Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KETERKAITAN IMPLEMENTASI PANCASILA DENGAN

FENOMENA YANG SEDANG TERJADI SAAT POLITIK


PANCASILA

Di susun oleh :
Abidah Listia Ramadanthi (1516623001)

Dosen Pembimbing : Achmad Nur Hidayaht, S.Pd.,M.Pd

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL TATA RIAS
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
ABSTRAK
Pancasila sebagai ideologi dan falsafah berbangsa dan bernegara menjadi
pemersatu dan pengarah motivasi bangsa untuk mencapai cita-cita guna
mewujudkan kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Pemilu dan Pemilihan merupakan suatu sarana
demokrasi yang juga menjadi salah satu cita-cita dari pancasila tersebut dan bukan
hanya sekedar semboyan namun harus dilaksanakan untuk menghindari terjadinya
perpecahan dalam negara. Namun dalam praktiknya pada tahun penyelenggaraan pemilu
dan pemilihan yang biasa disebut tahun politik, tidak jarang terjadi pertentangan
diantara masyarakat yang bahkan berakibat perseteruan dalam masyarakat yang
diakibatkan oleh perbedaan pilihan dan pendapat antara satu dengan yang lain.
Dalam pembukaan UUD NKRI 1945, pancasila terikat sebagai nilai nilai filosofis sehingga
dalam politik, pancasila berorientasi terhadap kepentingan rakyat. Implementasi pancasila
dalam bidang politik dijelaskan dalam Pasal 26 ayat 1 dan ayat 2, pasal 27 ayat 1, dan pada
pasal 28. Sila ke dua dan sila ke empat dalam pancasila merupakan landasan atau pokok
pokok pikiran kehidupan nasional bidang politik di Negara kita Indonesia.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar negara, pedoman dan tolok ukur kehidupan berbangsa dan
bernegara di Republik Indonesia. Salah satunya dengan kehidupan berpolitik, etika dalam
berpolitik di Indonesia sudah tertanam dalam jiwa Pancasila. Kesadaran etika yang
merupakan kesadaran relational akan tumbuh subur bagi warga masyarakat Indonesia ketika
nilai-nilai Pancasila itu diyakini kebenarannya, kesadaran etika juga akan lebih berkembang
ketika nilai dan moral Pancasila itu dapat di terapkan ke dalam norma-norma yang di
berlakukan di Indonesia. Pancasila disebut juga sebagai suatu sistem filsafat yang pada
hakikatnya merupakan suatu nilai. Sehingga pancasila merupakan sumber dari segala
penjabaran dari norma, baik norma hukum, norma moral maupun norma kenegaraan
lainya.
Dalam filsafat Pancasila terkandung di dalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang
bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif (menyeluruh) dan sistem
pemikiran ini merupakan suatu nilai. Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat tidak secara
langsung menyajikan norma-norma yang merupakan pedoman dalam suatu tindakan atau
aspek praksis, melainkan suatu nilai yang bersifat mendasar. Jadi tidak asing lagi jika etika
dalam berpolitik yang menerkaitkan pancasila sangatlah penting, agar dalam melaksanakan
sistem politik tidak terjadi rasa ingin menang sendiri di setiap individu.
Pancasila juga bukan termasuk dalam pedoman yang berlangsung secara normatif
ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber
hukum, baik meliputi norma moral maupun norma hukum yang pada gilirannya harus
dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma etika, moral maupun norma hukum dalam
kehidupan kenegaraan maupun kebangsaan. Norma moral tersebut meliputi tingkah laku
manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk. Kemudian norma hukum yang
merupakan suatu sistem perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Dalam pengertian
inilah, maka Pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala hukum di Indonesia.
Pancasila juga merupakan suatu cita-cita moral yang luhur yang terwujud dalam kehidupan
sehari-hari bangsa Indonesia sebelum membentuk negara dan berasal dari bangsa Indonesia
sendiri sebagai asal mula (kausa materialis).

