Anda di halaman 1dari 27

Pancasila

Sebagai
Dasar
Negara
Oleh: Muhammad Ali Al Khaidar
Umar Hakimi
. Latar Belakang

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya


sebagai dasar Negara, yang merupakan landasan adil bangsa
Indonesia dan Negara Republik Indonesia dapatlah disebut pula
sebagai ideologi nasional atau ideologi Negara. Artinya pancasila
merupakan satu ideologi yang dianut oleh Negara atau pemerintah
dan rakyat Indonesia secara keseluruhan, bukan milik atau monopoli
seseorang ataupun sesuatu golongan tertentu
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan
memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan
taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar
Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di
Indonesia. Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar
Negara disertai sanksisanksi hukum. Sedangkan pengamalan
Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam
hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi
mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terikat
dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk mewujudkan
dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan
perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.
Tujuan Pembahasan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memaparkan peran penting Pancasila di Indonesia,
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk lebih
meningkatkan lagi pemahaman kita bahwasannya
negara kita terdiri dari bebagai macam ras, suku,
budaya, agama, dan adat istiadat maka peran pancasila
sangatlah penting dalam mempesatukan bangsa
Indonesia.
Rumusan Masalah

1 2 3
Apa pengertian Apa saja fungsi Apa Dinamika Dan Tantangan
pancasila Pancasila Pancasila Sebagai Dasar Negara
Republik Indonesia
● PENGERTIAN PANCASILA
● Pancasila adalah dasar negara dan
ideologi Indonesia yang menjadi landasan dalam
pembangunan dan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pengertian Pancasila telah didefinisikan
oleh berbagai tokoh sejarah dan ahli, yang
memberikan pemahaman yang beragam namun
tetap mencerminkan nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalamnya. Artikel ini akan membahas
pengertian Pancasila menurut beberapa tokoh
sejarah dan ahli yang berperan penting dalam
perumusannya.
1. Soekarno, Proklamator Republik Indonesia yang juga
merupakan Bapak Proklamasi, memberikan pemahaman
yang mendalam tentang Pancasila. Menurut Soekarno,
Pancasila adalah filosofi hidup bangsa Indonesia yang
terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ia
menjelaskan bahwa Pancasila bukan hanya sekedar
dasar negara, tetapi juga merupakan panduan moral
yang harus dijadikan pedoman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Muhammad Yamin merupakan tokoh yang ikut berperan
dalam penyusunan naskah proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Menurutnya, Pancasila adalah rumusan yang
menggambarkan cita-cita dan tujuan perjuangan bangsa
Indonesia. Ia menekankan bahwa Pancasila memiliki arti
mendalam, yaitu menjunjung tinggi hak asasi manusia,
keadilan sosial, persatuan, dan kesatuan bangsa. Bagi
Yamin, Pancasila adalah cerminan dari semangat
perjuangan kemerdekaan yang harus terus dijaga dan
diperjuangkan oleh seluruh rakyat Indonesia
1. .
Ali Sastroamidjojo, seorang ahli hukum dan diplomat
Indonesia, memberikan pengertian Pancasila yang lebih
terfokus pada aspek politik. Menurutnya, Pancasila adalah
landasan dan sumber hukum tertinggi di Indonesia. Ia
menganggap Pancasila sebagai konstitusi yang bersifat
fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan perkembangan
zaman. Ali Sastroamidjojo juga menekankan bahwa
Pancasila adalah landasan bagi pembentukan lembaga-
lembaga negara dan sistem pemerintahan yang berkeadilan..
● Dr. Radjiman Wedyodiningrat, salah seorang tokoh
pergerakan nasional dan perumus pertama Pancasila,
memberikan pemahaman Pancasila dari sudut pandang
historis. Baginya, Pancasila adalah hasil sintesis nilai-
nilai budaya Indonesia dan konsep-konsep perjuangan
nasional yang terbentuk selama ribuan tahun. Ia
menggambarkan Pancasila sebagai suatu ideologi yang
mencerminkan kepribadian dan identitas bangsa
Indonesia, yang mencakupkeberagamandankeadilan.
Dalam kesimpulannya, pengertian
Pancasila menurut tokoh sejarah dan
ahli memiliki banyak dimensi.
Pancasila tidak hanya sekadar dasar
negara, tetapi juga merupakan panduan
moral, cita-cita perjuangan, sumber
hukum, dan cerminan identitas bangsa
Indonesia. Dengan pemahaman yang
mendalam tentang Pancasila,
diharapkan kita dapat menjalankan
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
tercipta masyarakat yang adil, beradab,
dan berkeadilan sosial.
FUNGSI PANCASILA
1. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup.
a. Pandangan hidup Sebagai Basic Belief System.
1. Basic belief system atau sistem kepercayaan dasar ialah sekumpulan nilai yang
terangkai secara sistematis dan difungsikan sebagai acuan dasar dalam
berpikir, bersikap, dan bertingkah laku.
2. Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan basic belief system karena
memuat gagasan dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan dan wujud
kehidupan yang dianggap baik. Secara filosofis Pancasila memuat nilai-nilai
yang dianggap baik yang menjadi tuntunan cara berpikir, bersikap, dan
bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b. Kekeluargaan Sebagai Pandangan Hidup.
Paham kekeluargaan sebagai gagasan dasar berakar dalam kenyataan
hidup masyarakat Indonesia. Tata hubungan dalam masyarakat Indonesia tersusun
dan terangkai dalam saling hubungan yang didasarkan silih asih, silih asah, dan
silih asuh. Salah seorang dari founding fathers menyatakan bahwa hubungan
antaranggota masyarakat dan antara rakyat dengan pemimpinnya didasarkan pada
prinsip emong kinemong, saling memelihara dan saling mengayomi. Dengan
demikian paham kekeluargaan harus menjiwai dan mengarahkan pola pikir, pola
sikap dan pola tingkah laku rakyat Indonesia.
c. Pancasila sebagai sumber etika, moral dan budaya.
1. Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti, seperti padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak dan lain-
lain. Dalam bentuk jamak ta etha berarti adat kebiasaan. Dalam KBBI etika dijelaskan sebagai 1)
ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. 2) kumpulan
asa atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. 3) nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
2. Moral berasal dari bahasa Latin mos (jamak: mores) yang berarti kebiasaan atau adat. Jadi secara
etimologis kata ‘etika’ sama dengan kata ‘moral’. Dengan demikian etika adalah kumpulan nilai dan
norma moral yang diyakini dan dijadikan pegangan oleh suatu golongan atau masyarakat, sebaliknya
moral adalah kumpulan nilai dan norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Sesuatu perilaku yang
secara moral dikatakan buruk atau ‘tidak bermoral’ disebut juga ‘tidak etis’.
3. Bagi penganut agama, Tuhan YME adalah dasar dan jaminan bagi berlaku-nya tatanan moral. Tuhan
Yang Maha Adil akan menghukum yang berperilaku buruk dan memberi ganjaran pada mereka yang
berperilaku baik. Dostoyevski, seorang pengarang Rusia, menyatakan : “Seandainya Allah tidak ada,
semua diperbolehkan”. Pendapat tersebut dibantah oleh filsuf Perancis, Jean-Paul Sartre dengan
mengatakan bahwa tidak benar bila Tuhan tidak ada lalu semuanya diperbolehkan. Manusia memang
tidak bertanggung jawab pada Tuhan tapi yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa manusia harus
bertanggung jawab pada dirinya dan sesama. Oleh karena itu perlu diakui bahwa ‘moralitas’ bukan
monopoli orang yang beragama saja.
4. Secara filosofis Pancasila memuat nilai-nilai yang dianggap baik yang menjadi tuntunan cara
berpikir, bersikap, dan bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Perilaku yang telah menjadi kebiasaan menjadi terpola dan membentuk budaya. Dengan demikian
Pancasila merupakan sumber etika, moral dan budaya.
2. Pancasila Sebagai Dasar Negara
a. Dasar negara sebagai staatsfundamentalnorm.
1. Dasar negara adalah serangkaian nilai yang digali dari dan tumbuh berkembang dalam
masyarakat Indonesia sendiri sejak berabad yang lalu, yang memuat gagasan tentang cita negara
(staatsidee) dan cita hukum (rechtsidee) sehingga dijadikan sebagai sumber bagi penyusunan
hukum dasar atau pasal-pasal Konstitusi. Mengubah dasar negara dengan demikian berarti
meruntuhkan seluruh bangunan negara yang dibangun di atas dasar negara tersebut.
2. Hans Nawiasky dalam bukunya Allgemeine Rechtslehre memaparkan tentang Stuffenbau Theorie
yang mengelompokkan norma hukum dalam suatu negara menjadi empat tataran yang terdiri
atas, staatsfundamentalnorm, staatsgrundgesetze, formelle gesetze serta verordnungen dan
autonome satzungen. Staatsfundamentalnorm atau Pokok Kaidah Funda-mental Negara
(Notonagoro) hanya dapat diubah oleh para pembentuknya dan mengubah Pokok Kaidah
Fundamental Negara berarti membubarkan negara yang dibangun atas dasar itu.
3. Dalam sistem hukum Indonesia staatsfundamentalnorm meliputi Pancasila dan Pembukaan UUD
1945 yang seluruh alineanya merupakan pengejawantahan sila Pancasila; staatsgrundgesetze
meliputi segenap pasal pasal UUD 1945 meliputi segenap undang-undang serta verordnungen
dan autonome satzungen meliputi segenap peraturan perundang-undangan di bawah undang-
undang.
b. Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara.
1. Pembukaan UUD 1945 antara lain menegaskan bahwa: “..................., maka disusunlah
Kemerdekaan Kwbangsaan Indonesia itu dalam suatu UndangUndang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan .....”. Ketentuan tersebut
menegaskan bahwa Pancasila yang sila-silanya dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut
adalah dasar negara.
2. Selanjutnya rangkaian nilai-nilai, cita negara dan cita hukum yang termak-tub dalam Pancasila
diejawantahkan dalam pasal-pasal dan ayat UUD 1945 yang selanjutnya dijabarkan dalam
peraturan perundang-undangan. Dengan demikian pada hakikatnya Pancasila sebagai dasar
negara merupakan sumber dari segala sumber hukum. Segenap peraturan perundang-undangan
sejak yang paling rendah tingkatannya bersumber dari pasal-pasal UUD 1945 dan pasal-pasal
UUD 1945 bersumer dari Pancasila. Oleh karena itu pada hakikatnya Pancasila, sebagaimana
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, adalah juga merupakan sumber tertib hukum
Indonesia. (tatanan hirarki UUD 1945 hingga peraturan perundang-undangan di bawahnya
dituangkan dalam UU No. 10 Tahun 2004 jo UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan ).
DINAMIKA DAN
TANTANGAN
PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
1. Argumen Tentang Dinamika Pancasila

