Anda di halaman 1dari 15

PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH BANGSA

Ady Ma’sum , Muchammad Abdul Jabbaar


BK, FIP, Insitut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Siliwangi Indonesia
adimasum66@gmail.com
kkjabar270204@gmail.com

Abstrak
Pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang mempunyai fungsi
dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Filsafat adalah berpikir secara
mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran. Pancasila merupakan
pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu,
sistem pendidikan nasional Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari dan
mencerminkan identitas Pancasila. Pancasila adalah falsafah yang merupakan
pedoman berperilaku bagi bangsa Indonesia yang sesuai dengan kultur bangsa
Indonesia. Pendidikan karakter memang seharusnya diambil dari nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas,
berperilaku baik, mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi hak dan
kewajiban sebagai warga negara yang baik serta beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya telah mencakup filsafat pendidikan Pancasila
yang mempunyai ciri, yaitu integral, etis, dan reigius. Kata Kunci: Filsafat
Pancasila, Bangsa Berkarakter

Abstract
Pancasila is the basis and ideology of the Indonesian nation which has a function
in the life of the Indonesian nation and country. Philosophy is to think deeply and
sincerely to find the truth. Pancasila is a philosophy which is a code of conduct for
the Indonesian people in accordance with the culture of the Indonesian people.
Character education should be taken from the values contained in Pancasila. In
order to create intelligent Indonesian people who behave well, be able to live
individually and socially, fulfill their rights and obligations as good citizens and
have faith and devotion to God Almighty. Everything has included the philosophy
of Pancasila education which has characteristics, namely integral, ethical and
religious.
Keyword: Pancasila Philosophy; Nation with Character

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebuah bangsa yang kuat tidak akan terlepas dari dasar dan ideology Negara
yang kokoh dan kuat. Tanpa itu, Negara tidak akan menjadi bangsa yang kokoh
dan terombang ambing oleh kerasnya persaingan global dalam hidup berbangsa

1
dan bernegara. Dalam konsep ini memahami dasar Negara kita pancasila bukan
hanya dalam ucapan belaka, melainkan jauh lebih dalam harus membuat kita
lebih menyadari bahwa bangsa kita memliki jati diri bangsa yang kuat. Oleh
karena itu hendaknya kita harus menerapkannya dalam kehidupan sehari ± hari
untuk mwujudkan dan menunjukkan akan identitas bangsa kita yang lebih maju,
bermartabat, dan berbudaya tinggi. Dasar itulah yang kemdian diharpkan dari
masyarakat bangsa ini untuk menjelaskan tentang pancasila sebagai dasar dan
ideology Negara, menguraikan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, dan juga
memahami bahwa pancasila sebagai asas hukum bangsa.1
Selanjutnya kita dituntut untuk lebih menunjukkan sikap positif kita
terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta
menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
Pancasila merupakan dasar falsafah negara Republik Indonesia yang tercantum
dalam alinea keempat pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang telah
ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. 2 Sebagai dasar negara,
Pancasila dijadikan pedoman untuk mengatur penyelenggaraan negara dan
kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara mempunyai
kedudukan yang istimewa dalam berbangsa Dan bernegara ( kaidah bangsa yang
bersifat fundamental). Selain sebagai dasar negara Pancasila juga sebagai
sumber dari segala sumber hukum, dan sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia, juga pancasila sebagai ruh/jiwa bangsa. Pancasila sebagai sistem
filsafat, dimana nilai nilai pancasila yang terkandung didalamnya adalah hasil
dari pemikiran-pemikiran para pejuang kemerdekaan bangsa kita terdahulu. 3
Dalam penerapannya Pancasila digunakan sebagai paradigma pembangunan
tata hukum nasional. Pancasila merupakan inti dari pembangun tata hukum
nasional dan kesuksesan pembangunan tata hukum sendiri juga dilihat dari
seberapa besar akan kesadaran hukum bagi masyarakat itu sendiri. Keterkaitan
aspek dalam membangun tata hukum bernegara yang harus dijiwai dan

1 Asshiddiqie, J. (2010). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: Rajawali Press.
2 Darmodihardjo. (1990). Orientasi Singkat Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional.
3 Darmodihardjo. (1990). Orientasi Singkat Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional.