A. Rumusan Masalah
 Mengetahui keterkaitan implementasi pancasila dengan fenomena yang
sedang terjadi saat politik

B. Tujuan
 Tujuan penulisan makalah ini adalah :
Untuk mengetahui apa saja nilai – nilai Pancasila yang dapat
diimplementasikan pada sistem politik diindonesia.
Pembahasan
A. Pengertian Pancasila
Secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta. Panca artinya lima, sedangkan
sila artinya dasar, sendi, atau unsur. Jadi, Pancasila mengandung arti lima dasar, lima sendi,
atau lima unsur. Istilah Pancasila awalnya terdapat dalam teks kepustakaan Buddha di India.
Ajaran Buddha bersumber pada kitab suci Tri Pitaka, yang terdiri atas tiga macam buku besar
yaitu Sutha Pitaka, AbhidamaPitaka, dan Vinaya Pitaka. Di dalam ajaran Buddha terdapat
ajaran moral untuk mencapai nirvana melalui Samadhi, dan setiap golongan berbeda
kewajiban moralnya. Ajaran-ajaran moral tersebut antara lain Dasasila, Saptasila, dan
Pancasila. Setelah Majapahit runtuh dan agama Islam mulai tersebar ke seluruh Indonesia,
sisa-sisa pengaruh ajaran moral Buddha memiliki dimensi historitas, rasionalitas, dan
aktualitas relevan seperti yang dipaparkan oleh cendikiawan muda Yudi Latif. Pancasila
adalah suatu ideologi dan dasar dari negara pancasila yang menjadi tumpuan dari semua
keputusan yang dihasilkan oleh bangsa Indonesia. Yang juga dimana pancasila juga
merepresentasikan kepribadian dari bangsa Indonesia itu sendiri.
B. Pengertian Politik
Politik adalah suatu proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat
dimana wujudnya adalah proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Definisi
politik juga dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan, baik secara
konstitusional maupun non-konstitusional.
Pengertian politik secara etimologis adalah dari bahasa Yunani, yaitu “Polis” yang artinya
adalah Negara Kota. Pada penggunaannya kata tersebut kemudian berkembang, diantaranya:
a. Polities; artinya warga negara
b. Politikos; artinya kewarganegaraan
c. Politike Episteme; artinya ilmu politik
d. Politicia: artinya pemerintahan negara
Ditinjau dari asal katanya maka definisi politik adalah kegiatan dalam suatu sistem politik
atau negara yang menyangkut penentuan tujuan dari sistem tersebut dan bagaimana cara
mencapai tujuan.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun non
konstitusional.Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan
politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga
tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
(Implementasi_Pancasila_Bidang_Politik, n.d.)

C. Sejarah dan Implementasi Nilai Pancasila dalam Hukum Indonesia


Suatu organisasi atau biasa dikenal sebagai partai politik bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-
cita dalam memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa,
dan Negara serta memelihara keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Namun sebagai perwujudan Negara hukum, maka partai politik
harus tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan terhadap
pelaksanaan undang-undang “partai politik” dilakukan oleh lembaga Negara yang berwenang
secara fungsional sesuai ketentuan Undang-undang. Perjalanan sejarah bangsa Indonesia dari
kolonial ke kemerdekaan adalah suatu perjalanan para digmatis. Secara politik berubah dari
bangsa pinggiran (periferi) menjadi bangsa yang mengambil alih pusat kekuasaan melalui
proklamasi kemerdekaan pada Agustus 1945: dari Hindia Belanda menjadi Republik
Indonesia. Tidak semua bangsa dalam kemerdekaannya ingin membangun suatu kehidupan
baru yang didasarkan pada asas-asas baru.
Disini peranan Pancasila dan UUD 1945 sangat menentukan terjadinya perubahan yang
melompat itu. Pancasila sebagai staats fundamental norm merupakan grand desaign suatu
masyarakat dan kehidupan baru di Indonesia. (Raharjo: 1989: 20-21). Dengan demikian,
UUD NRI Tahun 1945merupakan instrumen yang sangat penting dalam proses membangun
masyarakat baru Indonesia dan menjadi modal bagi pembangunan hukum di Indonesia. Oleh
karena itu. Ilmu Hukum Indonesia yang bertugas mendeskripsikan dan menjelaskan
kehidupan hukum di negeri ini juga tak dapat dipisahkan dari UUD NRI Tahun 1945.
Merujuk pada pemikiran tersebut, para digmayang dapat ditangkap dari UUD NRI Tahun
1945antara lain:
(a) Ketuhanan Yang Maha Esa
(b) Kemanusiaan
(c) Persatuan
(d) Kerakyatan.
(e) Keadilan sosial.
(f) Kekeluargaan.
(g) Harmoni.
(h) Musyawarah.
Paradigma di atas dapat menuntun dalam bidang penyelenggaraan suatu negara hukum, yakni
pembuatan undang-undang, penegakan hukum dan peradilan. Tatanan hukum yang beroperasi
dalam suatu masyarakat pada dasarnya merupakan pengejawantahan cita hukum yang dianut
dalam masyarakat yang bersangkutan kedalam berbagai perangkat aturan positif, lembaga
hukum dan proses (perilaku birokrsi pemerintahan dan masyarakat) (Sidharta, 1989: 27).

