PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemahaman tentang makna dan konsep Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 sangat wajib bagi setiap warga negara sebelum menerapkan nilainilai tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai
dasar negara merupakan dasar dalam mengatur penyelenggaraan negara
disegala bidang, baik bidang ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya. Era
global menuntut kesiapan segenap komponen bangsa untuk mengambil peranan
sehingga dampak negatif yang kemungkinan muncul, dapat segera diantisipasi.
Pancasila dalam kedudukannya sebagai Ideologi negara, diharapkan
mampu menjadi filter dalam menyerap pengaruh perubahan jaman di era
globalisasi ini. Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam
penerapannya dikehidupan berbangsa dan bernegara. Ideologi mencerminkan
cara berfikir masyarakat, namun juga membentuk masyarakat menuju cita-cita.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan-tujuan dari penulisan karya tulis ini:
1) Mengetahui pengertian dari ideology dan sistem pemerintahan indonesia.
2) Memahami tentang ideologi terbuka dan ideologi tertutup.
3) Mengetahui perbedaan ideologi terbuka dengan ideologi tertutup.
4) Mengetahui perbedaan sistem parlementer dengan presidensial.
5) Memahami dimensi ideologi terbuka.
6) Dapat mendiskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbuka.
7) Dapat menganalisa Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma
pembangunan.
8) Dapat menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi
terbuka.
BAB II
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
2.1
Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu eidos/idein: bentuk, melihat dan
logia: kata atau ajaran. Ideologi: ilmu tentang gagasan, cita-cita, buah pikiran.
Secara etimologi atau bahasa Perancis berasal dari kata idea: gagasan,
konsep, pengertian, dasar, cita-cita dan logos/logoi: ilmu atau pengetahuan.
Jadi ideologi adalah ilmu pengetahuan tentang ide-ide, gagasan, dan tentang
keyakinan.
Ideologi juga diartikan sebagai gagasan, cita-cita, dan nilai dasar yang
membentuk sistem nilai yang interral dan mendasar sebagai pencerminan
pandangan hidup suatu bangsa.
Ciri-ciri ideologi adalah:
1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.
2. Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandanagn dunia,
pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara
diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan
dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Ideologi dibagi lagi menjadi 2, yaitu:
1) Ideologi tertutup
2) Ideologi terbuka
2.1.1 Ideologi Tertutup
Ciri-ciri ideologi tertutup:
a) Nilai dan cita-cita sekelompok orang yang mendasari niat dan
tujuan kelompok.
b) Harus ada yang dikorbankan demi ideologi sekelompok orang.
c) Loyalitas ideologi yang kaku.
d) Terdiri atas tuntutan konkrit dan operasional yang diajukan mutlak.
e) Ketaatan yang mutlak bahkan kadang menggunakan kekuatan dan
kekuasaan.
Jadi, ideologi tertutup adalh ideologi yang dipaksakan dari atas untuk harus
diterima, bila perlu dengan tangan besi / fisik agar dapat diterima sebagai cara
hidup dan kehidupan suatu kelompok masyarakat / bangsa.
2.1.2
Ideologi Terbuka
Ciri-ciri ideologi terbuka:
1. Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
2
2.2
sebagai
bangsa
terhadap
Pancasila
diantaranya
memiliki
sikap
BAB III
SISTEM PEMERINTAHAN
3.1
Pengertian Sistem
Secara etimologi, sistem adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling
berkaitan, susunan yang teratur dari pandangan, teori, azas atau metode.
Dalam Ensiklopedi Indonesia (1978:3205) disebutkan bahwa sistem berasal
dari bahasa yunani sustema terjemahannya mengumpulkan yang artinya adalah
suatu kesatuan bermacam-macam hal menjadi keseluruan dengan bagian-bagian
yang tersusun dari dalam.
3.1.1 Pengertian Pemerintah
Istilah Pemerintah berasal dari kata Perintah, yang secara etimologi berarti
perintah atau komando. Kata perintah diberi prefiks me- menjadi memerintah yang
berarti:
1. Sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kekuasaan sosial,
ekonomi dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya.
2. Sekelompok orang yang secara bersama- sama memikul tanggungjawab
terbatas untuk menggunakan kekuasaan.
3. Penguasaan suatu negara (bagian Negara)
4. Badan tertinggi yang memerintah suatu Negara/Kabinet
5. Negara atau Negeri
3.1.2 Pengertian Pemerintahan
Adalah Perbuatan atau cara-cara atau rumusan pemerintah, misal
pemerintahan yang adil, pemerintahan demokratis, pemerintahan otoriter, dsb (Bayu
Suryaningrat, 1990:11)
Dalam istilah Governent Pemerintahan paling sedikit mempunyai 4 arti :
a. Menunjukkan kegiatan atau proses, yaitu melaksanakan kontrol atas pihak
lain (The Activity of process of Governing)
b. Menunjukkan masalah-masalah (hal ihwal) negara dalam mana kegiatan atau
proses diatas dijumpai (State Of Affair)
c. Menunjukkan orang-orang (pejabat-pejabat) yang dibebani tugas-tugas untuk
memerintah (People Charged Which The Duty Of Governing)
bermula
semenjak
bangsa
Indonesia
memproklamasikan
kemerdekaannya
sampai Merauke.
Proklamasi Kemerdekaan RI (17 Agt 1945) adalah sumber hukum bagi
pembentukan NKRI.
Dasar-dasar pemerintahan suatu negara terletak pada UUD bangsa yang
bersangkutan UUD 1945.
Sistem ini menganut azas Trias Politika klasik yang memegang teguh
keseimbangan (Check and Balances) diantara Badan Legisletif,
Presiden
membentuk
Kabinet
dan
Mentri-mentri
yang
b. Sistem Parlementer
Ciri-ciri Sistem Parlementer:
hari
Presiden/Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat maka tidak
bertanggungjawab kepada parlemen baik kepada DPR maupun kepada
MPR
Presiden dan DPR menempati kedudukan yang sejajar sehingga
3.3
NO
HAL
PARLEMENTER
PRESIDENSIL
Kepala negara
Presiden
Kepala Pemerintahan
Perdana Menteri
Presiden
Pembuatan
Undang-undang
Parlemen
Parlemen
Kepala Negara
Presiden di pilih
oleh rakyat
Kepala Pemerintahan
3.4
Dipilih oleh
rakyat
Teori Kekuasaan
A. Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk
menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannya sendiri, dengan sekaligus
9
10
antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian dalam suatu suatu
negara federal.
2. Secara horizontal, yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsinya. Dalam
pembagian ini lebih menitikberatkan pada pembedaan antara fungsi
pemerintahan yang bersifat legislatif, eksekutif dan yudikatif.
3. Orang yg mengemukakan teori pemisahan kekuasaan Negara adalah John
Locke dan Montesquieu.
4. John Locke seorang ahli ketatanegaraan Inggris, ia adalah orang pertama
yang dianggap membicarakan teori ini.
5. John locke memisahkan kekuasaan dari tiap-tiap negara dalam :
1. Kekuasaan Legislatif : kekuasaan utk membuat undang-undang
2. Kekuasaan Eksekutif: kekuasaan utk melaksanakan undang-undang
3. Kekuasaan Federatif:
segala tindakan dgn semua orang & badan badan di luar negeri.
6. Setengah abad kemudian dgn di ilhami oleh pembagian kekuasaan dari john
locke,Montesque seorang pengarang, ahli politik dan filsafat prancis menulis
tentang pemisahan kekuasaan menjadi 3 jenis : Legislatif, Eksekutif dan
Yudikatif.
7. Menurut Montesque dalam suatu sistem pemerintahan negara, ketiga jenis
kekuasaan itu harus terpisah, baik mengenai fungsi(tugas) maupun mengenai
alat kelengkapan (organ) yg melaksanakan.Isi ajaran Montesque ini adalah
mengenai pemisahan kekuasaan negara yg lebih di terkenal dgn istilah Trias
Politica Keharusan pemisahan kekuasaan negara menjadi 3 jenis itu adalah
agar tindakan sewenang-wenang oleh raja dapat dihindarkan.
8. Ajaran Trias Politica ini nyata-nyata bertentangan dengan kekuasaan pd
zaman Feodalisme dalam abad pertengahan.
9. Pada zaman itu yg memegang ketiga kekuasaan dlm negara ialah seorang
raja, yg membuat sendiri undang-undang, menjalankannya, dan menghukum
segala pelanggaran atas undang-undang yg di buat dan dijalankan oleh raja
tersebut.
10. Monopoli atas ketiga kekuasaan tsb dpt dibuktikan dlm semboyan Raja Louis
XIV"L'Etat Cest moi" ( negara adalah saya ),
11
11. Setelah pecah Revolusi Prancis pada tahun 1789, barulah paham monopoli tsb
menjadi lenyap & timbul gagasan baru mengenai pemisahan kekuasaan yg
dipelopori oleh Montesque
C. Kekuasaan Legislatif
Kekuasaan untuk membuat undang-undang harus terletak dlm suatu badan yg
memiliki wewenang khusus utk itu. Jika penyusunan undang-undang tdk diletakkan
pada suatu badan tertentu, maka memungkinkan tiap golongan / tiap orang
mengadakan undang-undang untuk kepentingannya sendiri. Di dalam negara
demokrasi yg peraturan perundangan harus berdasarkan kedaulatan rakyat, maka
badan perwakilan rakyat harus dianggap sebagai badan yg mempunyai kekuasaan
tertinggi utk menyusun undang-undang.
D. Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan menjalankan undang-undang ini dipegang oleh kepala negara yg
tentunya tdk dpt sendiri menjalankannya, oleh karena itu dilimpahkan(didelegasikan)
kpd pejabat-pejabat pemerintah yg bersama-sama dlm suatu badan(kabinet).
E. Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan yudikatif/kehakiman berkewajiban mempertahankan undangundang dan berhak utk memberikan peradilan kpd rakyat. Berkuasa memutuskan
perkara, menjatuhi hukuman terhadap pelanggaran uu yg telah diadakan dan
dijalankan. Para hakim mempunyai kedudukan yg istimewa dan mempunyai hak
tersendiri, karena ia tdk diperintah oleh kepala negara, bahkan ia badan yg berhak
menghukum kepala negara, jika melanggar hukum.
Berbeda dg John Locke yg memasukkan kekuasaan yudikatif dlm kekuasaan
eksekutif, dan sebaliknya oleh Montesque kekuasaan Federatif di masukkan kedalam
kekuasaan eksekutif.
12
13
keserasian
dan
keseimbangan
dalam
pengenadalian
penyelenggara Negara
c. Asas Kepentingan Umum, adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan
umum dengan cara aspiratif, akomodatif dan selektif
d.
Asas Keterbukaan, adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar dan jujur dan tidak deskriminatif
tentang penyelenggaraan Negara dengan tetap memperhatikan perlindungan
atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia Negara
akhir
dari
kegiatan
penyelenggara
Negara
harus
dapat
fungsi
strategis
dalamkatannya
dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku
3 (Tiga) Fungsi utama pemerintah :
Pembuat Kebijakan
- Regulasi, mediasi, problem solver
Pelayanan Publik
- Sarana dan prasarana pelayanan umum (administratif).
- Sarana dan prasarana kepentingan umum (utilitas), seperti jalan, rumahsakit,
sekolah, tempat ibadah, air, listrik, telpon, dll.
Fasilitator
- Menyediakan kebutuhan terhadap barang dan jasa publik, seperti sandang,
pangan, papan,transportasi, lapangan kerja.
15
Pasal 15
Pasal 17
Pasal 20
Pasal 21
Perubahan Kedua UUD 1945, adalah perubahan kedua pada Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil Sidang Tahunan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 2000 tanggal 7-18 Agustus 2000.
Perubahan Ketiga UUD 1945, adalah perubahan ketiga pada Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil Sidang Tahunan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 2001 tanggal 1-9 November 2001.
Perubahan Keempat UUD 1945, adalah perubahan keempat pada UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil Sidang
Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 2002 tanggal 1-11 Agustus
2002.
Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki:
20 bab,
73 pasal,
194 ayat,
3 pasal Aturan Peralihan, dan
2 pasal Aturan Tambahan.
Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang
Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri
dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4
pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan.
3.6
MPR
diresmikan
dengan
Kepala
Presiden.
18
pemeriksaan
tsb
ditindaklanjuti
oleh
lembaga
perwakilan/badan sesuai UU
BPK berwewenang untuk meminta keterangan yang wajib diberikan
oleh setiap orang, Badan/Instansi Pemerintah dan Badan Swasta, selama
tidak bertentangan dengan UU.
BPK berfungsi :
Fungsi Operatif : melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan atas
tanggung jawab keuangan negara sesuai wewenang.
21
F. Mahkamah Agung
Tugas dan Wewenang :
Memutus permohonan kasasi thdp putusan Pengadilan Tingkat Banding
atau Tingkat Terakhir dari semua lingkungan peradilan
Memutus sengketa ttg kewenangan mengadili
Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali putusan
pengadilan yg telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dll
Fungsi : fungsi peradilan, fungsi pengawasan, fungsi pengaturan dan fungsi
pemberian nasehat yg masing2 disertai dengan wewenang dan tugas tertentu.
