Mitra Usaha minyak kelapa tradisional


Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul yang terletak kurang lebih 10 km dari pusat kota
Kabupaten Bantul merupakan penghasil minyak kelapa. Beberapa penduduk yang tinggal
di daerah tersebut banyak memanfaatkan buah tanaman kelapa yang dihasilkan untuk
diolah menjadi minyak kelapa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun dijual ke
pasar sebagai tambahan pendapatan keluarga. Sebagian penduduk yang lain
memanfaatkan buah kelapa untuk usaha makanan tradisional yang dinamakan Geplak.
Ada juga beberapa penduduk yang memanfaatkan blondo sebagai hasil samping
pembuatan minyak kelapa diolah menjadi makanan yang memiliki nilai gizi tinggi yang
disebut kethak. Sebagian penduduk yang lain memanfaatkan tempurung kelapa sebagai
bahan bakar dan diolah menjadi bahan arang.

2. Data Produksi
Dari analisa data yang dilakukan, diketahui rata-rata produksi minyak kelapa yang
dihasilkan mencapai 100 sampai 200 liter per hari per unit usaha tradisionil. Jumlah
produksi tersebut merupakan hasil produksi yang diperoleh dengan mengolah bahan baku
kelapa sebanyak lebih kurang 1.000 sampai 2.000 butir kelapa dengan cara basah
tradisional atau bothokan. Di daerah kecamatan Srandakan dan sekitar terdapat 12
pengrajin minyak kelapa, rata-rata produksi per hari antara 800 sampai 1.000 liter minyak
kelapa. Produksi tersebut masih dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Hambatan utama para pengrajin adalah pemasaran, kwalitas minyak, sehingga jika ada
industri yang mau menampung, maka kuantitas produksi adakan ditingkatkan.

3. Data Bahan Baku


Tanaman kelapa sebagai bahan baku utama dapat diperoleh dengan mudah di daerah
Kabupaten Bantul. Sebagian besar penduduk memiliki tanaman kelapa yang tumbuh di
pekarangan sekitar tempat tinggal mereka. Data statistik yang diperoleh dari kantor Biro
Pusat Statistik Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa terdapat lebih kurang 100.000 ton
butir kelapa setiap tahunnya di daerah Kabupaten Bantul, atau lebih kurang 100.000.000
butir kelapa setiap tahunnya. Dari jumlah butir kelapa tersebut menghasilkan limbah air
kelapa sebanyak 50 juta liter. Produksi ini tergolong sangat tinggi, belum lagi jika
ditambah dari Kabupaten tetangga dekatnya yaitu Kulon Progo dan disekitar DIY. Kulon
Progo merupakan penghasil buah kelapa terbesar di DIY. Demikian juga dengan
kabupaten Sleman dan Gunung Kidul yang merupakan penghasil buah kelapa ketiga dan
keempat setelah kabupaten Kulon Progo dan Bantul. Kabupaten Bantul terletak tidak jauh
dari kabupaten Purworejo Jawa Tengan (lebih kurang 40 km) yang sangat terkenal
penghasil kelapa, sehingga ditinjau dari segi bahan baku, tidak ada permasalahan dalam
pembuatan dan pemurnian minyak kelapa.

D. TUJUAN KEGIATAN

1. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.


2. Meningkatkan nilai manfaat buah kelapa.
3. Menggairahkan usaha-usaha kerakyatan.

II. SPESIFIKASI PRODUK

A. Perumusan Produk Usaha

No Jenis Produk Spesifikasi Produk


1. Minyak Kelapa Kemasan 0,5 Liter
Kemasan 1 Liter
Kemasan 2 Liter
Kemasan Jerigen 20 Liter
2. Nata de Coco Lembaran
Netralan
3. Batok Kelapa/Arang Karung
4. Sabut Kelapa Packaging 50 60 Kg
5. Blondo Kethak Mentah

B. Penerapan IPTEK Dalam Pelaksanaan Usaha


Alat yang dipakai dalam pelaksanaan program ini adalah seperangkat alat pembuatan minyak
kelapa dan pemurnian minyak kelapa dari minyak bermutu rendah menjadi minyak bermutu
tinggi. Perangkat alat tersebut terdiri atas alat parut kelapa, alat peras, alat pemasak, tangki-
tangki pemurnian berikut alat tambahannya, tangki penampungan minyak belum murni dan
tangki penampungan minyak kelapa yang sudah dimurnikan. Alat tambahan yang diperlukan
adalah pompa untuk menaikkan minyak kelapa, pompa vakum, filter pres untuk penyaringan
dan pipa-pipa penghubung serta kran-kran untuk membuka dan menutup.
Secara garis besar langkah-langkah dalam proses pemurnian adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan Minyak Kelapa terdiri dari tahapan sebagai berikut :
a. Membeli kelapa dari petani
b. Mengupas
c. Memarut dan memeras santan
d. Memasak santan
e. Memisahkan minyak kelapa dengan air dengan cara pengepresan
2. Pemurnian Minyak Kelapa terdiri dari tahapan sebagai berikut :
a. Minyak kelapa yang sudah jadi dan minyak kelapa dari pengrajin minyak kelapa
tradisional di lingkungan Kabupaten Bantul ditampung dalam tangki
penampungan minyak kotor
b. Minyak dimasukan ke tangki pencampur. Dalam tangki ini minyak kelapa yang
belum dimurnikan dicampur dengan zat penyerap air dan zat pembantu yang lain.
c. Dari tangki pencampur minyak dimasukan dalam tangki pengendapan. Jumlah
tangki pengendapan minimal 10 buah, karena akan dilakukan
pengendapan selama 10 hari. Dengan tangki pengendapan 10 buah tersebut
diharapkan setiap hari dapat berproduksi minyak kelapa yang sudah murni.
Selain mengendapkan kotoran yang ikut didalamya, tangki ini juga berfungsi
untuk menghilangkan asam lemak bebas yang berada dalam minyak kelapa.
d. Setelah 10 hari pengendapan akan diperoleh minyak kelapa dengan warna jernih
dengan mutu yang cukup tinggi. Minyak kelapa diambil dengan melalui filter
untuk menghindari adanya kotoran yang ikut selama pengambilan , minyak yang
keluar dari tangki ini sudah dapat langsung dikonsumsi . Dari penelitian diketahui
bahwa mutu minyak sangat baik dengan rasa dan aroma gurih, serta keawetan 1
tahun.
e. Langkah terakhir adalah pembersihan tangki bekas pengendapan, dalam tangki
terdapat endapan zat padat. Zat padat dari pengendapan minyak kelapa
mengandung kapur dengan kadar yang cukup tinggi, dalam kesempatan lain
limbah ini akan diolah menjadi makanan ternak yang mengandung gizi tinggi.
3. Pembuatan Nata de Coco
a. Air kelapa disaring dan dimasak
b. Setelah mendidih ditambah dengan gula pasir, ZA, dan asam cuka
c. Campuran dituang dalam loyang setelah dingin diberi Acetobacter Xillinum
sebagai stater.
d. Air kelapa yang sudah diberi Starter dipindah ke dalam loyang-loyang sampai 7
hari dalam inkubasi.
e. Air kelapa sudah menjadi Nata de Coco.
4. Sabut Kelapa
Sabut kelapa dibuat powder dengan panjang serat antara 2-20 cm dengan kekeringan
maksimal 10 % dan kadar debu maksimal 5 %. Kemudoian dipress dengan ukuran 60 x
80 x 100 cm dengan berat antara 50 60 kg, dipackaging dengan plastik wrapping.
5. Pembuatan Batok Arang
Batok kelapa dibakar sampai keadaan tertentu dan di siram air.

C. Nilai tambah dari sisi Iptek


Produk yang dihasilkan dalam pemurnian minyak kelapa adalah minyak kelapa yang
telah murni sesuai dengan Standar Industri Indonesia, bahkan mempunyai nilai lebih dari segi
gizi. Sistem pengolahan dengan cara tersebut di atas belum pernah ada yang mencoba dan
menemukannya, sehingga dari sisi iptek hal ini dapat dikatakan sebagai cara penemuan baru,
dan dapat dicarikan hak paten.

D. Manfaat Industri Pemurnian Minyak Kelapa Dari Aspek Sosial Ekonomi


1. Adanya Industri pembuatan minyak kelapa dapat menampung produksi kelapa dari petani
yang melimpah dengan harga yang relatif stabil.
2. Secara umum dengan adanya industri pemurnian minyak ini akan memberikan manfaat
pada para pengrajin minyak kelapa tradisional. Hambatan utama para pengrajin tersebut
adalah pada masalah permodalan, pemasaran, dan kwalitas minyak sehingga jika ada
industri yang menampung hasil industrinya, maka para pengrajin minyak kelapa
tradisional akan dapat meningkatkan produksinya tanpa adanya kekhawatiran produknya
tidak laku. Minyak yang diperoleh dari pengrajin minyak kelapa tradisional bermutu
jelek, keruh dan tidak tahan lama sehingga para pengrajin takut memproduksi dalam skala
besar karena takut tidak cepat laku dan cepat tengik.
3. Jaminan kesehatan penggunaan minyak hasil pemurnian, karena yang diperoleh dari hasil
pemurnian ini benar-benar merupakan minyak asli tanpa adanya zat pengisi maupun
bahan pengawet. Minyak ini juga bermutu tinggi karena merupakan minyak yang tahan
pada suhu yang relatif tinggi. Kadar kolesterol dan peroksida minyak hasil pemurnian ini
relatif stabil walaupun dipakai pada suhu tinggi dan waktu cukup lama.
4. Harga relatif lebih murah.
5. Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar untuk menjadi pengrajin minyak
kelapa maupun berjualan minyak kelapa hasil pemurnian.
6. Memotivasi pasar untuk meningkatkan makanan sehat dengan memanfaatkan minyak
kelapa.
7. Membantu pemerintah dalam hal penyediaan minyak kelapa.
8. Membantu industri kecil minyak kelapa dalam hal pemasarannya.

III. RENCANA USAHA

A. BAGAN ALIR PROSES INDUSTRI

KELAPA SABUT POWDER


DARI KELAPA
PETANI

AIR NATA DE
KELAPA COCO
INDUSTRI
PEMBUATAN
BATOK
MINYAK
KELAPA KELAPA ARANG

UKM
(PENGRAJIN BLOND MAKANA
MINYAK MINYAK O N
KELAPA ) KELAPA

INDUSTRI PEMURNIAN MINYAK


KELAPA

MINYAK KELAPA
MURNI
PASAR

B. LOKASI DAN BANGUNAN INDUSTRI PEMURNIAN MINYAK KELAPA


Lokasi industri minyak kelapa dekat dengan para pengrajin minyak kelapa
tradisional, yaitu di Kecamatan Srandakan, Bantul di pinggir jalan raya Srandakan
Wates. Luas bangunan yang diperlukan sekitar 1500 m2 dengan luas tanah sekitar 2.500
m2.

