SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA OLEH : ABID KHOIRUZZAKI TP.3. Menganalisis kedudukan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Kedudukan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan berfungsi sebagai ideologi bagi negara Indonesia. (Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998). Dalam pasal 1 Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 dijelaskan bahwa Pancasila sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945 adalah dasar negara dari NKRI harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Pancasila sebagai ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, tetapi terbuka dan senantiasa mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar Pancasila, melainkan Pancasila harus mampu memecahkan masalah- masalah baru dan aktual. Terdapat tiga aspek yang telah dipenuhi Pancasila sebagai ideologi: 1. Aspek realitas (nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang dalam masyarakat) 2. Aspek Idealitas (kualitas ideologi itu merupakan sesuatu yang ideal, cita-cita yang diharapkan oleh seluruh bangsa dan dapat diwujudkan dalam kenyataan hidup) 3. Aspek fleksibilitas (mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang terus menerus berkembang Makna Pancasila sebagai ideologi nasional: 1. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif penyelenggaraan negara. 2. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai yang disepakati Bersama, dan oleh karena itu menjadi salah satu sarana pemersatu masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung: 1. Nilai dasar (Pancasila memiliki nilai- nilai essensial/mendasar yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan 2. Nilai instrumental (pelaksanaan umum dari nilai dasar. Umumnya berbentuk norma sosial dan norma hukum yang diwujudkan dalam peraturan dan mekanisme lembaga negara. Contoh: TAP MPR, UU, Perpu, Perda) 3. Nilai Praksis (nilai yang sesunggunya kita laksanakan dalam kenyataan) KESIMPULAN
Melalui Pancasila sebagai ideologi terbuka,
generasi selanjutnya akan menyadari bahwa nilai-nilai Pancasila tetap abadi. Nilai-nilai Pancasila dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, tetapi tentunya bukan untuk mengakomodasi hal negatif. Membuka diri untuk mengetahui pengaruh luar akan semakin memperkokoh kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila yang abadi. TP.4. Menjelaskan Perwujudan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Perwujudan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka dalam
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. 1. Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila di Bidang Politik. Dapat dilihat dari beberapa hal seperti Lembaga negara dan sistem demokrasi Indonesia. a. Lembaga Negara b. Sistem Demokrasi Dapat dilihat pada demokrasi Pancasila yang mengutamakan musyawarah mufakat. Musyawarah dapat diartikan sebagai upaya Bersama untuk mencari pemecahan suatu masalah. Mufakat dapat diartikan sebagai kesepakatan yang dihasilkan oleh berbagai pihak yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam proses pemecahan masalah. 2. Perwujudan Penerapan Ideologi Pancasila di Bidang Hukum.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Karena peraturan perundang-undangan yang berlaku pada hakikatnya merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila. 3. Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila di Bidang Ekonomi. Ditegaskan dalam Pasal 33 Ayat (1-4) UUD NRI Tahun 1945.
4. Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila di Bidang Sosial dan
Budaya. Dapat terlihat antara lain padal hal-hal berikut: a. Menghargai keberagaman budaya Indonesia b. Pelestarian keberagaman budaya Indonesia c. Mengembangkan nilai-nilai persamaan status sosial d. Pengembangan nilai social dan budaya masyarakat menuju modernisasi yang dijiwai Pancasila
5. Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila di Bidang Pertahanan
dan Keamanan. Dapat kita lihat pada Pasal 27 Ayat (3)