DARIMAKALAH
KEWARGANEGARAAN
Dosen
pengampuh
:
Kelas A
Oleh
VILA ARIYANI
PENDIDIKAN UNIVERSITAS
MUSAMUS
23
BABI
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara adalah sebagai dasar sistem penyelenggaraan
negara bagi seluruh Indonesia yang berdasarkan kepada cita-cita luhur bangsa titik pemikiran
yang berorientasi pada tindakan dan diorganisir menjadi sistem yang teratur.
Undang-undang dasar tahun 1945 sebagai hukum positif yang mengikat bagi penyelenggara pemerintahan dan negara serta
bagi kehidupan Warga negara.
Udang-undang dasar tahun 1945 memuat aturan-aturan pokok Antiseptik terhadap perkembangan zaman menerima perubahan
dasar dasar tuntunan rakyat dan demokrasi pada era modern.
Undang-undang dasar adalah muatan normatif bagi proses pelaksanaan konstitusionalisasi pemerintah penyelenggaran.
Undang-undang dasar tahun 1945 sebagai hukum dasar dan dasar hukum Oleh karena itu sebagai landasan yuridis tertinggi bagi
peraturan perundang-undangan lainnya. Semua peraturan perundang-undangan yang sudah dibentuk serta ditetapkan
bertitik tolak dari undang-undang dasar 1945.
Ideologi berasal dari kata idea, berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, ide-ide dasar, atau cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Secara
harfiah, ideologi bararti ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science of ideas), atau ajaran tentang pengertian- pengertian dasar. Ideologi
dibutuhkan oleh suatu bangsa untuk mewujudkan tujuan negaranya. Bagi suatu Negara, ideologi merupakan sesuatu yang berfungsi sebagai
pandangan hidup dan petunjuk arah diberbagai aspek kehidupan masyarakat,bangsa dan Negara.
Kapitalisme
Liberalisme
Sosialisme
Nasionalisme
ĩeminisme
4. Pancasila
Sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai ideologi Negara adalah pancasila sebagai sistem penyelenggaraan Negara bagi seluruh warga Negara Indonesia yang berdasar
kepada cita-cita luhur bangsa. Pancasila sebuah ideologi Negara yang bersifat terbuka. Dalam arti, pancasila tidak bisa berubah- ubah sesuai kondisi
perkembangan tertentu. Yang mendasari pancasila sebagai ideologi Negara yaitu karena kelima sila didalamnya bukan merupakan hasil pemikiran seseorang
atau sekelompok orang.
Pancasila memiliki dua peran penting dalam kehidupan, yaitu sebagai dasar Negara dan pandangan hidup. Pancasila sebagai dasar Negara,
pancasila sebagai pijakan utama dalam menjalankan pemerintahan dan mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan cara menghargai, memahami, dan
mengamalkan pancasila. Pancasila menjadi peran sentral dalam membentuk identitas bangsa dan menentukan arah pembangunan Negara. Sebagai pandangan
hidup, pancasila membimbing individu untuk hidup dengan nilai-nilai luhur.
Pancasila sebagai suatu ideologi yang tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka, dinamis, dan reformatif. Hal ini
dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.Dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai- nilai yang mendasar yang
bersifat tetap dan tidah berubah sehingga tidak langsung bersifat opersional, oleh karena itu setiap kali harung dieksplisitkan. Eksplisitkan dilakukan dengan
menghadapkannya pada berbagai masalah yang selalu silih berganti melalui refleksi yang rasional sehingga terungkap makna operasionalnya. Dengan
demikian penjabaran ideologi dilaksanakan dengan interprestasi yang kritis dan rasional (Soeryanto, 1991: 59). Sebagai suatu contoh keterbukaan ideologi
Pancasila antara lain dalam kaitannya dengan kebebasan berserikat berkumpul sekarang terdapat 48 partai politik, dalam kaitan dengan ekonomi (misalnya
ekonomi kerakyatan). Demikian pula dalam kaitannya dengan pendidikan, hukum, kebudayaan, iptek, hankam dan bidang lainnya.
Mengtualisasikan nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adlah suatu keniscayaan, agar pancasila selalu relevan
dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyaritas
warga masyarakat dan warganegara terhadap pancasila tinggi.
Wirjono Prodjodi juga mengemukakan pendapat yang serupa, menurutnya, pengertian konstitusi yang berarti pembentukan dan yang di bentuk
ialah negara bermakna bahwa konstitusi mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu negara.
Wirjono Prodjodi juga mengemukakan pendapat yang serupa, menurutnya, pengertian konstitusi yang berarti pembentukan dan yang di bentuk ialah
negara bermakna bahwa konstitusi mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu negara.
Menurut KBBI mengartikan konstitusi adalah segala ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan undang-undang dasar dan sebagainya dalam konteks
organisasi atau negara mah kamu konstitusi dalam pusat pendidikan pancasila dan konstitusi menerangkan bahwa pengertian konstitusi terikat dalam pembentukan
atau kelahiran suatu organisasi.
Arti konstitusi adalah kesepakatan dasar dalam pembentukan organisasi yang mungkin pada dasarnya tidak tertulis namun dituangkan dalam bentuk
tertulis atau format khusus lainnya perkembangan zaman.
Konstitusi merupakan hukum dasar tertinggi dalam suatu negaraadapun tujuan konstitusi adalah untuk membatasi kekuasaan dasar konstitusi dikenal
adanya konstitutif me yang merupakan paham dimana kekuasaan harus dibatasi agar negara dapat digerakkan sesuai
dengan tujuan dan pembentukan nya.
Sifat undang - undang dasar tahun 1945 sebagai hukum dasar yang super dan singkat adalah sebagai berikut.
Undang-undang dasar tahun 1945 sebagai hukum dasar yang tertulis memiliki rumusan yang jelas dan tegas.
Undang-undang dasar tahun 1945 sebagai hukum positif yang mengika bagi penyelenggara pemerintahan dan negara serta bagi
kehidupan Warga negara.
Udang-undang dasar tahun 1945 memuat aturan-aturan pokok yan Antiseptik terhadap perkembangan zaman
menerima perubahan atas dasar tuntunan rakyat dan demokrasi pada era modern.
Undang-undang dasar adalah muatan normatif bagi proses pelaksanaan konstitusionalisasi pemerintah penyelenggara negara.
Undang-undang dasar tahun 1945 sebagai hukum dasar dan dasar hukum Oleh karena itu sebagai landasan yuridis tertinggi bagi
peraturan perundang-undangan lainnya. Semua peraturan perundang-undangan yang sudah dibentuk serta ditetapkan
bertitik tolak dari undang-undang dasar 1945.
Kewajiban lainnya untuk mencapai tujuan melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan
kesejahteraan umum.
Dengan adanya konstitusi, suatu negara memiliki pedoman yang kuat dan terus relevan seiring dengan
berkembangnya zaman. Sehingga, negara bisa terus berjalan sesuai dengan tujuannya yang mengedepankan
kesejahteraan rakyat.
Dikutip dari Buku Ajar Kemdikbud Pendidikan Pancasila yang disusun oleh Paristiyanti Nurwardani dkk, Pancasila menjadi dasar negara
diresmikan pada 18 Agustus 1945. Hal tersebut ditandai dengan dimasukkannya sila-sila Pancasila dalam Pembukaan Undang- undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945.
Setela Agresi Militer Belanda II, bangsa Indonesia menghadapi pembentukan negara-negara federal atau bagian dari Belanda. Pemerintah
berbicara dengan wakil-wakil negara untuk menentukan konstitusi apa yang akan digunakan.Akhirnya, rancangan UUD RIS diajukan dan
disahkan oleh badan perwakilan rakyat dan pemerintah negara bagian. Konstitusi RIS disahkan lewat Keputusan Presiden pada 13 Januari 1950 dan
diundangkan pada 6 ĩebruari 1950.