C. RENCANA INVESTASI

Daftar Investasi
Dalam Rupiah
B. C. Uraian ANGGARAN
N0
1. SEWA TANAH DAN BANGUNAN (5 17.500.000
TAHUN)
2. Tangki Pemurnian ( 60 unit ) @ 1000 Lt. 105.000.000
3. Tangki Pemvakum ( 1 unit ) 23.000.000
4. Pompa Vakum 350.000
5. Diesel dan Pompa 2.500.000
6. Filter press ( 5 unit ) 75.000.000
7. Mixer Minyak 2.750.000
8. Mesin Pemarut Kelapa ( 3 unit ) 2.800.000
9. Mesin Pengaduk Parutan Kelapa 2.250.000
10. Mesin Pemeras Santan 5.000.000
11. Mesin Pemeras Blondo 2.250.000
12. Alat Pemasak 5.000.000
13. Plastik Sealler 1.500.000
14. Rak Nata de Coco 10.000.000
15. Loyang (15 dosin) 750.000
16. Alat-alat Pembantu 2.500.000
17. Mobil Pick up ( 2 unit ) 120.000.000
18. Mobil Station 75.000.000
19. Komputer ( 1 unit ) 8.500.000
20. Alat-alat Kantor 2.500.000
JUMLAH 464.150.000

D. RENCANA PRODUKSI

RENCANA KAPASITAS PRODUKSI ADALAH SEBAGAI BERIKUT

N0. URAIAN Jumlah Jumlah per bulan


per hari
1. Produksi Minyak Kelapa 1.000 liter 25.000 kg
2. MENAMPUNG MINYAK 500 liter 12.500 kg
KELAPA UKM
3. Produksi Minyak Kelapa Murni 1.500 liter 37.500 kg
4. Produksi Nata de Coco 3.000 kg 75.000 kg
5. Batok Arang 300 kg 7.500 kg
6. Blondo 250 kg 6.250 kg

E. Kebutuhan Dana

Dana yang dibutuhkan adalah dana untuk investasi awal dan untuk modal kerja.
Dana diperoleh dari pinjaman komersial sejumlah Rp. 1.250.000.000,oo ( Satu milyar dua
ratus lima puluh ribu rupiah), dengan perincian sebagai berikut :

1. Investasi awal Rp. 464.150.000,oo


2. Modal kerja Rp. 785.850.000,oo
+
JUMLAH Rp. 1.250.000.000,OO

IV. SISTEM PENGELOLAAN

Pengelola Industri Pengolahan Kelapa adalah Perusahaan dengan struktur kepemilikan


saham bisa dikembangkan dengan beberapa alternatif sebagi contoh kepemilikan saham terdiri
dari :
1. PMD (Pelayanan Masyarakat Desa)
2. Investor
3. Masyarakat
Kondisi ini bisa berkembang sesuai dengan kesepakatan pihak-pihak yang akan terlibat
dalam Industri Pengolahan Kelapa. Adapun Perusahaan ini memiliki misi untuk pemberdayaan
masyarakat petani. Disamping bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang layak, bisa
mengembalikan pinjaman sesuai jadwal, juga bisa memberikan kepastian usaha dan pendapatan
kepada petani kelapa.
Mekanisme kerjasama dengan petani kelapa adalah sebagai berikut:
1. Petani membentuk kelompok-kelompok yang dikoordinir oleh ketua kelompok.
2. Setiap kelompok melaksanakan kontrak kerjasama dengan Industri Pengolahan
Kelapa, sebagai pemasok kelapa dengan jumlah tertentu dengan harga tertentu. Pada
tahap awal harga kelapa ditetapkan Rp. 500 per buah di tingkat kelompok.
Adapun kebutuhan kelapa untuk Industri Pengolahan Kelapa adalah 10.000 butir per
hari.
Sedang mekanisme kerjasama Industri Pengolahan Kelapa dengan Unit-unit pengrajin
minyak kelapa tradisional adalah Industri Pengolahan Kelapa menampung minyak hasil produksi
pengrajin dengan jumlah dan harga tertentu.
Struktur Organisasi

KOMISARI
S

DIREKTUR

BAG. BAG.
KEUANGAN ADMINISTRA

MANAGER MANAGER
PRODUKSI PEMASARAN

BAG. BAG. BAG. SA SALE


MINYAK PRODUK LE S
PENGAD
GOREN SAMPINGA
G AAN

KLP. PENGRA KLP.


TANI JIN TANI

Proyeksi aliran dana selama 5 tahun


ah
NO URAIAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN JUMLAH
1 2 3 4 5
MODAL AWAL
246.660 605.820 964.980 1.324.140
PENDAPATAN
1. Penjualan Minyak
2.283.750 2.362.500 2.362.500 2.362.500 2.362.500 11.733.750
2. Batok Arang
67.500 67.500 67.500 67.500 67.500 337.500
3. Nata de Coco
641.250 675.000 675.000 675.000 675.000 3.341.250
4. Penjualan Blondo
375.000 375.000 375.000 375.000 375.000 1.875.000
JUMLAH
3.367.500 3.480.000 3.480.000 3.480.000 3.480.000 17.287.500
PENDAPATAN
ARUS KAS
3.367.500 3.726.660 4.085.820 4.444.980 4.804.140
PENGELUARAN
1. Pembelian kelapa
1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 7.500.000
2. Pembelian Minyak Kelapa
UKM 487.500 487.500 487.500 487.500 487.500 2.437.500
3. Bahan Pembantu
180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 900.000
4. Packing
180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 900.000
5. Biaya Gaji
162.000 162.000 162.000 162.000 162.000 810.000
6. Pemeliharaan alat dan
suku cadang 18.000 18.000 18.000 18.000 18.000 90.000
7. BBM (diesel )
6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 30.000
8. Transportasi dan
akomodasi 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 150.000
9. Biaya Telepon
12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 60.000
10. Listrik
6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 30.000
11. Administrasi Kantor
9.000 9.000 9.000 9.000 9.000 45.000
12. Depresiasi
92.832 92.832 92.832 92.832 92.832 464.160
13. Biaya Bunga
187.500 187.500 187.500 187.500 187.500 937.500
14. Cicilan Hutang
250.008 250.008 250.008 250.008 250.008 1.250.040
JUMLAH
3.120.840 3.120.840 3.120.840 3.120.840 3.120.840 15.604.200
PENGELUARAN
LABA
246.660 605.820 964.980 1.324.140 1.683.300 1.683.300

Keterangan :
1. Penjualan Minyak Kelapa per hari 1500 liter dengan harga rata-rata Rp. 5.250 per liter.
2. Harga batok arang Rp. 750 / kg, Harga Nata de Coco lembaran Rp. 750 per kg dan
Blondo Rp. 5 000 per kg.
3. Harga kelapa per butir Rp. 500 dengan kebutuhan per hari rata-rata 10.000 butir.
4. Pembelian minyak kelapa dari pengrajin tradisional 500 liter per hari dengan harga Rp.
3.250 per liter.
5. Bunga pinjaman Bank 15% per tahun, dengan jangka pinjaman 5 tahun.
6. Usaha pengolahan sabut kelapa belum diperhitungkan.

B. Analisa Benefit per Cost ( B/C )

dalam ribuan rupiah


Th. Biaya FD 15% Nilai Kini Produksi Nilai Kini
1 3.120.840 0,870 2.715.131 3.367.500 2.929.725
2 3.120.840 0,756 2.359.355 3.480.000 2.630.880
3 3.120.840 0,658 2.053.513 3.480.000 2.289.840
4 3.120.840 0,572 1.785.120 3.480.000 1.990.560
5 3.120.840 0,497 1.551.057 3.480.000 1.729.560
Total 15.604.200 3,353 10.464.176 17.287.500 11.570.565

FD adalah Faktor Diskonto yang besarnya ditentukan oleh bunga Bank rata-rata 15%

11.570.565
Perhitungan B/C adalah = 1,11
10.464.176

Dari hasil perhitungan B/C sebesar 1,11 menunjukkan bahwa B/C lebih besar dari 1,
maka manfaat yang diperoleh dari Usaha Pengolahan Kelapa melebihi biaya yang
dikeluarkan untuk investasi.

C. Analisa Net Present Value (NPV)


dalam ribuan rupiah
Th. Biaya Produksi Laba FD 15% Nilai Kini
1 3.120.840 3.367.500 246.660 0,870 214.594
2 3.120.840 3.480.000 359.160 0,756 271.525
3 3.120.840 3.480.000 359.160 0,658 236.327
4 3.120.840 3.480.000 359.160 0,572 205.440
5 3.120.840 3.480.000 359.160 0,497 178.503
Total 15.604.200 17.287.500 1.683.300 3,353 1.106.389

Nilai NPV dari Usaha Pengolahan Kelapa selama kurun waktu 5 tahun adalah positif
1.106.389.000, mengindikasikan bahwa usaha tersebut menguntungkan.

D. Analisa Internal Rate of Return (IRR)


dalam ribuan rupiah
Th. Biaya Produksi FD Laba Laba FD FD Laba
15% 15 % 25 % FD 25 %
1 3.120.840 3.367.500 0,870 246.660 214.594 0,800 197.328
2 3.120.840 3.480.000 0,756 359.160 271.525 0,640 229.862
3 3.120.840 3.480.000 0,658 359.160 236.327 0,512 183.890
4 3.120.840 3.480.000 0,572 359.160 205.440 0,410 147.256
5 3.120.840 3.480.000 0,497 359.160 178.503 0,328 117.805
Total 15.604.200 17.287.500 3,353 1.683.300 1.106.389 2,698 876.141

Asumsi bahwa bunga Bank rata-rata 15 %, sedang bunga Bank tertinggoi 25 %


Perhitungan Internal Rate of Return adalah
1.683.300
IRR = 15 + 15 { } % = 24,86 %
1.683.300 + 876.141

Dari ketiga tolok ukur di atas menunjukkan bahwa hasil analisa konsisten, yaitu pada B/C
> 1 pada kondisi NPV = 0; IRR > dari bunga pinjaman Bank. Hal ini mengindikasikan bahwa
Usaha Pengolahan Kelapa menguntungkan atau profitable.
VI. PENUTUP

Industri Pengolahan Kelapa merupakan usaha terpadu yang dapat memanfaatkan seluruh
bahan yang ada dalam buah kelapa, sehingga tidak ada bahan terbuang, bisa dikatakan nilai
tambah pengolahan buah kelapa sangat tinggi.
Sistem pengelolaan usaha Industri Pengolahan Minyak kelapa melibatkan seluruh petani
yaitu dengan jalan Industri adalah penjamin pemasaran hasil pertanian petani, maka petani dapat
menikmati kepastian pendapatan untuk setiap bulannya.

Contoh: 2

Bentuk dan Jenis Intervensi:


Pengadaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan.

JUDUL
Pembentukan Wira Usaha Baru Industri Pembuatan Tepung agar-agar dari Rumput
laut di Daerah Gunungkidul DIY

Nama Organisasi(KSM) Pemohon Dana:


Lembaga Pengabdian pada Masyarakat ( LPM) IKIP Yogyakarta

Alamat Surat, Telephon


LPM IKIP Yogyakarta Kampus Karangmalang IKIP Yogyakarta telp. (0274) 586168
pes 233, 273, 346, dan 359

Goal Proyek
Proyek ini bertujuan utama untuk membentuk usaha baru dalam rangka
memperkecil angka pengangguran masyarakat yang berada di daerah pantai Panggang Gunung
Kidul Yogyakarta. Usaha yang akan dibentuk adalah usaha pembuatan tepung agar-agar yang
berasal dari rumput laut.
Latar Belakang Proyek
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta
yang memiliki potensi kekayaan alam berupa keanekaragaman tumbuhan laut yang sangat cukup
potensial untuk dikembangkan. Salah satu jenis tumbuhan laut yang bernilai ekonomi adalah alga
merah; yang komponen utamanya adalah agar-agar. Tanaman alga merah yang banyak terdapat di
daerah ini adalah dari jenis Gracilaria, gelidium dan Gymnocogrus. Hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Siti Sulastri dkk. Menunjukkan bahwa kandungan agar-agar dalam rumput laut
tersebut cukup tinggi. Diperkirakan jumlah penjualan rumput laut kering dari wilayah tersebut
mencapai 1 ton per minggu, yang dikirim ke kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta.
Dewasa ini penggunaan agar-agar tidak hanya sebagai bahan makanan saja, melainkan juga
digunakan pada berbagai industri farmasi, kosmetik, tekstil, dan sebagainya. Oleh karena itu
permintaan produk agar-agar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Usaha untuk mengolah rumput laut menjadi agar-agar belum pernah dilakukan di daerah ini
baik oleh nelayan maupun pengusaha pengumpul rumput laut. Para nelayan dan pengusaha
pengumpul rumput laut pada umumnya lebih senang menjual rumput laut dalam bentuk
rumput laut yang belum diolah. Padahal jika rumput laut diolah menjadi agar-agar akan
memberikan nilai ekonomi yang jauh lebih tingi. Belum adanya usaha pengolahan rumput
laut tersebut disebabkan masyarakat pada umumnya belum mengetahui teknik bagaimana
pengolahan rumput laut menjadi tepung agar-agar yang berkualitas baik.

