Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL

NILAI NILAI PANCASILA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA

DISUSUN OLEH

Nengsih

NIM : 041469529

UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PENDAHULUAN

BAB 1

A. Latar belakang

Pancasila tidak lain adalah Dasar Negara Indonesia yang memiliki arti dan makna
yang luar biasa yang terkandung didalamnya, selain itu juga mengingatkan kita tentang
terbentuknya Negara Indonesia yang begitu bersejarah dan penuh dengan proses yang
panjang, mulai dari zaman kerajaan kerajaan sampai dengan datangnya bangsa Barat
ke Indonesia untuk menjajah.

Mendengar kata Pancasila tentunya terlintas di pikiran kita tentang kesatuan dan
persatuan yang sangat beragam yang saling melebur, membaur menjadi satu dengan
istilah kata " Bhinneka Tunggal Ika " dimana disitu terlihat jelas pondasi awal yang
begitu kokoh dengan berbagai ragam Budaya, Adat Istiadat, Suku, Agama, Sifat,
Karakter, yang menjadi kepribadian dan jati diri Bangsa Indonesia yang sesungguhnya,
yang dirumuskan oleh para pendiri negara dalam rumusannya yang terkandung pada
lima sila Pancasila.

Setiap Bangsa mempunyai keistimewaan dan ciri khas tersendiri yang menjadi
pembeda dengan Bangsa Bangsa yang lain. Sejak dahulu Bangsa Indonesia mempunyai
pandangan hidup yang bersumber dari nilai-nilai kepercayaan, kebudayaan masyarakat
Indonesia. Pancasila dipilih sebagai dasar negara tentunya sangat diperlukan untuk
menjaga eksistensi bangsa Indonesia, karena di dalam setiap sila Pancasila pasti
terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa
dan negara itu sendiri.

Pancasila menjadi wadah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dalam


menjaga keutuhan Negara. Konsep Pancasila sebagai dasar negara diajukan oleh
Bapak presiden Ir. Soekarno yakni dalam pidatonya pada hari terakhir dalam sidang
pertama BPUPKI tepatnya tanggal 1 juni 1945, yang didalamnya berisi bahwa
menjadikan Pancasila sebagai dasar negara atau falsafah negara. Pendapat tersebut
ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota yang menghadiri sidang.
Hasil-hasil sidang berikutnya hanya dibahas oleh panitia kecil atau Panitia 9 yang
menghasilkan rumusan “Rancangan Hukum Dasar”. Namun, diganti nama menjadi
Piagam Jakarta atas saran yang diberikan oleh Muhammad Yamin, yang kemudian
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia menjadi Pembukaan
UUD, yang sebelumnya mengalami beberapa perubahan dengan bersamaan Pancasila
disahkan menjadi dasar negara.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam penulisan artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih jauh
tentang apa itu Pancasila dan bagaimana Nilai- nilai kebudayaan bangsa menjadi
landasan dalam sikap dan berperilaku dalam lingkungan masyarakat. Serta bagaimana
Pancasila menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia dan jati diri Bangsa. Serta
penerapannya nilai-nilai yang terkandung disetiap silanya dalam kehidupan berbangsa
dan negara, untuk mewujudkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang
sarat akan nilai Budi luhur dan kebudayaan.

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan beberapa sumber degan membaca dan
mencari dari buku-buku dan Undang-undang yang relavan dengan pokok bahasan dan
permasalahan yang akan dibahas ddan dimuat dallam artikel ini.

PEMBAHASAN

Pengertian Dan Istilah Pancasila

Istilah Pancasila secara Etimologis berasal dari bahasa Sanskerta yaitu " Panca"
berarti lima, dan "syila" berarti alas atau dasar, "syiila" berati peraturan tingkah laku yang
"penting", "baik", "senonoh" . Dengan istilah berbatu sendi yang lima, atau lima batu
karang, atau lima prinsip moral (Yamin, Pembahasan Undang - Undang Dasar Negara
Republik Indonesia ( Prapanca, tt: 437.). Pancasila sebagai dasar Negara artinya bahwa
seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintah harus mencerminkan nilai-nilai
yang dimuat dalam pancasila dan tidak boleh bertentangan.