Pancasila sebagai Dasar Negara lahir dan berkembang melalui suatu


proses yang cukup panjang. Pada awalnya, adat istiadat dan agama menjadi kekuatan
yang membentuk adanya pandangan hidup. Pada 01 Juni 1945 Pancasila disuarakan
menjadi Dasar Negara yangdiresmikan pada 18 Agustus 1945 dengan dimasukan sila-sila
pancasila dalam pembukaanUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945. Dengan bersumberkan Budaya,Adat Istiadat, dan Agama sebagai tonggaknya.
Berdirinya Negara Republik Indonesia ditandaidengan pembacaan teks proklamasi pada
17 Agustus 1945. Bangsa Indonesia telah sepakat, bahwa pengaturan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berlandaskan Pancasiladan UUD 1945. Namun,
sejak November 1945 sampai menjelang ditetapkan Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959,
pemerintah Indonesia mempraktikan system Demokrasi Liberal.Setelah dilaksanakan
Dekrit Presiden, Indonesia kembali diganggu dengan munculnya paham lain. Saat itu,
system Demokrasi Liberal ditinggalkan. Perdebatan tentang Dasar Negaradi Konstituante
berakhir dan kedudukan Pancasila diperkuat. Namun, keadaan tersebutdimanfaatkan oleh
mereka yang menghendaki haluan kiri (komunis). Pada peristiwa pemberontakan G30S
PKI 196, peristiwa ini menjadi pemicu berakhirnya pemerintahan PresidenSoekarno yang
digantikan oleh pemerintahan presiden Soeharto. Pada masa Presiden Soeharto,ditegaskan
bahwa Pancasila sebagai Dasar Negara yang akan dilaksanakan secara murni
dankonsekuen. Kemudian, diterbitkan ketetapan MPR No.II/MPR/1978 tentang
PedomanPenghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4). Namun, pemerintahan Presiden
Soehartodianggap menyimpang dari garis Politik Pancasila dan UUD 1945. Beliau
cenderung dianggapmelakukan praktik Liberalisme-Kapitalisme dalam mengelola
Negara.
Pada tahun 1998 muncul gerakan reformasi yang mengakibatkan Presiden
Soehartomenyatakan berhenti dari jabatan Presiden. Nampaknya reformasi belum
membawa angin segar bagi dihayati dan diamalkannya Pancasila secara konsekuen oleh
seluruh elemen Bangsa. Dapatdilihat dari abainya para politisi terhadap fotsoen politik
yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila.Pada tahun 2004 sampai sekarang, berkembang
gerakan para akademisi dan pemerhatisecara pecinta Pancasila kembali menyuarakan
Pancasila sebagai Dasar Negara melalui berbagaikegiatan seminar dan kongres. Hal
tersebut ditunjukan untuk mengembalikan eksistensiPancasila dan membudayakan nilai-
nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sertamenegaskan Pancasila sebagai Dasar
Negara menjadi sumber hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara.
2. Argumen Tentang Tantangan Terhadap Pancasila
Pada era globalisasi ini, banyak hal yang merusak mental dan nilai moral Pancasila
yangmenjadi kebanggaan Bangsa dan Negara Indonesia. Demikian, Indonesia perlu waspada dan
berupaya agar ketahanan mental ideologi Bangsa Indonesia tidak tergerus. Pancasila harus senantiasa
menjadi banteng moral dalam menjawab tantangan-tantangan terhadap unsurkehidupan bernegara.
Yaitu sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama.Tantangan yang muncul berasal dari derasnya arus
paham-paham yang bersandar padaotoritas materi, seperti liberalisme, kapitalisme, komunisme,
sekularisme, pragmatisme, dan hedonism, yang meggerus kepribadian Bangsa bernilai Pancasila. Hal
ini dapat dilihat dengan jelas, betapa paham paham tersebuttelah merasukdalam kehidupan Bangsa
Indonesiasehinggamelupakan kultur Bangsa Indonesia yang memiliki sifat religius, santun, dan gotong