Pengalaman IKIP Yogyakarta Dalam Pengembangan Kewirausahaan


Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu tugas tridharma yang harus
dilaksanakan oleh perguruan tinggi, yang merupakan pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni (ipteks). Pengalaman IKIP Yogyakarta dalam pengembangan kewirausahaan yang telah
dilakukan antara lain : Pembinaan Wira Usaha Baru dan Pembinaan Potensi Pemuda.
Pengembangan wira usaha telah dikembangkan melalui tiga paket program. Pengembangan wira
usaha ini juga bekerja sama dengan Dinas PP Propinsi DIY dengan program pembinaan pada 10
kelompok yang menyebar di seluruh DIY.
Dalam bidang Pengembangan Wilayah Terpadu IKIP Yogyakarta telah bekerjasama dengan
Wilayah Binaan melalui program :
a. Program Desa Binaan
Tahun 1997/1998 desa binaan meliputi Dusun Karangmalang & Kuningan Tahap VI, Dusun
Pandeyan Tahap III, dan Desa Glagaharjo Tahap III dengan delapan paket binaan yang telah
terlaksana seluruhnya : antara lain pembinaan mental agama, pembinaan kemampuan ketrampilan
wanita, bimbingan belajar, bimbingan ketrampilan mengelas, pelatihan elektronika, usaha batako
bagi Karang Taruna, program rumah sehat dan penataan lingkungan pedusunan.
b. Program Kecamatan Binaan
Diarahkan untuk membina jaringan pendidikan pada satu wilayah kecamatan. Tahun ini
dikembangkan satu model SD yang menggunakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
c. Program Pendamping Desa IDT
Tahun 1997/1998 merupakan pelaksanaan tahun ketiga yang diarahkan pada kegiatan
produktif, sedangkan tahun sebelumnya adalah program lantainisasi dan penggaduhan kambing.
Dalam bidang pengkajian, pengembangan dan penerapan hasil penelitian telah dikembangkan
a. Program Sekolah Binaan
Sekolah Binaan meliputi SD Gejayan Tahap II, dua SD dan satu SLTP di desa
Kepuharjo Tahap V dengan tujuh paket program. Sebagian program yang
dikembangkan merupakan kelanjutan program sebelumnya, seperti minat baca
pada 2 SD di Kepuharjo, maka tahun ini dikembangkan ruang bacanya, juga
meningkatkan ketrampilan kerajinan SLTP diharapkan akan menumbuhkan
Home Industry kerajinan, akhirnya mampu menunjang perkembangkan
pariwisata di Kepuharjo.
b. Program Ipteks dan Vucer. Program ini dilaksanakan untuk mendukung
perkembangan industri kecil di DIY. Dalam hal ini IKIP Yogyakarta masih
menduduki 4 besar proposal yang didanai oleh DP4M Dikti. Dana lain diperoleh
dari DRK dan swadaya masyarakat/lembaga terkait.

Susunan Organisasi Pengusul


Ketua merangkap Anggota : Drs Crys Fajar Partana MSi
NIP : 131 808 681
Jabatan : Asisten Ahli
Jurusan/Fakutas : Kimia Fisika/ FPMIPA IKIP Yogyakarta

Anggota
1. Nama : Drs Sri Atun MSi
NIP : 131 873 956
Jabatan : Lektor Muda
Jurusan : Kimia Organik/FPMIPA IKIP Yk

2. Nama : Drs Sumarno MS


NIP : 131 930 140
Jabatan : Asisten Ahli
Jurusan : Fisika Instrumen

3. Nama : Drs Siti Sulastri MS


NIP : 130 681 034
Jabatan : Lektor
Jurusan : Kimia Analitik

4. Nama : Ir Endang Dwi Siswani MT


NIP : 131 656 348
Jabatan : Lektor muda
Jurusan : Teknik Kimia

Tujuan & Sasaran Kegiatan


Tujuan
Secara umum tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan sumber pendapatan
masyarakat dalam memanfaatkan rumput laut sebagai hasil produksi Usaha Kecil Menengah
yang siap bersaing (competitive). Tujuan secara rinci adalah sebagai berikut
a. Memacu pertumbuhan produk Indonesia non migas melalui pertumbuhan pasar
dalam negeri yang kompetitif.
b. Meningkatkan pengembangan UKM yang tangguh, mandiri dan mampu untuk
merebut peluang pasaran dalam menghadapi era globalisasi.
c. Mempercepat alih teknologi, seni dan manajemen hasil penelitian dari
Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian ke masyarakat industri.
d. Mempercepat proses Link dan Match, khususnya antara perguruan tinggi dengan
industri dan PEMDA dalam menciptakan jaringan (networking) dengan pasar
dan lembaga terkait dalam bidang kewirausahaan.

Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan ini meliputi:
a. Masyarakat nelayan dan pengumpul rumput laut di daerah Panggang
Gunungkidul mampu mengolah rumput laut menjadi tepung agar-agar.
b. meningkatkan jumlah dan kualitas hasil produksi tepung agar-agar supaya
menjadi produk non migas untuk kebutuhan pasar.

Kegiatan Proyek
Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi beberapa tahap yakni :
a. Penyusunan rencana usaha
Rencana usaha/Bissness Plant disusun bersama nelayan dan pengumpul rumput
laut
b. Penerapan IPTEK terpilih
d. Pengembangan produk
Setiap bulan diusahakan produk minyak yang dihasilkan terus meningkat
seiring dengan pendapatann dari hasil penjualan.
e. Rencana pemasaran
Pemasaran mula-mula digunakan untuk memenuhi kebutuhan agar-agar
dilingkungan kabupaten Gunungkidul khususnya dan propinsi DIY pada
umumnya. Setelah produksi semakin banyak akan disebar diseluruh propinsi di
Indonesia. .
f. Penataan manajemen termasuk peningkatan sumber daya manusia
Dalam persiapan menghadapi era pasar bebas (globalisasi), maka penataan
manajemen diupayakan memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO
9002.

Target yang diinginkan


Dari hasil kegiatan yang telah dilaksanakan diharapkan akan dicapai luaran
nyata dalam12 bulan kegiatan adalah:
1. Masyarakat nelayan dan pengusha pengumpul rumput laut mampu mengolah
rumput laut menjadi tepung agar-agar dengan mandiri.
2. Mampu memasarkan sendiri produk hasil olahannya ke Pasaran luar.

Pengaruh-pengaruh terhadap Lingkungan


- menambah produksi tepung agar-agar sehingga pemerintah tidak perlu impor tepung ini
dari luar negeri.
- membantu pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat secara luas oleh
karena rumput laut merupakan zat byang memiliki nilai gizi tinggi dan memiliki sifat
anti inflamantasi sehingga meningkatakan kesetanan masyarakat..
- mengurangi angka pengangguran
- dan sebagainya

Pengaruh Terhadap Wanita


Proyek ini dapat dikerjakan oleh pria dan wanita. Proyek merupakan proyek
percontohan dalam hal pembuatan rumput laut. Dengan adanya proyek ini diharapkan ibu-
ibu PKK dan ibu-ibi rumah tangga yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan proyek
dapat ikut mencontoh mengolah rumput laut menjadi tepung agar-agar. Hasil yang
diperoleh dapat dijual ke konsumen lain atau ke koperasi yang didirikan proyek ini. Dengan
demikian adanya proyek ini akan menguntungkan semua pihak baik masyarakat maupun
koperasi proyek.

Monitoring dan Evaluasi


Target yang ingin dicapai dalam proyek ini cukup jelas, sehingga akan
mempermudah melakukan monitoring dalam pengukuran keberhasilan proyek. Dalam 5
bulan pertama ditargetkan para nelayan dan atau pengumpul rumput laut sudah dapat
mengolah sendiri rumput laut menjadi tepung agar-agar.
Monitoring kegiatan dilakukan paling sedikit 2 kali dalam setiap minggu atau
sebanyak 8 sampai 10 kali dalam setiap bulan

Jadwal Kerja selama 12 bulan


NO Kegiatan Waktu (bulan)
.
1. Survey pengadaan bahan baku, Bulan 1 s .d bulan 2
lokasi UKM dan ijin usaha
2. Penataan organisasi Bulan 1 s.d bulan-2
3. Pengadaan Alat Produksi Bulan 2 s.d. ke-4
Dan kemasan serta
pembenahan
4. Lokasi Bulan -4 s.d bulan-5.
5. Pelatihan Pengolahan rumput
laut menjadi tepung agar-agar
6. Bulan -6 s.d bulan-7
Evaluasi hasil pelatihan
7. Bulan -8 s.d bulan 9.
Seminar dan penyusunan
8 laporan Bulan 10 s.d bulan-12
Pemantauan dan pemasaran
hasil produksi

Biaya (Budget):

Kegiatan (12 bulan) Biaya Biaya Total (Rp)


Proyek(Rp) Koperasi (Rp)
1. Bahan Habis
Rumput laut 50.000.000,- 10.000.000 60.000.000

2. Peralatan
a. Tempat bahan baku 2.000.000 2.000.000
b. Tempat hasil 2.000.000 2.000.000
c. Tempat penjemuran 10.000.000 10.000.000
d. Tempat pemasakan 5.000.000 5.000.000
e. Tempat penggilingan 5.000.000 5.000.000

3. Perjalanan
3.600.000 3.600.000
Ketua ( 10 x12 x Rp 30.000) 14.400.000 14.400.000
Anggota(5x8x12xRp30.000) 720.000 720.000
Koordinator (2x12xRp30.000)
4. Pertemuan Industri
10.000.000 10.000.000

5. Lain-lain
a. ATK
b. Fotokopi 10.000.000 10.000.000
c. Dokumentasi 10.000.000 10.000.000
d. Penyusunan laporan 5.000.000 5.000.000
20.000.000 20.000.000

6. Honorarium
a. Ketua (12 x Rp 500.000)
b. Anggota (5x12xRp 400.000) 6.000.000 6.000.000
c. Koordinator koperasi 24.000.000 24.000.000
(12 x Rp 300.000)
3.600.000 3.600.000
Jumlah 181.320.000 10.000.000 191.320.000

Contoh 3
PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN BANTUL
!. KEGIATAN DAN JENIS USAHA YANG AKAN DIDIRIKAN
1.1 Judul
PEMURNIAN MINYAK KELAPA
1.2 Jenis Usaha
Produksi komoditas minyak kelapa yang sesuai dengan standar Industri Indonesia
1.3 Analisis Situasi
Minyak kelapa atau minyak kelapa merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi
setiap keluarga. Harga minyak kelapa kemasan saat ini relatif mahal. Minyak kelapa yang
berharga murah diberikan pemerintah dalam bentuk tanpa kemasan yang dikenal dengan
nama minyak curah yang terbuat dari kelapa sawit. Namun, sayang sekali bahwa minyak
curah saat ini telah dicemari oleh orang-orang dengan memberikan campuran yang cukup
berbahaya. Campuran yang sering diberikan antara lain: solar, lemak dan zat-zat pengisi
lain. Dengan demikian banyak konsumen yang menjadi ragu menggunakannya. Minyak
kelapa curah terbuat dari pohon kelapa sawit, sehingga minyak yang dihasilkan diberi
nama minyak kelapa sawit. Agar masyarakat menjadi mantap dan tidak was-was, maka
perlu dilakukan tindakan nyata oleh orang yang mengetahui seluk beluk minyak kelapa.
Minyak kelapa yang akan diproduksi merupakan minyak kelapa asli yang diproduksi oleh
pengrajin minyak kelapa tradisional. Minyak kelapa tradisional yang dibuat pengrajin
merupakan minyak kelapa dengan mutu rendah sehingga minyak tersebut tidak dapat
tahan lama juga penampilan fisiknya kurang menarik.
Keadaan Mitra Usaha (UKM) minyak kelapa tradisional.
Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul yang terletak kurang lebih 10 km dari
pusat kota kabupaten Bantul penghasil kelapa. Beberapa penduduk yang tinggal di daerah
tersebut banyak memanfaatkan buah tanaman kelapa yang dihasilkan untuk diolah
menjadi minyak kelapa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun dijual di pasar
sebagai tambahan pendapatan keluarga. Sebagian penduduk yang lain memanfaatkan
buah kelapa tersebut untuk usaha makanan tradisioanl yang dinamakan dengan geplak
Ada juga beberapa penduduk yang memanfaatkan protein sebagai hasil samping
pembuatan minyak kelapa diolah menjadi makanan yang memiliki nilai gizi tinggi yang
disebut dengan kethak. Sebagian penduduk yang lain memanfaatkan tempurung kelapa
sebagai bahan bakar dan diolah menjadi bahan arang.
Data Produksi
Dari analisis data yang dilakukan, diketahui rata-rata produksi minyak kelapa
yang dihasilkan mencapai 100 sampai 200 Liter per hari per UKM. Jumlah produksi
tersebut merupakan hasil produksi yang diperoleh dengan mengolah bahan baku kelapa
sebanyak lebih kurang 1000 sampai 2000 butir dengan cara basah tradisional atau
bothokan. Dalam kecamatan Srandakan terdapat lebih dari 6- 8 pengrajin minyak kelapa.
Sehingga rata-rata per hari 800 sampai 1000 Liter minyak kelapa. Produksi tersebut masih
dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pasar. Hambaaatan utama para pengrajin
adalah pemasaran sehingga jika ada industri yang mau menampung, maka kuantitas
produksi akan ditingkatkan.
Data Bahan Baku
Tanaman kelapa sebagai bahan baku utama dapat diperoleh dengan mudah di
daerah kabupaten Bantul. Sebagian besar penduduk memiliki tanaman kelapa yang
tumbuh di pekarangan sekitar tempat tinggal mereka. Data statistik yang diperoleh dari
kantor Biro Pusat Statistik Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa terdapat lebih kurang
100.000 ton butir kelapa setiap tahunnya di daerah kabupaten Bantul. Atau lebih kurang
100.000.000 butir kelapa setiap tahunnya. Dari sejumlah butir kelapa tersebut
menghasilkan limbah air kelapa sebanyak 50 juta Liter. Produksi ini tergolong sangat
tinggi, belum lagi jika ditambah dari kabupaten tetangga dekatnya Kulon Progo yang
merupakan penghasil buah kelapa terbesar di DIY. Juga kabupaten yang lain Sleman dan
Gunungkidul yang merupakan penghasil buah kelapa ketiga dan keempat setelah
Kabupaten Kulon Progo dan kabupaten Bantul. Kabupaten Bantul terletak tidak jauh dari
kabupaten Purworejo Jawa tengah (lebih kurang 40 km) yang sangat terkenal penghasil
kelapa, sehingga ditinjau dari segi bahan baku, tidak ada permasalahan dalam pembuatan
pemurnian minyak kelapa.

1.4 Tujuan Kegiatan


Mengolah minyak kelapa bermutu rendah menjadi minyak kelapa bermutu tinggi sesuai
standar

2. SPESIFIKASI PRODUK, POLA PENERAPAN IPTEK DAN MANFAAT USAHA


.2.1 Perumusan Produk Usaha

Jenis Produk Spesifikasi Produk


Minyak Kelapa - Kemasan 0,5 Liter
- Kemasan 1 Liter
- Kemasan 2 Liter
- Kemasan jerigen
- Minyak kelapa curah

2.2 Penerapan IPTEK Dalam Pelaksanaan Usaha


Alat yang dipakai dalam pelaksanaan progran ini adalah seperangkat alat pemurnian
minyak kelapa dari minyak bermutu rendah menjadi minyak kelapa bermutu tinggi. Perangkat
alat tersebut terdiri atas tangki-tangki pemurnian berikut alat tambahannya, tangki penampungan
minyak belum murni dan tangki penampungan minyak kelapa yang sudah dimurnikan. Alat
tambahan yang diperlukan adalah pompa untuk menaikan minyak kelapa, pompa vacum, filter
pres untuk penyaringan serta pipa-pipa penghubung serta kran-kran untuk membuka dan
menutup.
Secara garis besar langkah-langkah dalam proses pemurnian adalah sebagai berikut:
- Mengambil minyak dari pengrajin minyak kelapa tradisional di lingkunga kabupaten Bantul
- Minyak bermutu rendah ditampung dalam tangki penampungan minyak yang belum
dimurnikan.
- Minyak dimasukan ke tangki pencampur. Dalam tangki ini minyak kelapa yang belum
dimurnikan dicampur dengan zat penyerap air dan zat tambahan yang lain.
- Dari tangki pencampur minyak dimasukan dalam tangki pengendapan. Jumlah tangki
pengendapan minimal 10 buah, karena akan dilakukan pengendapan selama 10 hari. Dengan
tangki pengendapan berjumlah 10 buah tersebut diharapkan setiap hari dapat berproduksi
minyak kelapa yang sudah murni. Selain mengendapkan kotoran yang ikut didalamnya tangki
ini juga berfungsi untuk menghilangkan asam lemak bebas yang berada dalam minyak kelapa.
( NB: Untuk mempercepat proses pengendapan dapat dilakukan sentrifus dan pemanasan
pada suhu rendah dengan tekanan kecil. Jika proses ini dilakukan, maka proses dapat berjalan
5 kali lipat lebih cepat. Untuk proses ini diperlukan sentrifuse, pompa vakum dan pemanas
otomatis).
- Setelah 10 hari pengendapakan akan diperoleh minyak kelapa dengan warna putih jernih
dengan mutu yang cukup tinggi. Minyak kelapa diambil dengan melalui filter untuk
menghindari adanya kotorang yang ikut selama pengambilan, minyak yang keluar dari tangki
ini sudah dapat langsung dan siap dikonsumsi. Dari penelitian diketahui bahwa mutu minyak
ini cukup baik dengan rasa yang sangat gurih, serta keawetan sekitar 1 (satu) tahun.
- Langkah terakhir adalah pembersihan tangki bekas pengndapan. Dalam tangki terdapat sisa
berupa zat padat. Zat padat sisa dari pengendapan minyak kelapa mengandung kapur dengan
kadar yang cukup tinggi, dalam kesempatan lain limbah ini akan dapat diolah menjadi bahan
untuk kerajinan atau sebagai bahan dasar dalam pembuatan cat.

2.3 Nilai Tambah Dari Sisi Iptek


Produk yang di hasilkan dalam pemurnian minyak kelapa adalh minyak kelapa
yang telah murni sesuai dengan standar induistri bahkan mempunyai nilai lebih dari segi gizi.
Sistem pengolahan dengan cara tersebut di atas belum pernah ada yang mencoba dan
menemukan, sehingga dari sisi iptek hal ini dapat dikatakan sebagai cara penemuan baru,
yang jika sempat dapat di carikan hak paten.

2.4. Manfaat Industri Pemurnian minyak kelapai Dari aspek Sosial Ekonomi Secara nasional
- Secara umum dengan adanya industri pemurnian minyak ini akan memberikan
manfaat pada para pengrajin minyak kelapa tradisional. Hambatan utama para
pengrajin tersebut adalah pada masalah pemasaran, sehingga jika ada industri yang
menampung hasil industrinya, maka para pengrajin minyak kelapa tradisional akan
dapat meningkatkan produksinya tanpa ada kekawatiran produknya tidak laku.
Minyak yang diperoleh dari pengrajin minyak kelapa tradisional bermutu jelek , keruh
serta tidak tahan lama, sehingga para pengrajin takut memproduksi dalam skala besar
karena takut tidak laku dan cepat tengik.
- Jaminan kesehatan penggunaan minyak hasil pemurnian, karena minyak yang
diperoleh dari hasil pemurnian ini benar-benar merupakan minyak asli tanpa adanya
zat pengisi sebagaimana minyak yang ada di pasaran. Minyak ini juga bermutu tinggi
karena merupakan minyak yang tahan pada suhu yang relatif tinggi. Kadar kolesterol
dan peroksida minyak hasil pemurnian ini relatif stabil walaupun dipakai pada suhu
tinggi dan waktu cukup lama, minyak pabrik lain pada suhu rendah memang tidak
mengandung kolesterol dan peroksida yang rendah, namum jika sudah dipakai untuk
menggoreng baik kolesterol maupun angka peroksidanya akan naik dengan dratis jauh
melampaui kadar kolesterol dan peroksida dari minyak kelapa hasil pemurnian ini.
- Harga relatif lebih murah dibandingkan dengan minyak kemasan dengan kualitas
minyak sama.
- Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar untuk menjadi pengrajin minyak
kelapa maupun berjualan minyak kelapa hasil pemurnian.
- Memotivasi pasar untuk meningkatkan makanan yang membutuhkan minyak kelapa
- Membantu pemerintah dalam hal penyediaan minyak kelapa
- Membantu industri kecil minyak kelapa dalam hal pemasarannya.

3. RENCANA USAHA

3.1 Bagan Alir Proses Industri


Industri mitra Industri Mitra Industri Mitra

Indutri Pemurnian minyak kelapa

Minyak Kelapa Murni


Distributor Agen Konsumen

3.2 Lokasi dan bangunan Industri pemurnian minyak kelapa


Lokasi Industri minyak kelapa diharapkan dekat dengan para pengrajin minyak kelapa
tradisional. Luas bangunan yang diperluakn tidak perlu terlalu luas. Luas Bangunan sekitar 500
m2 dengan luas tanah sekitar 1000 m2. Lokasi harus dapat dilewati oleh kendaraan besar untuk
memudahkan pengangkutan.

3.3 Rencana Investasi


Tahun Investasi Besar dana
(dalam ribuan rupiah)
Tahun 1 - Tanah
- Bangunan pabrik
- Tangki pemurnian (20 100.000
buah)
- Tangki panampungan 100.000
minyak kotor (20 buah)
- Tangki penampungan 100.000
minyak murni (20 buah)
- Peralatan tambahan untuk 12.000
tangki
- Disel dan pompa 25.000
- Filter pres (5 buah) 75.000
- Pompa vacum 35.000
Jumlah 447.000

Tahun II - Tanah
- Bangunan pabrik
- Tangki pemurnian (20 100.000
buah)
- Tangki panampungan 100.000
minyak kotor (20 buah)
- Tangki penampungan 100.000
minyak murni (20 buah)
- Peralatan tambahan untuk 12.000
tangki
- Disel dan pompa 10.000
- Filter pres (5 buah) 10.000
- Pompa vacum 3.000
Jumlah 335.000

Tahun III - Tanah


- Bangunan pabrik ]
- Tangki pemurnian (20 100.000
buah)
- Tangki panampungan 100.000
minyak kotor (20 buah)
- Tangki penampungan 100.000
minyak murni (20 buah)
- Peralatan tambahan untuk 12.000
tangki
- Disel dan pompa 10.000
- Filter pres (5 buah) 10.000
- Pompa vacum 3.000
Jumlah 335.000

3.4 Rencana Produksi

Tahun Kapasitas Produksi


Tahun 1 150.000 Liter
Tahun 2 300.000 Liter
Tahun 3 450.000 Liter

3.5 Rencana Pengadaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Usaha


Tahun Pengembangan
Tahun 1 Perangkat alat pemurnian
Wilayah pemasaran
Jumlah produk
Kemasan
Tenaga Kerja
Tahun 2 Perangkat alat pemurnian
Peningkatan mutu hasil produksi
Wilayah pemasaran
Kemasan
Jumlah produksi
Pengolahan limbah
Tenaga kerja
Tahun 3 Perangkat alat pemurnian
Peningkatan mutu hasil produksi
Wilayah pemasaran
Kemasan
Jumlah produksi
Pengolahan limbah
Tenaga kerja

3.6 Rencana Pemasaran


Tahun Mitra pemasaran
Tahun 1 - Daerah Kabupaten bantul dan
kabupaten sekitarnya
- Supermarket
Tahun 2 - Daerah Kabupaten bantul dan
kabupaten sekitarnya
- Supermarket
- Propinsi Jateng
Tahun 3 - Daerah Kabupaten bantul dan
kabupaten sekitarnya
- Supermarket
- Pulau jawa

3.7 Rencana SDM


Tahun SDM Jumlah Gaji
Tahun 1 12 28.000.000
Tahun 2 15 33.000.000
Tahun 3 20 40.000.000

3.8 Organisasi tim Pelaksana


Ketua : Drs Crys Fajar Partana M.Si
Anggota:
1. Drs Sumarno MSi
2. Bapeda
3. Kandep Perindag
4. Pemda Ekonomi
5. Pemda
6.
7.
Kerjasama Tim, Pemda dann Perguruan Tinggi

LPM UNY PEMDA

TIM Industri Pemurnian Minyak Kelapa

4. RENCANA FINANSIAL
4.1 Aliran Kas

Proyeksi Cash Flow untuk 5 tahun


Uraian Tahun I Tahun II Tahun III TAHUN IV Tahun V
Aliran Kas Masuk 500 L/hari 1000 L/hari 1500 L/hari 2000 L/hari 2500 L/hari
Penjualan 937500000 1875000000 2812500000 3750000000 4687500000
Volum x 25 x 12 x Rp 5000

Jumlah Kas masuk 937500000 1875000000 2812500000 3750000000 4687500000


Aliran Kas Keluar
Investasi
Pembelian Bahan baku(3250/L+10%) 536250000 1072500000 1608750000 2145000000 2681250000
Tangki pemurnian Rp 5000000/tangki 100000000 100000000 100000000 100000000 100000000
Alat bantu (Rp 600000/tangki) 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
Tangki penampungan minyak kotor 100000000 100000000 100000000 100000000 100000000
Tangki penampungan minyak bersih 100000000 100000000 100000000 100000000 100000000
Transportasi (Rp 300000/hari) 90000000 90000000 90000000 90000000 90000000
Pemeliharaan (Rp 750000/bulan) 9000000 9000000 9000000 9000000 9000000
Disel dan Pompa 25000000 10000000 5000000 5000000 1000000
Filter pres (5 buah) 75000000 10000000 10000000 10000000 10000000
Pompa vacum 35000000 3000000 3000000 3000000 3000000
Penanganan limbah (Rp 200000/hari) 60000000 60000000 60000000 60000000 60000000
Upah langsung 30000000 8000000 10000000 10000000 10000000
Gaji Total 25000000 25000000 30000000 30000000 30000000
Pemasaran 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000
Kesejahteraan (Rp2500000/bulan) 30000000 30000000 30000000 30000000 30000000

Jumlah Kas Keluar 1237250000 1639500000 2177750000 2714000000 3246250000


Surplus/defisit -299750000 235500000 634750000 1036000000 1441250000
Saldo awal 750000000 450250000 685750000 1320500000 2356500000
Saldo akhir 450250000 685750000 1320500000 2356500000 3797750000

4.2 Perhitungan B/C Ratio, Titik Impas dan IRR.


Titik Impas perusahaan diharapkan telah tercapai pada tahun 2

5. JADWAL KERJA (SELAMA 3 TAHUN)


Jadwal rencana Kerja progran penerapan IPTEK untuk pengembangan UKM
dalam memacu ekspor non migas dapat dilihat dalam tabel berikut:
NO KEGIATAN Waktu (bulan)
1. Survey Mitra Kerja bulan ke 1
2. Penataan organisasi dan pembenahan bangunan bulan ke-1 s.d ke 2
industri
3. Pengadaan Alat Produksi tahap 1 meliputi: bulan ke-2 s.d ke-4
perangkat pemurnian dan tempat minyak
mentah dan minyak jadi
. Proses pemurnian minyak kelapa bulan ke-4 s.d
seterusnya
5. Produksi Minyak kelapa
6. Pengadaan alat produksi tahap 2 meliputi : bulan ke-13
perangkat pemurnian dan wadah
7. Pembenahan bangunan industri bulan ke 14
8 Perluasaan pemasaran bulan ke-14 s.d
seterusnya
9 Peningkatan produksi bulan ke-15 s.d.
seterusnya
10 Pengadaan alat produksi tahap 3 meliputi : bulan ke-25
perangkat pemurnian dan wadah
11 .Pembenahan bangunan industri bulan ke 26

12 Perluasaan pemasaran dan Peningkatan bulan ke 27 s.d


produksi seterusnya

8. RENCANA ANGGARAN BIAYA (MODAL INDUSTRI)


(dalam ribuan rupiah)
Kegiatan Anggaran
1. Renovasi Bangunan 50.000
2. Bahan Baku dan 250.000
Penunjang
3. Mesin dan Peralatan 447.000
4. Modal Kerja 85.000
5. Pemasaran 10.000
6. Penyusunan Laporan 5.000

Jumlah Rp 847.000

Minyak dari industri kecil Penampungan minyak industri kecil


Zat penyerap air
Zat lain

Pengendapan minyak, pemvakuman (10 hari) tangki pencampuran

Tangki penampung minyak murni Penampung limbah

Siap di pasarkan

Skema Proses pemurnbian minyak kelapa

Contoh 4

UNIT PRODUKSI NATA DE COCO

!. KEGIATAN DAN JENIS USAHA YANG AKAN DIDIRIKAN


1.1 Judul
PEMBUATAN NATA DE COCO

1.2 Jenis Usaha


Produksi komoditas nata de coco lebaran dan netralan
1.3 Analisis Situasi
Nata de coco merupakan salah satu jenis makanan yang mempunyai kalori rendah.
Nata de coco mengandung serat lunak yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia
terutaman kesehatan pencernakan. Bahan baku dari nata de coco adalah limbah buah
kelapa, yaitu air kelapa yang tidak digunakan. Nata de coco yang ada di pasaran kebanyak
berupa nata de coco yang siap dimakan. Kemasan yang di jual dalam bentuk plas=tik
ataupun dalam bentuk CUP/ gelas plastik. Ditinjau dari segi kesehatan nata de coco yang
telah siap makan merupakan makanan yang agak berbahaya, dikarenakan makanan
tersebut mengandung pengawet dan pemanis buatan. Rencana produksi yang akan
dilakukan adalah dengan membuat nata de coco lembaran. Nata de coco lembaran adalah
nata de coco yang masih asli, masih belum diproses. Untuk dapat dimakan nata de coco
lembaran masih harus diproses. Proses pengolahan lembarang dinamakan proses
penetralan. Setelah nata de coco netral, barulah dapat dilakukan proses selajutnya sesuai
dengan selera konsumen. Nata de coco yang sudah netral dapat dibuat dawet, kolak
ataupun sirup. Unit produksi berencena membuat nata de coco dalam dua bentuk, yaitu
bentuk lembaran dan bentuk yang sudah dinetralkan

Keadaan Mitra Usaha


Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul yang terletak kurang lebih 35 km dari kota
Yogyakarta merupakan salah satu daerah klabupaten Bantul penghasil kelapa. Beberapa
penduduk yang tinggal di daerah tersebut banyak memanfaatkan buah tanaman kelapa yang
dihasilkan untuk diolah menjadi minyak kelapa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
dijual di pasar sebagai tambahan pendapatan keluarga. Usaha yang dimiliki kebanyakan
merupakan usaha yang bersifat home industri dengan sumber daya keuangan atau modal usaha
yang terbatas dan cara pengolahan serta sistem manajemen yang relatif sederhana. Sebagian
penduduk yang lain memanfaatkan buah kelapa tersebut untuk usaha makanan tradisioanl yang
dinamakan dengan geplak Ada juga beberapa penduduk yang memanfaatkan protein sebagai hasil
samping pembuatan minyak kelapa diolah menjadi makanan yang memiliki nilai gizi tinggi yang
disebut dengan kethak. Sebagian penduduk yang lain memanfaatkan tempurung kelapa sebagai
bahan bakar dan diolah menjadi bahan arang.
Aktivitas yang dilakukan dalam pengolahan buah kelapa tersebut mengakibatkan adanya
limbah air kelapa yang berjumlah ribuah liter. Seiring dengan kemajuan jaman air kelapa yang
semukla merupakan limbah, dapat diolah menjadi makanan yang menyegarkan yang disebut
dengan nata de coco . Nata de coco merupakan makanan rendah kalori yang berserat tinggi.
Ditinjau darui kesehatan, maka nata de coco sangat baik untuk sistem pencernakan manusia. Di
samping itu nata de coco dapat mencegah timbulnya kanker perut. Dengan penambahan iodium
dan vitamin, nata de coco dapat menjadi minuman ber vitamin dan pencegah penyakit gondok,
Data Produksi
Dari analisis data yang dilakukan, diketahui rata-rata produksi minyak kelapa
yang dihasilkan mencapai 100 Liter per hari per UKM. Jumlah produksi tersebut merupakan hasil
produksi yang diperoleh dengan mengolah bahan baku kelapa sebanyak lebih kurang 1000 butir
dengan cara basah tradisional atau krengseng. Dari tiap butir kelapa dapat menghasilkan air
kelapa lebih kurang 0,5 Liter. Dalam kecamatan Srandakan terdapat lebih dari 6 pengrajin
minyak kelapa.
Sehingga rata-rata per hari dihasilkan limbah air kelapa tidak kurang dari 3000 liter. Limbah air
kelapa akan semakin banyak jika ditambah dengan limbah air kelapa pengrajin geplak dan juga di
pasar-pasar tradisional.
Data Bahan Baku
Tanaman kelapa sebagai bahan baku utama dapat diperoleh dengan mudah di daerah
kabupaten Bantul. Sebagian besar penduduk memiliki tanaman kelapa yang tumbuh di
pekarangan sekitar tempat tinggal mereka. Data statistik yang diperoleh dari kantor Biro Pusat
Statistik Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa terdapat lebih kurang 100.000 ton butir kelapa
setiap tahunnya di daerah kabupaten Bantul. Atau lebih kurang 100.000.000 butir kelapa setiap
tahunnya. Dari sejumlah butir kelapa tersebut menghasilkan limbah air kelapa sebanyak 50 juta
Liter. Produksi ini tergolong sangat tinggi, belum lagi jika ditambah dari kabupaten tetangga
dekatnya Kulon Progo yang merupakan penghasil buah kelapa terbesar di DIY. Juga kabupaten
yang lain Sleman dan Gunungkidul yang merupakan penghasil buah kelapa ketiga dan keempat
setelah Kabupaten Kulon Progo dan kabupaten Bantul. Kabupaten Bantul terletak tidak jauh dari
kabupaten Purworejo Jawa tengah (lebih kurang 40 km) yang sangat terkenal penghasil kelapa,
sehingga ditinjau dari segi bahan baku, tidak ada permasalahan dalam pembuatan nata de coco.

1.4 Tujuan Kegiatan


Mengolah air kelapa menjadi nata de coco untuk memenuhi kebutuhan makanan sehat
dengan energi rendah
2. SPESIFIKASI PRODUK, POLA PENERAPAN IPTEK DAN MANFAAT USAHA
.2.1 Perumusan Produk Usaha

Jenis Produk Spesifikasi Produk


Nata de coco a. Nata de coco dalam bentuk lembaran
Nata de coco di pasarankan dalam
bentuk lembaran-lembaran dengan
berat sekitar 1 Kg dengan harga jual per
lembar Rp 600,-
b. Nata de coco netralan yang sudah di
potong-potong dengan harga per Kg Rp
1500

2.2 Penerapan IPTEK Dalam Pelaksanaan Usaha


Alat yang dipakai dalam pelaksanaan progran ini adalah :seperangkat alat pembuatan nata
de coco yang terdiri dari alat pemasak, alat pencetak, serta tempat fermentasi serta tempat
penyimpanan nata lembaran jadi.
Air kelapa yang diperoleh diolah dengan cara dimasak sampai mendidih. Setelah
mendidih ditambah dengan berbagai zat tambahan yang merupakan nutrisi tambahan seperti
Amonium sulfat, gula pasir serta asam juka. Campuran yang telah mendidih kemudian
didinginkan dan dituangkan dalam cetakan cetakan yang tersedia. Cetakan yang dipakai berupa
nampan yang terbuat dari plastik pilihan. Kemudian dilakukan fermentasi dengan menabahkan
bakteri asam asetat (Acetobacter Xylinum) dan disimpan. Setelah 7 sampai 8 hari fermentasi
akan terbentuk suatu padatan lunak yang disebut nata de coco. Nata de coco lembaran dapat
tahan selama 3 bulan tanpa bahan pengawet.