2
diterapkan nilai-nilainya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena
Pancasila merupakan aturan / norma-norma yang tidak bisa dipisahkan dalam
berbagai kegiatan penegakkan hukum agar sesuai nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Cerminan dari Pancasila itu sendiri telah tertuang dalam lima sila dan
sebagai bangsa yang taat hukum Negara kita sudah sepatutnya menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari. 4 Berdasarkan uraian diatas, maka ada bebearapa


permasalahan yang menjadi kajian pada penelitian ini, pertma tentang bagaimna
perwujudan niali-nilai Pancasila yang dijadikan sebagai pokok kaidah Negara
yang fundamental dan kedua, bagaimana karakteristik konsep Negara hukum
yang bersendikan Pancasila. Dengan pandangan yang demikian itu, penulis
mencoba ingin mengetahui lebih lanjut dengan mengangkat sebuah penelitian
tentang Pancasila Sebagai Falsafah Bangsa Indonesia.
2. Kebaharuan Penelitian
Kalau kita mau melihat dan menganalisis berbagai persoalan dan kasus
kehidupan, banyak sekali yang sudah dan bisa dilakukan dalam rangka
menerapkan Pancasila. Sebaliknya, banyak juga ditemukan kenyataan dimana
Pancasila tidak selaras dengan kehidupan yang dijalankan. Diantara sekian
banyak penerapan Pancasila dalam kehidupan, salah satunya terefleksi dalam
maraknya demonstrasi mahasiswa dalam menuntut tanggungjawab penguasa
terhadap keberpihakan pada rakyat. Apa yang mendorong hal ini kalau bukan
nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan persatuan untuk rakyak Indonesia?
Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa adalah implementasi nyata dari
keinginan luhur tanpa pamrih intelektual muda demi bangsa Indonesia,
sepanjang hal itu dilakukan dengan tetap memperhatikan ketertiban sosial.
Bukankah tidak pernah kita temukan sebuah demonstrasi oleh mahasiswa untuk
mendukung terwujudnya sistem ekonomi Barat di Indonesia?
Dalam jurnal ini Mempelajari filsafat Pancasila erat kaitannya dengan
memahami sudut pandang ideologi yang dianut sejak lama oleh bangsa

4 Drijarkara, N. (1998). Pancasila and Relegion. Jakarta: Bumi Aksara.

3
Indonesia dan sudah diformalkan sejak kemerdekaan Republik Indonesia sampai
saat ini. Lebih jauh, nilai-nilai ketuhanan yang ada dalam Pancasila juga
berfungsi sebagai landasan spiritual dan moral bagi peningkatan taraf hidup
masyarakat Indonesia melalui pemahaman yang mendalam tentang sistem
ekonomi Pancasila. Dengan kata lain, nilai nilai filsafat, filsafat Pancasila,

ideologi Pancasila sudah banyak ditemukan dalam realitas pola pikir, kehidupan
sosial, dan kehidupan bisnis masyarakat Indonesia. 5

3. Kajian Literatur
Penelitian terdahulu yang relevan:
1) Penelitian Ali Mudhofir (1996) mengenai Pancasila Sebagai Kefalsafahan
menyatakan bahwa Salah satu basil dari kegiatan berfikir akal manusia ialah
apa yang dinamakan filsafat. Filsafat merupakan kreasi akal manusia sebagai
jawaban atas pesoalan'" persoalan atau pun rahasia-rahasia alam. Ilmu
filsafat adalah suatu ilmu yang tidak sedikit pentingnya. Tugasnya dapat
dirumuskan sebagai berikui: ilmu filsafat ialah pemikiran teoritis tentang
susunan kenyataan sebagai keseluruhan.
2) Junaedi (2018) Berjudul Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Dalam Penerapan
Konsep Negara Hukum Indonesia menyatakan permasalah yang dikaji dalam
penelitian ini, diantaranya yakni: pertama; Pancasila mengandung nilai-nliai
yang berasaskan nilai ketuhanan, nilai kemanusian, nilai persatuan, nilai
kerakyatan dan nilai keadilan sosial, sehingga keberadaan Pancasila dapat
digunakan sebagai penguji dari hukum positif yang ada di Indonesia, yang
artinya segala pembentukan hukum serta penerapan dan pelaksanaannya
tidak lepas dari nilai-nilai Pancasila sebagai Staatsfundamentalnorm. Dan
kedua, Negara hukum yang hendak diwujudkan di Indonesiia adalah Negara
hukum Pancasila yang berkarakter dari sifat kemajemukan masyarakat,

