Anda di halaman 1dari 8

[1]

Identitas nasional merupakan suatu penanda atau jati diri suatu bangsa yang dapat
membedakan ciri khasnya dengan bangsa lain, karena ciri khas suatu bangsa terletak pada
konsep bangsa itu sendiri. Secara istilah identitas nasional terbagi dari 2 kata yaitu "identitas"
dan "nasional". Identitas bersal dari kata identity yang artinya memiliki tanda sedangkan
nasional berasal dari ka nation yang artinya bangsa.Bentuk-bentuk identitas nasional meliputi,
bendera, bahasa, lambang negara, dan lagu kebangsaan Indonesia. Identitas nasional bangsa
Indonesia yang paling utama dan yang harus diaplikasikan dalam kehidupan ialah Pancasila.
Pancasila menjadi pedoman hidup kita dalam praktik kehidupan berbangsa bernegara dan
bermasyarakat. Pancasila tidak hanya dibaca, ditulis dan dihafal.Pancasila juga sepatutnya
dilakukan dan diaplikasikan kedalam aktivitas dan juga menjadi perilaku sehari-hari
kehidupan setiap warga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) ,lembaga negara ,
lembaga pemerintah dan juga lembaga-lembaga swasta yang berada di Indonesia. Dengan
berjalannya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia ) yang merupakan bangsa majemuk,
maka pancasila ialah identitas nasional yang dapat menghilangkan perbedaan dan juga
perpecahan suku bangsa yang berbeda didalam Indonesia. Pancasila juga menghilangkan
pertentangan SARA dan juga menegakkan hukum (rule of law) dengan asas-asasnya mutlak
diterapkan yang sesuai dengan pancasila sebagai identitas nasional Indonesia.
Sejak awal kelahiranya tanggal 1 Juni 1945, Pancasila dimaksudkan sebagai dasar
falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau lebih dikenal sebagai Dasar Negara
(Philosofische Grondslag).Arti penting Pancasila merupakan salah satu tolak ukur dan
pegangan hidup bagi kehidupan bermasyarakat. Sebagai dasar negara, Pancasila
tercantum dalam AleniaI V Penyusunan Undang-undang Dasar 1945 yang
merupakan landasan yuridis konstitusional dan dapat disebut juga sebagai ideologi
negara (Budiyanto, 2004:151). Kehidupan masyarakat pasca kemerdekaan pada tahun
1945, Pancasila memegang peranan penting di setiap gerak arah dan cara kita juga harus
senantiasa dijiwai oleh Pancasila.
Tak hanya itu, pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya
merupakan suatu sumber dari segala sumber hukum dalam negara Indonesia.
Setelah adanya rapat PPKI di tanggal 18 Agustus 1945 , lima sila yang didalam pancasila
ditetapkan secara yuridis formal menjadi dasar filsafat Negara KesatuanRepublik
Indonesia. Hal ini sebagaimanaditetapkan dalam Ketetapan No.XX/MPRS/1966 (Kaelan,
2008: 77).
Dengan penerapan pencasila sebagai identitas nasional,maka pancasila pun hendaknya
selalu diturunkan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, penerapan dan juga implementasi
dari nilai-nilai pancasila di sekolah-sekolah dasar ataupun lembaga-lembaga pendidikkan yang
dimplementasikan kedalam pancasila berperan dalam penanaman nilai-nilai pancasila kepada
pemuda pemudi generasi penerus bangsa Indonesia dan juga sebagai bentuk internalisasi nilai-
nilai pancasila kepada masyarakat.
Dalam kehidupan kita berbangsa bernegara dan bermasyarakat kita dituntun dan
dituntut untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila di berbagai bidang kehidupan
sehingga ia merupakan identitas nasional kita sebagai bangsa, yang membedakan kita dengan
bangsa lain di dunia ini. Pengamalan Pancasila dalam kehidupan kita berbangsa, bernegara
dan bermasyarakat, merupakan “jati diri” kita sebagai bangsa Indonesia.
Sebagai identitas nasional, maka sudah sepantasnya nilai-nilai Pancasila menjadi
pedoman segenap bangsa dan negara di dalam bersikap dan berperilaku. Norma-norma dan
juga cara hidup berbangsa sudah disepakati secara bersama oleh rakyat Indonesia di dalam
Pancasila. Tak hanya itu, karakter bangsa Indonesia ialah nilai-nilai dasar pancasila sehingga
pancasila merupakan ialah jatidiri bangsa yang menjadi inti identitas nasional Indonesia.
Pancasila juga tak hanya identitas dalam simbol fisik seperti seperti lambang tetapi pancasila
juga ialah identitas non fisik yang berarti jati diri psikis bangsa Indonesia.
Contoh identitas nasional yang ada di Indonesia ialah bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan bangsa Indonesia, bendera merah putih sebagai lambang bendera bangsa Indonesia,
lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Indonesia, pancasila sebagai landapasan
kehidupan dan berperilaku bangsa Indonesia, UUD 1945 meruoakan sebuah kenistitusi dasar
dari negara Indonesia, konsep wawasan nusantara, kedaulatan rakyat sebagai bentuk mutlak
dari RI.