G. Mahkamah Konstitusi
Tugas dan Wewenang :
Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusan bersifat final.
Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden dan Wakil Presiden menurut UUD.
22
Pasal 69
(1) DPR mempunyai fungsi :
a. Legilasi
b. Anggaran
c. Pengawasan
Pasal 70
(1) Fungsi legilasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf a
dilaksanakan sebagai perwujudan DPR selaku pemegang kekuasaan
membentuk Undang-undang.
(2) Fungsi anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf b
dilaksanakan untuk membahas dn memberikan persetujuan atau tidak
memberikan persetujuan terhadap RUU tentang APBN yang diajukan oleh
Presiden.
(3) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 60 ayat (1) huruf c
dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan Undang-undang dan
APBN.
3.7.1 Tugas dan Wewenang DPR
Pasal 71
1. Membentuk UU yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan
bersama.
2. Memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan thd peraturan
pemerintah pengganti UU yang diajukan oleh Presiden untuk mengganti UU.
3. Menerima RUU yang diajukan oleh DPD berkaitan dengan Otonomi Daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
4. Membahas RUU sebagaimana dimaksud dalam huruf c bersama Presiden dan
DPD sebelum diambil persetujuan bersama antara DPR dan Presiden.
23
5. Membahas RUU yang diajukan oleh Presiden atau DPD yang berkaitan
dengan Otonomi Daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah, dengan
menurut sertakan DPD sebelum diambil persetujuan bersama antara DPR dan
Presiden.
6. Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU yang
berkaitan dengan Pajak, Pendidikan dan Agama.
7. Membahas bersama, Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan
memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN yang diajukan oleh
Presiden.
8. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-undang dan APBN
9. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh
DPD terhadap pelaksanaan Undang-unang mengenai Otonomi Daerah,
pembentukan pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumberdaya ekonomi lainnya,
pelaksanaan APBN, Pajak, Pendidikan dan Agama.
10. Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain, serta membuat
perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan
mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara
dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan Undang-undang.
11. Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pemberian Amnesti dan
Abolisi.
12. Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal mengangkat Duta
Besar dan menerima penempatan Duta Besar Negara lain.
13. Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
14. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggungjawab keuangan Negara yang disampaikan oleh BPK.
15. Memberikan
persetujuan
kepada
Presiden
24
atas
pengangkatan
dan
16. Memilih 3(tiga) orang Hakim konstitusi dan mengajukannya kepada Presiden
untuk diresmikan dengan Keputusan Presiden.
17. Memberikan peretujuan terhadap pemindahtanganan Asset Negara yang
mejadi
kewenangannya
berdasarkan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan dan terhadap perjanjian yang berakibat luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan Negara.
18. Menyerap,
menghimpun,
menampung
dan
menindaklanjuti
aspirasi
masyarakat.
19. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam Undang-undang.
20. Memberikan peretujuan terhadap pemindahtanganan Asset Negara yang
mejadi
kewenangannya
berdasarkan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan dan terhadap perjanjian yang berakibat luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan Negara.
21. Menyerap,
menghimpun,
menampung
dan
menindaklanjuti
aspirasi
masyarakat.
22. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam Undang-undang.
Pasal 77
1. DPR mempunyai hak :
a. Interpelasi
b. Angket, dan
c. Menyatakan pendapat
2. Hak Interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah hak DPR
untuk meminta
keterangan
kepada
Pemerintah
mengenai
kebijakan
pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan
masyarakat berbangsa dan bernegara.
3. Hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah hak DPR
untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu Undang-undnag
dan/atau kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis
dan berdampak luas pada kehidupan masyarakt berbangsa dan bernegara,
yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
25
Pasal 221
DPD terdiri atas Wakil-wakil Daerah Propinsi yang dipilih melalui Pemilihan Umum
Pasal 222
DPD merupakan Perwakilan Daerah yang berkedudukan sebagai Lembaga Negara
Pasal 223
DPD mempunyai fungsi:
a. Pengajuan usul kepada DPR mengenai RUU yang berkaitan dengan
Otonomi Daerah, hubungan pusat dan Daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam
dan sumberdaya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan
daerah
b. Ikut dalam pembahasan RUU tentang APBN dan RUU yang berkaitan
dengan otonomi daerah, pembentukan, pemekaran danpenggabungan
26
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya
serta perimbangan keuangan pusat dan daerah
c. Pemberian perimbangan kepada DPR atas RUU tentang APBN dan RUU
yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama, dan
d. Pengawasan atas pelaksanaan Undang-undang mengenai otonomi daerah,
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, pengelolaan sumberdaya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama.