5 Fuad, F. (2013). Filsafat Hukum Pancasila. Mimbar Dekmorasi, Vol 13 No 1 hal 1-12.

4
keragaman budaya, kearifan lokal, kesantunan dalam beragama dan
kesalehan nilai-nilai sosial lainnya. Semua nilai itu diwujudkan dalam
bentuk sebuah. atauran hukum dasar Negara yakni UUD Tahun 1945 dengan
harapan dapat mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3) Dra. Luh Suryatni, M.Si (2016) berjudul Filsafat Pancasila Dan Filsafat
Hukum Sebagai Dasar Rule Of Moral menyatakan Pandangan hidup bangsa
Indonesia sejak dari dahulu hingga kini adalah Pancasila. Dalam dinamika

proses-proses kemasyarakatan, Pancasila diwujudkan dalam berbagai bidang


kehidupan, juga pada bidang kehidupan hukum. Penerapan atau realisasi
Pancasila pada bidang kehidupan hukum itu menumbuhkan
ketentuanketentuan hukum yang dijiwai atau diwarnai oleh Pancasila.
Keseluruhan Tata Hukum sebagai suatu sistem aturan hukum positif
merupakan penjabaran atau penerapan Pancasila pada bidang hukum, dapat
disebut Hukum Pancasila.
3. Analisis Kesenjangan
Kesenjangan teori yang ada dibuku dengan praktik yang ada dilapangan
sangat terlihat perbedaannya. Dalam teorinya jelas sekali banyak manfaat
yang dirasakan bila menjadikan pancasila sebagai falsafah bangsa namun
semboyan pancasila sebagai falsafah bangsa hanya tertulis di teori saja
masih belum banyak yang menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Dimana
para warga masyarakat dan pelaksana hukum diharapkan dapat bekerja
sama melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan nilai pancasila,
sedemikian sehingga kerukunan dan kesejahteraan bermasyarakat dapat
dipertahankan dan dikembangkan.
4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui peran pancasila
sebagai falsafah bangsa.
5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:

5
1) Untuk mengetahui Peran Pancasila
2) Untuk mengetahui Konsep manusia dalam filsafah pancasila
3) Untuk mengetahui peran falsafah pancasila di Indonesia
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan metode normatif yakni penelitian yang
mengkaji dari berbagai aspek seperti aspek teori, struktur, perbandingan,
sejarah, filosofis, komposisi dan kekuatan-kekuatan yang mengikat sistem
peruandang-undangan yang digunakan, tetapi tidak menggunakan aspek kajian
penerapannya sehingga penelitian normatif sering dikenal dengan penelitian
teoritis. Penelitian ini menggunakan, pendekatan analitis Sejarah (approach of
Historical analysis), dan pendekatan analitis konsep (approach of legal
conceptual analysis). 6
HASIL

PEMBAHASAN
1. Pancasila sebagai Filsafat
Secara etimologis sitilah filsafat berasal dari bahasa yunani Filos yang
artinya cinta dan sophos yang artinya hikmah atau kebijaksanaan atau
wisdom. Dalam pengertian lain, dijelaskan bahwa kata filsafat berasal dari

6 Mudofir, A. (1996). Pancasila Sebagai Sistem Kefilsafatan. Filsafah, hal 9-13.

6
bahasa Yunani, Philosophia. Terbentuk dalam dua kata yaitu philos dan
sophos atau philein dan sophia. Philos dapat diartikan teman atau sahabat.
Sementara itu, philein adalah "mencintai" dan Sophia adalah
"kebijaksanaan" . Jadi, berfilsafat dapat di artiksn mencintai kebijaksanaan
atau bersahabat dengan kearifan. Sistem filsafat merupakan hakikat dari
pancasila. Pengertian dari sistem itu sendiri adalah bagian-bagian yang
saling berkaitan satu sama lain, saling bekerjasama untuk mencapai tujuan
yang sama. Pancasila juga hakikatnya merupakan suatu sistem
pengetahuan, pedoman, dasar hidup bangsa yang mengandung realitas

alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan Negara serta dijadikan


sebagai dasar dari penyelesaian masalah bagi manusia. 7
Pancasila sebagai sistem filsafat kemudian menjelma sebagai suatu
ideologi bangsa yang dijadikan pedoman hidup bagi manusia untuk
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam pendapat lain Sebagai sebuah
sistem ideologi npancasila mempunyai tiga unsur pokok didalamnya yaitu:8
1) Rasionalitas

