Disusun Oleh :
1. Asha Syafitri (16307141036)
2. Resti Kusindriani (16307141045)
3. Septi Dwi Alifah (16307141053)
4. Annisa (16307144006)
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara
resmi tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, dan ditetapkan oleh PPKI tanggal
18 Agustus 1945 bersama dengan pasal-pasal dalam UUD 1945.
Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah negara dan ideologi negara.
Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan dan mengatur
penyelenggaraan negara.
Berdasarkan ketentuan yuridis tersebut, maka sudah seharusnya setiap
warga Negara terutama kalangan intelektual untuk mempelajari, mendalami,
menghayati serta mengkaji Pancasila termasuk fungsi ataupun hakikat Pancasila.
Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai sistem
nilai acuan yang dijadikan kerangka landasan pembangunan dalam bidang politik,
sosial-budaya, pendidikan, ekonomi, dan hukum. Dalam makalah ini, akan dibahas
mengenai Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam bermasyarakat berbangsa
dan bernegara khususnya dalam bidang politik dan hukum.
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Pancasila sebagai paradigma pembangunan?
2. Bagaimana Pancasila sebagai paradigma pembangunan dalam bidang politik?
3. Bagaimana Pancasila sebagai paradigma pembangunan dalam bidang hukum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Pancasila sebagai paradigma pembangunan
2. Untuk mengetahui Pancasila sebagai paradigma pembangunan dalam bidang
politik
3. Untuk mengetahui Pancasila sebagai paradigma pembangunan dalam bidang
hukum
BAB II
PEMBAHASAN
1. Aristoteles
Usaha yang ditempuh oleh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.
2. Joice Mitchel
Politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijaksanaan
umum untuk masyarakat seluruhnya.
3. Roger F. Soltau
Bermacam-macam kegiatan yang menyangkut penentuan tujuan-tujuan dan
pelaksanaan tujuan itu. Menurutnya politik membuat konsep-konsep pokok
tentang negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision
marking), kebijaksanaan (policy of beleid), dan pembagian (distribution) atau
alokasi (allocation).
4. Johan Kaspar Bluntchli
Ilmu politik memerhatikan masalah kenegaraan yang mencakup paham, situasi,
dan kondisi negara yang bersifat penting.
5. Hans Kelsen
Dia mengatakan bahwa politik mempunyai dua arit, yaitu sebagai berikut.
a. Politik sebagai etik, yakni berkenaan dengan tujuan manusia atau individu
agar tetap hidup secara sempurna.
b. Politik sebagai teknik, yakni berkenaan dengan cara (teknik) manusia atau
individu untuk mencapai tujuan.
Jika dilihat secara Etimologis yaitu kata "politik" ini masih memiliki keterkaitan
dengan kata-kata seperti "polisi" dan "kebijakan". Melihat kata "kebijakan" tadi maka
"politik" berhubungan erat dengan perilaku-perilaku yang terkait dengan suatu
pembuatan kebijakan. Sehingga "politisi" adalah orang yang mempelajari, menekuni,
mempraktikkan perilaku-perilaku di dalam politik tersebut.
Oleh karena itu secara garis besar definisi atau makna dari "politik" ini adalah
sebuah perilaku atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan kebijakan-
kebijakan dalam tatanan Negara agar dapat merealisasikan cita-cita Negara
sesungguhnya, sehingga mampu membangun dan membentuk Negara sesuai rules agar
kebahagiaan bersama di dalam masyarakat di sebuah Negara tersebut lebih mudah
tercapai.
Pancasila sebagai dasar filosofis Negara dan bangsa Indonesia memberikan
dasar- dasar nilai demokrasi sebagaimana terkandung dalam sila keempat Pancasila
yaitu, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan”.
Dalam sistem politik Negara harus mendasarkan pada kekuasaan yang
bersumber pada penjelmaan hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial,
memiliki hak yang bersifat asasi yaitu kemerdekaan, baik dalam berpendapat, berpikir
membentuk suatu organisasi. Atas dasar inilah yang memberikan landasan dalam
kehidupan politik Negara, sehingga rakyat adalah sebagai asal mula kekuasaan Negara.
Selain sistem politik Negara Pancasila juga memberikan dasar-dasar moralitas
Politik Negara. Drs. Moh. Hatta mengemukakan bahwa Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa, atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini agar
memberikan dasar-dasar moral supaya Negara tidak berdasarkan kekuasaan, oleh
karena itu dalam politik Negara termasuk para elite politik dan para penyelenggara
Negara untuk memegang budi pekerti kemanusiaan serta memegang teguh cita-cita
moral rakyat yang luhur. Dalam sila-sila Pancasila tersusun atas urutan-urutan
sistematis yaitu :
Dalam Politik Negara harus mendasarkan pada kerakyatan terdapat dalam Sila
IV.
Pengembangan dan aktualisasi Politik Negara berdasarkan moralitas berturut-
turut
moral Ketuhanan terdapat dalam Sila I.
Moral kemanusiaan terdapat dalam Sila II.
Moral persatuan yaitu, moralitas sebagai suatu bangsa terdapat dalam Sila III
Aktualisasi dan pengembangan politik negara demi tercapainya keadilan hidup
terdapat dalam Sila V.
Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka pembangunan politik harus dapat
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem politik Indonesia yang bertolak
dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi pada
rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik
Indonesia yang sesuai Pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi
bukan otoriter.
Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas
kerakyatan (sila IV Pancasila). Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik
didasarkan pada asas-asas moral daripada sila-sila pada Pancasila. Oleh karena itu,
secara berturut-turut sistem politik Indonesia dikembangkan atas moral ketuhanan,
moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan, dan moral keadilan.
Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara negara
dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan perilaku politik yang
santun dan bermoral.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan bahwa
Pancasila bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin diwujudkan
dengan menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila. Pemahaman untuk implementasinya
dapat dilihat secara berurutan-terbalik:
Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya,
agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari
Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam pengambilan
keputusan
Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan
konsep mempertahankan persatuan
Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaan yang
adil dan beradab
Tidak dapat tidak; nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan
kemanusiaan (keadilan-keberadaban) tersebut bersumber pada nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasi tersebut perlu
direkonstruksi ke dalam pewujudan masyarakat-warga (civil society) yang mencakup
masyarakat tradisional (berbagai asal etnik, agama, dan golongan), masyarakat
industrial, dan masyarakat purna industrial. Dengan demikian, nilai-nilai sosial politik
yang dijadikan moral baru masyarakat informasi adalah:
nilai toleransi
nilai transparansi hukum dan kelembagaan
nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai dengan kata)
bermoral berdasarkan konsensus.
1. Sistem politik Negara harus berdasarkan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan.
Oleh karenanya, sistem politik yang berlaku dalam negara harus mampu
mewujudkan sistem yang menjamin tegaknya HAM.
2. Para penyelenggara negara beserta elite politik harus senantiasa memegang
budi pekerti kemanusiaan, serta memegang teguh cita-cita moral rakyat
Indonesia
3. Memosisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan politik dan
tidak hanya sekedar menjadikannya sebagai objek politik penguasa semata
4. Mewujudkan tujuan Negara demi meningkatkan harkat dan martabat manusia
Indonesia
5. Mencerdaskan rakyat dan memahami politik, tidak hanya menjadikan rakyat
sebagai sarana mencapai tujuan pribadi ataupun golongan.
6. Amanah dalam menjalankan amanat rakyat.
7. Lembaga negara dikembangkan sesuai dengan kemajuan dan kebutuhan
masyarakat dan negara. Pengembangan lembaga negara dapat berdasarkan pada
lembaga yang sudah ada dalam masyarakat, menciptakan lembaga baru, atau
mencontoh lembaga negara dari negara lain. Kita memiliki lembaga negara
MPR, DPR, DPD, Presiden, MA, MK, KY, dan BPK sebagai sesuatu yang baru
dalam sistem pemerintahan Indonesia.
8. Bangsa Indonesia menghargai hak asasi manusia sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Hak asasi manusia yang dikembangkan di Indonesia dilaksanakan
dengan menjaga keseimbangan hak dan kewajiban. Hak asasi manusia yang
dijiwai oleh nilai ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
9. Demokrasi yang dikembangkan adalah demokrasi Pancasila. Demokrasi
Pancasila mengutamakan musyawarah mufakat dan kekeluargaan. Demokrasi
Pancasila tidak berdasarkan dominasi mayoritas maupun tirani minoritas.
Sistem yang mengutamakan kekeluargaan, bukan sistem oposisi yang saling
menjatuhkan dan mengutamakan kepentingan individu dan golongan.
10. Sistem pemilihan umum dalam demokrasi merupakan salah satu contoh
perwujudan yang demokrasi yang dikembangkan di Indonesia. Pemilihan
umum untuk memilih pemimpin sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia sejak dahulu. Bentuk ini dapat dikembangkan dengan menerima cara
pemilihan umum di negara lain, seperti partai politik, kampanye, dan
sebagainya. Namun pemilihan umum yang terjadi harus sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila.
11. Pembangunan bidang hukum diarahkan pada terciptanya sistem hukum
nasional yang berdasarkan Pancasila. Hukum nasional yang bersumber pada
nilai-nilai Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum. Peraturan
perundangan yang berlaku tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila. Peraturan perundangan dapat disusun berdasarkan norma sosial yang
berlaku dalam masyarakat Indonesia maupun dari luar, namun tetap sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.
1. Achmad Ali : Hukum adalah norma yang mengatur mana yang benar dan mana
yang salah, yang eksistensi atau pembuatannya dilakukan oleh pemerintah, baik
itu secara tertulis ataupun tidak tertulis, dan memiliki ancaman hukuman bila
terjadi pelanggaran terhadap norma tersebut.
2. Plato : Hukum merupakan sebuah peraturan yang teratur dan tersusun dengan
baik serta juga mengikat terhadap masyarakat maupun pemerintah.
3. Tullius Cicerco : Hukum merupakan sebuah hasil pemikiran atau akal yang
tertinggi yang mengatur mengenai mana yang baik dan mana yang tidak.
Hukum adalah sebuah aturan yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita
sehari-hari. Setiap sudut dalam kehidupan kita pasti terkait atau ada dalam naungan
hukum. Hukum memiliki pengertian yang sangat luas. Hukum adalah aturan yang
memayungi kita dari adanya penyalahgunaan terhadap kekuasaan. Dan hukum juga
adalah alat yang bisa digunakan untuk menegakkan atau mencari keadilan.
Negara hanya dapat disebut negara hukum apabila hukum yang diikutinya
adalah hukum yang baik dan adil. Artinya, hukum sendiri secara moral harus dapat
dipertanggungjawabkan. Dan itu berarti bahwa hukum harus sesuai dengan paham
keadilan masyarakat dan menjamin hak-hak asasi manusia. Hak asasi manusia
adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan hanya diberikan kepadanya oleh
masyarakat, jadi bukan berdasarkan hukum positif yang berlaku, melainkan
berdasarkan martabatnya sebagai manusia.
Adapun terwujudnya sistem hukum nasional yang bersumber pada
Pancasila dan UUD 1945, melalui penataan hukum nasional, penginventarisasian
dan penyesuaian unsur-unsur tatanan hukum dalam rangka pembaharuan hukum
nasional, peningkatan kualitas penegakan dan tertib hukum, pembinaan aparatur
hukum, sarana dan prasarana hukum yang memadai serta peningkatan kesadaran,
kepatuhan dan ketaatan hukum, disiplin nasional serta lebih menghormati dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia demi terwujudnya budaya hukum dalam
rangka pembangunan dan pembaharuan hukum.
Salah satu kebijakan pembangunan dibidang hukum adalah menata sistem
hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan menghormati
hukum agama dan hukum adat serta membaharui perundang-undangan warisan
kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif, termasuk ketidakadilan gender
dan ketidaksesuaiannya dengan tuntutan reformasi melalui program legislasi.
Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa
tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga
rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan
keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen bangsa. Sistem
pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta (sishankamrata).
Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara,
wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh
pemerintah dan diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk
menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa dari segala ancaman. Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta
didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan
pada kekuatan sendiri.
Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, di mana
pemerintahan dari rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam
masalah pertahanan negara dan bela negara. Pancasila sebagai paradigma
pembangunan pertahanan keamanan telah diterima bangsa Indonesia sebagaimana
tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara.
Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan negara
bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin
keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang -Undang Dasar 1945.
http://www.gudangmateri.com/2010/04/makalah-pancasila-sebagai-paradigma.html
(diakses pada Minggu, 26 Februari 2017, pukul 19.00)
http://www.ikerenki.com/2014/01/pengertian-politik-makna-definisi-umum.html (diakses
pada Minggu, 26 Februari 2017, pukul 19.00)
http://dokumen.tips/documents/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan-bidang-
politik.html (diakses pada Minggu, 26 Februari 2017, pukul 19.00)
http://hoethealth.blogspot.co.id/2016/01/perwujudan-nilai-nilai-pancasila-dalam.html
(diakses pada Selasa, 28 Februari 2017, pukul 10.00)