Kurang dari satu tahun, negara-negara bagian menggabungkan diri dengan negara bagian Republik Indonesia. Akhirnya pada 19 Mei,
terbentuklah negara kesatuan sebagai perwujudan Republik Indonesia berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945. Lalu pada 15 Agustus 1950,
terbentuk UUD Sementara (UUDS), UUD baru yang menggantikan UUD RIS.
- Pembukaan (Mukadimah) terdiri atas 4 alinea, tetapi rumusannya tidak sama dengan UUD 1945
Sistem pemerintahan berasal dari dua kata yaitu “system” yang berarti susunan, jaringan, tatanan atau cara. Dan kata pemerintahan
berasal dari kata perintah yang berarti sebuah perbuatan, hal, cara, atau urusan dalam memerintahkan sesuatu.
Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka tentang pengertain dari sistem pemerintahan. Berikut sistem pemerintahan menurut para ahli:
Menurut Hamid S. Attamimi, sistem pemerintahan adalah sistem kerja pemerintahan yang dilakukan oleh presiden dalam hubungannya
dalam sistem kerja fungsi lembga-lembaga tinggi negara.
Menurut Ismail Sunny, sistem pemerintahan adalah sistem tertentu yang menjelaskan hubungan antar alat kelengkapan negara tertinggi
disebuah negara.
Menurut I Gedhe Pantja Astawa, ia mendefinisikan sistem pemerintahan sebagai hubungan kekuasaan, wewenang dan fungsi antara
dua atau lebih organ negara maupun pemerintahan secara timbal balik.
Menurut Haryanto, sistem pemerintaha adalah pembagian tugas secara fungsional di dalam organisasi kenegaraan yang memiliki
fungsi dan wewenang berbeda
Pasca reformasi, sistem demokrasi di Indonesia memasuki era baru khususnya dengan munculnya sistem multi partai dalam pemilu di
Indonesia. Hal ini terlihat dari kehadiran partai politik dalam pemilu 1999 sebanyak 48 partai politik yang mengikuti pemilu. Jumlah partai yang
mengikuti pemilu ini jauh berbeda dengan masa orde baru yang hanya 3 partai yang ikut pemilu yakni: Golongan Karya, Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Sistem multi partai ini dimaksudkan untuk menjamin semua partai politik dapat
berpartisipasi dalam demokrasi. Sistem multi partai ini diimbangi dengan adanya mekanisme electoral threshold (et). Dalam pemilu tahun
1999, partai-partai politik yang tidak memenuhi jumlah kursi 2% di parlemen tidak dapat mengikuti pemilu tahun 2004. Ketentuan
pembatasan peserta pemilu kemudian berlanjut dengan peningkatan 3% jumlah kursi di parlemen untuk dapat mengikuti pemilu tahun 2009
sebagaimana diatur dalam UU No. 12 Tahun 2003 tentang pemilu. Pengaturan yang demikian sesungguhnya menunjukkan semangat untuk
melakukan pembatasan partai politik.
Di dalam praktek sistem presidensiil di Indonesia memerlukan dukungan dukungan dalam memperkuat sistem presidensial.
Adapun faktor-faktor pendukung pelaksanaan sistem Presidensiil, yaitu:
Dukungan dari parlemen dalam pengambilan kebijakan, karena akan mempengaruhi pelaksanaan pemerintahan karena Presiden juga
sebagai kepala pemerintahan.
Apabila Presiden terpilih adalah hasil dari koalisi lebih dari satu partai maka harus ada komitmen untuk koalisi pemerintahan secara
konsisten.
Kondisi politik yang stabil guna menunjang kinerja Presiden dalam menentukan arah kebijakan dan pelaksanaan kinerja Presiden
Sistem presidensiil yang diterapkan di Indonesia pada saat ini memang belum kuat dikarenakan sistem multi partai yang
memang tidak selaras dengan sistem pemerintahan. Ketika gaya sistem presidensiil di Indonesia diterapkan dengan sistem
kepartaian yang multi partai tidak terbatas, perlu ada koalisi karena dukungan DPR dalam pelaksanaan sistem presidensiil
sangatlah penting agar pelaksanaan sistem presidensiil efektif. Dalam sistem multi partai pasangan calon presiden paling
tidak untuk mendapatkan kekuatan di DPR harus mendapatkan suara 50% sehingga presiden akan mendapatkan dukungan
di parlemen.
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan kenapa sistem multi partai dapat mengganggu dalam mewujudkan sistem presidensial yang
efektif, antara lain:
1. Karena koalisi pemerintahan dan elektoral sering berbeda. Dalam koalisi pemerintahan, parpol tidak bertanggung
jawab menaikkan Presiden dalam pemilu sehingga parpol cenderung meninggalkan Presiden yang tidak lagi populer.
2. Ketika Presiden selalu ada di depan mata partai politik berusaha sebisa mungkin menjaga jarak dengan berbagai
kebijakan Presiden yang mungkin baik, tetapi tidak populer.
3. Kemungkinan jatuhnya pemerintah secara inkonstitusional. Besarnya peluang pergantian pemerintah secara
inkonstitusional amat relatif karena dalam sistem presidensial amat sulit menurunkan presiden terpilih. Karena itu,
pihak-pihak yang tidak puas dengan kinerja pemerintah cenderung menggunakan jalur inkonstitusional untuk
mengganti pemerintahan.
Sistem presidensiil yang diterapkan di Indonesia pada saat ini memang belum kuat dikarenakan sistem multi partai yang memang tidak selaras
dengan sistem pemerintahan. Ketika gaya sistem presidensiil di Indonesia diterapkan dengan sistem kepartaian yang
multi partai tidak terbatas, perlu ada koalisi karena dukungan DPR dalam pelaksanaan sistem presidensiil sangatlah penting agar pelaksanaan
sistem presidensiil efektif. Dalam sistem multi partai pasangan calon presiden paling tidak untuk mendapatkan kekuatan di DPR harus
mendapatkan suara 50% sehingga presiden akan mendapatkan dukungan di parlemen.
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan kenapa sistem multi partai dapat mengganggu dalam mewujudkan sistem presidensial yang efektif,
antara lain:
Karena koalisi pemerintahan dan elektoral sering berbeda. Dalam koalisi pemerintahan, parpol tidak bertanggung jawab menaikkan
Presiden dalam pemilu sehingga parpol cenderung meninggalkan Presiden yang tidak lagi populer.
Ketika Presiden selalu ada di depan mata partai politik berusaha sebisa mungkin menjaga jarak dengan berbagai kebijakan Presiden yang
mungkin baik, tetapi tidak populer.
Kemungkinan jatuhnya pemerintah secara inkonstitusional. Besarnya peluang pergantian pemerintah secara inkonstitusional amat relatif
karena dalam sistem presidensial amat sulit menurunkan presiden terpilih. Karena itu, pihak-pihak yang tidak puas dengan kinerja
pemerintah cenderung menggunakan jalur inkonstitusional untuk mengganti pemerintahan
Pemerintah daerah
Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-undang
ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat. Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat meliputi :
Otonomi Daerah
Beberapa pendapat ahli yang dikutip Abdulrahman (1997) mengemukakan bahwa:
1. ĩ. Sugeng Istianto, mengartikan otonomi daerah sebagai hak dan wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga
daerah.
2. Ateng Syarifuddin, mengemukakan bahwa otonomi mempunyai makna kebebasan atau kemandirian tetapi bukan
kemerdekaan (tidak terikat atau tidak bergantung kepada orang lain atau pihak tertentu). Kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu
terwujud pemberian kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan.
3.Syarif Saleh, berpendapat bahwa otonomi daerah adalah hak mengatur dan memerintah daerah sendiri. Hak mana diperoleh dari
pemerintah pusat.
Beberapa tujuan dari otonomi daerah dapat dilihat dari segi politik, ekonomi, pemerintahan dan sosial budaya, yaitu sebagai berikut :
1. Dilihat dari segi politik, penyelenggaraan otonomi dimaksudkan untuk mencegah penumpukan kekuasaan dipusat dan membangun
masyarakat yang demokratis, untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan melatih diri dalam menggunakan hak-hak
demokrasi.
2. Dilihat dari segi pemerintahan, penyelenggaraan otonomi daerah untuk mencapai pemerintahan yang efisien.
3. Dilihat dari segi sosial budaya, penyelenggaran otonomi daerah diperlukan agar perhatian lebih fokus kepada daerah.
4. Dlihat dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di
daerah masing-masing.
Adapun manfaat Otonomi Daerah yaitu :
1. Pelaksanaan dapat dilakukan sesuai dengan kepentingan Masyarakat di Daerahyang bersifat heterogen.
2. Memotong jalur birokrasi yang rumit serta prosedur yang sangat terstruktur daripemerintah pusat.
3. Perumusan kebijaksanaan dari pemerintah akan lebih realistik.
4. Desentralisasi akan mengakibatkan terjadinya "penetrasi" yang lebih baik dariPemerintah Pusat bagi Daerah-Daerah yang terpencil atau
sangat jauh daripusat, di mana seringkali rencana pemerintah tidak dipahami oleh masyarakatsetempat atau dihambat oleh elite lokal, dan
di mana dukungan terhadapprogram pemerintah sangat terbatas.
5. Representasi yang lebih luas dari berbagai kelompok politik, etnis, keagamaan didalam perencanaan pembangunan yang
kemudian dapat memperluas kesamaandalam mengalokasikan sumber daya dan investasi pemerintah.
6. Peluang bagi pemerintahan serta lembaga privat dan masyarakat di Daerahuntuk meningkatkan kapasitas teknis dan managerial.
7. Dapat meningkatkan efisiensi pemerintahan di Pusat dengan tidak lagi pejabat puncak di Pusat menjalankan tugas rutin karena
hal itu dapat diserahkan kepada pejabat Daerah.
Ketika Indonesia kembali ke UUD 1945 pada tahun 1959, kemudian tanggal 22 Juli 1959 Presiden mengeluarkan Penetapan Presiden No.
3/1959 tentang Dewan Pertimbangan Agung Sementara. Dewan ini terus berlanjut sampai tahun 1966 dengan beberapa perbaikan-perbaikan.
1. Sejak tahun 1966 beberapa peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan mengenai DPA adalah:
2. Ketetapan MPRS No. X/MPRS/ 1966 tentang kedudukan semua lembaga-lembaga negara tingkat pusat dan daerah pada posisi dan
fungsi yang diatur dalam UUD 1945.
3. Ketetapan MPR No. III/MPR/1978 tentang kedudukan dan hubungan tata kerja Lembaga Tertinggi Negara dengan/atau antar
Lembaga Tinggi Negara.
4. Undang-Undang No. 3 Tahun 1967 tentang DPA.
5. Undang-Undang No. 4 Tahun 1978 tentang Perubahan dan Penyempurnaan Undang-Undang No. 3 Tahuw 1967.
6. Keputusan Pimpinan DPA No. 016/U/UP/DPA/1968; No. IO/U/Kep/K.-U/DPA/1977, dan No. 015/Kep/K/DPA/ 1979 tentang SllSllnan
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat'DP A.
7. ,Keputusan DPA No. Ol/Kep/Il/DPA/1978 dan No. 013/ Kep/VII/DP A/ 1968 ten tang Peraturan Tata Kepaniteraan Komisi- Komisi,
Panitia Rumah Tangga, Badan Pekerja dan sidang DPA.
Pada Sidang Umum MPR tanggal 1-11 Maret 1983 dihasilkan delapan Ketetapan MPR. Dari delapan ketetapan itu tidak satupun yang berisi
tent.ang kedudukan dan hubungan tata kerja lembaga tinggi negara dengan atau antara lembaga tinggi negara, sehingga dengan demikian
kedudukan DPA tetap berpegang pada Ketetapan MPR No. Ill/MPR/1978 dan Undang-Undang No. 4 Tahun 1978.
Kemudian berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen, lembaga ini dihapuskan dengan keputusan presiden nomer 135/M/2003 pada
tanggal 13 juli 2003. hal ini disebabkan karena lebaga tersebut tidak terlalu banyak mengerjakan pekrjaan sehingga sangat tidak efisien.
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1950 tentang Susunan kekuasaan dan jalan Pengadilan Mahkamah Agung Indonesia.
2. Undang-Undang No. 56 Tahun 1958 tentang Pengubahan Undang-Undang No. l Tahun 1950 tentang susunan kekuasaan
dan jalan Pengadilan Mahkamah Agung Indonesia.
3. Undang-Undang No. 19 Tahun 1964 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman.
4. Undang-Undang No. 13 Tahun 1965 tentang Pengadilan dalarn lingkungan Peradilan Umum dan Mahkarnah Agung.
5. Ketetapan MPRS No. X/MPRS/1966 tentang Kedudukan semua Lembaga-lembaga negara tingkat Pusat dan Daerah pada
posisi dan fungsi yang diatur dalam UUD 1945.
6. Keputusan Ketua Mahkamah Agung No. l /Kept/MA/ 1968 tentang Struktur Organisasi Mahkamah Agung R.I.
7. Undanng-Undang No. 14 Tahun 1970 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman.
8. Ketetapan MPR No. IV /MPR/ 1973 tentang Hubungan Tata Kerja Lembaga Tertinggi Negara dengan/atau antar lembaga-
lembaga tinggi negara.
9. Ketetapan MPR No. III/MPR/1978 tentang Kedudukan dan hubungan tata kerja Lembaga Tertinggi Negara
dengan/atau antar Lembaga-lembaga Tinggi Negara.
Sejak akhir tahun tahun 1985 DPR RI juga telah menggarap dua rancangan undang-undang yang berhubungan dengan Mahkamah
Agung. Kedua rancangan tersebut adalah R.U.U. tentang Mahkamah Agung dan R.U.U. tentang Peradilan Umum yang menempatkan Mahkamah
Agung sebagai pembina teknis pengadilan.
Dari ketiga UUD yang pemah berlaku di Indonesia terdapat perbedaan dan persamaannya. UUD RIS secara tegas menyebutkan bahwa
keuangan Negara dipertanggungjawabkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat setelah memperoleh pengesahan dari Dewan Pengawas Keuangan.
Dengan demikian pada dasarnya Dewan Pengawas Keuangan terbatas sekali hubungannya dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Berbeda dengan itu
adalah ketentuan UUD 1945 dan UUD 1950 yang mengharuskan Badan Pemeriksa Keuangan atau Dewan Pengawas Keuangan memberitahukan
hasil pemeriksaannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Berbagai ketentuan yang berhubungan dengan pengawasan dan pemeriksaan keuangan negara dapat ditelusuri sebagai berikut:
1. Penetapan Pemerintah No. 11 /UM/Tahun 1946 tanggal 28 Desember 1946 jo. Penetapan Pemerintah No. 6 Tahun 1948.
2. Undang-Undang No. 3 Tahun 1954 tentang mengubah Indonesische Comptabiliteits Wet (Stbl. 1925 No. 448) dan
Indonesische Bedrijvens Wet (Stbl. 1927 No. 419).
3. Ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960 dalam lampiran A tentang Pemerintah Pusat (paragrap 394 angka 13).
4. Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-Undang No. 7 Tahun 1963.
5. Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-Undang No. 41 tahun 1964.
6. Undang-Undang No. 17 Tahun 1965.
7. Ketetapan MPRS No. X/MPRS/ 1966 tentang Kedudukan semua Lembaga-lembaga Negara tingkat pusat dan daerah pada posisi dan
fungsi yang diatur dalam UUD 1945.
8. Undang-Undang No. 9 Tahun 1968 tentang Perubahan pasal 7 Indische comptabiliteitd Wet (Stbl. 1923 No. 448) sebagaimana
diubah dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 1954.
9. Undang-Undang Perbendaharaan Indonesia (ICW) jo. Undang-Undang No. 9 Tahun 1968 tentang cara Pengurusan dan
Pertanggung-jawaban Keuangan Negara.
10.Ketetapan MPR No. IV /MPR/ 1973 tentang Hubungan Tata Kerja Lembaga Tertinggi Negara dengan/atau antar Lembaga-
lembaga Tinggi Negara.
11.Undang-Undang No. 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
12.Keputusan Ketua BPK No. 10/SK/K/1979 tentang pembagian tugas dan tata kerja BPK.
13.Keputusan Ketua BPK No. 15/SK/K/1979 tentang Peraturan Tata Tertib BPK
.
Sistem pemerintahan berasal dari dua kata yaitu “system” yang berarti susunan, jaringan, tatanan atau cara. Dan kata pemerintahan berasal dari
kata perintah yang berarti sebuah perbuatan, hal, cara, atau urusan dalam memerintahkan sesuatu.
Berdasarkan kedua arti tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pemerintahan adalah susunan yang teratur untuk mengordinasi,
mengatur, memerintah, susunan lembaga yang menjalankan penyelenggaraan pemerintahan suatu negara. Dengan kata lain sistem pemerintahan
adalah hal yang mendasari sebuah negara dan menentukan bagaimana sebuah negara berjalan. Ada berbagai bentuk sistem pemerintahan
yaitu: presidensial, parlementer, semi presidensial, komunis, demokrasi liberal, dan demokrasi.
Lembaga-lembaga tinggi negara yang ada di indonesia yakni ; DPA yang berdiri pada 25 september 1945 ini memiliki tugas untuk
memberikan nasihat kepada Pemerintah baik diminta atau tidak mengenai soal pokok kenegaraan dan kemasyarakatan; MA yang bertugas
membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali agar menjaga semua hukum dan
undangundang diseluruh wilayah Indonesia diterapkan secara adil; dan BPK yang bertugas untuk memeriksa tanggung-jawab keuangan. Hasil
pemeriksaannya itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
1. Pendahuluan
Setiap bangsa di dunia ini tentu memiliki kekhasan yang berbeda satu dengan yang lain. Tidak terkecuali dengan bangsa dan negara Indonesia. Sejak berdirinya pada
tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia telah memiliki prestasi diri yang tidak sedikit. Prestasi diri adalah suatu kebanggaan yang telah dimiliki/diraih oleh suatu bangsa.
Prestasi diri dapat dimiliki oleh individu maupun kelompok bahkan bangsa. Seperti baru-baru ini Human Development Index Indonesia tahun 2007 menduduki peringkat 107
dunia, atau mengalami peningkatan prestasi dalam menangani korupsi dan tidak lagi menjadi negara terkorup seperti sebelumnya manusia apapun profesinya tentu akan
mempunyai keinginan untuk berprestasi. Oleh karena dengan berprestasi seseorang akan dapat menilai apakah dirinya sudah berhasil mencapai tujuan hidupnya atau tidak, juga
untuk membawa nama baik bangsa dan negara jika memang bisa. Pengertian prestasi yaitu hasil yang telah dicapai, dilakukan, diperoleh atau dikerjakan. Prestasi tiap orang tidak
akan sama, ada yang berprestasi dalam hal :
• melukis
• berolahraga
• irama musik
• cepat menghitung
• puisi
• pemimpin
• menyesuaikan diri
• tampil menawan dan lain-lain
Manakah yang paling bagus prestasinya? Tidak mungkin terjawab dengan tepat, karena masing-masing peristiwa menampilkan “tokoh” yang memiliki kecerdasan
dalam bentuk yang berbeda-beda. Prestasi antara orang satu dengan lainnya tentu tidak akan sama, dan seseorang tidak akan mungkin menjadi orang yang sama persis
Pada hakikatnya manusia adalah individu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki potensi diri yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga prestasi diri setiap orang
tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli bahwa setiap siswa adalah individu yang unik (berbeda satu dengan lainnya).
Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik maka setiap orang berusaha berprestasi demi keunggulan bangsa Indonesia tercinta. Tentu sangat
membanggakan jika kita dapat berprestasi seperti Taufik Hidayat, Susi Susanti, Gita Gutawa Juara menyanyi di Mesir tahun 2007, Usman
Hasan Saputra, Hermawan Kertajaya, Prof Dr Ir BJ Habibie,Iskan atau Ir Ciputra, serta masih banyak lagi yang dapat dilihat dan disaksikan
sendiri. Semua berprestasi sesuai bidangnya masing-masing. Ada yang di bidang olah raga, seni, budaya, maupun ilmu pengetahuan serta
enterpreneur (wiraswasta). Mengapa mereka dapat berprestasi di bidangnya, dan mengapa kita tidak atau belum mampu berprestasi seperti
mereka.
merupakan suatu daya yang dimiliki oleh manusia, tetapi daya tersebut masih terpendam dalam f
Diri yang bersangkutan. Setiap manusia pada dasarnya memiliki potensi, tetapi tidak setiap manusia berkehendak dan mau bekerja keras untuk
potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi. Potensi diri adalah kemampuan
yang terpendam pada diri setiap orang, setiap orang memilikinya. Potensi diri ada yang positif dan ada yang negatif.
1. Memiliki idealisme
Sebagai generasi muda kita harus memiliki ide yang kita yakini kebenarannya dengan didukung fakta dan berusaha untuk mewujudkannya dalam tujuan hidup kita.
2. Dinamis dan kreatif
Sifat dinamis dan kreatif dalam arti selalu berkembang mengikuti perkembangan jaman tanpa berhenti untuk berkreasi dalam mencapai tujuan tanpa mengabaikan norma-
norma yang ada dalam kehidupan sehari-hari, baik norma agama, norma hukum, norma kesusilaan dan norma kesopanan Interpretasi
Setiap tindakan yang dilakukan bukan tanpa resiko, karena jika ada sebab pasti akan ada akibat. Untuk itu sebelum bertindak harus selalu mempertimbangkan
masak-masak resiko yang akan timbul dan berusaha menghadapi serta mengatasinya dengan baik.
Manusia yang hidup di era globalisasi sekarang ini tidak boleh pesimis, maka sebagai bagian dari dunia seseorang harus selalu optimis dan memiliki kegairahan semangat supaya
tidak putus asa dan lemah sebelum bertanding. Para pahlawan telah berjuang merebut kemerdekaan Indonesia tetapi kita yang harus mempertahankan dan mengisinya
melalui karya yang positif. Bangsa yang maju adalah bangsa yang rakyatnya mau bekerja keras, ulet dan tangguh dalam mewujudkan sebuah prestasi. Sebab perlu diingat
bahwa Tuhan sendiri tidak akan mengubah kondisi suatu bangsa jika bangsa tersebut tidak mau berubah.
Kita adalah bagian dari bangsa yang mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri dan memiliki disiplin yang tinggi. Pendidikan disiplin bukan hanya sekedar patuh terhadap aturan
tetapi juga harus terwujud dalam bentuk pengakuan terhadap hak dan keinginan orang lain, serta mau mengambil bagian dalam memikul tanggung jawab sosial secara
manusiawi.
Apa artinya jiwa yang meledak-ledak penuh semangat dengan berbagai ide jika tidak ditunjang oleh fisik yang kuat dan sehat? Tentu tidak akan ada artinya. Untuk itu
potensi diri yang positif harus memperhatikan masalah yang satu ini karena sangat penting peranannya. Ingatkah kalian dengan pepatah: “di dalam badan yang sehat terdapat
jiwa yang kuat (mensana in corpore sano)“? Nah potensi diri yang positif adalah yang menjaga kekuatan dan kesehatan fisik.
7. Sikap ksatria
Ksatria adalah sikap yang sportif yaitu berani mengakui kesalahan dan kekalahan jika mengalaminya, serta bersedia meminta maaf untuk tidak mengulangi lagi perbuatan.
Dalam falsafah masyarakat Jawa, seseorang baru pantas bergelar ksatria jika dia dapat “menang tanpa mengalahkan, kemudian mengalahkan tanpa merendahkan dan
menyerang tanpa menyakiti .”
Melalui pendidikan dan pelatihan para siswa diharapkan dapat melatih keterampilannya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah. Jika memungkinkan
dapat diperdalam di luar sekolah, sehingga menjadi generasi muda yang tidak gagap teknologi, dan mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia.
Setelah itu mereka diharapkan dapat menerapkan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan mengikuti lomba komputer daerah atau nasional. Ini merupakan peran
serta yang baik dari masyarakat dalam menunjang potensi diri siswa dalam berprestasi sehingga terampil dalam menerapkan IPTEK.
9. Kompetitif
Di tengah persaingan dunia seperti sekarang ini setiap individu harus mampu menunjukkan kelebihan dirinya, diantaranya dengan berkompetisi dengan bangsa lainnya. Kompetisi
berasal dari bahasa Latin to competere yang kalau di Inggriskan menjadi to seek together (mencari bersama), to agree (menyetujui) atau to coincide (menyepakati bersama).
Sebenarnya dalam berkompetisi tidak ditemukan adanya ajaran yang menjadikan orang lain sebagai objek atau musuh. Jadi kompetitif adalah orang lain dijadikan sebagai mitra
dalam mencapai suatu prestasi.
Masalah yang muncul jangan sampai kata kompetisi menjadi konkurensi (to conquer defeat/overcome enemy) mengalahkan orang lain/musuh. Oleh karena
hasil yang dicapai bukan lagi kemenangan (winning) melainkan memukul mundur (beating). Selain itu jika kompetisi mensyaratkan adanya kompetensi atau keahlian, maka
dalam konkurensi akan ada komparasi, gaya hidup membandingkan secara tidak sehat,dan praktik konkurensi adalah produk muatan pikiran irrasional yang bertentangan
dengan logika hidup rasional. Bersaing itu sehat karena ada acuan, akan mendorong terciptanya energi dan akan dapat memacu prestasi diri seseorang, asal jangan menghalalkan
segala cara, dan harus selalu ingat dosa dan Tuhan selalu mengawasi perilaku umatnya.
Selain potensi diri yang positif setiap manusia juga memiliki potensi diri yang negatif seperti :
#.potensi negatif
1. Mudah diadu domba
Semua kelebihan yang dimiliki dapat hilang percuma jika seseorang masih mudah diadu domba. Dalam berbagai aspek kehidupan hendaknya harus berhati- hati karena seseorang
bisa diadu domba atau bahkan mungkin tergoda untuk menjadi pelakunya. Hal ini arus dihindari, karena sangat merugikan diri sendiri.
2. Kurang berhati-hati
Pepatah “biar lambat asal selamat” memang bisa diganti dengan “biar cepat tapi selamat”, tetapi tetap harus waspada dan berhati-hati. Mengapa demikian? Oleh karena kita
sering terburu-buru tanpa memperhatikan resiko lainnya asalkan tujuan tercapai. Akibatnya memang tujuan tercapai tetapi ada resiko besar yang didapatkan.
3. Emosional
Emosional merupakan suatu keadaan perasaan atau kondisi kejiwaan yang sedang labil sehingga dapat mengganggu hubungan dengan orang lainnya. Biasanya muncul pada saat
keadaan tidak normal, sehingga individu yang sedang emosional kurang bisa mengendalikan diri. Dia bisa marah, berteriak ataupun menangis. Sebenarnya semua aktivitas tadi boleh
saja dilakukan asalkan tetap terkendali dan tidak mengganggu orang lain.
Potensi diri yang positif adalah jika kita tidak mudah emosional yaitu kita memiliki kecerdasan emosi (emotional quotient) yang baik.
Banyak dari generasi muda yang belum mengerjakan sesuatu sudah menyerah dengan mengatakan tidak mampu melaksanakannya. Jadi generasi muda menyerah atau
kalah sebelum bertanding. Sebenarnya ada kemampuan tetapi karena kurang percaya diri menjadi tidak mau melakukan sesuatu. Sungguh disayangkan karena kesempatan
emas menjadi hilang. Hal ini berarti harga diri (self esteem) mereka adalah negatif karena cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga.
Manusia bukanlah benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari luar yang mendorongnya, melainkan makhluk
yang mempunyai daya dalam dirinya untuk bergerak. Inilah yang dinamakan motivasi. Sehingga motivasi sering disebut
penggerak perilaku (the energizer of behaviour).Motivasi adalah bidang yang amat sering dipelajari oleh para psikolog
karena pengetahuan akan determinan perilaku ini akan banyak membantu dalam meramalkan dan mengendalikan dampak
dari suatu keadaan tertentu terhadap kehidupan manusia. Ini berhubungan dengan prestasi diri sebagai suatu perilaku yang
muncul karena potensi diri yang ada dengan didorong motivasi yang kuat. Motivasi adalah dorongan baik yang berasal
dari dalam diri seseorang maupun yang berasal dari luar diri seseorang tersebut, misalnya dari keluarga, sekolah maupun
lingkungan masyarakat. Adanya motivasi akan mempercepat tercapainya tujuan untuk berprestasi.
setiap kali kelemahan diri tersebut muncul dan ke tiga menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baru yang mendorong mencuatnya potensi kita, dan pada saat bersamaan
membenamkan kelemahan-kelemahan kita.
Dan ke tiganya ini harus dimulai sekarang juga karena tindakan adalah kekuatan. Orang yang punya potensi disebut juga dengan manusia unggul terlebih jika dia dapat
mewujudkan potensinya dengan baik, akan tetapi jangan sampai menjadi sombong.
3. Memiliki akhlak mulia, yang terdiri dari amanah, ikhlas, tekun, berdisiplin, bersyukur, sabar, dan adil.
Ke tiga hal ini akan semakin lengkap jika didukung oleh hal-hal positif yang dimiliki oleh seseorang. Prestasi diri seseorang akan semakin
bermakna jika dilandasi oleh keimanan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Mereka berprestasi bukan semata kepentingan pribadi
tetapi demi kepentingan yang lebih luas lagi untuk kepentingan nusa, bangsa dan negara.
1.mengenal prestasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi diartikan sebagai hasil usaha yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang diusahakan.
Seseorang dianggap berprestasi, jika dia telah meraih sesuatu hasil dari apa yang diusahakannya, baik karena hasil belajar, bekerja, atau berlatih
keterampilan dalam bidang tertentu.
Prestasi merupakan hasil nyata dari puncak pengembangan potensi diri. Prestasi hanya dapat diraih dengan mengerahkan segala kekuatan,
kemampuan dan usaha yang ada dalam diri kita.
orang bisa menentukan sendiri kapan waktu yang paling tepat untuk belajar.Apakah memilih pagi, sore atau malam hari. Semua sesuai
dengan kondisi yang ada. Sebaiknya cara belajar yang baik di lakukan setiap hari, walaupun dengan waktu yang tidak lama. Misalnya1
atau 2 jam setiap hari.