2) Pengkhayatan

3) Kesulitan
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara, Philosofische Gronslag dari
Negara mengandung konsekuensi bahwa dalam segala hal bentuk
penyelenggaraan Negara hendaknya harus sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila yang menyangkut hal ini seperti penetapan
peraturan undang-undang Negara, kekuasaan Negara, pemerintahan, yang
menyangkut rakyat, wawasan nusantara dan aspek lainnya. 8 Pancasila

7 Suryatni, L. (2016). Filsafat Pancasila Dan Filsafat Hukum . Filsafat Pancasila, Vol 6 No 2 hal 57.
8
Tobibatussaadah. (2012). Pancasila Sebagai Filsafat Kenegaraan Islami. Jakarta: Falsafah
Pendidikan
8 Yamin, M. (2005). Sistem Filsafat Pancasila. Jakarta: Kementrian RI.

7
sebagai sistem filsafat Bangsa dan Negara Indonesia, hal ini bahwa
hakikatnya Pancasila bukan hanya hasil dari pemikiran-pemikrian bagi
oleh seorang kelompok atau seseorang sebagaimana ideologi -ideologi
lain. Melainkan pancasila berkembang dari hasil nilai-nilai adat istiadat
yang muncul, nilai kebudayaan, dan unsur-unsur religious yang terdapat di
masyarakat sebelum membentuk sebuah Negara. 9
Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan
negara, serta falsafah bangsa Indonesia. Pancasila sebagai falsafah Negara
berkedudukan sebagai kerangka berpikir yang wajib diikuti dalam proses
pmenyusunan undang-undang dan produk hukum yang lain, dalam
merumuskan kebijakan pemerintah dan dalam mengatur hubungan formal
antar lembaga-lembaga dan perorangan yang hidup dalam kawasan

Negara ini. Dengan maksud bahwa pancasila merupakan sumber hukum


dasar Negara Indonesia, sehingga semua yang mengandung peraturan
hukum positif Indonesia akan dijabarkan dari nilai-nilai Pancasila.
Dengan demikian, Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan
sumber atau kaidah dasar dalam kerangka pembentukan dan implementasi
Negara hukum di Indonesia. Secara yuridis, Pancasila tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, kemudian untuk mempertegas bahwa Indonesia
sebagai Negara hukum termaktub pada Batang Tubuh UUD 1945 pasal 1
ayat 3. Sedangkan pasal-pasal dalam UUD 1945 adalah inti sari nilai-nilai
luhur Pancasila yang dijadikan kaidah dasar, yang kemudian
diimplemtasikan dalam bentuk peraturan perundang-udangan yang
kedudukannya dibahawa UUD 1945.10
Didalam penelitian ini disimpulkan dalam kaitannya dengan filsafat
Pancasila (tinjauan terhadap Pancasila secara kefilsafatan) tiga persoalan
metafisis, epistemologis dan aksiologis tersebut harus dapat dijawab.

9 Notonegoro. (1978). Pancasila secara Ilmiah Populer. Jakarta: Pancuran Tujuh.


10 Poespowardojo, S. (1996). Pancasila sebagai Ideologi Ditinjau dari Segi Pandangan . Jakarta:

PB-7 Pusat.

8
Dalam kaitannya dengan Pancasila sebagai sistem kefilsafatan, tiga
masalah tersebut barns dapat dijawab baik secara teoritis maupun secara
normatif. Manusia merupakan mahluk yang selalu bertanya la
menanyakan segala sesuatu yang dijumpainya, yang belum dimengerti.
Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat diperoleh dengan berfikir sendiri
(refleksi) atau ditanyakan kepada orang lain. Pertanyaan kefilsafatan
bertalian dengan pertanyaan yang mendalam yang mengacu pada hakikat
sesuatu yang dipertanyakan baik tentang Tuhan, alam manapun dan
manusia sendiri. Jawaban atas pertanyaan kefilsafatan menghasilkan suatu
sistem pemikiran kefilsafatan. Pemikiran kefllsafatan kemudian
dijelmakan menjadi pandangan kefilsafatan. Dengan demikian pandangan
kefilsafatan seseorang, berarti juga merupakan pandangan seseorang
terhadap Tuhan, alam dan manusia. Dari pandangan kefilsafatan seseorang
dapat diketahui bagaimana ia berfikir, bersikap dan berbuat. Sejarah