3.7.2 Tugas dan Wewenang DPD
DPD mempunyai tugas dan wewenang :
a. Dapat mengajukan kepada DPR RUU yang berkaitan dengan Otonomi
Daerah, hubungan pusat dandaerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah.
b. Ikut membahas bersama DPR dan Presiden, RUU yang berkaitan
sebagaimana hal yang dimaksud dalam huruf a.
c. Ikut membahas bersama DPR dan Presiden RUU yang diajukan oleh
Presiden atau DPR yang berkaitan dengan hal sebagaimana dalam huruf a.
d. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU tentangAPBN dan
RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama.
e. Dapat
melakukan
pengawasan
atas
pelaksanaan
Undang-undang
d. Membela diri
e. Imunitas
f. Protokoler
g. Keuangan dan administratif
Tugas dan Wewenang MPR (Pasal 4) :
a) Mengubah dan menetapkan UUD RI Tahun 1945.
b) Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden hasil PEmilihan Umum.
c) Memnutuskan usul DPR untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil
Presiden dalam masa jabatannya, setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan
bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tebukti melakukan pelanggaran
hukum berupa penghianatan terhadap Negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidanan berat lainnya, atau perbuatan tercela dan/atau terbukti bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden.
d) Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajiban dalam masa
jabatannya.
e) Pemilihan Wakil Presiden dari 2(dua) calon yang diusulkan oleh Presiden
apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya.
f) Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya mangkat, berhenti,
diberhentikan dan/atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya, secara bersamaan, dari 2 (dua) pasangan calon Presiden dan
Wakil Presiden yang diusulkan oleh Partai Politik yang pasangan Calon
Presiden dan Wakil Presiden nya meraih suara terbanyak pertama dan kedua
dalam PEMILU sebelumnya, sampai berakhir masa jabatannya.
Pasal 10
Anggota MPR mempunyai kewajiban :
a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila.
b. Melaksanakan UUD RI Tahun 1945 dan mentaati peraturan perundnagundangan.
29
Pasal 15
Pimpinan MPR mempunyai tugas:
a. Memimpin sidang MPR dan menyimpulkan hasil sidang untuk diambil
keputusan.
b. Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja antara ketua dan
wakil ketua.
c. Menjadi juru bicara MPR.
d. Melaksanakan putusan MPR.
e. Mengkoordinasikan Anggota MPR untuk memasyarakatkan UUD RI Tahun
1945.
f. Mewakili MPR di pengadilan.
g. Menetapkan arah dan kebijakan umum anggaran MPR.
h. Menyampaikan laporan kinerja pimpinan dalam sidang paripurna pada akhir
masa jabatan.
3.8
32
b.
c.
33
a. Tenaga Ahli, adalah seorang atau sekelompok orang yang ahli (bukan
pegawai negeri), yang bertugas mengolah dan menelaah masalahmasalah sesuai dengan bidang keahliannya atas petunjuk Pimpinan
BPK. Tenaga ahli ini diangkat dan diberhentikan oleh Ketua BPK dan
secara administratif berada di lingkungan Sekretariat Jendral.
b. Staf Ahli, adalah seorang atau sekelompok Pegawai Negeri yang ahli
di bidangnya untuk memberikan sumbangan pemikiran, pertimbangan
dan /atau pendapat kepada pimpinan BPK di bidang tugas
pemeriksaan keuangan negara. Staf ahli berjumlah sebanyakbanyaknya lima orang dan bertanggung jawab kepada pimpinan BPK.
Staf ahli merupakan Pejabat Struktural Eselon Ib yang diangkat dan
diperhentikan oleh Presiden atas usul Ketua BPK
c. Pejabat Fungsional, adalah seseorang atau sekelompok Pegawai
negeri yang memiliki keahlian khusus dan diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan tugas BPK. Pejabat Fungsional secara
administratif berada di lingkungan Sekretariat Jendral, Auditorat
Utama Keuangan Negara dan Inspektorat
35
berkewajiban
mengawasi
tindakan-tindakan
Presiden
dalam
menjalankan Undang-Undang.