Asal-usul Pancasila sebagai dasar negara tentunya dapat dilihat dari berbagai
faktor-faktor dan nilai-nilai yang terkandung dalam bangsa Indonesia yang kemudian
ditinjau dari pandangan hidup bangsa indonesia.

Pancasila juga merupakan sistem dari sebuah nilai yang dalam perjalanannya
sudah memenuhi sistem tersebut. Pancasila memiliki lima sila yang dimana lima sila
tersebut mengandung arti dan makna tersendiri. Lima sila dalam Pancasila menunjukan
ide ide fundamental tentang manusia dan seluruh realitas yang diyakini kebenarannya
oleh bangsa Indonesia yang bersumber dari watak dan kebudayaan Indonesia dan
melandasi berdirinya Negara Indonesia ( Kaelan, 1996: 92). Sedangkan, Notonegoro
mengemukakan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Indonesia yang
diharapkan dapat menjadi pandangan hidup setiap bangsa Indonesia sebagai dasar
pemersatu, lambang persatuan dan sebagai bentuk pertahanan Bangsa dan Negara
Indonesia.

Pancasila telah diakui oleh bangsa Indonesia sudah ada dan dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari sejak bangsa Indonesia ada, namun saat itu Pancasila belum
dirumuskan secara sistematis seperti sekarang yang dapat dijumpai. Pada masa
tersebut dimana Pancasila sangat identik sekali dengan nilai nilai budaya dan leluhur.
Nilai budaya merupakan pedoman hidup bersama yang tidak tertulis dan merupakan
kesepakatan bersama secara suka rela. Nilai budaya adalah salah satu upaya untuk
menjawab berbagai persoalan yang cukup vital didalam kehidupan manusia.
Nilai budaya adalah cara manusia untuk menjawab secara pribadi atau masyarakat
terhadap masalah-masalah yang mendasar didalam hidupnya. Nilai budaya akan
mempengaruhi pandangan hidup, sistem normatif moral, dan seterusnya sampai
akhirnya pengaruh itu sampai pada tindakan nyata manusia. Secara budaya Pancasila
adalah kristalisasi nilai nilai positif yang digali dari bangsa Indonesia sendiri yang sudah
diyakini kebenarannya maupun manfaatnya oleh suatu bangsa sehingga mampu
menumbuhkan tekad untuk mewujudkannya didalam sikap hidup sehari-hari.

Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia merupakan cita-cita moral


bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan rohaniah bagi bangsa untuk
berprilaku luhur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Norma
adat atau cara hidup yang sudah disepakati bersama oleh rakyat Indonesia adalah
Pancasila dan nilai nilai yang terkandung didalam sila sila Pancasila secara keseluruhan
merupakan intii sari yang berasal dari nilai budaya bangsa Indonesia.

Lima sila dalam Pancasila menunjukkan ide-ide fundamental tentang manusia


serta seluruh realitas, yang diyakini kebenarannya Oleh bangsa Indonesia dan
bersumber pada watak dan kebudayaan Indonesia yang melandasi berdirinya negara
Indonesia (Kaelan, 1996: 92). Berikut ini akan dijelaskan tentang nilai-nilai dari masing-
masing sila Pancasila.
Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa

Nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila adalah tentang kata ketuhanan.
Banyak diantara kita yang masih salah paham dalam mengartikan makna dari sila yang
pertama ini. Arti dari Ketuhanan Yang Maha Esa adalah tunggal atau satu, tidak ada
sekutu dalam sifat-Nya,dalam dzat-Nya, dan tidak ada yang dapat menyamai Tuhan.
Tuhan bagi bangsa dan negara Indonesia adalah suatu keyakinan, tetapi Ketuhanan
Yang Maha Esa bukanlah suatu dogma atau kepercayaan yang tidak dapat dibuktikan
melalui akal pikiran, melainkan kepercayaan yang berakar pada pengetahuan yang
benar dan dapat diuji atau dibuktikan melalui kaidah kaidah logika. Maka dari itu negara
Indonesia berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara Indonesia memberikan
kebebasan beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing yang
dianut oleh setiap individu. Pada sila pertama ini menjadi sumber yang paling mendasar
sebagai nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia menjiwai, dan mendasari serta
membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab. Segala aspek
penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai nilai yang berasal dari Tuhan.

Dalam hal ini Bangsa Indonesia tidak pernah ada putus-putusnya orang peryaca
kepada Tuhan, dibuktikan dengan adanya lima keyakinan yang dianut oleh bangsa
Indonesia, bangunan (tempat peribadatan), kitab suci dari berbagai agama dan aliran
kepercayaan masyarakat setempat kepada Tuhan Yang Maha Esa, upacara keagamaan,
peringatan hari besar agama, pendidikan agama, tulisan karangan sejarah yang
mengandung nilai nilai agama.

Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Pada sila yang kedua ini terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang harus
diperhatikan dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mmanusia merupakan
makhluk yang diciptakan oleh Tuhan yang memiliki kelebihan seperti pola pikir, rasa,
karsa dan cipta. Manusia dengan Budi nuraninya menyadari nilai-nilai dan norma-norma.
Manusia adalah salah satu pendukung pendukung pokok negara, sehingga harus
memiliki sifat adil dan beradab. Adil artinya wajar atau sepadan dan seimbang antara
hak dan kewajiban. Keputusan dan tindakan didasarkan pada objektivitas bukan
subjektivitas atau emosionalitas semata. Beradab artinya berbudi luhur yang
berkesopanan dan susila. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa sikap hidup, keputusan
dan tindakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai keluhuran Budi, kesopanan dan
kesusilaan, sesuai dengan nilai nilai yang terkandung didalam Pancasila. Adab terutama
mengandung tata kesopanan, kesusilaan atau moral, sehingga beradab berarti
berdasarkan nilai-niai kesusilaan sebagai bagian dari kebudayaan.
Bangsa Indonesia sejak dahulu terkenal dengan keramah tambahan, sopan santun,
lemah lembut dengan sesama manusia, dengan dibuktikannya adanya bangunan
(padepokan, pondok-pondok), semboyan, tulisan (cerita rakyat), perbuatan, hubungan
luar negeri. Kemanusiaan yang adil ini memiliki makna bahwa sebagai makhluk sosial
yang hakikatnya tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain. Sila
kedua Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab telah menyimpulkan cita-cita kemanusiaan
yang lengkap, yang adil dan beradab memenuhi seluruh hakikat makhluk manusia.
Berarti Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab merupakan suatu rumusan sifat keluhuran
Budi manusia Indonesia. Dengan adanya Sila kedua ini maka setiap warga negara
mempunyai kedudukan yang sama terhadap Undang Undang Negara, mempunyai hak
dan kewajiban yang sama, setiap warga negara dijamin hak dan kebebasannya, yang
menyangkut hubungan dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dengan negara. Sila
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab ini sesuai dengan kodrat manusia yang memiliki
kedudukan tinggi dan sebagai reaksi manusia untuk saling menghargai dan
menghormati satu sama lain.

Sila Ketiga : Persatuan Indonesia

Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh, tidak terpecah-pecah. Persatuan
mengandung pengertian bersatunya bermacam corak yang beraneka ragam menjadi
satu kebulatan, yang dalam dinamika Indonesia bermakna persatuan wilayah, bangsa
dan negara Indonesia. Persatuan bangsa Indonesia dapat dilambangkan dengan
“Bhinneka Tunggal Ika” yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan.
Persatuan dalam Sila ketiga ini mencakup keseluruhan kesatuan dalam arti ideologi,
politik, sosial, dan budaya serta keamanan. Semangat persatuan merupakan kunci dari
terbentuknya Indonesia yang merdeka, maka dari itu persatuan menjadi hal pokok yang
harus ditingkatkan demi kelangsungan hidup bangsa yang aman dan damai. Persatuan
Indonesia merupakan faktor yang dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia,
bertujuan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta
mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.