pemikiran ummat manusia mencatat berbagai aliran filsafat yang beberapa


di antaranya sudah merupakan sistem filsafat. Setiap aliran memiliki
pandangan yang berbeda dalam memberikan penafsiran terhadap
kenyataan yang melingkupinya. Perbedaan penafsiran terhadap realitas ini
disebabkan karena perbedaan sudut pandang atau objek formal atau
perbedaan dalam penekanan pada objek material. 11
Berdasarkan pada uraian tersebut, Pancasila sudah memenuhi syarat
untuk dapat disebut sebagai sistem kefilsafatan. Sebagai suatu sistem
kefilsafatan, Pancasila merupakan basil pemikiran manuaia Indonesia
secara mendalam., sistematik dan menyeluruh tentang kenyataan. Setiap
sistem kefilsafatan pada hakikatnya mencerminkan pandangan sesuatu
kelompok atau sesuatu. Terbentuknya sistem kefilsafatan ini juga
dipengaruhi oleh lingkungan fisik, sosial dan spiritual tempat bangsa ini
hidup. Pancasila merupakan pencerminan pandangan Bangsa Indonesia

11 Yamin, M. (2005). Sistem Filsafat Pancasila. Jakarta: Kementrian RI.

9
dalam menghadapi realitas. Secara tegas dalam Pancasila tercermin
pandangan Bangsa Indonesia mengenai "Tuhan", "manusia", "satu",
"rakyat" dan "adil".12

2. Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya


Pada penelitian ini lebih dijelaskan secara detail mengenai, Pancasila yang
sudah memenuhi syarat untuk dapat disebut sebagai sistem kefilsafatan.
Suatu filsafat yang lengkap mencakup suatu pandangan dunia, atau
konsepsi yang berbicar tentang keseluruhan kosmos, dan suatu pandangan
hidup atau ajaran tentang nilai-nilai, makna-makna dan tujuan hidup
manusia sebagai suatu sistem kefilsafatan, Pancasila merupakan basil
pemikiran manuaia Indonesia secara mendalam., sistematik dan
menyeluruh tentang kenyataan. Setiap sistem kefilsafatan pada hakikatnya
mencerminkan pandangan sesuatu kelompok atau sesuatu. Terbentuknya
sistem kefilsafatan ini juga dipengaruhi oleh lingkungan fisik, sosial dan
spiritual tempat bangsa ini hidup. Pancasila merupakan pencerminan

pandangan Bangsa Indonesia dalam menghadapi realitas. Secara tegas


dalam Pancasila tercermin pandangan Bangsa Indonesia. Sedangkan pada
penelitian Penelitian Ali Mudhofir (1996) hanya menjelaskan Pancasila
Sebagai Kefalsafahan menyatakan bahwa Salah satu basil dari kegiatan
berfikir akal manusia ialah apa yang dinamakan filsafat dan Dra. Luh
Suryatni, M.Si (2016) berjudul Filsafat Pancasila Dan Filsafat Hukum
Sebagai Dasar Rule Of Moral menyatakan Pandangan hidup bangsa
Indonesia sejak dari dahulu hingga kini adalah Pancasila. Dalam dinamika
proses-proses kemasyarakatan, Pancasila diwujudkan dalam berbagai
bidang kehidupan, juga pada bidang kehidupan hukum. Penerapan atau
realisasi Pancasila pada bidang kehidupan hukum itu menumbuhkan
ketentuan-ketentuan hukum yang dijiwai atau diwarnai oleh Pancasila.
Keseluruhan Tata Hukum sebagai suatu sistem aturan hukum positif