Sebelum memangku jabatannya Presiden dan Wapres bersumpah menurut
agama atau berjanji dengan sungguh-sunggh dihadapan MPR atau DPR.
Sebelum memangku jabatannya Presiden dan Wapres bersumpah menurut
agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan MPR atau DPR.
Presiden
dengan
persetujuan
DPR
menyatakan
perang,
membuat
37
dapat
memberikan
pertimbangan-pertimbangan
hukum
kepada
38
DPD menyampaikan kepada DPR hasil pengawasan pelaksanaan UndangUndang yang dimaksud butir a dan b
DPD memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan Anggota
BPK.
3.9.9 DPR dengan BPK
Hasil pemeriksaan BPK tentang keuangan negara diserahkan kepada DPR
3.9.10 DPR dengan MA
MA dapat memberikan pertimbangan hukum kepada DPR, baik diminta
maupun tidak.
DPR memberikan persetujuan calon untuk ditetapkan sebagai Hakim Agung
oleh Presiden yang diusulkan DPR.
DPR mengajukan usulan Calon Ketua dan Wakil Ketua MA.
3.9.11 DPR dengan MK
DPR mengajukan tiga orang Anggota Hakim Konstitusi untuk ditetapkan
dengan Keppres.
DPR mengajukan permintaan kepada MK untk memeriksa, mengadili dan
memutuskan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wapres telah
melakukan pelanggaran hukum atau perbuatan tercela dan/atau tidak lagi
memenuhi syarat sebagai presiden dan/atau Wapres. Putusan MK mengenai
pendapat DPR tersebut wajib disampaikan kepada MPR.
3.9.12 BPK dengan MA
MA dapat memberikan pertimbangan hukum kepada BPK, baik diminta
maupun tidak.
Pengambilan sumpah/janji keanggotaan BPK dilakukan oleh Ketua MA.
3.9.13 BPK dengan DPD
Hasil pemeriksaan BPK tentang keunagan negara diserahkan kepada DPD.
3.9.14 MA dengan MK
MA mengajukan tiga orang calon anggota Hakim Konstitusi untuk
ditetapkan oleh presiden.
39
MK memberitahukan kepada MA adanya permohonan pengujian UndangUndang dalam jangka waktu paling lambat tujuh hari kerja sejak
permohonan dicatat dalam buku Registrasi Perkara Konsitusi.
Pengujian peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang yang
sedang dilakukan MA wajib dihentikan bila undang-undang yang menjadi
dasar pengujian itu sedang dalam proses pengujian oleh MK sampai ada
putusan MK.
3.10 Tatanan Organisasi Pemerintahan
Pemerintah
pusat
adalah
presiden
yang
memegang
kekuasaaan
Sekretariat LLN
Kejaksaan RI
PerwakilanRI di IN
Lembaga Aalat Negara ( TNI-POLRI)
disamping itu terdapat lembaga ekstra stuktural. yang berada diluar tatanan
organisasi pemerintahan.
namun tugasnya
Susunan Organisasi
1. Kepala, yang jika dipandang perlu dapat dibantu oleh Wakil Kepala.
2. Sekretariat
Utama,
sebagai
pelaksana
fungsi
staf/penunjang
dan
Koordinasi
Survei
dan
Pemetaan
(BAKORSURTANAL)
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Lembaga Ilmu dan Pengentahuan Indonesia (LIPI)
42
Nasional
43
e. Penyelenggaraan
administrasi
pengangkatan,
pemindahan
dan
44
dan
pemberhentian
dalam
jabatan
pemerintahan
dan
46
47
Kejaksaan
melakukan penuntutan.
b. Susunan
Kejaksaan Agung.
Kejaksaan Tinggi.
Kejaksaan Negeri.
2.
Tugas
b. Melaksanakan Hubungan diplomatik.
c. Melindungi setiap kepentingan negara dan WNI di negara itu.
Perwakilan Konsulat
48
a. Konjen
b. Konsulat
Bertangung jawab kepada Menlu melalui Dubes Mengeluarkan izin prinsip PMA
untuk Menlu.
Bidang : Ekonomi-perdagangan-perhubungan-kebudayaan dan ilmu pengetahuan
3.