2.3 Kaitan IPTEK dengan Temuan HAKI Perguruan Tinggi


Proses yang akan dilakukan dalam pengolahan nata de coco ini tsesuai dengan prosedur
yang dilakukan bebrapa perusahaan pembuatan nata de coco. Beberapa hal yang bebrbeda
hanyanya masalah teknik pembibitan dan variasi jumlah nutrisi yang sifatnya tidak mutlak.
Sehingga belum dirasa perlu untuk dicarikan HAKI.
2.4 Nilai Tambah Dari Sisi Iptek
Produk yang di hasilkan dalam pengolahan air kelapa menjadi nata de coco sesuai dengan
standar produk. Nilai tambah dari sisi IPTEK adalah kepraktisannya dalam pengolahan. Dengan
tambahan vitamin dan iodium menjadi makanan yang beriodium dan bervitamin serta berserat
tinggi yang sangat diperlukan bagi kesehatan manusia.

2.5 Manfaat Unit Produksii Dari aspek Sosial Ekonomi Secara nasional
- Jaminan kesehatan bagi konsumen nata de coco
- Harga relatif murah satu lembar Rp 600,- dengan berat sekitar 1 kg.
- Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat/mahasisa
- Membantu pemerintah dalam hal penyediaan makanan sehat bervitamin

3. RENCANA USAHA
3.1 Bagan Alir Proses Industri
Industri mitra Industri Mitra Industri Mitra

Unit Produksi FMIPA UNY

Nata de coco

Konsumen

3.2 Lokasi dan bangunan Unit Usaha


Lokasi Unit Usaha adalah di FPMIPA UNY dengan menempati bangunan seluas sekitar
100 m2 luas tanah yang diperlukan untuk industri ini sekitar 100 m2.
3.3 Rencana Investasi
Tahun Investasi Besar dana
(dalam ribuan rupiah)
Tahun 1 - Seperangkat alat 600
pemasakan
- Cetakan/loyang 2400
- Tempat 300
fermentasi 505
- Tempat
penyimpanan nata de 1000
coco jadi 1516.5
-bangunan pabrik
- peralatan pembantu
Tahun II - Seperangkat alat 40
pemasakan
- Cetakan/loyang 75
- Tempat 15
fermentasi 35
- Tempat
penyimpanan nata de 2000
coco jadi 29
- bangunan pabrik
- peralatan pembantu
Tahun III - Seperangkat alat 30
pemasakan
- Cetakan/loyang 150
- Tempat 15
fermentasi 35
- Tempat
penyimpanan nata de 2000
coco jadi 629
-bangunan pabrik
- peralatan pembantu
3.4 Rencana Produksi
Tahun Kapasitas Produksi
Tahun 1 30.000 Kg
Tahun 2 30.000 Kg
Tahun 3 30.000 Kg

3.5 Rencana Pengadaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Usaha


Tahun Pengembangan
Tahun 1 - Perangkat alat pemasakan,tempat cetakan, rak
penyiimpanan, serta penampungan nata de coco
- produksi nata de coco lembaran
- Wilayah pemasaran kampus
Tahun 2 - Penambahan tempat cetakan
- produksi nata de coco lembaran
- Wilayah pemasaran kampus dan sekitarnya(DIY)
Tahun 3 - Penambahan tempat cetakan, tempat penampungan
nata, Rak-rak penyimpanan
- Peningkatan proses produksi (penetralan nata de coco)
- Wilayah pemasaran DIY dan Jawa tengah

3.6 Rencana Pemasaran


Tahun Mitra pemasaran
Tahun 1 Dosen Karyawan dan mahasiswa
Tahun 2 Dosen Karyawan dan mahasiswa
Kopreasi dan kantor wilayah DIY
Masyarakar DIY
Tahun 2 Dosen Karyawan dan mahasiswa
Kantor dan koperasi DIY
Kantor-dan koperasi diluar DIY
Masyarakat DIY
Masyarakat luar DIY

3.7 Rencana SDM


Tahun SDM Jumlah Gaji
Tahun 1 4 6300000
Tahun 2 4 7050000
Tahun 3 4 8859000
3.8 Organisasi tim Pelaksana
Ketua : Drs Crys Fajar Partana M.Si
Anggota:
8. Drs Sunarto
9. Mahasiswa
10. Mahasiswa

Kerjasama Tim, Unit Usaha dan Perguruan Tinggi


Perguruan Tinggi

FPMIPA LPM

UNIT Produksi

Tim Pelaksana
6. RENCANA FINANSIAL UNIT PRODUKSI
4.1 Aliran Kas selama 5 tahun
Tahun
tahun I Tahun II tahun III tahun IV tahun V
Kas masuk 18000000 18000000 30000000 30000000 3000000
Modal 10000000
Pinjaman 5000000
Total Kas masuk 28000000 23000000 30000000 30000000 30000000
PERALATAN
Nampan/loyang 2400000 75000 150000 150000 150000
Dandang ( 200 L) 300000 25000 150000 50000 150000
KOMPOR 300000 15000 150000 50000 50000
Rak-rak penyimpanan 600000 15000 15000 300000 50000
pompa air+pralon +bak penampung air 350000 100000 50000 50000
Bak-bak penampung nata jadi 385000 25000 150000 150000 50000
botol bibit 120000 4000 4000 20000 20000
Kain saring 50000 25000 25000
Gelas ukur 30000 30000 30000
Termometer 24000
Serbet 75000 5000 5000 5000 5000
ember plastik 150000 15000 15000
pembuatan buangan limbah 200000 30000 30000
Gayung 25000 2500 2500 2500 2500
Alat pembersih botol 12500 2500 2500 2500 2500
Jerigen penampung air kelapa 300000 10000 30000 30000 30000
BAHAN
Air kelapa (130L x 25 x 12) 3900000 3900000 3900000 3900000 3900000
Gula pasir (1.5kg x 25 x 12) 1350000 1350000 1350000 1350000 1350000
ZA ( 2 kg x 25 x12) 450000 450000 450000 450000 450000
Asam cuka ( 1.2 L x 25 x 12) 1500000 1500000 1500000 1500000 1500000
Bibit (starter ) 1500000 1500000 1500000
karet ( 0.25 kg x 25 x 12) 500000 500000 500000 500000 500000
Koran ( 1 kg x 25 x 12) 200000 200000 200000 200000 200000
spritus ( 20 mL x 25 x 12) 37500 37500 37500 37500 37500
Rinso ( 2 x 12) 204000 204000 204000 204000 204000
Alat gosok cuci loyang ( 4 x 12) 24000 25000 24000 24000 24000
Minyak tanah ( 5 L x 25 x 12) 600000 600000 600000 600000 600000
OPERASIONAL
Gaji pegawai per bulan ( 2 OH x 25 x 12) 3000000 3000000 3600000 3600000 3600000
Gaji Pengelola ( 1Oh x25 x 12) 1800000 2250000 3000000 3000000 3750000
Gaji tenaga ahli ( 1 Oh x 25 x 12) 1500000 1800000 2250000 2250000 3000000
Transportasi ( 1 OK x 8 x 12) 960000 960000 960000 960000 960000
Kesejahteraan ( 4 Oh x 25 x 12) 1200000 1200000 1200000 1200000 1200000
ATK 500000 500000 500000 500000 500000
Pengembalian kredit 5000000
Lain-lain 1000000 1000000 2000000 2000000 2000000
Total pengeluaran 25547000 19670500 28134500 24615500 25890500
Surplus/defisit 2453000 3329500 1865500 5384500 4109500
Saldo awal 0 2453000 5782500 7648000 13032500
Saldo Akhir 2453000 5782500 7648000 13032500 17142000

6.2 Perhitungan B/C Ratio, Titik Impas dan IRR.


Titik Impas perusahaan diharapkan telah tercapai pada tahun awal 2

5. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI PENGUSUL


5.1 Pengalaman IKIP Yogyakarta Dalam Pengembangan Kewirausahaan
Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu tugas tridharma yang
harus dilaksanakan oleh perguruan tinggi, yang merupakan pengamalan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks). Pengalaman IKIP Yogyakarta dalam
pengembangan kewirausahaan yang telah dilakukan antara lain : Pembinaan Wira
Usaha Baru dan Pembinaan Potensi Pemuda. Pengembangan wira usaha telah
dikembangkan melalui tiga paket program. Pengembangan wira usaha ini juga
bekerja sama dengan Dinas PP Propinsi DIY dengan program pembinaan pada 10
kelompok yang menyebar di seluruh DIY.
5.2 Kerjasama IKIP Yogyakarta Dengan Wilayah Binaan
Dalam bidang Pengembangan Wilayah Terpadu IKIP Yogyakarta telah
bekerjasama dengan Wilayah Binaan melalui program :
a. Program Desa Binaan
Tahun 1997/1998 desa binaan meliputi Dusun Karangmalang & Kuningan Tahap
VI, Dusun Pandeyan Tahap III, dan Desa Glagaharjo Tahap III dengan delapan
paket binaan yang telah terlaksana seluruhnya : antara lain pembinaan mental
agama, pembinaan kemampuan ketrampilan wanita, bimbingan belajar,
bimbingan ketrampilan mengelas, pelatihan elektronika, usaha batako bagi
Karang Taruna, program rumah sehat dan penataan lingkungan pedusunan.
b. Program Kecamatan Binaan
Diarahkan untuk membina jaringan pendidikan pada satu wilayah kecamatan.
Tahun ini dikembangkan satu model SD yang menggunakan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar.
c. Program Pendamping Desa IDT

Tahun 1997/1998 merupakan pelaksanaan tahun ketiga yang diarahkan pada


kegiatan produktif, sedangkan tahun sebelumnya adalah program lantainisasi
dan penggaduhan kambing.
Dalam bidang pengkajian, pengembangan dan penerapan hasil penelitian telah
dikembangkan
a. Program Sekolah Binaan
Sekolah Binaan meliputi SD Gejayan Tahap II, dua SD dan satu SLTP di desa
Kepuharjo Tahap V dengan tujuh paket program. Sebagian program yang
dikembangkan merupakan kelanjutan program sebelumnya, seperti minat baca
pada 2 SD di Kepuharjo, maka tahun ini dikembangkan ruang bacanya, juga
meningkatkan ketrampilan kerajinan SLTP diharapkan akan menumbuhkan
Home Industry kerajinan, akhirnya mampu menunjang perkembangkan
pariwisata di Kepuharjo.
b. Program Ipteks dan Vucer. Program ini dilaksanakan untuk mendukung
perkembangan industri kecil di DIY. Dalam hal ini IKIP Yogyakarta masih
menduduki 4 besar proposal yang didanai oleh DP4M Dikti. Dana lain diperoleh
dari DRK dan swadaya masyarakat/lembaga terkait.
Sumber Daya Manusia dan Fasilitas Pendukung
a. Kelembagaan
IKIP Yogyakarta yang telah berdiri selama 33 tahun, dengan sumber daya
manusia sebanyak 843 orang dosen, terdiri dari 53 orang berijazah S3 (6%), 295
orang berijazah S2 (35%) dan 495 orang berijazah S1. Fasilitas pendukung yang
dimiliki antara lain laboratorium kimia, biologi, fisika, matematika di Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA), dan
laboratorium Teknik mesin dan peralatan listrik di Fakultas Pendidikan Teknik
Keguruan IKIP Yogyakarta.
b. Laboratorium
Laboratorium yang akan digunakan sebagai landasan utama program dalam
pengembangan lebih lanjut antara lain: laboratorium Kimia danlaboratorium
Biologi FPMIPA, serta laboratorium Teknik FPTK IKIP Yogyakarta dengan
fasilitas dan sarana penunjang yang cukup memadai.