D. Pancasila Sebagai Ideologi Politik Indonesia


Ideologi pada awalnya berasal dari bahasa Yunani yaitu "idea" dan "logia". Idea berasal dari
kata "idein" yang mempunyai arti yaitu 'melihat'. Idea atau ide juga dapat diartikan sebagai
suatu hal yang terdapat dalam pikiran manusia, juga hasil perumusan suatu pemikiran atau
rencana. Sedangkan kata logis berasal dari kata "logos" yang memilik arti 'berbicara'. Pada
intinya, Ideologi Pancasila itu kumpulan dari berbagai gagasan, ide, keyakinan serta
kepercayaan yang bersifat menyeluruh dan sistematis untuk mengatur perbuatan atau tingkah
laku manusia dalam Pancasila ialah hasil dari sebuah renungan serta pemikiran banyak orang
yang berkolaborasi dan menjadi kesatuan yang padu. Nilai-nilai yang terdapat dalam
pancasila meliputi nilai adat istiadat, tradisi serta kebudayaan, moral, nilai kepustakaan, dan
juga nilai religius, semua nilai itu merupakan pandangan hidup yang terdapat di masyarakat
Indonesia. Pancasila adalah sebuah mahakarya terindah dan terbesar negara kita yang hidup
dan berkembang lalu diwariskan serta dipertahankan keberadaannya dari masa ke masa.
Negara kita merupakan negara hukum yang tentunya mengharapkan Pancasila dapat mengisi
serta menjiwai sistem hukum baik regional maupun nasional dan juga menjiwai seluruh
elemen masyarakat Indonesia. Pancasila digunakan dalam hal membentuk suatu hukum atau
sebagai tiang utama dalam pembuatan peraturan perundang-undangan yang selaras dengan
Inti penting dari perkembangan hukum di Indonesia ialah hukum Indonesia mengambil
bagian dari budaya serta kesadaran masyarkat yang amat berpengaruh dalam hal
pembangunan. Persamaan yang terdapat dalam diri kita harus dimanfaatkan untuk
merumuskan suatu kesatuan hukum, walaupun banyak sekali perbedaan budaya di Indonesia
tetapi hukum tetap harus berdasar konstitusi serta ideologi bangsa.
Semua sila yang terdapat dalam Pancasila menunjukkan kekhasan dan keorisinilan Pancasila
sebagai ideologi bangsa. Pada hakekatnya, demokrasi mengatakan bahwa kedaulatan
tertinggi berada di tangan rakyat. Hubungan antara Pancasila sebagai landasan ideologi
politik terletak pada kualitas Pancasila itu sendiri. Kelima sila dalam Pancasila menjadi
landasan politik negara Indonesia, dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Ketuhanan (Religius)
Sudah jelas bahwa Indonesia ialah negara yang beragama dan hal tersebut terletak ada UUD
1945 Pasal 29. Memahami konsep Ketuhanan ialah bertujuan untuk membentuk masyarakat
yang berketuhanan, karena kemerdekaan bangsa kita tidak lepas dari campur tangan Tuhan.
2. Kemanusiaan (Moralitas)
Menghargai serta menghormati antar sesama manusia itu penting karena melalui sila ini
didapat dijelaskan bahwa negara kita menjamin setiap warganya memiliki derajat yang sama.
Secara lebih detail, pengalaman sila ini telah dijabarkan dalam TAP MPR Nomor
I/MPR/2003.
3. Persatuan (Kebangsaan)
Bangsa kita telah hadir dan diharapkan dapat mewujudkan persatuan serta kesatuan dengan
segenap suku bangsa yang ada dari Sabang hingga Merauke.
4. Permusyawaratan dan Perwakilan
Sila ini merupakan bentuk penjelmaan dari dasar politik negara Indonesia. Negara yang
berkedaulatan rakyat ialah landasan mutlak dari demokrasi negara kita, karena sebetulnya
rakyat ialah pemegang kedaulatan tertinggi yang menjadi pedoman dalam penyelenggaraan
tiap keputusan pemerintah.
5. Keadilan Sosial
Mewujudkan sebuah keadilan sosial yang berpihak kepada seluruh rakyat tanpa membeda-
bedakannya merupakan tujuan atau cita cita Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai ideologi politik bangsa Indonesia berarti setiap program atau peraturan-
peraturan yang dibuat oleh pemerintah pusat harus sesuai dengan sila yang tedapat dalam
Pancasila untuk mewujudkan serta mengembangkan Pancasila sebagai sistem politik yang
handal.