[2]
Berdasarkan teori causalitas tersebut, causa materialis Pancasila berasal dari adat kebiasaan,
kebudayaan dan agama yang ada di Indonesia (Notonagoro, 1975: 32). Dengan demikian,
tidak dapat diragukan bahwa dasar negara yang kita miliki digali dari nilai yang terdapat
dalam masyarakat. Nilai tersebut tersebar pada masyarakat, digunakan untuk mengatur
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, tidak, diragukan lagi bahwa Pancasila sebenarnya
merupakan budaya dan pembudayaan bangsa Indonesia yang perlu dipahami secara ilmiah
oleh bangsa Indonesia.

1. Adat-istiadat
Sebelum melihat sejauh mana implementasi adat-istiadat dalam Pancasila, dan
bagaimana bentuk konkretnya dalam sila-sila Pancasila terlebih dahulu diuraikan karakteristik
adat-istiadat tersebut. Pada pokoknya adat-istiadat merupakan urusan kelompok; tidak ada
adat-istiadat orang seorang. Seseorang mengikuti adat-istiadat bersama dengan orang lain;
adat-istiadat sekaligus merupakan urusan masyarakat. Masyarakat ini kadang-kadang
mempunyai pembatasan yang agak cermat, misalnya, sebuah suku atau satu persekutuan
pedesaan yang masih tertutup di dalam masyarakat yang bersifat sangat agraris.
Dengan diambilnya adat-istiadat sebagai unsur sila Pancasila, memang sangat tepat,
sebab para pemimpin kita yang merumuskan sila-sila Pancasila mengharap negara yang
berdasarkan Pancasila merupakan negara kekeluargaan, bukan negara yang bersifat orang
perorangan. Pancasila bukanlah sebuah ideologi yang ditanamkandari atas, melainkan
merupakan manifestasi moralitas publik. Artinya, dimensi otoritas dan tradisi seharusnya
melenturkan diri sefleksibel mungkin, sehingga publik pun berpartisipasi dalam diskursus
tentang nilai-nilai dasar Pancasila bagi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

2. Kebudayaan
Causa materialis kedua Pancasila adalah budaya atau kebudayaan bangsa. Kebudayaan
merupakan hasil dari akal budi, dengan demikian keseluruhan hasil akal manusia, seperti ilmu,
teknologi, ekonomi dan lain-lain termasuk kebudayaan. Kebudayaan memiliki wujud, yang
terdiri atas kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia: wujud ini disebut sistem budaya,
sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat; pada kepala manusia yang mengaturnya.
Wujud ini sering disebut sistem sosial. Wujud sebagai benda, aktivitas manusia yang saling
berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk
mencapai tujuannya. Dalam hal kebudayaan terdapat 7 unsur. Ke-7 (tujuh) poin-poin tersebut
ialah :
a. Bahasa
b. Sistem Teknologi
c. Sistem mata pencaharian
d. organisasi sosial
e. sistem pengetahuan
f. religi
g.kesenian

Kebudayaan juga memiliki wujud, yang terdiri atas kompleks gagasan, konsep, dan
pikiran manusia. Selain tujuh unsur tersebut, kebudayaan memiliki wujud, yang terdiri atas
kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia: wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya
abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat; pada kepala manusia yang mengaturnya. Kompleks
aktivitas, berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkret, dapat diamati
atau diobservasi.
3. Agama-agama
Causa materialis ketiga Pancasila adalah berbagai agama yang ada di Indonesia. Sudah
sejak dahulu kala dikatakan bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama, bangsa yang
mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Pada waktu meyampaikan pidato lahirnya
Pancasila, Bung Karno mengusulkan prinsip Ketuhanan. Bangsa Indonesia dengan memiliki
prinsip tersebut, dikatakan. Agama yang hidup dalam komunitas bangsa Indonesia dapat
digolongkan ke dalam agama asli dan agama etnis, sedangkan agama yang datang dari luar
disebut sebagai agama langit atau agama yang bersumber dari wahyu Tuhan. Agama yang
hidup dalam komunitas bangsa Indonesia dapat digolongkan ke dalam agama asli dan agama
etnis, sedangkan agama yang datang dari luar disebut sebagai agama langit atau agama yang
bersumber dari wahyu Tuhan.

[3]
Terdapat Pancasila di Indonesia yang dijadikan dasar atau pedoman perilaku warga negara
yang baik. Jika Anda menaatinya, kehidupan desa ke negara akan harmonis di antara orang-
orang Indonesia.
Pancasila sendiri memiliki 5 sila. Yakni:

Ketuhanan yang Maha Esa


Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sila 1 : Ketuhanan yang Maha esa


Sila ini memiliki 5 bintang. Dengan demikian, bintang tunggal dari simbol ini dimaknai
sebagai cahaya spiritual yang dipancarkan Tuhan kepada seluruh umat manusia. Juga, jumlah
bintang adalah satu atau satu, yang juga melambangkan keesaan Tuhan.Dalam kehidupan
sehari-hari penerapan sila-1 ini ialah mengimani adanya tuhan dan juga memeluk kepercayaan
masing-masing sesuai dengan agama yang dianut dan menjauhi larangan agama yang dianut
masing-masing orang, saling toleransi antar agama dan tidak mengejek dan juga menganggu
satu sama lain, tidak melakukan pemaksaan dalam memeluk agama tertentu dan juga
menghormati kebebasan dalam menganut agama masing-masing kepercayaan orang, tidak
merendahkan atau mencemooh agama maupun pemeluk agama lain.
Sila-2 : Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila ke-2 ini dilambangkan dengan simbol sebuah rantai berwarna emas dengan latar belakang
berwarna merah. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan lingkaran
melambangkan perempuan. Makna dari simbol sila ke-2 ini ialah bermakna antar kaum yang
saling bersatu, bekerja sama, bergotong royong satu sama lain sehingga kuat seperti rantai.
Dalam kehidupan sehari-hari ialah tak malu dan juga tak takut untuk menyuarakan suara
supaya terwujudnya keadilan; menjadlin pertemanan dengan siapa saja tanpa memandang
SARA dan memperlakukan semua teman dari berbeda-beda suku bangsa dengan perlakuan
yang sama;mengakui persamaan hak, kewajiban dan kedudukan semua orang sama di mata
hukum, agama, sosial, dan lainnya;saling mengedapankan sikap tolerasni antar komponen
masyarakat.

Sila ke-3 : Persatuan Indonesia


Siila ke-3 ini dilambangkan di dalam pancasila dengan simbol pohon beringin. Jenis pohon
beringin merupakan spesies pohon yang kuat, besar, dan berdaun rimbun. Pohon beringin
diartikan sebagai tempat berteduh sekaligus bentuk persatuan masyarakat Indonesia yang
sangat sangat beragam. Dalam kehidupan sehari-hari ialah selalu menggunakan bahasa
INdonesia untuk mengamalkan pancasila sebagai alat pemersatu bangsa dan identitas
nasional, Melestarikan budaya Indonesia seperti baju adat, tarian, alat, bahasa, alat musik, dan
lain-lain dalam kehidupan sehari-hari., Membantu anggota keluarga bila ada kesusahan,
Saling bekerja sama menjaga keutuhan NKRI dengan berpegang teguh pada nilai-nilai
Pancasila, saling bergotong royong satu sama lain.

Sila ke -4 : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


dan Perwakilan
Sila ini dilambangkan dengan kepala banteng. Filosofi banteng ialah hewan yang suka
berkumpul.Oleh karena itu, simbol ini memilii arti sebagai kegiatan musyawarah antar orang-
orang untuk melahirkan suatu keputusan. DAlam kehidupan sehari-hari ialah Mengedepankan
tolerasi dan keadilan dalam mengemukakan dan mendengar pendapat dalam musyawarah,
selalu melakukan musyawarah untuk menyelesaikan suatu masalah atau membuat keputusan
dengan memikirkan kehendak bersama bukan kehendak pribadi,keputusan akhir dalam
musyawarah harus disetujui oleh semua pihak karena atas keputusan bersama.