Semangat persatuan dahulu merupakan kunci untuk menentukan dalam


terwujudnya Indonesia merdeka dan saat ini persatuan menjadi hal pokok yang harus
ada dan ditingkatkan demi kelangsungan pembangunan bangsa dan negara Indonesia.
Persatuan Indonesia sudah tercermin sejak dulu dikehidupan masyarakat Indonesia
terlihat dengan kerukunan, bersatu m, kekeluargaan dan semangat gotong royong.
Dengan dibuktikannya adanya bangunan candi-candi, tulisan sejarah tentang
pembagian negara, semboyan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh dan lain sebaginya.
Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan

Kerakyatan sendiri berasal dari kata rakyat, yang artinya sekelompok manusia yang
bertempat tinggal dalam satu wilayah di negara tertentu. Kerakyatan adalah asas yang
baik serta tepat jika dihubungkan dengan maksud rakyat hidup dalam ikatan negara.
Sila keempat ini berbunyi tentang kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan dan perwakilan yang berarti bahwa negara Indonesia menganut
demokrasi. Demokrasi yang dianut dapat berupa demokrasi langsung maupun tidak
langsung, keduanya sangat penting bagi suatu negara yang memiliki daerah luas dan
warga yang banyak. Demokrasi erat kaitannya dengan kebebasan, artinya setiap rakyat
bebas dalam memilih dan menentukan pemimpin negaranya sendiri.

Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan Perwakilan berarti kekuasaan yang tertinggi berada ditangan rakyat,
sedangkan Hikmat kebijaksanaan berarti menggunakan akal pikiran dan rasio yang
sehat dengan selalu mempertimbangkan kesatuan dan persatuan bangsa. Kepentingan
rakyat dilaksanakan dengan jujur dan bertanggung jawab serta didorong oleh iktikad
baik sesuai dengan hati nurani. Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas
kepribadian bangsa Indonesia untuk merumuskan dan memutuskan suatu hal menurut
kehendak rakyat, sehingga tercapai suatu keputusan yang berdasarkan mufakat.
Perwakilan adalah suatu sistem tata cara dalam mengusahakan turut sertanya rakyat
dalam mengambil bagian dikehidupan bernegara melalui badan badan perwakilan. Sila
keempat ini adalah sendi yang penting atas kekeluargaan masyarakat Indonesia, dan
Sila keempat juga merupakan suatu asa bahwa tata pemerintahan Republik Indonesia
didasarkan atas kedaulatan rakyat, sebagai mana dijelaskan dalam alinea keempat
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia yang berkedaulatan rakyat.

Sila Kelima. : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila kelima ini mengandung makna bahwa keempat sila lainnya bertujuan
mewujudkan cita-cita sebagimana tercantum dalam sila kelima ini yaitu " Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Dalam hal ini keadilan sosial berarti keadilan
yang berlaku dalam masyarakat disegala bidang kehidupan, baik dari segi material
maupun spiritual, bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia menandakan bahwa setiap orang Indonesia mendapatkan perlakuan
yang adil baik dibidang hukum, politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan, sesuai dengan
UUD NRI Tahun 1945, maka keadilan sosial mencakup pengertian adil dan makmur.
Keadilan sosial itu berarti tercapainya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan
kehidupan masyarakat.

Nilai yang terkandung dalam Pancasila bersumber dari akar kebudayaan bangsa
Indonesia sendiri, sehingga Pancasila memiliki kedudukan yang sangat penting yaitu
sebagai dasar negara. Selain sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila merupakan
kepribadian bangsa yang menjadikannya identitas bangsa yang melekat pada setiap diri
individu sebagi ciri khas bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup
yang merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman hidup bagi bangsa
Indonesia untuk berperilaku luhur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
negara. Pancasila sebagai sumber hukum maksudnya adalah Pancasila sebagi
landasan hukum dari segala sumber hukum yang ada diIndoneisa.

Pancasila adalah cita-cita bangsa Indonesia, yang mengandung makna bahwa


Indonesia mampu untuk menjadi negara yang merdeka, adil dan makmur serta
menjunjung tinggi perdamaian dunia. Pengertian Pancasila sebagai dasar negara
diambil dari alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yang kemudian dituangkan dalam
memorandum DPR-GR pada tanggal 9 Juni 1966.Penegasan kedudukan Pancasila
sebagai dasar Negara diperkuat dengan keluarnya ketetapan MPR No.XVIII tahun 1998
tentang penegasan pancasila sebagai dasar negara.