12 Magesti, Y. A. (2014). Moralitas Hukum. Yogyakarta: Genta Publishing.

10
merupakan penjabaran atau penerapan Pancasila pada bidang hukum,
dapat disebut Hukum Pancasila.
3. Perbandingan hasil dan teori dalam Penelitian
Perbandingan teori dengan hasil penelitian yakni pada teori pancasila
sebagai filsafat bangsa adalah dalam penelitian ini Suatu filsafat yang
lengkap mencakup suatu pandangan dunia, atau konsepsi tentang
keseluruhan kosmos, dan suatu pandangan hidup atau ajaran tentang
nilainilai, makna-makna dan tujuan hidup manusia). Persoalan mendasar
yang belum terjawab adalah apa tujuan perenungan atau pemikiran
kefilsafatan? dapat disimpulkan bahwa filsafat sebagai proses dan produk
berfikir manusia merupakan pemikiran teoritis tentang Tuhan, alam
semesta secara keseluruhan yang mencakup hidup manusia yang ada
sedang didalam teorinya pancasila sebagai filsafat bangsa hanya tumbuh
dan berkembang bersamaan dengan bangsa Indonesia. Prinsip-prinsip yang
terdapat dalam Pancasila bersumber pada budaya dan pengalaman bangsa
Indonesia, yang berkembang akibat dari upaya bangsa dalam mencari
jawaban atas persoalan-persoalan esensial yang menyangkut makna atas
hakikat sesuatu dan menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia mengandung
nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia, bahkan oleh
bangsa-bangsa yang beradab. Karena pandangan hidup bangsa Indonesia
telah dirumuskan secara padat dalam bentuk kesatuan rangkaian lima sila
yang dinamakan Pancasila. Dengan sengaja Pancasila ditempatkan dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan kefilsafatan
yang mendasari dan menjiwai penyusunan ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 itu. Sedangkan dalam
pelaksaannya masih banyak rakyat Indonesia yang masih belum
menerapkan nilai-nilai pancasila didalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.13

13 Mudofir, A. (1996). Pancasila Sebagai Sistem Kefilsafatan. Filsafah, hal 9-13.

11
4. Peran Pancasila Sebagai Falsafah Bangsa
Sebagai falsafah hidup atau pandangan hidup, Pancasila mengandung
wawasan dengan hakikat, asal, tujuan, nilai, dan arti dunia seisinya,
khususnya manusia dan kehidupannya, baik secara perorangan maupun
sosial. Falsafah hidup bangsa mencerminkan konsepsi yang menyeluruh
dengan menempatkan harkat dan martabat manusia sebagai faktor sentral
dalam kedudukannya yang fungsional terhadap segala sesuatu yang ada.
wawasan dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila secara kultural
diinginkan agar tertanam dalam hati sanubari, watak, kepribadian serta
mewarnai kebiasaan, perilaku dan kegiatan lembaga-lembaga masyarakat.
Kelima nilai dasar yang tercakup dalam Pancasila memberikan makna hidup
dan menjadi tuntutan serta tujuan hidup. 14
Dengan kata lain Pancasila merupakan cita-cita moral bangsa Indonesia
yang mengikat seluruh warga masyarakat, baik secara perorangan maupun
sebagai kesatuan bangsa. Pancasila sebagai falsafah hidup dan cita-cita
moral bangsa Indonesia merupakan inti semangat bersama dari berbagai
moral yang secara nyata terdapat di Indonesia. Seperti diketahui, di tanah

air kita terdapat berbagai ajaran moral sesuai dengan adanya berbagai agama
dan kepercayaan serta adat istiadat. Setiap moral itu mempunyai corak
sendiri, berbeda satu sama lain, dan hanya berlaku pada umatnya yang
bersangkutan. Namun, dalam moral-moral itu terdapat unsur bersama yang
bersifat umum dan mengatasi segala paham golongan. Moral Pancasila
mampu mengatasi segala golongan dan bersifat nasional. Pancasila sebagai
falsafah hidup menginginkan agar moral Pancasila menjadi moral kehidupan
negara dalam arti menuntut penyelenggara dan penyelenggaraan negara
menghargai dan menaati prinsip-prinsip moral atau etika politik. Sebagai
konsekuensinya, negara tunduk kepada moral dan wajib mengamalkannya.

14 Junaedi. (2018). Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Dalam Penerapan Konsep . Ilmiah Indonesia,

Vol 3 No 12 hal 97-108.

12
Moral menjadi norma tindakan dan kebijaksanaan negara sehingga
perlu dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. Moral Pancasila
memberikan inspirasi dan menjadi pembimbing dalam pembuatan
undangundang yang mengatur kehidupan negara, menetapkan lembaga-
lembaga negara dan tugas mereka masing-masing, serta hubungan kerja
sama diantara mereka, hak-hak dan kedudukan warga negara, dan hubungan
warga negara dan negara dalam iklim semangat kemanusiaan.
KESIMPULAN
Memahami hasil dan pembahasan dimuka, maka dapatlah dihasilkan
sebuah kesimpulan yang sejalan dengan permasalah yang dikaji dalam
penelitian ini, diantaranya yakni: Pancasila sebagai falsafah hidup dan
citacita moral bangsa Indonesia merupakan inti semangat bersama dari
berbagai moral yang secara nyata terdapat di Indonesia. Pancasila sebagai
falsafah hidup menginginkan agar moral Pancasila menjadi moral kehidupan
negara dalam arti menuntut penyelenggara dan penyelenggaraan negara
menghargai dan menaati prinsip-prinsip moral atau etika politik. Sebagai
konsekuensinya, negara tunduk kepada moral dan wajib mengamalkannya.
Moral menjadi norma tindakan dan kebijaksanaan negara sehingga perlu
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. Setiap moral itu
mempunyai corak sendiri, berbeda satu sama lain, dan hanya berlaku pada
umatnya yang bersangkutan. Namun, dalam moral-moral itu terdapat unsur
bersama yang bersifat umum dan mengatasi segala paham golongan. Peneliti
disini merekomendasi untuk penelitian selanjutnya lebih membahas tentang
kehidupan masyarakat diindonesia dilapangan dengan teori peran filsafah
pancasila sebab banyak sekali teori-teori pancasila yang tidak dijalankan
pada kehidupan bangsa indonesia sehingga banyak stuktur organisasi bangsa
yang tidak bejalan dengan seimbang.

DAFTAR PUSTAKA
Antoni, C. (2012). Filsafat Pancasila Sebagai Basis Pergerakan Mahasiswa,
Kehidupan Sosial, dan Spirit . Integrasi, Vol 4 No 2 Hal 129-135.

Asshiddiqie, J. (2010). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: Rajawali


Press.

13
Azhari. (1995). Negara Hukum Indonesia, Analisis Yuridis . Jakarta: UI Press.

Darmodihardjo. (1990). Orientasi Singkat Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional.

Drijarkara, N. (1998). Pancasila and Relegion. Jakarta: Bumi Aksara.

Fuad, F. (2013). Filsafat Hukum Pancasila. Mimbar Dekmorasi, Vol 13 No 1 hal 1-


12.

Junaedi. (2018). PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DALAM


PENERAPAN KONSEP . Ilmiah Indonesia, Vol 3 No 12 hal 97-108.

Magesti, Y. A. (2014). Moralitas Hukum. Yogyakarta: Genta Publishing.

Mudofir, A. (1996). Pancasila Sebagai Sistem Kefilsafatan. Filsafah, hal 9-13.

Mudofir, A. (2013). Pancasila sebagai Sistem Kefilsafatan. Staff Pengajar, hal 9-


15.

Munir, M. (2010). Konsep Historis Pancasila dalam Pembangunan Indonesia. Staff


Pengajar, hal 72-84.

Nidya, d. (2020). Pancasila sbagai Landasan Pembangunan Nasional di Indonesia.


Lentera Pancasila, Hal 108.

Notonegoro. (1978). Pancasila secara Ilmiah Populer. Jakarta: Pancuran Tujuh.


Notonegoro. (1983). Pancasila Dasar Falsafah Negara. Jakarta: Bina Aksara.

Poespowardojo, S. (1996). Pancasila sebagai Ideologi Ditinjau dari Segi


Pandangan . Jakarta: PB-7 Pusat.

Ridwan. (2006). Hukum Administrasi Negara. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Semadi, P. Y. (2019). Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan Di Indonesia . Filsafat


Indonesia, Vol 2 No 9 hal 82-100.

Suryatni, L. (2016). Filsafat Pancasila Dan Filsafat Hukum . Filsafat Pancasila, Vol
6 No 2 hal 57.

Tobibatussaadah. (2012). Pancasila Sebagai Filsafat Kenegaraan Islami. Falsafah


Pendidikan, hal 1-10.

14
Yamin, M. (2005). Sistem Filsafat Pancasila. Jakarta: Kementrian RI.

15

Anda mungkin juga menyukai