Sila ke-5 : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Sila kelima Pancasila dilambang dengan padi dan kapas. Hal ini melambangkan kebutuhan
dasar setiap manusia, yaitu pangan dan sandang. Dalam kehidupan sehari-hari ialah selalu
mengedepankan kehendak dan kebutuhan orang lain dibanding kehendk pribadi,
Melaksanakan kewajiban dan menghormati hak orang lain, kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia yang diberika secara menyeluruh tapa melihat golongan atau ras tertentu.

[4]
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia yang memberi kehidupan yang mewujudkan
masyarakat dengan memimpin bangsa Indonesia dan rakyat Indonesia dengan adil dan
makmur. Pancasila diterima dan ditetapkan sebagai kebijakan nasional sebagaimana
disebutkan di awal UUD 1945 dalam hal pengaturan kepribadian dan sikap terhadap
kehidupan masyarakat. Menyadari bahwa untuk kelestarian dan kemampuan pancasila itu,
perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengalaman nilai-nilai
luhur yang terkandung didalamnya oleh setiap warga negara indonesia, setiap penyelenggara
indonesia serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan. Pernyataan-
pernyataan Ini sesuai dengan nilai Pancasila yang menunjukkan dengan sebutan dan juga
memiliki fungsi-fungsi lainnya yang berbeda. FUnsgi-funsgi tersebut ialah :

1. Pancasila sebagai jiwa negara


2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa
3. Pancasila sebagai sumber hukum lainnya

Dalam hal " Pancasila sebagai kepribadian bangsa " secara khusus, Pancasila sebagai
kepribadian bangsa termasuk ke dalam hakikat fungsi yang harus diketahui warga negara
Indonesia. Secara istilah kepribadian bangsa terdiri dari dua kata, yaitu kepribadian dan
bangsa. KEpribadian adalah orientasi sifat yang berbeda dalam diri seseorang ketika
menghadapi kondisi tertentu. Sedangkan bangsa adalah kumpulan masyarakat yang memiliki
keterikatan dan saling berhubungan untuk mencapai tujuan bersama. Dapat disimpulkan,
pelaksanaan Pancasila sebagai kepribadian bangsa adalah perwujudan dari nilai-nilai budaya
bangsa yang diyakini kebenaran dan kebaikannya. Nilai-nilai tersebut dapat diwujudkan
dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan setiap warga negaranya. Karena
pancasila merupakan identitas dan landasan warga negara NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia ) tetntunya warga negara INdonesia pun hendaknya untuk melaksanakan
kegiatannya, aktivitasnya dan semua tingkah laku dalam kehidupannya dengan pancasila .
Dengan nilai-nilai tersebut tentunya dapat memberikan moral yang baik dan juga teratur
sehingga memberikan kepribadian yang bai pula kepada warga negara Indonesia. Contoh-
contoh kepribadian sehari-hari tersebut ialah :
Sila 1 : Ketuhanan yang maha esa
Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan pada orang lain.
Menghormati pemeluk agama lain dalam melaksanakan ibadah.
Bekerja sama antarumat beragama agar tercipta kerukunan antarumat beragama.

Sila 2 : Kemanusiaan yang adil dan beradab.


Bersikap tenggang rasa kepada orang lain.
Berani membela kebenaran dan keadilan.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Menghormati orang lain.
Tidak bertindak sewenang-wenang.
Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban.

Sila 3 : Persatuan Indonesia


Rela berkorban untuk bangsa
Cinta Tanah Air dan bangsa.
Bangga menjadi bangsa Indonesia.
Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan.

Sila 4 : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikma kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan
Menerima dan melaksanakan setiap keputusan musyawarah.
Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
Mempertanggungjawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan sendiri.

Sila 5 : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Menghormati hak-hak orang lain.
Menjauhi sifat boros dan bergaya hidup mewah.
Ringan tangan atau gemar membantu orang lain.
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Referensi
https://guruppkn.com/contoh-identitas-nasional
Suwarno, P. J. 1993.Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Ir. Soekarno. 2006.Filsafat Pancasila menurut Bung Karno (Penyunting: Floriberta
Aning).Yogyakarta: Media Pressindo.
Rahma, Srijanti A dan Purwanto S. K. 2008. Etika Berwarga Negara:
PendidikanKewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jakarta: Salemba Empat.
Alex Lanur, (Ed).,1995, Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka; Problem dan Tantangannya,
Kanisius, Yogyakarta.
BMP Universitas Terbuka Pendidikkan Kewarganegaraan

Anda mungkin juga menyukai