Banyak sekali murid-murid sekolah saat ini belajar ngoyo hanya jika ada ulangan atau ujian. Waktu yang paling tepat untuk belajar
bisa di sesuaikan dengan mood kita. Tidak harus setiap malam. Kalau kita jam 8 atau jam 9 malam sudah
merasa mengantuk bisa memilih waktu sore atau sehabis maghrib.
waktu belajar seseorang memang tidak bisa sama. Yang penting jangan terlalu memaksakan atau memporsir belajar hingga larut
malam karena biasanya hasilnya juga tidak akan bisa maksimal.
Dalam belajar, kita harus menciptakan suasana yang kondusif, nyaman dan tenang untuk belajar. Cara ini merupakan
salah satu cara belajar yang baik karena bagaimanapun jika ingin materi yang kita pelajari itu bener-bener masuk ke otak
kita, kita harus tenang dan dalam keadaan yang nyaman. Sehingga nggak mengganggu konsentrasi. Belajar di luar
ruangan mungkin adalah pilihan yang cukup baik, karena selain lebih fresh, kita juga bisa lebih tenang dan nggak
penat dalam belajar.
Dengan melihat garis besar materi. Jika membaca bahan pelajaran yang baru, jangan langsung menceburkan diri ke
dalamnya. Kita bisa lebih meningkatkan pemahaman bila melihat sepintas garis besarnya. Lihatlah semua subjudul,
keterangan gambar dan ringkasan yang ada. Jika membaca bacaan yang cukup panjang, maka bacalah dahulu kalimat
pertama dari setiap paragrafnya.
Tips cara belajar dengan teknik meringkas intisari dari pelajaran. Kalau kita meringkas materi dari setiap bahan
pelajaran ke dalam sebuah catatan kecil, maka akan sangat membantu kita mengingat bahan pelajaran itu.
Pada saat kita menulisnya, kita pasti membaca materinya lagi, bener kan? Itu akan membuatmu cepat hafal
materinya. Sebaiknya catatan itu ditulis ke dalam buku kecil atau kertas yang bisa dibawa kemana-mana, sehingga bisa
dibaca kapan dan dimanapun kita berada. Tips Cara belajar yang baik bukan?
Dengan teknik kemampuan mengingat. Agar lebih mudah kita ingat sebaiknya materi yang akan kita hafal itu diubah
menjadi sebuah singkatan atau kata kunci (Mnemonics) dengan formulasi yang mudah diingat- ingat. Seperti
MeJiKuHiBiNiU untuk singkatan- singkatan dari warna pelangi, yaitu Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan
Ungu Walaupun kita jika menghafal langsung dalam 1 minggu sudah lupa, dengan menggunakan mnemonics seperti
ini kita bisa ingat sampai puluhan tahun lamanya
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan
karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan mengetahui hasil belajamya,
siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan,
siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah
bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada
waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar serta
sekaligus akan membangkitkan harga diri
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat
motivasi belajar anak. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh ĩathurrohman dan Sutikno (2007; 20) motivasi belajar siswa dapat
ditumbuhkan melalui beberapa cara yaitu:
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional
Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam
belajar.
b) Hadiah.
Hadiah akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi.
Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi
c) Saingan/kompetisi.
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha
memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
d) Pujian.
Siswa yang berprestasi sudah sewajarnya untuk diberikan penghargaan atau pujian. Pujian yang diberikan bersifat
membangun. Dengan pujian siswa akan lebih termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.
e)Hukuman. Cara meningkatkan motivasi belajar dengan memberikan hukuman. Hukuman akan diberikan kepada
siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut
mau merubah diri dan berusaha memacu.
1. Pengertian nilai
Kata “nilai” berasal dari bahasa Indonesia yang memiliki akar kata dalam bahasa Melayu, yang pada gilirannya berasal dari bahasa
Sanskerta “nīla” yang berarti “biru” atau “permata biru”. Dalam konteks asal kata ini, “nīla” merujuk pada batu permata berwarna biru, seperti
safir. Seiring waktu, makna kata ini berkembang dan digunakan untuk menggambarkan konsep lebih abstrak yang merujuk pada pengukuran
atau penilaian terhadap kepentingan, kebaikan, atau kecemerlangan suatu hal.Dalam bahasa Indonesia, kata “nilai” digunakan untuk
mencakup konsep-konsep yang berkaitan dengan penilaian, makna, dan signifikansi dari sesuatu. Secara bahasa, pengertian kata nilai
mencakup konsep abstrak yang mencerminkan pandangan atau prinsip tentang pentingnya suatu hal atau konsep dalam konteks tertentu.
Jadi nilai adalah suatu konsep umum atau gagasan yang merujuk pada hal-hal yang dianggap benar, baik, berharga, penting, indah, pantas,
dan dikehendaki oleh masyarakat secara umum di dalam kehidupannya. Ada juga yang menyebutkan arti kata nilai adalah suatu bentuk
penghargaan dan keadaan yang bermanfaat sebagai pedoman umum bagi manusia dalam melakukan dan menilai suatu tindakan. Ini melibatkan
penilaian atas kebaikan, kebenaran, keadilan, atau pentingnya suatu hal berdasarkan standar atau norma yang telah ditetapkan oleh individu,
masyarakat, budaya, atau sistem tertentu. Nilai dapat merujuk pada berbagai hal, termasuk moral, etika, estetika, agama, sosial, ekonomi, dan lain
sebagainya. Nilai-nilai ini membentuk dasar bagi perilaku, tindakan, dan keputusan manusia.
Pengertian Nilai Menurut Para Ahli agar lebih memahami apa itu nilai, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut ini:
Raden Mas Tumenggung Sukamto NotonagoroMenurut Notonagoro, pengertian nilai adalah sekumpulan tindakan manusia yang
tersusun secara sistematis, baik dalam bentuk material mapun non-material. Lebih lanjut Notonagoro menyebutkan bahwa nilai terdiri dari
3 nilai pokok, yaitu; nilai vital, materil, dan rohani.
Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat, arti nilai adalah suatu bentuk budaya yang berfungsi sebagai pedoman bagi setiap manusia di dalam
masyarakat. Budaya tersebut bisa sesuatu yang dikehendaki ataupun tidak dikehendaki, tergantung sudut pandang masyarakat
tersebut.
Robert M. Z. Lawang
Menurut Robert Lawang, pengertian nilai adalah suatu gambaran mengenai hal-hal yang diinginkan, berharga, pantas, dan juga mampu
mempengaruhi perilaku setiap individu yang memiliki nilai tersebut. Dengan kata lain, nilai tersebut menjadi pedoman terhadap tata tertib
kehidupan bermasyarakat.
Nursal Luth dan Dainel ĩernandez
Menurut Nursal Luth dan Dainel ĩernandez, pengertian nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan atau tidak
diinginkan yang dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang mempunyai nilai tersebut. Disebutkan juga bahwa nilai bukanlah
tentang benar atau salah, tetapi tentang dikehendaki atau tidak, disenangi atau tidak.
Sidi Gazalba
Menurut Sidi Gazalba, pengertian nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, bukan fakta, bukan benda konkrit, tidak hanya
tentang benar dan salah yang menuntuk pembuktian empirik, melainkan penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki.
Hoda Lacey
Menurut Hoda Lacey (1999:23), setidaknya ada enam pengertian nilai, yaitu:
Suatu kualitas atau tindakan yang berharga, kebaikan, makna atau pemenuhan karakter untuk kehidupan seseorang.
Suatu kualitas atau tindakan yang membentuk identitas seseorang sebagai pengevaluasian diri, penginterpretasian diri, dan
pembentukan diri.
Suatu kriteria fundamental bagi seseorang untuk memilih sesuatu yang baik diantara berbagai kemungkinan tindakan.
Suatu standar yang fundamental yang dipegang oleh seseorang ketika bertingkah laku bagi dirinya dan orang lain.
Suatu ”objek nilai”, suatu hubungan yang tepat dengan sesuatu yang sekaligus membentuk hidup yang berharga dengan identitas
kepribadian seseorang. Objek nilai mencakup karya seni, teori ilmiah, teknologi, objek yang disucikan, budaya, tradisi, lembaga, orang
lain, dan alam itu sendiri.
Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, nilai adalah konsepsi abstrak yang ada di dalam diri manusia karena nilai dapat merupakan sesuatu yang
dianggap baik dan dapat pula dianggap sesuatu yang buruk.Nilai baik akan menjadi simbol kehidupan yang dapat mendorong integritas
sosial, sebaliknya nilai yang buruk akan berdampak pada terjadinya konflik.
Karel J. Veeger
Menurut Karel J. Veeger, sosiologi memandang nilai-nilai sebagai pengertian-pengertian (sesuatu di dalam pikiran orang)
tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan. Dengan kata lain, nilai adalah hasil penilaian atau pertimbangan moral
2. Macam-Macam Nilai
Macam-Macam Nilai Sosial
Nilai material
Nilai material merupakan segala sesuatu yang berguna bagi tubuh manusia. Contohnya, barang-
barang kebutuhan pokok, pakaian, obat-obatan, dsb.
Nilai vital
Nilai vital merupakan segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melaksanakan aktivitasnya. Contohnya,
buku dan perlengkapan alat tulis bagi pelajar, komputer bagi orang yang bekerja di bidang IT, barang-
barang perkakas untuk orang pekerja bangunan, dsb.
Nilai kerohanian merupakan segala sesuatu yang berguna bagi batin (rohani) manusia. Nilai ini terbagi
menjadi beberapa macam, yaitu:
Nilai kebenaran yang bersumber dari akal manusia dan diikuti dengan fakta-fakta yang telah terjadi.
Nilai keindahan yang berhubungan dengan ekspresi (perasaan) seseorang mengenai keindahan suatu hal,
seperti karya seni.
Nilai moral yang bersumber dari perilaku baik dan buruknya seseorang.
Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
ĩungsi Nilai
Nilai memiliki fungsi sebagai pelindung sosial yang meminimalisir terjadinya bentuk-bentuk
penyimpangan sosial dan memberikan perasaan aman bagi individu atau kelompok dalam suatu masyarakat.
3. Pengertian Norma
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), norma diartikan sebagai aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat,
dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan berterima; aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolok
ukur untuk menilai atau memperbandingkan sesuatu. Norma dapat dimaknai sebagai petunjuk atau arahan dalam bertingkah laku yang harus
dilakukan bahkan tidak boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Jika dilanggar akan
mendapatkan sanksi tertentu. Norma juga dapat diartikan sebagai seperangkat aturan yang digunakan oleh masyarakat 3 pedoman untuk bersikap,
berpikir, perasaan, sampai bertindak dan patokan perilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Norma tersiri dari ketentuan yang mengatur
tingkah laku manusia dalam masyarakat. Sifat dari norma adalah mengikat. Dikutip dari Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat
untuk SMA/MA Kelas X, Murdiyatmoko (2007:48), norma adalah ketentuan atau aturan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat yang
digunakan sebagai panduan, tatanan, serta kendali tingkah laku yang sesuai dan diterima.
Robert M. Z. Lawang: norma merupakan patokan perilaku pada suatu kelompok tertentu. Norma bisa membuat seseorang
menentukan bagaimana tindakan akan dinilai oleh orang lain. Norma juga kriteria yang digunakan untuk mendukung atau
menolak perilaku seseorang.
Soerjono Soekanto: norma merupakan suatu perangkat yang diterapkan agar hubungan di suatu masyarakat bisa
terlaksana dengan sebagaimana mestinya Dari penjelasan Di atas dapat disimpulkan secara sederhana pengertian norma adalah
sebuah aturan yang mengandung sanksi.
Nilai dan norma sesungguhnya merupakan dua mata sisi uang yang tidak dapat dipisahkan. Kalau nilai merupakan suatu yang dianggap baik,
diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh masyarakat, maka norma adalah kaidah atau aturan yang disepakati masyarakat dan
memberi pedoman bagi perilaku para anggotanya dalam mengejar suatu yang dianggap baik atau diinginkan itu. Bila dianalogikan dengan
“minuman kopi”, kenimatan rasa kopi merupakan nilainya, sedangkan tindakan mencampurkan kopi dengan gula merupakan normanya.
Secara bersama-bersama, nilai dan norma mengatur kehidupan msyarakat dalam berbagai aspeknya.
Hubungan nilai dan norma juga terdapat dalam pembentukan sikap setiap individu dalam kehidupan sosial di lingkungan masyarakat sampai
pendidikan dalam segi moralitas. Pada dasarnya, hubungan antara nilai dan norma merupakan sebuah nilai yang dibakukan atau dijadikan standar
atau ukuran dalam menentukan kualitas tingkah laku manusia.
Aturan-aturan berupa perintah dan larangan terkandung dalam norma yang didasarkan pada suatu nilai yang dalam masyarakat dianggap baik,
benar, bermanfaat, dan dijunjung tinggi. Dapat disimpulkan bahwa hubungan norma dengan nilai terletak pada dijadikannya norma sebagai
sumber dari seluruh aturan yang memberikan arahan bagi manusia agar harapan-harapannya dapat
menjadi kenyataan.
Berdasarkan Sumber
Norma Agama, bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga sifatnya mutlak dan harus ditaati oleh setiap
pemeluk agama. Contohnya, melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh Tuhan sesuai agama dan kepercayaan
masing-masing.
Norma Kesusilaan (Norma Moral), bersumber dari hati nurani manusia untuk menentukan mana perbuatan yang baik
dan buruk. Norma ini akan membentuk akhlak atau budi pekerti seseorang. Contohnya, bersikap jujur, tidak suka
mengambil barang orang lain, dsb.
Norma Kesopanan, bersumber dari pergaulan seseorang di masyarakat. Norma ini didasari dari kebiasaan, kepatutan,
dan kepantasan yang berlaku di masyarakat. Contohnya, sikap hormat kepada orang tua, sopan dan santun kepada
semua orang, dsb.
Norma Hukum, norma yang didasarkan pada undang-undang tertulis yang dibuat secara resmi oleh badan negara
dengan tujuan mengatur kehidupan manusia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sifatnya memaksa
serta bertujuan untuk melindungi dan menjaga tata tertib masyarakat. Contohnya, tidak melakukan tindakan kriminal,
tertib berlalu lintas, wajib membayar pajak, dsb.
Norma Kebiasaan (Norma Kelaziman), bersumber dari tradisi budaya masyarakat. Contoh: mencuci tangan sebelum
makan adalah kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat umum demi menjaga kesehatan dan kebersihan diri.
Nilai merupakan sesuatu yang dianggap baik atau buruk di masyarakat, sedangkan norma merupakan aturan yang berlaku di masyarakat.