Cara Menerapkan Nilai Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Negara

Nilai nilai yang ada dalam Pancasila sangat lekat dengan pola pikir dan perilaku
manusia dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga perlu untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini diperlukan cara untuk mengimplementasikannya,
mengingat bangsa Indonesia yang sedang berproses menuju kehidupan yang modern,
dimana ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang begitu pesat seiring dengan
pekembangan zaman. Untuk itu diiperlukan usaha yang lebih efektif, agar nilai nilai
Pancasia dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan pengenalan Pancasila melalui
pendidikan, baik dilingkungan keluarga, sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan
tinggi, hingga sampai ke lingkungan masyarakat dengan melakukan sosialisasi tentang
pentingnya penerapan Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya dalam
bertindak dan berperilaku yang baik yang mencerminkan nilai Budi luhur, beradab dan
berbudaya. Sikap dan tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila yaitu bersikap
saling menghargai, saling membantu satu sama lain, menjaga toleransi antar suku,
agama, ras dan budaya yang ada, memiliki jiwa nasionalisme, saling menyayangi,
memiliki jiwa kemanusiaan, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, ikut
berpartisipasi dalam kegiatan, memilki sikap adil dan tidak membeda bedakan, berjiwa
demokrasi, memiliki sikap bertanggung jawab dan menghargai pendapat orang lain.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pancasila sebagai dasar negara sudah melekat dalam kehidupan bermasyarakat,


yaitu sejak bangsa dan negara Indonesia belum berdiri. Pancasila sendiri terbukti
memiliki kebenaran sehingga dapat mempersatukan masyarakat Indonesia, serta
memiliki nilai-nilai moral dan Budi luhur yang lahir dari kebudayaan bangsa yang harus
diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan negara agar tercapainya
kesejahteraan didalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu juga Pancasila adalah cita-
cita bangsa Indonesia sejak dahulu untuk mewujudkan keadilan dan perdamaian dunia,
terlihat dari dijadikannya Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa, Pancasila sebagi
jati diri bangsa, dan Pancasila sebagai sumber hukum dari segala hukum di Indonesia.

Pancasila menjadi persatuan dan kesatuan bangsa dengan segala perbedaan yang
ada, kebudayaan, bahasa, suku, ras, agama, adat istiadat, menjadi kesatuan yang utuh
untuk kehidupan yang makmur dan sejahtera. Sebagai masyarakat Indonesia
diharapkan mempunyai keinginan dan kemauan untuk memahami nilai Pancasila dan
kedudukan Pancasila sebagi dasar negara Indonesia. Penerapan nilai-nilai Pancasila
juga harus ditanamkan dalam diri setiap individu mulai sejak dini hingga dewasa.

SARAN

Sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan yang diberikan kelebihan berupa akal
pikiran, kita harus memiliki sikap yang mencerminkan nilai moral dan norma dalam
segala aspek kehidupan. Sudah sepantasnya kita mematuhi Pancasila dan nilai-nilai
yang terkandung didalamnya dan tidak serta mengetahui saja tetapi mengamalkan dan
menerapkannya.

Sebagai generasi muda, kita harus mampu mempertahankan Pancasila sebagai


wujud dari cita-cita bangsa yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa, kita tidak
boleh terpecah belah, kita harus tetap bersatu menjunjung tinggi nilai-nilai moral
kebudayaan bangsa diera arus globalisasi yang begitu pesat.

Dalam penulisan artikel ini, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik
dari tulisan, penjelasan dan penggunaan bahasa yang saya sajikan. Oleh karena itu
mohon diberikan sarannya agar saya untuk kedepannya dapat membuat artikel lebih
baik lagi. Dan saya juga berharap artikel ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Yanto, D. (2016). Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Pandangan Hidup dalam


Kehidupan Sehari-Hari. Ittihad, 14 (2).

Pancasila (BMP); 1--12/ MKDU4114 / 3SKS/ Prof. Dr.lasiyo, M.A, M.M. Dr.Sri Soeprapto,
M.S & Reno Wikandaru, S.Fil., M. phil

Anda mungkin juga menyukai