Anda di halaman 1dari 7

Pendidikan Pancasila

"Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa"

Disusun oleh:
Galih Ageng Prayogo (180521629078)
Indri Enjang Nur P(180521629025)
Meyta Dwi Anjanigrum(180521629035)

Universitas Negeri Malang


2018
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

1. Konsep Dan Urgensi Pandang Hidup Bangsa


 Konsep
Pandangan Hidup adalah Konsep atau cara pandang manusia yang bersifat mendasar
tentang diri dan dirinya. Pandangan hidup berarti pendapat atau pertimbangan yang
dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup didunia. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah
berdasarkan waktu dan lingkungan hidupnya. Dengan demikian, pandangan hidup
bukanlah timbul seketika ataupun dalam waktu yang singkat, melain dalam waktu yang
lama dan proses terus menerus sehingga hasil pemikiran tersebut dapat diuji
kenyataannya, serta dapat diterima oleh akal dan diakui kebenarannya. Dan atas dasar
tersebut manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau
petunjuk yang dapat disebut sebagi pandangan hidup.
 Urgensi
Setiap bangsa mempunyasi cita-cita untuk masa depan dan menghadapi masalah
bersama dalam mencapai cita-cita bersama. Cita-cita kita sebagai bangsa Indonesia
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yakni mewujudkan suatu tatanan masyarakat
yang adil dan makmur materil dan spirituan berdasarkan Pancasila. Seperti halnya
keluarga, suatu bangsa yang bertekad mencapai cita-cita bersama memerlukan suatu
pandangan hidup. Tanpa pandangn hidup, suatu bangsa akan terombang ambing. Dengan
pandangan hidup suatu bangsa dapat secara jelas mengetahui arah yang dicapai. Dengan
pandangan hidup, suatu bangsa :
 Akan dengan mudah memandang persoalan-pesoalan yang dihadapi.
 Akan dengan mudah mencari pemecahan masalah-masalah yang dihadapi.
 Tidak terombang-ambing dalam menghadapi persoalan.
 Akan memiliki pedoman dan pegangan.
 Akan membangun dirinya.

2. Alasan Perlunya Kajian Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang berarti bahwa pancasila menjadi
petunjuk atau pedoman diberbagai kegiatan kehidupan untuk mengatur kehidupan
bernegara dan berbangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup pancasila juga berfungsi
sebagai pegangan hidup, norma, dan pedoman disemua aspek kehidupan mulai dari
masyarakan hingga berbangsa Indonesia sebagai mana UUD 1945 dan Pancasila yang
menjadi Dasar Negara Republik Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa semua perilaku dan
sikap setiap individu harus dijiwai dengan nilai-nilai pancasila.pelajaran mata kuliah
Pancasila pun biasa diajarkan di semester awal agar para mahasiswanya bisa memiliki
pandangan hidup ber Pancasila dan mengerti dasar-dasar Negara Republik Indonesia.

Sudah dijelaskan bahwa pancasila sebagai pandangan hidup merupakan wujud


pencerminan dari kepribadian bangsa yang luhur ini. Dasar-dasar seperti itulah yang
perlu kita pelajari dan terapkan agar bangsa kita berkepribadian Pancasila.
Berikut ini adalah alasan mengapa perlunya kajian pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia:

 Bisa dijadikan petunjuk untuk menyelesaikan berbagai persoalan atau permasalahan


yang ada di masyarakat.
 Bangsa Indonesia mempunyai petunjuk atau cara untuk menyelesaikan persoalan
budaya, sosial, ekonomi, dan politik.
 Bangsa Indonesia bisa membangun dirinya sesuai dengan kepribadian yang
berkarakter atau ciri khas dari bangsa Indonesia. Konsep dasar dari cita-cita bangsa
Indonesia sudah terkandung di dalamnya diantaranya adalah keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia.
 Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan luas. Memiliki ratusan adat
istiadat, mempunyai ratusan bahasa dan sebagainya. Namun dengan pancasila kita
bisa bersatu. Mungkin kata yang lebih sederhananya adalah pancasila merupakan
pemersatu bangsa Indonesia.

3. Sumber Historis,Sosiologis,Politis Tentang Pancasila Sebagai


Pandangan Hidup Bangsa

1. Sumber Historis Pendidikan Pancasila

Dilihat dari sisi historisnya, Pancasila tidak lahir secara mendadak pada tahun 1945,
melainkan telah melalui proses panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa
kita sendiri, dengan melihat pengalaman-pengalaman bangsa lain, dengan diilhami
oleh gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian dan gagasan-
gagasan besar bangsa kita sendiri .
Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan dalam kenyataannya secara
objektif telah dimiliki bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan
Negara. Proses terbentuknya negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses
sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan-kerajan.
nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan
disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara obyektif historis telah dimiliki oleh
bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilainilai Pancasila tersebut tidak lain adalah
dari bangsa Indonesia sendiri, atau bangsa Indonesia sebagai kausa materialis
Pancasila.
Dalam era reformasi bangsa Indonesia harus memiliki visi dan pandangan hidup yang
kuat (nasionalisme) agar tidak terombang-ambing di tengah masyarakat internasional.
Hal ini dapat terlaksana dengan kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah
bangsa.
Dengan demikian, berdasarkan keterangan yang telah dipaparkan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa Pancasila memilki landasan historis yang kuat. Secara
histories, sejak zaman kerajaan unsur Pancasila sudah muncul dalam kehidupan
bangsa kita. Agar nilai-nilai Pancasila selalu melekat dalam kehidupan bangsa
Indonesia, maka . nilai-nilai yang terkandung dalam setiap Pancasila tersebut
kemudian dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara. Sebagai sebuah dasar
Negara, Pancasila harus selalu dijadikan acuan dalam bertingkah laku dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Semua peraturan perundang-
undangan yang ada juga tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila


Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Di dalamnya
mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai
golongan dan kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah
sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat. Soekanto (1982:19)
menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu masyarakat pada suatu waktu
dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu. Melalui pendekatan sosiologis ini pula,
Anda diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-
perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan
menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Berbeda
dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki
dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja,
melainkan juga hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-
nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi
filosofis para pendiri negara (Kaelan, 2000: 13).

3. Sumber Politik Pendidikan Pancasila

Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah berasal dari
fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia. Pola pikir untuk membangun
kehidupan berpolitik yang murni dan jernih mutlak dilakukan sesuai dengan kelima
sila yang mana dalam berpolitik harus bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyarawatan/Perwakilan dan
dengan penuh Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia tanpa pandang bulu.
Etika politik Pancasila dapat digunakan sebagai alat untuk menelaah perilaku politik
Negara, terutama sebagai metode kritis untuk memutuskan benar atau slaah sebuah
kebijakan dan tindakan pemerintah dengan cara menelaah kesesuaian dan tindakan
pemerintah itu dengan makna sila-sila Pancasila.
Etika politik harus direalisasikan oleh setiap individu yang ikut terlibat secara konkrit
dalam pelaksanaan pemerintahan negara. Para pejabat eksekutif, legislatif, yudikatif,
para pelaksana dan penegak hukum harus menyadari bahwa legitimasi hukum dan
legitimasi demokratis juga harus berdasarkan pada legitimasi moral. Nilai-nilai
Pancasila mutlak harus dimiliki oleh setiap penguasa yang berkuasa mengatur
pemerintahan, agar tidak menyebabkan berbagai penyimpangan seperti yang sering
terjadi dewasa ini. Seperti tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme, penyuapan,
pembunuhan, terorisme, dan penyalahgunaan narkotika sampai perselingkuhan
dikalangan elit politik yang menjadi momok masyarakat.
Dalam penerapan etika politik Pancasila di Indonesia tentunya mempunyai beberapa
kendala-kendala, yaitu :
a. Etika politik terjebak menjadi sebuah ideologi sendiri. Ketika seseorang
mengkritik sebuah ideologi, ia pasti akan mencari kelemahan-kelemahan dan
kekurangannya, baik secara konseptual maupun praksis. Hingga muncul sebuah
keyakinan bahwa etika politik menjadi satu-satunya cara yang efektif dan efisien
dalam mengkritik ideologi, sehingga etika politik menjadi sebuah ideologi tersendiri.
b. Pancasila merupakan sebuah sistem filsafat yang lebih lengkap disbanding etika
politik Pancasila, sehingga kritik apa pun yang ditujukan kepada Pancasila oleh etika
politik Pancasila tidak mungkin berangkat dari Pancasila sendiri karena kritik itu tidak
akan membuahkan apa-apa.
Namun demikian, bukan berarti etika politik Pancasila tidak mampu menjadi alat atau
cara menelaah sebuah Pancasila. Kendala pertama dapat diatasi dengan cara
membuka lebar-lebar pintu etika politik Pancasila terhadap kritik dan koreksi dari
manapun, sehingga ia tidak terjebak pada lingkaran itu. Kendala kedua dapat diatasi
dengan menunjukkan kritik kepada tingkatan praksis Pancasila terlebih dahulu,
kemudian secara bertahap merunut kepada pemahaman yang lebih umum hingga
ontologi Pancasila menggunakan prinsip-prinsip norma moral

4. Hakekat Dan Urgensi Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa


Hakekat
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Sebagaimana yang ditujukan
dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1979, maka Pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasar negara kita. Dalam pergaulan
hidup terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu
bangsa, terkandung pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan suatu bangsa mengenai
wujud kehidupan yang dianggap baik. Dengan demikian, pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia juga harus berdasarkan pada Bhineka Tunggal Ika yang
merupakan asas pemersatu bangsa sehingga tidak boleh mematikan keanekaragaman.
Hakekat Bhineka Tunggal Ika sebagai perumusan dalam salah satu penjabaran arti
dan makna Pancasila menurut Notonegoro adalah bahwa perbedaan itu adalah kodrat
bawaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa , namun perbedaan itu bukan
untuk dipertentangkan dan diperuncingkan melainkan perbedaan itu untuk dipersatukan.

Urgensi
Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata
kehidupan sendiri maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta
alam sekitarnya. Dalam pengertian inilah maka proses perumusan pandangan hidup
masyarakat dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa dan
dituangkan lagi sehingga menjadi pandangan hidup negara. Oleh karena itu fungsi
pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah :
1) Membentuk watak, perilaku, sikap, moral, etika serta tata nilai tiap individu yang
sesuai dengan isi Pancasila.
2) Memberikan arah bagi negara Indonesia dalam setiap kegiatan dan aktifitas hidup
di bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5. Dinamika Dan Tantangan Pancasila Sebagai Pandangan Hidup


Bangsa

Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa


1.Masa orde lama
Pada masa orde lama,kondisi politik dan keamanan di liputi oleh kekacauan dan
kondisi sosial budaya berada dalam suasana peralihan dari masyarakat terjajah
menjadi masyarakat merdeka. Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk
penerapan pancasila terutama dalam sistem kenegaraan.

Terdapat 3 periode penerapan pancasila yang berbeda yaitu :


A.Periode 1945-1950
Pada periode ini penerapan pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
menghadapi berbagai masalah. Ada upaya upaya untuk mengganti pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Ada 2 pemberontakan yang terjadi
pada periode ini :
1) Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di madiun tanggal 18 september
1948 yang di pimpin oleh Muso. Tujuan utamanya adalah mendirikan negara soviet
indonesia yang berideologi komunis atau dengan kata lain akan mengganti pancasila
dengan paham komunis.
2) Pemberontakan tentara islam indonesia di pimpin oleh Sekarmaji Marjian
Kartosuwiryo.Didirikan Negara Islam Indonesia oleh Kartosuwiryo tanggal 17
agustus 1949 yang tujuannya adalah mengganti Pancasila sebagai dasar negara
dengan syari’at islam.

B.Periode 1950-1949
Pada periode ini dasar negara masih tetap pancasila,akan tetapi dalam penerapannya
di arahkan pada ideologi liberalisme,. Pada periode ini muncul pemberontakan
Republik Maluku Selatan(RMS),Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia(PRRI),dan Perjuangan Rakyat Semesta (PRS)yang ingin melepaskan diri
dari NKRI. Demokrasi berjalan lbh baik dngn terlaksananya pemilu 1955.
Namun,anggota konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun Undang-Undang
Dasar. Hal ini menimbulkan krisis politik,keamanan,ekonomi yang menyebabkan
pemerintah mengeluarkan dekrit pancasila 1959. Melalui dekrit presiden pemerintah
membubarkan konstituante, Undang Undang Dasar sementara 1950 dinyatakan tidak
berlaku,dan kembali pada UUD 1945.

C. Periode 1950-1966
Periode ini dikenal sebagai demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan pada kekuasaan
rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai nilai pancasila tetapi berada pada
kekuasaan pribadi presiden Soekarno. Akibatnya Soekarno menjadi otoriter,diangkat
menjadi presiden seumur hidup serta menggabungkan Nasionalis,Agama,dan
komunis,yang ternyata tidak cocok bagi NKRI.Sebagian masyarakat tidak lagi hidup
berdasarkan nilai nilai pancasila dan berusaha menggantikan pancasila dengan
ideologi lain.

Pada periode ini terjadi pemberontakan PKI tanggal 30 september 1965 yang di
pimpin D.N Aidit tujuannya adalah kembali mendirikan Negara soviet di Indonesia
serta mengganti pancasila berideologi komunis

2. Masa orde baru


Visi utama pemerintah orde baru ini adalah melaksanakam pancasila dam UUD
1945 secara murni dan konsekuen dalam setiap aspek kehidupan masyarakat
Indonesia. Dalam perjalanan politik pemerintah orde baru kekuasaan pemerintah
merupakan pusat dari seluruh proses politik Indonesia.

3. Masa reformasi
Pada masa reformasi,penerapan pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa menghadapi berbagai tantangan. Tantangan penerapan pancasila di era
reformasi adalah menurunya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga
negara,di tandai adanya konflik di beberapa saerah,tawuran antar pelajar,tindak
kekerasan yang di jadikan alat untuk menyelesaikam masalah.keadaan ini sadar tidak
sadar,terbuka kemungkinan bagi bangsa kita untuk berpaling dari pancasila dan
mencoba membangun masa depannya dengan diilhami oleh suata pandangan hidup
bangsa atau dasar negara lain

Anda mungkin juga menyukai