Norma dibentuk berdasarkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan bertujuan untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut. Nilai dan norma
inilah yang menjadi dasar terbentuknya lembaga sosial di masyarakat. Dalam berperilaku di masyarakat, kita harus mengedepankan yang namanya
nilai dan norma sosial. Nilai memiliki fungsi sebagai pelindung sosial yang meminimalisir terjadinya bentuk-bentuk penyimpangan sosial dan
memberikan perasaan aman bagi individu atau kelompok dalam suatu masyarakat. Hubungan nilai dan norma juga terdapat dalam
pembentukan sikap setiap individu dalam kehidupan sosial di lingkungan masyarakat sampai pendidikan dalam segi moralitas menyebabkan
hubungan antara nilai dan norma merupakan sebuah nilai yang dibakukan atau dijadikan standar atau ukuran dalam menentukan kualitas tingkah
laku manusia. Oleh karena untuk mencegah terjadinya pelanggaran, dalam berperilaku di masyarakat, kita harus mengedepankan yang
namanya nilai dan norma
sosial dalam kehidupan agar nantinya bisa menciptakan hubungan yang harmonis (rukun) di setiap anggota masyarakat.
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjasi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Nilai-nilai pancasila merupakan cakupan dari nilai norma, dan norma yang harusnya mampu diamalkan oleh
seluruh masyarakat Indonesia, sebab apabila bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi moral dan
kebiadaban masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak langsung juga mengurangi kriminalitas di Indonesia, meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia.
1. Nilai (Value) adalah suatu standart perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya
standart perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, dan demokratis.
2. Nilai demokrasi merupakan sikap toleransi, menghormati perbedaan pendapat, memahami dan menyadari keanekaragaman dilingkungan
sekolah, mampu mengendalikan diri sehingga tidak mengangu orang lain, kebersamaan, percaya diri tidak mengantungkan diri pada
orang lain dan mematuhi perutaran yang berlaku disekolah.
3. Menurut Saiful Arif, nilai demokrasi merupakan sebuah pandangan hidup yang tidak hanya berkaitan dengan kepentingan
individu saja tetapi juga berkaitan dengan kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat.
4. Nilai demokrasi adalah pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban, menghargai kebebasan
berpendapat,memahami dan menyadari keanekaragaman lingkungan sekolah, serta perlakuan yang sama bagi semua siswa.
5. Nilai demokrasi adalah nilai yang harus dijunjung tinggi dalam kehidupan berdemokrasi sebgai makhluk sosial dalam menyelesaikan
setiap persoalan yang timbul dilingkungan tersebut.
6. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai demokrasi adalah sebuah gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban, menghargai kebebasan berpendapat, memahami dan menyadari keananekaragaman dalam
lingkungan sekolah, serta perlakuan yang sama bagi semua siswa.
Demokrasi parlementer ini dimulai ketika Indonesia resmi menjadi negara yang merdeka hingga berakhir di tahun 1959. Demokrasi parlementer
adalah sistem demokrasi yang menempatkan parlemen sebagai bagian fundamental di pemerintahan.
Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan, di mana segala kebijakan atau keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat
kepada satu orang, yaitu pemimpin pemerintahan.
Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian pemimpin dari Soekarno menuju Soeharto. Era orde baru ini juga dikenal
dengan istilah Demokrasi Pancasila yang menjadikan Pancasila sebagai landasan demokrasi.
Berakhirnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun melahirkan demokrasi baru yang dikenal dengan istilah era reformasi. Era
reformasi adalah fase demokrasi yang kembali ke prinsip dasar demokrasi, seperti:
· Kebebasan Pers
· Desentralisasi
Gerakan Reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah membuka ruang bagi demokratisasi. Setelah berjalan selama lebih
dari 20 tahun, sudah waktunya lah kiranya memotret hasil yang dituai dari berbagai dinamika dan pergulatan dalam menata demokrasi
dalam berbagai aspeknya itu. Potret yang disajikan oleh para kontributor di dalam buku ini mencakup beberapa isu: partisipasi politik
perempuan, dampak sistem Pemilu, aspek konstitusional dalam sengketa Pemilu, gerakan buruh, politik identitas dalam tingkat lokal, hubungan
sipil militer, kebebasan pers, dan kesenjangan ekonomi. Dari sini kelihatan bahwa berbagai artikel dalam buku ini memotret pernak-pernik
perubahan dari berbagai sudut pandang kasus. Sekalipun belum bisa disebut komprehensif, namun cukup memberikan kontribusi untuk
menjelaskan sejauh mana perubahan yang terjadi itu memberikan dampak bagi bekerjanya demokrasi. Buku ini bukanlah sebuah
kontribusi untuk menafsir politik Indonesia di era demokratisasi, melainkan sebatas usaha kolektif untuk merefleksikan berbagai kasus dan
menarik kesimpulan yang diharapkan bisa digunakan melihat potret demokratisasi dalam kurun 20 tahun terakhir.
Mayoritas ahli politik modern terutama yang berada di negara-negara Islam melihat adanya persamaan dan kemiripan antara Islam dan
demokrasi. Sistem demokrasi yang saat ini menjadi trend di dunia Barat pada gilirannya juga mengkampanyekan sistem ini
memujinya dan mengangkatnya. Benar antara Islam dan demokrasi ada beberapa kesamaan namun hal itu hanya cocok untuk mendeskripsikan
sebagian sistem Islam itu. Karena pada kenyataannya keduanya juga mempunyai perbedaan yang sama besar dengan sisi persamaannya.jika
yang dimaksud dengan demokrasi adalah seperti yang didefinisikan oleh lincoln yaitu pemerintahan dari rakyat melalui rakyat dan untuk
kepentingan rakyat.
Demokrasi adalah apa yang sering dikaitkan dengannya seperti adanya konsep politik atau konsep sosial tertentu, misalnya
konsep persamaan di hadapan undang-undang,kebebasan, berkepercayaan dan akidah mewujudkan keadilan sosial, dan lainnya, atau jaminan
atas hak-hak tertentu seperti hak hidup berkebebasan dan bekerja serta sejenisnya, tentunya tidak diragukan lagi seluruh prinsip dan hak
tadi terwujudkan dan terjamin dalam sistem Islam.
Perlu diperhatikan bahwa pandangan Islam terhadap hak-hak tadi ditinjau dari tempat timbulnya yang alami, dapat
berbeda dan dapat dilihat sebagai hak-hak allah SWT atau hak bersama antara allah dan hambanya, atau dilihat sebagai nikmat, bukan
hak atau, merupakan undang-undang yang diletakkan oleh allah bagi wujud atau fitrah ini.
Sedangkan, jika yang dimaksud dengan demokrasi itu adalah sistem yang menjadi ikutannya yaitu konsep pembagian kekuasaan,
maka hal seperti itu pun ada dalam sistem Islam. Kekuasaan legislatif yang merupakan kekuasaan yang terpenting dalam sistem demokrasi
terletak dalam diri umat secara kolektif dan terpisah dari kekuasaan imam atau pemimpin negara. Hukum disimpulkan dari al-quran dan
hadits atau ijma umat, atau hasil ijtihad. Dengan demikian, kedudukan hukum independen dari imam (kepala negara),bahkan lebih tinggi dari
padanya.
keistimewaan syariat Islam dan yang hanya diakui oleh Islam memperkuat statement bahwa Islam memberikan tempat khusus bagi umat dan
aspirasinya dalam sistem Islam, yang lebih tinggi dari pada apa yang mungkin dapat digapai dalam sistem demokrasi manapun
sesempurna apapun sistem demokrasi itu. Kaum Muslimin telah menetapkan jauh sebelum Rousseau dan sejenisnya berbicara tentang
aspirasi umum masyarakat, bahwa aspirasi umat adalah sakral dan merupakan cermin dari kehendak allah, serta dijadikan sebagai salah
satu sumber hukum dalam Islam, meskipun pada akhirnya tetap harus berpedoman pada al-quran dan as-sunnah Dari segi praktikal, aspirasi ini
tercermin dalam ijma kalangan mujtahidin dari ulama umat Islam.