Pancasila sebagai ideologi nasional harus mampu memberikan wawasan, asas dan
pedoman normatif bagi seluruh aspek serta dijabarkan menjadi norma moral dan norma
hokum.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila menurut Kaelan (2007: 31- 36)
sebagai berikut :
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam sila ketuhanan yang maha esa terkandung
nilai bahwa Negara yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai
mahkluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu segala hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara bahkan moral penyelenggara Negara, politik
Negara, pemerintahan Negara, hokum dan peraturan perundang-undangan Negara, kebebasan
dan HAM harus dijiwai nilainilai ketuhanan Yang Maha Esa.
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dalam Sila Kemanusiaan terkandung nilai-
nilai bahwa Negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai mahkluk
yang beradab. Nilai kemanusiaan yang beradab adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai
mahkluk yang berbudaya bermoral dan beragama. Oleh karena itu, dalam kehidupan bersama
dalam negara harus dijiwai oleh moral kemanusiaan untuk saling menghargai sekalipun
terdapat perbedaan karena hal itu merupakan suatu bawaan kodrat manusia untuk saling
menjaga keharmonisan dalam kehidupan bersama.
Sila Persatuan Indonesia, dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa
Negara adalah penjelaman sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai mahkluk individu
dan mahkluk social. Perbedaan bukannya untuk diruncingkan menjadi konflik dan
permusuhan, melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yakni
persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Oleh karena itu, rakyat merupakan asal mula kekuasaan neagra. Sehingga dalam sila
krakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup
Negara.
Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, dalam sila ini terkandung nilai-
nilai yang merupakan tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka di dalam sila
kelima tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama
(kehidupan social).
B. Urgensi pancasila sebagai ideologi negara.
Pancasila sebagai ideologi negara menghadapi berbagai bentuk tantangan. Salah satu
tantangan yang paling dominan dewasa ini adalah globalisasi. Globalisasi Era saling
keterhubungan antara masyarakat suatu bangsa dan masyarakat bangsa yang lain sehingga
masyarakat dunia menjadi lebih terbuka. Dengan demikian, kebudayaan globalter bentuk dari
pertemuan beragam kepentingan yang mendekatkan masyarakat dunia.
a. Berbagai bangsa dan kebudayaan menjadi lebih terbuka terhadap pengaruh timbal
balik.
c. Masyarakat yang memiliki ideologi dan sistem nilai yang berbeda bekerjasama dan
bersaing sehingga tidak ada satupun ideologi yang dominan
d. Kebudayaan global merupakan sesuatu yang khas secara utuh, tetapi tetap bersifat
plural dan heterogen.
e. Nilai-nilai hak asasi manusia (HAM), kebebasan, demokrasi menjadi nilai nilai
yang dihayati bersama, tetapi dengan interpretasi yang berbeda-beda
(Sastrapratedja,2001:26--27).
a. Landasan Historis
Landasan historis adalah landasan-landasan fakta sejarah yang dijadikan dasar
bagi pengembangan pendidikan pancasila, baik menyangkut formulasi tujuan,
pengembangan materinya, rancangan modal pembelajaranya, dan evaluasinya.
Formasi pendidikan pancasila tentu saja tidak hanya memiliki prespektif waktu
kebelakang yang berisi alasan-alasan historis perlunya perilaku tertentu bagi
generasi muda. Pada dasarnya, tujuan pendidikan pancasila memformulasikan apa
yang penting dari masa lampau, masalah yang dihadapi pada sekarang, dan cita-
cita tentang kehidupan ideal dimasa lampau.
Landasan Sosiologis
Sosiologi adalah ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Didalamnya mengkaji,
antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai
golongan dan kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah
sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat. Melalui pendekatan
sosiologis ini pula, Anda diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut
disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada
nilai-nilai Pancasila. Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia
mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu
sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-
sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil
karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para
pendiri negara (Kaelan, 2000: 13).
Secara harfiah, menurut kamus umum bahasa Indonesia ideologi adalah sebuah sistem
kepercayaan yang menerangkan, membenarkan suatu tatanan yang ada/yang dicita-citakan
dan memberikan strategi berupa prosedur, rancangan, instruksi, serta program untuk
mencapainya. Di pihak yang sama, Shawn T. &Sunshine H. (2005) membenarkan bahwa
ideologi adalah sebuah sistem pandangan umum tentang sesuatu hal.
Penulis menyimpulkan bahwa jelas sekali ideologi adalah sebuah pandangan berupa
tujuan yang ingin diacapai oleh sebuah kelompok tertentu yang memiliki kesamaan. Sebuah
ideologi sebagai pemersatu bangsa yang ada di Indonesia tidak lain adalah Pancasila, sebuah
sistem yang dari awal di cetuskan telah menjadi sebuah dasar dari berbagai aspek kehidupan
bangsa. Pancasila yang terjabar secara konstitusional telah menjadi asas normatif-filosofis-
ideologiskonstitusional bangsa, yang menjadi dasar dari cita budaya dan moral politik
nasional (Dwirini, A. 2011).
Lebih dari 66 tahun yang lalu, sejarah Pancasila pada awal-mulanya dibentuk.
Diawali ketika pada tanggal 29 April 1945, kaisar Jepang sedang memperingati hari lahirnya.
Penjajah jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan terhadap bangsa Indonesia. Janji ini
diberikan dikarenakan Jepang yang sedang terdesak oleh tentara sekutu. Untuk mendapatkan
simpati dan dukungan bangsa Indonesia, bangsa indonesia boleh memperjuangkan
kemerdekaannya. Untuk mengawalinya, jepang membentuk sebuah badan yang bertujuan
untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Jepang memilih ketua (kaicoo) Dr.
KRT. Rajiman Widyodiningrat yang kemudian mengusulkan agenda sidang membahas
tentang dasar negara. Pada tanggal 1 Juni, Ir. Soekarno pertama kali mengusulkan istilah
Pancasila sebagai dasar negara dan disahkannya Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945
merupakan terobosan gemilang mengenai dasar negara oleh para founding fathers pada masa
itu.
Menurut Prof. Dr. B.J. Habibie yang seperti dikutip dalam Metro TV news.com
bahwa sejak jaman demokrasi parlementer, terpimpin, orde baru dan demokrasi multipartai
pancasila harus melewati alur dialektika peradaban yang menguji ketangguhannya sebagai
dasar filosofis bangsa Indonesia yang terus berkembang dan tak pernah berhenti di satu titik
terminal sejarah.
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati
nilai–nilai falsafah bangsa
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3. Rasional, dinamis, dan sadar akanhak dan kewajiban sebagai warga negara.
4. Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni untuk
kepentingan kemanusiaan, bangsa dan negara.