Anda di halaman 1dari 9

BAB 1: Dinamika Perwujudan Pancasila Sebagai Dasar

dan Pandangan Hidup Bangsa.


Pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dari waktu ke

waktu, Pancasila senantiasa dijadikan dasar dan inspirasi oleh seluruh elemen

masyarakat dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, termasuk administrasi

pemerintahan.

1)ORDE LAMA;

pada tanggal 1 Juni 1945 pada sidang pertama PPKI. Pada masa ini juga terjadi upaya-upaya

penggantian Pancasila dengan ideologi lain seperti yang terjadi pada peristiwa G30S/PKI.

2)ORDE BARU;

Masa ini ditandai dengan upaya penerapan Pancasila secara murni. Lembaga

kepresidenan mencoba menempatkan dirinya sebagai pusat dan pengontrol seluruh elemen

masyarakat dan pemerintahan, termasuk lembaga kehakiman dan legislasi.

3)MASA REFORMASI;

Masa ini ditandai dengan semakin berkurangnya upaya yang mencoba

mengganti Pancasila dengan ideologi lain dan penerapan Pancasila tak lagi seketat Orde Baru.

Pancasila kemudian dihadapkan pada beragam tantangan dan dinamika sosial di tengah

masyarakat.

B. DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN

PERKEMBANGAN ZAMAN.

Bagi bangsa Indonesia, Pancasila telah diterima sebagai kesepakatan bangsa


bersama tiga pilar yang lain yaitu UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila secara detail yure telah disahkan oleh

PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 sebagai dasar negara, ideologi dan falsafah

bangsa.

1. Hakikat Ideologi Pancasila


Ideologi diartikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas

pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup; cara

berpikir seseorang atau golongan.

Ciri khas ideologi terbuka adalah nilai-nilai dan cita-citanya tidak

dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral,

dan budaya masyarakat itu sendiri. Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak

diciptakan oleh negara, melainkan ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ideologi

terbuka mempunyai banyak sekali keunggulan dibandingkan dengan ideologi

tertutup. Ideologi terbuka tidak hanya sekedar dibenarkan, melainkan dibutuhkan

oleh warga negara. Hampir dapat dipastikan, negara yang menganut sistem

ideologi tertutup seperti negara komunis, mengalami kehancuran secara ideologis.

Dalam arti negara tersebut tidak mampu membendung desakan-desakan yang

muncul, baik dari dalam maupun dari luar negaranya. Pada akhirnya, ideologi

negara tersebut ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri.

2. Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka


Suatu ideologi dikatakan sebagai ideologi terbuka apabila:

a. Nilai-nilai dan cita-citanya bersumber dari kekayaan budaya masyarakat sendiri

Nilai-nilai dan cita-cita sebuah ideologi terbuka bukan paksaan dari luar

melainkan digali dan diambil dari kenyataan rohani, moral, dan budaya

masyarakatnya sendiri. Keyakinan ideologi bukan berasal dari negara, sekelompok

orang atau golongan melainkan berdasar konsensus masyarakat. Ideologi terbuka

adalah milik seluruh nasmasyara.

b. Isinya tidak langsung operasional

Nilai-nilai ideologi terbuka tidak dapat langsung dioperasionalkan dalam

masyarakat pada setiap saat dan kurun waktu. Setiap generasi atau masyarakat

dalam kurun waktu tertentu menggali kembali nilai falsafah dalam ideologi

tersebut dan mencari implikasinya bagi situasi sendiri. Dalam pengertian ini

mengandung makna bahwa nilai-nilai ideologi itu terbuka terhadap pemikiran dan

perkembangan baru di masyarakatnya.

Batas-batas keterbukaan ideologi Pancasila:

-Stabilitas nasionalis yang dinamis.

- Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme, dan komunisme.

- Mencegah berkembangnya paham liberal.

- Larangan terhadap paham ekstrim yang menggelisahkan kehidupan masyarakat.

- Penciptaan norma yang harus melalui konsensus.

Perbedaan Ideologi Terbuka dan Tertutup

Ideolodi Terbuka

Sistem pemikiran yang terbuka

Nilai-nilai dan cita-cita tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil

dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.
Dasar pembentukan ideologi bukan keyakinan ideologis sekelompok orang,

melainkan hasil musyawarah dan kesepakatan dari masyarakat sendiri.

Tidak diciptakan oleh negara, melainkan oleh masyarakat itu sendiri sehingga

ideologi tersebut adalah milik seluruh rakyat atau anggota masyarakat.