PENUTUP
1. Kesimpulan
Penguatan ideologi negara "Pancasila" menjadi keniscayaan yang harus segara dilakukan
oleh sebuah negara. Hanya dan mungkin satu-satunya jalan melalui konsepsi "Politik
Kebhinnekaan" yang akan menjabarkan secara praktis nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan politik negara dan politik kebangsaan sebagai antitesis dari Politik Identitas
yang lebih rentan untuk disalah gunakan oleh elit - elit politik yang tidak memahami jiwa
dan semangat nasionalisme kita.
untuk memenangi pertaruhan politik dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
diperlukan pemikiran dan langkah-langkah yang jauh lebih strategis dari negara untuk
mengelola keragaman bangsa, pluralisme, dan menata kembali hubungan dinamis antara
Islam dan Pancasila melalui penguatan ideologi negara dan menggelorakan kembali jiwa
serta semangat nasionalisme secara lebih kreatif dan efektif, oleh karena itu pentingnya peran
sebuah negara. Penyalahgunaan praktik Politik Identitas yang cenderung dibiarkan,
merupakan bukti kalau negara tidak berdaya bahkan hampir "kalah" dalam menjalankan
fungsinya secara optimal untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan menjadikan Politik Identitas sebagai "madu" bukan sebagai "racun" dalam
membangun demokrasi Pancasila demi keutuhan dan kejayaan republik ini yaitu NKRI.

2. Saran
Pembuatan isi makalah keterkaitan implementasi pancasila dengan fenomena yang sedang
terjadi saat politik ini jauh dari kata sempurna. Penyusun berharap adanya kritik dan saran
dari para pembaca.

Daftar Pustaka
Al-Farisi, L. S. (2020). Politik identitas: ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa
dalam negara pancasila. Aspirasi, 10(2), 77-90.
Sagala, C. S. T., & Nasution, M. (2022). Implementasi Pancasila di Tahun Politik. Jurnal
Adhyasta Pemilu, 5(2), 113-126.
Implementasi_Pancasila_Bidang_Politik. (n.d.).

https://www.academia.edu/39880262/IMPLEMENTASI_NILAI_NILAI_PANCASILA_DALAM_
SISTEM_POLITIK
https://www.kompasiana.com/aurissa/61404a5206310e458a5d0752/pancasila-sebagai ideologi-
politik-indonesia?page=all#section1

Anda mungkin juga menyukai