TNI
Kedudukan
TNI berkedudukan dibawah :
a. Kekuasaan Presiden, dalam hal pengerahan dan Penggunaan kekuatan militer
Koordinasi Departemen Pertahanan, dalam hal ini kebijakan dan strategi
pertahanan serta dukungan administrasi. Artinya ; segala sesuatu uang
berkaitan dengan perencanaan strategis yang meliputi aspek pengelolaan
pertahanan
negara,
kebijakan
penganggaran,
pengadaan,
perekrutan,
Kepolisian Negara RI
49
50
peraraturan
kepolisian
dalam
lingkup
kewenangan
administrasi kepolisian.
f. Melsakanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian
dalam rangka pencegahan.
g. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian.
h. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang
i. Mencari keterangan barang bukti.
j. Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal nasional.
k. Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam
rangka pelayanan masyarakat.
51
52
5.
53
6.
Pemerintah Daerah
54
(deconcentration)
pada
hakekatnya
hanya
merupakan
UU No. 5/1974
UU No. 22/1999
Kedudukan
Wilayah Administrasi
Kecamatan
Pemerintahan
Kedudukan
Kepala Wilayah
Perangkat Daerah
Kewenangan
Bersifat Atributif
Bersifat Delegatif
Camat
(Psl 66 (4))
Camat
pemerintahan
di tingkat
kecamatan;
f. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;
g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya
dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.
(tugas mengkordinasikan dan membina merupakan indirect service,
sedangkan tugas terakhir merupakan direct service).
Pasal 15 ayat 2
57
Hubungan Keuangan
58
urusannya
bersifat
konkuren,
maka
dalam
penyusunan
dan
subyek
perencanaan
pembangunan
antarsusunan
59
penyusunannya
60
Klasifikasi Desa :
Berdasarkan pengaruh sejarah pemerintahan adat dan modernisasi birokrasi,
maka desa-desa di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi :
1. Tipe self-governing community, atau biasa disebut sebagai Desa Adat
sebagai bentuk desa asli dan tertua di Indonesia. Konsep Otonomi Asli
sebenarnya berasal dari pengertian desa adat ini. Desa Adat mengatur dan
mengelola dirinya sendiri dengan kekayaan yang dimiliki tanpa campur
tangan negara. Salah satu contoh tipe desa ini yang masih tersisa adalah
Desa Pakraman di Bali.
2. Tipe Local-state government, identik dengan Desa Administratif sebagai
satuan wilayah administratif yang berposisi sebagai kepanjangan negara dan
hanya menjalankan tugas-tugas administratif yang berikan oleh negara. Desa
administratif secara substansial tidak memiliki otonomi dan demokrasi.
Kelurahan yang berada diperkotaan adalah contoh bentuk desa administratif.
3. Tipe Local-self Government. Tipe ini dulu disebut sebagai Desapraja dan
dapat juga disebut sebagai Desa Otonom, Bentuk desa ini seperti halnya
posisi dan bentuk Daerah Otonom di Indonesia. Secara konseptual tipe ini
didasarkan atas asas desentralisasi sehingga memiliki kewenangan penuh
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
3.12.1 Pengertian Desa
Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah
Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asalusul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
NKRI.
61
62
63
Mengingat masalah yang dihadapi oleh Desa bersifat struktural, maka cara
mengatasinya harus didasarkan pada kebijakan politik yang strategis dan
bersinambungan serta tidak bersifat tambal sulam.
2.
Strategi jangka panjang yang perlu diambil adalah menetapkan secara tegas
kedudukan organisasional pemerintah desa. Secara politis hal ini sudah mulai
nampak dalam TAP MPR RI No.IV/MPR/2000 yang berbeda dengan isi pasal
18B ayat (2) UUD 1945. Isi pasal ini yaitu sbb : Negara MENGAKUI dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip NKRI, yang diatur dalam UU.
64
3.12.3 Perbandingan
Pengaturan
Tentang
Desa
Antara
UUD
1945
ASPEK YANG
DIBANDINGKAN
Filosofi
otonominya
Sifat otonominya
Bentuk
kelembagaannya
Status
kepegawaiannya
Sumber
keuangannya
UUD 1945
IV/MPR/2000
Pengakuan
Pemberian
Tradisional
Rasional
Self governing
community (lembaga
(Lembaga pemerintah
kemasyarakatan)
Bukan PNS
PNS
Hak memungut
pajak dan retribusi
Tidak ada
65
desa
atau
nama
lain
yang
sejenis
pada
masing-masing
kabupaten/kota.
B. Pengaturan Tentang Sumber Keuangan
Dalam kedudukan organisasi yang ambivalen, Desa hanya memiliki sumbersumber keuangan tradisional yang diatur berdasarkan hukum adat setempat
dan dipelihara secara turun temurun.
Seiring dengan perkembangan jaman, ikatan hukum adatnya semakin
memudar, sehingga ikatan-ikatan sosial masyarakat desa digantikan oleh
ikatan-ikatan ekonomi. Penghargaan sosial kepada pejabat desa sudah tidak
memiliki makna yang tinggi, sehingga secara bertahap digantikan oleh
penghargaan ekonomi berupa uang, yang pada gilirannya banyak desa yang
mengalami kekurangan sumber keuangan desa.
Untuk mengatasinya, pemerintah supradesa memberikan BANTUAN
KEUANGAN. (lihat UU Nomor 22 Tahun 1999).
Karena bentuknya bantuan, maka jumlahnya tergantung pada pihak yang
memberi. Pengalaman empiris yang ada menunjukkan bahwa banyak desa di
berbagai kabupaten tidak menerima bantuan keuangan, atau hanya menerima
bantuan sekadarnya.
Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 jo PP Nomor 72 Tahun 2005, sumbersumber pendapatan desa terdiri dari :
a. Pendapatan asli desa.
b. Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/kota.
66
keuangan
antara
pemerintah
dengan
daerah
otonom
keuangan
desa
dituangkan
dalam
APBDes
(Anggaran
Penerimaan dan Belanja Desa), yang diatur mirip seperti APBD Provinsi dan
Kabupaten/Kota, termasuk kewajiban diaudit oleh akuntan negara yang
ditunjuk.
Dalam hal keuangan memang ada ambivalensi, pada satu sisi Pemerintah desa
tidak secara resmi disebut sebagai lembaga pemerintah, tetapi pengelolaan
keuangannya menggunakan sistem yang sama dengan pengelolaan keuangan
lembaga pemerintah yang resmi.
C. Sekretaris Desa
1. Dari berbagai peraturan perundang-undangan tentang pemerintahan daerah
yang telah ada di Indonesia, UU Nomor 32 Tahun 2004 memiliki kekhususan
pengaturan tentang Sekretaris Desa.
2. Pada pasal 202 ayat (3) dikemukakan bahwa : Sekretaris Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi
persyaratan.
3. Pada penjelasan pasal 202 ayat (3) UU tsb dikemukakan bahwa : Sekretaris
Desa yang ada selama ini yang bukan PNS secara bertahap diangkat menjadi
PNS sesuai peraturan perundang-undangan. (Diatur lebih lanjut dengan PP
67
Ketetapan
MPR
RI
Nomor
IV/MPR/2000
tentang
b.
c.
B. Kelemahan :
68
a.
b.
c.
d.
e.
Pengaturan
butir
(b)
tersebut
TIDAK
JELAS
ASASNYA,
bukan
71
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat tadi dapat di simpulkan bahwa pancasila
mempunyai arti sangat penting bagi kehidupan masyarakat bangsa indonesia,
pancasila mempunyai nilai-nilai positif bagi kehidupan kita.
Disamping itu banyak langkah - langkah yang harus kita ambil untuk
menjalankan atau menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kita
sebagai bangsa Indonesia yang menghargai ideologi negaranya.
4.2
Saran
Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila
merupakan falsafah negara kita Republik Indonesia. Kita harus menjunjung
tinggi dan mengamalkan nilai-nilai dari sila-sila Pancasila dengan penuh rasa
tanggung jawab. Dan seharusnya kita sebagai pemuda penerus bangsa harus
lebih menghargai dan melestarikan nilai-nilai tersebut agar Pancasila dapat
ditegakkan sampai kapanpun.
72
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=pancasila+sebagai+ideologi+terbuka&ie=utf8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a
https://www.google.com/search?client=firefoxa&hs=jIC&rls=org.mozilla:id
%official&sclient=psyab&q=sistem+pemerintahan.pdf&oq=sistem+pemerintah
an.pdf&gs_l=serp.3..0j0i8i30l3.35644.44581.0.45557.19.19.0.0.0.10.1053.6965.21
2j3j1j1j1j1.19.0....0...1c.1.32.psyab..14.5.1971.K0mUFsFzEPs&pbx=1&bav=on.2
,or.r_qf.&bvm=bv.57155469%2Cd.bmk
%2Cpv.xjs.s.en_US.vr5CthikH8.O&biw=1366&bih=664&ech=1&psi=SqacUuy
ENsyTrgeVz4CADw.1385998388984.3&emsg=NCSR&noj=1&ei=SqacUuyENsy
TrgeVz4CADw
73