Tidak hanya di benarkan melainkan dibutuhkan oleh seluruh warga masyarakat.

Isinya tidak bersifat operasional. Ia baru bersifat operasional apabila sudah

dijabarkan ke dalam perangkat yang berupa konsitusi atau Peraturan Perundang-

undangan lainnya.

Senantiasa berkembang seiring dengan perkembangan aspirasi, pemikiran serta

akselerasi dari masyarakat dalam mewujudkan cita-citanya untuk hidup berbangsa

dalam mencapai harkat dan martabat kemanusiaan.

Ideologi Tertutup

Sistem pemikiran yang tertutup

Cenderung untuk memaksakan dan mengambil nilai-nilai ideologi dari luar

masyarakatnya yang tidak sesuai dengan keyakinan dan pemikiran masyarakatnya.

Dasar pembentukan adalah cita-cita atau keyakinan ideologis perseorangan atau

satu kelompok orang.

Pada dasarnya ideologi tersebut diciptakan oleh negara, dalam hal ini penguasa

negara mutkmu harus diikuti oleh seluruh warga masyarakat.

Pada hakikatnya ideologi tersebut hanya dibutuhkan oleh penguasa negara untuk

melanggengkan kekuasaannya dan cenderung memiliki nilai kebenaran hanya dari

sudut pandang penguasa saja.

Isinya terdiri dari tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang bersifat keras

yang wajib ditaati oleh seluruh warga masyarakat.


Tertutup terhadap pemikiran baru yang berkembang di masyarakatnya.

Berdasarkan uraian di atas, keterbukaan ideologi Pancasila mengandung nilai-nilai

sebagai berikut.

Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa,

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, kerakyatan yang

Dipimpinipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal sehingga di dalamnya terkandung cita-

cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar ini bersifat tetap dan

melekat pada kelangsungan hidup negara. Nilai dasar tersebut selanjutnya

dijabarkan dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

Adapun perwujudan nilai dasar Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah:

Nilai ketuhanan dalam Pancasila, sebagai ideologi terbuka merupakan bentuk

hubungan warga negara Indonesia sebagai insan pribadi atau makhluk individu

dengan Tuhan Yang Maha Esa pencipta alam semesta. Bangsa Indonesia sebagai

bangsa yang religius atau bangsa yang beragama memiliki keyakinan dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut dibuktikan dengan

pemeluk salah satu agama yang diakui negara atau menganut aliran kepercayaan

tertentu terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Nilai kemanusiaan dalam Pancasila, diwujudkan dalam bentuk hubungan warga

negara Indonesia dengan sesama manusia sebagai insan sosial. Manusia tidak dapat

hidup ssnsend senantiasa hidup saling membutuhkan. Oleh karena itu, harus dijalin
sikap kekeluargaan dan tolong-menolong antarsesama manusia tanpa membedakan

suku bangsa, agama, ras, antargolongan, maupun antarbangsa.

Nilai persatuan dalam Pancasila, diwujudkan dalam bentuk hubungan warga

negara Indonesia dengan bangsa dan negaranya sebagai insan politik. Setiap warga

negara, terikat oleh Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di negara

tersebut. Oleh karena itu, setiap warga negara dituntut menaati peraturan itu

sebagai wujud rasa cinta tanah air, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara

di atas kepentingan pribadi dan golongannya.

Nilai kerakyatan dalam Pancasila, diwujudkan dalam bentuk hubungan warga

negara Indonesia dengan kekuasaan dan pemerintahan sebagai pemegang

kedaulatan rakyat. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk ikut

serta dalam pemerintahan.

Nilai keadilan dalam Pancasila, diwujudkan dalam hubungan warga negara

Indonesia dengan kesejahteraan serta keadilan dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Setiap warga negara, dituntut untuk meningkatkan taraf

hidupnya yang lebih baik dengan berusaha dan bekerja keras, menerapkan pola

hidup sederhana, berlaku adil, serta menghargai karya orang lain.

Nilai Instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi

Pancasila. Misalnya, program-program pembangunan yang dapat disesuaikan

dengan perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Selain itu, undang-undang

dan departemen-departemen sebagai lembaga pelaksana juga dapat berkembang.

Pada aspek ini senantiasa dapat dilakukan perubahan.

Nilai Praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu

pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara. Dalam realisasi praksis inilah penjabaran nilai-nilai Pancasila


senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan

(reformasi) sesuai dengan perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Inilah

sebabnya bahwa ideologi Pancasila merupakan ideologi yang terbuka. Suatu

ideologi selain memiliki aspek-aspek yang bersifat ideal yang berupa cita-cita,

pemikiran-pemikiran serta nilai-nilai yang dianggap baik, juga harus memiliki

norma yang jelas. Hal ini dikarenakan suatu ideologi harus mampu direalisasikan

dalam kehidupan nyata. IleO karena itu, Pancasila sebagai ideologi terbuka secara

struktural memiliki 3 dimensi.

Suatu ideologi selain memiliki aspek-aspek yang bersifat ideal yang berupa

cita-cita, pemikiran-pemikiran serta nilai-nilai yang dianggap baik, juga harus

memiliki norma yang jelas. Hal ini dikarenakan suatu ideologi harus mampu

direalisasikan dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, Pancasila sebagai ideologi

terbuka secara struktural memiliki 3 dimensi, yaitu :

a. Dimensi Idealisme

Pancasila memiliki dimensi idelisme ini memiliki makna dasar yang

terkandung dalam Pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan itu pada

hakikatnya bersumber pada filsafat Pancasila, karena setiap ideologi bersumber

pada suatu nilai-nilai filosofis atau sistem filsafat. Dimensi idelisme yang

terkandung dalam Pancasila mampu memberikan harapan, optimisme serta mampu

mendorong motivasi pendukungnya untuk berhpabe mewujudkan cita-citanya.

b. Dimensi Normatif

Pancasila memiliki dimensi normatif makna bahwa nilai-nilai yang

terkandung dalam suatu sistem norma atau aturan-aturan. Dan hal ini Pancasila

terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 yang merupakan tertib hukum tertinggi dalam Negara Republik

Indonesia serta merupakan staatsfundamentalnorm (pokok kaidah negara yang

fundamental). Dengan kata lain, agar Pancasila mampu atau aturan hukum yang

jelas.

c. Dimensi Realitas

Pancasila memiliki dimensi realitas ini mengandung makna bahwa suatu

ideologi harus mencerminkan realitas kehidupan yang berkembang dalam

masyarakat. Pancasila harus mampu dijabarkan dalam kehidupan masyarakatnya

secara nyata baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penyelenggaraan

negara.

Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh Pancasila sebagai ideologi terbuka,

maka ideologi Pancasila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

Tidak bersifat utopis, yaitu hanya merupakan sistem ide-ide belaka yang jauh dari

kehidupan sehari-hari secara nyata.

Bukan merupakan suatu doktrin belaka yang bersifat tertutup, melainkan suatu

norma yang bersifat idealis, nyata dan reformatif yang mampu melakukan

perubahan.

Bukan merupakan suatu ideologi yang pragmatis, yang hanya menekankan pada

segi praktis-praktis belaka tanpa adanya aspek idealisme.

Pancasila dapat dipastikan bukan merupakan ideologi tertutup, tetapi ideologi

terbuka.

Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan.

Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia yang berguna sebagai

pemersatu antar masyarakat Indonesia. Aspek – aspek yang terkandung didalam

Pancasila pun sangat kompleks maknanya dan dapat diterapkan dalam berbagai
bidang dikehidupan sehari – hari.

Beberapa contoh perwujudan nilai – nilai pancasila berdasarkan bidangnya,

diantaranya :

a. Bidang Ekonomi, aktif dalam organisasi koperasi, cinta dan membeli produk

dalam negeri, kerjasama ekspor impor.

b. Bidang Politik, aktif dalam kegiatan pemilihan pemimpin desa, kabupaten,

maupun negara, tidak mengisukan lawan politik dengan berita fitnah, saling

menghormati dengan pilihan pemimpin setiap orang.

c. Bidang Pendidikan, memaksimalkan kesempatan belajar yang ada, ikut andil

dalam perkembangan kecerdasan penerus bangsa sperti menjadi guru atau dosen/

d. Bidang Hukum, mengadili seseorang sesuai dengan norma dan HAM yang

berlaku, bersikap adil dalam setiap memutuskan hukum.

e. Bidang Kebudayaan, Menghormati dan saling menjaga kebudayaan antar

daerah di Indonesia, mempelajari berbagai kesenian daerah sesuai minat.

f. Bidang Pertahanan dan Keamanan, menjaga kerukunan antar warga, ikut serta

menjadi abdi negara guna menjadi pilar keamanan dan pertahanan.

g. Bidang IPTEK, penyebaran perkembangan teknologi yang dilakukan

pemerintah dilakukan secara merata, ikut serta tidak menyebarkan fitnah lewat

media sosial.

Anda mungkin juga menyukai