royong.Apabila ditarik benang merah terkait dengan tantangan yang melanda Bangsa
Indonesiasebagaimana tersebut diatas, maka dapat didefinisikan sebagai berikut :.
• Dilihat dari kehidupan masyarakat, terjadi kegamangan kehidupan bernegara dalam erareformasi ini
karena perubahan sistem pemerintahan yang begitu cepat termasukdigulirkannya otonomi daerah
yang seluas-luasnya, disatu pihak dan dipihak lain.Masyarakat merasa bebas tanpa tuntutan nilai
dan norma dalam kehidupan bernegara. Sering ditemukan perilaku anarkisme yang dilakukan oleh
elemen masyarakat terhadapfasilitas publik dan asset milik masyarakat lainnya yang dipandang
tidak cocok dengan paham yang dianutnya. Masyarakat menjadi beringas karenacode of
conductyang bersumber pada nilai Pancasila mengalami deglarasi. Selain itu, kondisi euphoria
politik tersebut dapat memperlemah integrasi nasional
• Dalam bidang pemerintahan, banyak muncul di ranah politik aparatur pemerintahan, baik sipil
maupun militer yang kurang mencerminkan jiwa Kenegaran Terhadapfenomena perilaku aparatur
yang aji mumpung atau mementingkan kepentingan kelompoknya saja. Hal tersebut perlu dicegah
dengan cara meningkatkan efektivitas penegakan hokum dan melakukan upaya secara masif serta
sistematis dalammembudayakan nilai-nilai Pancasila bagi para aparatur Negara.
Tantangan dari Dalam
Tantangan berat yang harus dihadapi ke dalam
adalah masalah mentalitas bangsa. Sikap-sikapyang
melemahkan bangsa Indonesia seperti oportunis dan
pragmatis yang melemahkanketahanan bangsa dan
merenggangkan solidaritas terhadap sesama. Sikap-sikap itu
membukalebar-lebar merajalelanya nafsu serakah di segala
bidang, keserakahan untuk menguasai harta benda, untuk
berkuasa dan untuk dihormati.Kondisi itu mendorong orang
untuk berlaku tidak jujur, tidak adil, dan bahkan bertindak
semena-mena dengan menyalahgunakan wewenang,
menjalankan KKN, dan tidak segan-segan melakukan
tindakan kekerasan dan kriminalitas. Di posisi mental seperti
itu membuat seseorangmudah berbohong, munafik, sanggup
berkhianat terhadap sahabatnya, hingga tega menjual bangsa
dan tanah airnya. Kondisi demikian memberi peluang yang
makin besar bagi dominasi kelompok kepentingan global.
Oleh karena itu untuk mengatasi keterpurukan bangsa dan
membangun bangsa yang seutuhnya,kita perlu meningkatkan
ketahanan budaya dan ketahanan pangan bangsa
danmengintegrasikannya melalui tindakan-tindakan komunikatif
ke semua instituasi. Sehinggadengan ketahanan pangan, maka
bangsa ini mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Sedangkanketahanan budaya akan menjadi benteng bagi derasnya
budaya global yang tidak sesuai dengan budaya bangsa.Tantangan
terhadap Pancasila sebagaimana yang diuraikan di atas, hanya
sebagian kecilsaja karena tantangan terhadap Pancasila itu seperti
fenomena gunung es, yang tidak terlihat banyak dibandingkan
yang muncul dipermukaan. Hal ini merupakan bahwa upaya
menjawabtantangan tersebut tidak mudah. Oleh karena itu, seluruh
elemen masyarakat harus bahu-membahu merespon secara serius
dan bertanggung jawab memperkokoh nilai-nilai Pancasilasebagai
kaidah penuntun bagi setiap warga Negara, baik yang berkiprah di
sector masyarakatmaupun dipemerntahan. Dengan demikian
integrasi nasional diharapkan semakin kokoh dansecara bertahap
Bangsa Indonesia dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara
yang menjadiidaman seluruh lapisan masyarakat
Table of contents
01 02 03
Introduction Philosophy Education
You can describe the topic You can describe the topic You can describe the topic
of the section here of the section here of the section here