7. JADWAL KERJA (SELAMA 3 TAHUN)


NO KEGIATAN Waktu (bulan)
1. Survey Mitra Kerja bulan ke 1
2. Penataan organisasi dan pembenahan bangunan bulan ke-1 s.d ke 2
industri
3. Pengadaan Alat Produksi meliputi: perangkat bulan ke-2 s.d ke-4
alat pemasakan, alat penyimpanan, tempat
pencetakan, tempat penampungan air kelapa
. dan nata de coco

5. Produksi nata de coco bulan ke-3 s.d seterusnya


6. Pemasaran nata de coco bulan ke-3 s.d seterusnya

7. Penambahan alat produksi dan tempat bulan ke-13


penyimpanan
8 Peningkatan wilayah pemasaran bulan ke-13
9 Peningkatan jenis produksi bulan ke 24
10 Pengadaan alat pemotong nata de coco bulan ke 24
11 Peningkatan pemasaran bulan ke 24

9. RENCANA ANGGARAN BIAYA


x 1000 Rupiah
Kegiatan Biaya Biaya Kredit Sumber Total
DIKTI UNY usaha lain
Tahun I

7. Renovasi Bangunan 1000 1000


8. Bahan Baku dan 1000 1000
Penunjang
9. Mesin dan Peralatan 2400 2400
10. Modal Kerja 5000 5000
11. Pemasaran 100 100
Penyusunan Laporan 500 500
Jumlah 10000 10000
Tahun 2

12. Renovasi Bangunan 1000 1000


13. Bahan Baku dan
Penunjang
14. Mesin dan Peralatan 25000 2500
15. Modal Kerja 500 500
16. Pemasaran 1000 1000
Penyusunan Laporan
Jumlah 5000 5000
Tahun 3 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0 0

BAB VII
INDUTRI TERAPAN BIDANG KIMIA

A. Fotografi
I. Tujuan Khusus Perkuliahan :
Setelah mengikuti praktek ini diharapkan mahasiswa dapat mengambil gambar, encuci
film, dan melakukan afdruk foto.

II. Komponen ketrampilan


- Mahasiwa dapat mengambil gambar dengan baik
- Mahasiswa dapat mencuci film dengan baik
- Mahasiswa dapat mencetak film dengan hasil baik

II. Alat dan Bahan


Alat yang diperlukan:
- Tustel
- Erlanger
- Seperangkat wadah pencucian dan afdruk
Bahan:
- Film hitam putih
- Obat penimbul gambar film
- Obat penstop
- Obat penimbul gambar kertas
- akuades

III. Petunjuk dan Pencegahan


pencucian dan pencetakan (afdruk) dilakukan dalam kamar gelap. Film maupun kertas
film sangat peka cahaya, sehingga tidak boleh dibuka ditempat yang ada cahayanya

IV. Landasan teori


Secara garis besar fotografi akan membicarakan tentang tustel atau kamera, Film,
ramuan-ramuan kimia untuk mencuci film dan mengafdruk sampai erlanger sebagai alat
pencetak. Tustel atau kamera secra umum terdiri atas: lensa, lampu penerang (Blitz),
angka shutter, pencari sasaran, diafragma, dan pemutar film. Untuk mendapatkan hasil
gambar yang bagus tidak tergantung pada mahal atau murahnya tustel, melainkan
tergantung pada banyak hal. Hasil bidikan akan bagus jika terdapat keserasian antara lain
jenis film, kekuatan film(ASA), diafragma lensa, dan pengatur jarak. Film sebagai
software ada bermacam-macam jenis antara lain: Film bentuk roll, palaing bvanyak
dijumpai dengan ukuran 12, 36 atau 72 kali bidikan; film bentuk sheet(lembaran)
merupakan film berukuran besar 6 x 6 cm atau lebih besar. Film jenis ini digunakan dalam
studio-studio film; fil pack, film ini mirip dengan film sheet, bedanya film ini disusun
sedemikian rupa sehingga setelah digunakan langsung dapat diganti dengan film lain.
Untuk mencuci film dan mengafdruk film secara garis besar dapat dijelaskan
sebagai berikut
Semua perkerjaan bauik cuci film ataupun afdruk harus dilakukan di tempat yang
gelap, karena film merupakan bahan yang sangat peka terhadap cahaya. Pertama-tama
dilakukan dalam mencuci film adalah dengan mengeluarkan gambar hasil bidikan dengan
obat penimbul gambar (developer Film) cepat lambatnya waktu menimbulkan gambar
tergantung pada kondisi obat penimbul, obat yang masih baru lebih cepat dibanding
dengan yang sudah lama. Setelah dilakukan penimbulan gambar, dilakukan penyetopan,
Jika gambar tidak distop, maka akan berkembang tgerus samapai warmna film semua
hitam. Bahan penyetop yang digunakan antara lain adalah acifix. Setelah distop maka fil
harus dicuci dengan air mengalir sampai bersih. Pengafdrukan film prinsipnya sama
dengan pencucian film. Setelah film selesai dicuci maka dalam film tersebut (klise) akan
tergambar sesuai dengan yang kita bidik. Untuk dapat dicetak, maka klise tersebut harus
dipasang dalam erlanger yaitu alat pencetak film. Penyinaran melalui erlanger dilakukan
lebih kurang 5 detik, Kertas yang telah disinari diolah sebagaimana dalam pencucian,
yaitu dimasukkan dalam obat pengembang (penimbul gambar), obat penyetop, dan
terakhir dicuci dalam air mengalir.

V. Perintah Pekerjaan
1. Mengambil gambar dengan menggunakan kamera atau tustel dengan cara mengubah-
ubah posisi untuk mendapatkan gambar yang terbaik. Dilakukan dalam kelompoknya
masing-masing
2. Mencuci film yang telah dipakai , langkah pencucian sesuai dengan petunjuk yang
telah dibuat
3. Mengafdruk film dengan langkah sesuai dengan petunjuk praktikum workshop yang
telah ada
4. Melakukan evaluasi dari hasil pekerjaan memotret, mencuci film dan mengafdruk
film.

VI. Tabulasi Data


Kondisi saat pemotretan, waktu pengembangan, waktu penyinaran, dan variabel-variabel
yang lain dibuat tabulasinya untuk dievaluasi hasilnya.
Praktek Sablon
I. Tujuan Khusus Perkuliahan :
Setelah mengikuti praktek sablon ini diharapkan mahasiswa dapat melakukan
penyablonan mulai dari afdruk sampai pencapannya

II. Komponen ketrampilan


Ketrampilan yang diharapkan dari praktek ini adalah:
- mahasiswa mampu mengenali jenis screen yang sesia untuk media tertentu
- mahasiswa trampil melakukan fotocopy ke dalam screen
- mahasiswa trampil melakukan pengecapan
- mahasiswa trampil dalam pemilihan cat yang sesuai

III. Alat dan Bahan


Alat:
- sreen
- rakel
- meja
- esel sablon
- kaca
Bahan:
- cat
- plastik
- kain
IV. Petunjuk dan Pencegahan
obat-obatan pemulasan merupakan obat yang peka terhadap cahaya sehingga dalam
pengerjaannya harus dilakukan dalam ruang yang tidak kena sinar langsung dari matahari
V. Landasan teori
Sablon atau screen printing merupakan salah satu cara pencapan yang dapat
menarik keuntungan sebesar-sebarnya dengan menggunakan alat-alat sederhana dan
relatif mudah dalam pengerjaannya. Secara garis besar pengetahuan yang perlu dimiliki
dalam teknik pensabloan adalah: Pembuatan Sreen, Meja pencapan, Perata cat, Cara
pencapan
Pembuatan sreen. Scren merupakan tenunan logam atau serat-serat tekstil yang cukup
kuat, sehingga tidak rusak ketika dilakukan perataan atau diberi obat-obatan kimia.
Rangka sreen dapat terbuat dari kayu ataupun besi asal kuat dan tidak gerak. Jenis-jenis
sreen banyak sekali yang jelas sifatnya hatrus kuat dan tahan lama.Ukuran dan type sreen
juga bermacam-macam tergantung kebutuhan. Sreen yang digunakan dalam pencapan
media plastik plastik berbeda dengan scren dalam pencapan media kain. Semakin halus
media pencapan maka screen yang digunakan juga semakin halus. Scren umum untuk
pencapan dalam media kain misalnya, dapat digukana screen dengan ukuran T 54 sampai
T 77..(untuk mengetahui ukuran dapat dilihat dalam tabel type dan ukuran screen)
Cara pembuatan corak dalam screen ada bermacam-macam, antara lain: Cara
penggambaran langsung, cara pemotongan, cara pro flim
Cara resist, dan cara photocopy.
Cara yang sering dipakai adalah cara fotocipy. Cara fotocoy mudah dilakukan, selain itu
corak yang dihasilkan juga bermutu baik. Secara singkat cara fotocopy dilakukan dengan
jalan a. pemulasan obat pada screen dengan menggunakan obat-obat tertentu misalnya
kromatine, kemudian dikeringkan dalam ruangan(tidak boleh kena sinar matahari), setelah
kering dilakukan fotocopy dengan menggunakan bahan yang tembus cahaya misalnya
plastik atau kertas yang dibasahi dengan minyak. Gambar yang akan disablon digambar
dalam bahan tembus sinar tersebut dan diletakkan pada screen yang telah diberui obat
peka cahaya itu. Kemudian ditaruh dalam sinar matahari sekira 7 detik kemudian disiram
dengan air panas. Maka bagian yang tidak kena sinar mahahari akan berlubang sesuai
dengan bentuk gambar yang dikehenaki.. tinggal dipasang dalam meja pencapan, Meja
pencapan sebaikan terbuat dari papan kayu dan kaca, sehingga memudahkan dalam
pengaturananya. Setelah diatur dilakukan pencapna dengan cat sesuai dengan media yang
akan disblon dengan menggunakan alat perata cat. Alar perata cat (Rakel) terbuat dar
karet lunak, sehingga tidak akan merusak gasa screen. Pencapan dilakukan dengan
membentuk sudut 70 samapi 90 derajat.
VI. Perintah Pekerjaan
- Menyiapaka alat perlengkapan sablon
- Membuat larutan obat pemula sreen, dan memulaskan dalam screen
- Membuat corak gambar yang akan disablon pada bahan yang tembus cahaya atau
plastik
- Memindahkan corak ganbar dalam screen dengan cara fotocopy
- Mencapkan atau mensablon dalam kain yang telah tersedia

VII. Tabulasi Data


- Mencatat lama penyinaran, sudut rakel dalam merata atau menggosok cat dan
mencatat hasilnya sesuai dengan variabel yang telah dilakukan
- Melakukan evaluasi dari langkah-langkah kerja yang telah dilakukan

B. Pembuatan Minyak Kelapa


I. Tujuan Khusus Perkuliahan :
Setelah melakukan praktek ini diharapkan mahasiswa dapat membuat minyak kelapa
dengan metode asam dan pancingan
II. Komponen ketrampilan
Mahasiswa terampil dalam:
- memperkirankan volum asam yang diberikan untuk volum santan tertentu
- pemisahan antara minyak, air dan protein yang ada dalam campuran

III. Alat dan Bahan


Alat:
- wadah
- parutan
- kalo/saringan/kain
- pengaduk
- kertas pH
- corong pemisah

Bahan:
- kelapa yang sudah tua
- Asam (dapat asam cuka atau asam sitrat)
- Air
IV. Petunjuk dan Pencegahan
Kunci keberhasilan dari pembuatan minyak ini adalah pada pemisahah minyak dengan air.
Air dan minyak dalam emulsi santan dapat pisah jika pH yang ada dalam larutan sekitar
4,5. Jika pH jauh dari titik tersebut maka minyak dan air tidak akan terpisah. Sehingga
harus dijaga tidak boleh lebih dari 5 tetapi juga tidak boleh kurang dari 3

V. Landasan teori
Minyak kelapa atau minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi
setiap keluarga. Harga minyak kemasan saat ini relatif mahal. Minyak goreng yang
berharga murah diberikan pemerintah dalam bentuk tanpa kemasan yang dikenal dengan
nama minyak curah. Namun, sayang sekali bahwa minyak curah saat ini telah dicemari
oleh orang-orang dengan memberikan campuran yang cukup berbahaya. Campuran yang
sering diberikan antara lain: solar, lemak dan zat-zat pengisi lain. Dengan demikian
banyak konsumen yang menjadi ragu menggunakannya. Minyak kelapa curah terbuat dari
pohon kelapa sawit, sehingga minyak yang dihasilkan diberi nama minyak kelapa sawit.
Agar masyarakat menjadi mantap dan tidak was-was, maka perlu dilakukan tindakan
nyata oleh orang yang mengetahui seluk beluk minyak kelapa.
Minyak kelapa tradisional terbuat dari buah kelapa. Pembuatan minyak kelapa ada
beberapa cara. Secara basah dan secara kering., dalam hal ini akan dibahas pembauatan
minyak kelapa dengan cara basah. Mula-mula kelapa dikupas, kemudian dilakukan
pemarutan, dan dibuat santan. Santan merupakan bahan emulsi yang terdiri atas minyak
dlam air. Secara alami air dan minyak tidak akan bercampur. Namun karena protein
menyebabkan terjadinya emulsi tersebut. Jika pengemulsi tersebut dirusak maka akan
terjadi pemisahan antara minyak dan air itu. Cara merusak emulsi ada bermacam-macam.
Anatara lain dengan pemanasan ( cara ini sering dinamakan dengan krengseng atau
bothok), cara pengsaman, yaitu dengan cara menambah sntan dengan zat-zat yang bersifat
asam seperti asam cuka atau sitrun zuur, cara pancingan, yaitu cara pemisahan air misah
dengan model menacing menggunakan minyak yang telah jadi, cara listrik, pemisahan /
perusakan penge,mulsi dengan menggunakan medan listrik, dan sebagainya.

VI. Perintah Pekerjaan


- Kelapa dikupas dan dikukur (diparut)
- Parutan kelapa diberi sedikit air kemudian diperas dengan kuat-kuat agar semua
santan dapat keluar
- Tempatan santan dalam wadah yang tembus cahaya sehingga memudahkan kita dalam
melihat batas antara air dan santan pakailah corong pemisah), biarkan kira-kira 1,5
jam.
- Setelah terjadi pemisahan air dan santan ambil/buang air dengan memakai slang atau
diling (jawa)
- Kanil (santan kental) ditambah dengan asam cuka (asam sitrat) sehingga pH larutan
lebih kurang 4,5
- Diamkan selama 24 jam, maka akan terjadi pemisahan minyak air dan protein.
- Pisahkan minyak dari yang lain.
Catatan
- Pemisahan minyak akan optimal jika bagian belakang dari kelapa (kulit arinya)
dihilangkan terlebih dahulu, karena kulit ari merupan bahan emulgator antara minya
dan air dalam kelapa.
VII. Tabulasi Data
- Mencatat volum santan dengan volum minyak yang dihasilkan
- Mencatat volum asam dengan minyak yang dihasilkan
- Melakukan evaluasi pengaruh volum asam, jumlah volum santan terhadap volum
minyak yang dihasilkan

C. Pembuatan Nata de coco


I. Tujuan Khusus Perkuliahan :
Setelah melakukan praktek ini diharapkan mahasiswa dapat membuat nata de coco
dengan baik
II. Komponen ketrampilan
Ketrampilan yang diharapkan adalah:
- menyusun loyang pencetak dengan benar
- menaburkan benih (bibit) nata dengan sesuai dengan volum air kelapa
- memanen nata dengan tepat

III. Alat dan Bahan


Alat:
- Kompor
- Panci perebus
- Kain saring
- Nampam/loyang
- Gelas ukur

Bahan-bahan
- air kelapa 20 liter
- gula pasir 250 gram
- asam sitrat 10 gram
- amonium sulfat 250 gram
- asam cuka 160 mL
- Bibit nata de coco

IV. Petunjuk dan Pencegahan


- Umur bibit nata sangat terbatas sehingga harus diperhatikan betul-betul umur nata
yang digunakan dalam pembibitan
- Wadah dan lokasi pembibitan harus benar-benar steril sehingga pertumbuhan nata de
coco tidak terganggu oleh jamur atau virus lain
V. Landasan teori
Nata decoco merupakan makanan yang terbuat dari fermentasi air kelapa dengan
bantuan bakteri Acetobacter Xylinum. Nata decoco berbentuk seperti agar-agar dan
kekenyalan seperti kolang-kaling. Nata de coco dapat dibuat dalam skala industri kecil
dengan modal yang kecil, jika dikembangkan dapat menjadi wirausaha yang cukup
menggembirakan.
Air kelapa mengadung banyak senyawa-senyawa antara lain, gula, alkohol,
nitrogen, pospat dan sebagainya. Dengan adanya acetobacter xylinum, maka mineral dan
zat-zat tersebut akan difermentasi menjadi selulosa-selulosa. Meskipun berupa selulosa,
namum selulosa yang dihasilkan tidak keras melainkan sangat lunak, sehingga dapat
dikunyah dengan mudah. Selulosa ini sangat bermanfaat bagi pencernakan manusia.
VI. Perintah Pekerjaan
1. air kelapa disaring untuk menghilangkan kotoran yang ada
2. setelah bersih direbus sampai mendidih, busa yang timbul dihilangkan
3. Larutkan gula pasir, amonium sulfat, dan asam sitrat kedalam perebusan pada saat
mendidih hingga semuanya larut
4. Setelah 15 menit dari saat mendidih tuangkan asam cuka kemudian kompor dimatikan
5. Siapkan nampan plastik yang telah disterilkan
6. Masukan air kelapa kedalam nampan plastik masing-masing nampan 1 liter air kelapa
7. Tutuplah nampan plastik dengan kertas tembus air agar tidak mudah terkontaminasi
de ngan jamur serta terhindar dari debu
8. Penuangan starter jadi dalam setelah air kelapa dinginkeadaan dingin
9. Setelah 7 sampai 9 hari nata siap untuk dipanen
Catatan:
Bibit dapat dibuat seperti pembuatan nata de coco dalam loyang, namun jika akan
dijadikan bibit air kelapa dituang didalam botol-botol sirup yang berleher.

VII. Tabulasi Data


Data yang perlu dicatat dalam praktek ini adalah:
- Volum air dengan volum bibit dengan membandingkan dengan nata yang terjadi
- Suhu penaburan Bibir dengan hasil fermentasi
- Volum air kelapa dengan berat nata yang dihasilkan

D. Pembuatan Kecap
I. Tujuan Khusus Perkuliahan :
Setelah melakukan praktek ini diharapkan mahasiswa dapat membuat kecap dari bahan
air kelapa atau kedelai

II. Komponen ketrampilan


Ketrampilan yang diharapkan setelah melakukan praktek ini adalah:
- mampu melakukan proses penjamuran dengan baik
- memilih kedelai yang baik
- mengetahui dengan pasti kapan boleh mengankat kecap dari api

III. Alat dan Bahan


Alat
- wadah perendaman
- panci perebusan
- kompor
- kalo/saringanwajan
Bahan
- 1 kg kedelai hitam
- 500 gram garam dapur
- 1 kg gula kelapa atau gula aren
- bahan-bahanpengharum/bumbu-bumbu (Wijen, Kemiri. Adas. Pekak. Salam. Serai.
Laos)
IV. Petunjuk dan Pencegahan
Pengangkapan kecap dari api sangat mempengaruhi kualitas kecap yang dihasilkan, oleh
karena itu harus diketahui betul kaopan kecap harus diangkat dari api. Kecap yang terlalu
kini diangkat menjadi kecap yang encer, sedangkan terlambat dalam pengangkatan
menjadi kecal sangat kental.

V. Landasan teori
Kecap merupakan zalah satu zat penyedap makanan. Kecap banyak dimanfaatkan
dalam berbagai keperluan makanan, antara lain: dalam sate, nasi goreng, makanan jepang
dan sebagainya. Kecap terbujat dari fermentasi kedelai dengan jamur tempe. Kecap
banyak mengandung protein sehingga dilihat dari segi gizi sangat bermanfaat. Kedelai
yang telah difermentasi dilakukan pengeringan sehingga jamur yang menempel hilang,
setelah itu dilakukan ekstraksi untuk mengambil sari kedelai.. sari kedelai inilah yang
merupakan bahan kecap yang diolah dengan cara cara tertentu.

VI. Perintah Pekerjaan


- Mula- mula kedelai hitam dicuci dengan air hingga bersih, lalu direndam selama
semalam dengan 3 liter air
- Setelah kedelai kelihatan berkembang/mekar air dibuang lalu direbus dengan air
bersih, sampai kedelai masak dan lunak sungguh. Selanjutnya kedelai yang telah
masak ini ditus di dalam kalo, supaya airnya keluar, kemudian kedelai diserakan di
atas niru/tampah, ditunggu sampai dingin.. Diserak-serakkan supaya rata dengan
sendok atau kayu pengaduk, kemudian ditutup dengan daun waru atau dengan niru,
dibiarkan selama 3 hari hingga tumbuh cendawan. Kalau tidak dapat merata cendawan
yang ada diratakan. Kemudian kedelai yang telah penuh dengan cendawan ini dijemur
sampai kering sungguh, hingga semua jamur telah mati dan habis. Selanjutnya dengan
dikosek-kosek memakai tangan dan ditepi-tepi berkali-kali, maka semua cendawan
akan habis dan bersih
- Pekerjaan selanjutnya membuat larutan 25 % garam dapur dalam air; yaitru 500 gram
garan dapur dilarutkan dalam 2000 gram air panas, Kedelai yang telah bersih dari
cendawan di atas direndam dalam larutan 25 % garam dapur yang ditempatkan sdalam
panci atau tempat lain. Sebaiknya rendaman ini setiap hari dijemur pada panas
matahari, supaya peker=jaan ekstraksi ini dapat berhasil dengan baik; kalau airnya
berkurang ditambah denganair yang bersih sehingga volum selalu tetap. Lama
merendam ini kira-kira sati minggu. Kemudian kita mulai masak kecap.
- Mula-mula bumbu kita goreng sangan(tidak memakai minyak) sampai masak
sungguh, terus kita tumbuk sehingga halus.
- Sekarang kedelai yang telah direndam di atas, direbus dengan 5 liter air selama 3 jam.
Kemudian didinginkan, selanjutnya disaring dengan kain penyaring. Air filtratnya
berwarna keruh merupakan bahan kecap. Bahan kecap ini ditambah air bersih dan
larutan gula kelapa/aren sebanyak 1 kg yang dilarutkan dalam 300 cc air. Dimask
sampai mendidih, terus ditambahkan bumbu-bumbu di atas yang telah ditumbuk
halus. Biarkan mendidih selama 3 jam. Kemudian didinginkan, terus disaring;
filtratnya merupakan kecap yang masih encer. Untuk mendapatkan kecap yang kental,
maka kecap encer ini dipanaskan samapai kental. Terus dimasukkan ke dalam botol.
Kecap yang baik kalau diukur kepekatan dengan Beaumeweger kira-kira 27o Be.
Catatan:
- Kalau hasil masih kurang gurih, dapat ditambah bumbu masak sebanyak 10 gram per
liter.

VII. Tabulasi Data


- mencatat berat kedelai yang dibutuhkan
- mencatat volum kecap yang terjadi
- mencatat volum air yang diberikan
- mengevaluasi volum air dan berat kedelai dengan volum dan mutu kecap yang
dihasilkan

BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA

A. Anonim, Pemahaman ISO 9000, P-E International, 1995


B. R. Soemita Adikoesoema, Manajemen Keuangan,Sinar Baru, Bandung ,1981
C. Stoner,J.A.F., Freeman,R.E., Gilbert,JR.D.R.,alih bahasa :Alaxander. S., Managemen , jilid I,
PT. Prenhallindo, Jakarta, 1996
D. Suad Husnan, Perencanaan Perusahaan, edisi 1, BPFE, Yogyakarta, 1991
E. Sukanto, R., Perencanaan dan Organisasi Perusahaan, BPFE, Yogyakarta, 1988

Anda mungkin juga menyukai