04 05 06
Hari Pendidikan Indonesia National Day
You can describe the topic You can describe the topic You can describe the topic
of the section here of the section here of the section here
KESIMPULAN
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur dan prinsip-prinsip
utama yang menjadi pedoman dalam menjalankan pemerintahan dan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Berikut adalah kesimpulan mengenai Pancasila sebagai dasar negara dalam enam paragraf:

1. Sumber Keberagaman dan Persatuan: Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengakui dan
menghargai keberagaman masyarakat Indonesia. Terdiri dari lima sila, Pancasila mencerminkan
toleransi dan persatuan antarbangsa, agama, suku, dan budaya, yang menjadi landasan kuat bagi
kesatuan dan keutuhan bangsa Indonesia.

2. Landasan Filosofis dan Ideologis: Pancasila menjadi landasan filosofis dan ideologis bagi
pembentukan negara Indonesia. Melalui Pancasila, Indonesia memandang dirinya sebagai
negara yang berlandaskan moralitas dan etika dalam menghadapi berbagai tantangan dan
perubahan zaman.

3. Bhinneka Tunggal Ika: Konsep "Bhinneka Tunggal Ika" atau "Berbeda-beda tetapi tetap satu"
menggambarkan semangat integrasi dan persatuan yang kuat dalam keberagaman Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan pentingnya penghormatan terhadap perbedaan dan
keberagaman sebagai sumber kekayaan dan kekuatan bagi bangsa.

4. Keadilan dan Kesejahteraan Sosial: Pancasila menekankan pentingnya keadilan dan


kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Prinsip ini mendorong pemerintah untuk
menciptakan sistem yang adil dan berpihak kepada rakyat, serta mengurangi kesenjangan sosial
dalam upaya mencapai kesejahteraan bersama.
5. Ketuhanan Yang Maha Esa: Nilai religius dalam Pancasila menegaskan
keberadaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan moralitas dan etika dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun Indonesia mengakui beragam
agama, prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa tetap menjadi perekat yang kuat untuk
membangun kesatuan dan keselarasan antara manusia dengan sesamanya dan
dengan alam semesta.

6. Kedaulatan Rakyat: Pancasila menganut sistem kedaulatan rakyat, yang berarti


kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Prinsip ini menggarisbawahi pentingnya
partisipasi aktif rakyat dalam proses pengambilan keputusan politik dan
pembangunan negara, yang tercermin dalam sistem demokrasi Indonesia.

Kesimpulan tersebut menjelaskan bagaimana Pancasila sebagai dasar


negara memberikan panduan dan arah bagi Indonesia dalam mencapai tujuan bersama,
yaitu mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan beradab. Nilai-nilai Pancasila
yang terkandung dalam setiap silanya menguatkan kebersamaan, menjunjung tinggi
keadilan, menghargai keberagaman, dan menempatkan Tuhan sebagai landasan
moralitas dalam berbagai aspek kehidupan bangsa dan negara. Semangat Pancasila
diharapkan dapat terus dijunjung tinggi dan diimplementasikan secara nyata dalam
setiap lapisan masyarakat Indonesia.
Thanks! Do you have any questions?
contact us
khaidar68711@gmail.com
umarhakimi2003@gmail.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai