Anda di halaman 1dari 6

SUKA DUKA TEKNOLOGI INFORMASI

TURKI

Mendengar Negara ‘’Turki’’, tentunya yang terbayang di dalam benak kita


ialah negara yang kaya akan tempat-tempat wisatanya yang bernilai sejarah dan
juga penduduk-penduduknya yang ramah .Tak hanya itu , Kebab nya pun turut
serta menambah nilai popularitas negara yang berada di 2 benua ini. Faktor- faktor
inilah yang menjadikan Turki sebagai tempat destinasi wisata favorit di mata para
wisatawan .Tetapi isi tulisan yang saya buat ini ,tak akan membahas mengenai
lezatnya kebab atau membahas 7 contoh keramahan orang Turki. Saya ingin
membahas persoalan dengan sesuai apa yang saya minati dan juga apa yang saya
pelajari sekarang.
Pernahkah terbesit dalam benak anda bagaimana perkembangan teknologi
informasi dan perangkat lunak Turki? Cukup satu pertanyaan dasar ini saja yang
ingin saya bicarakan kepada anda .Saya harap pertanyaan sederhana ini dapat
menggugah ketertarikan semua pembaca terutama mahasiswa-mahasiswa peminat
IT, komputer atau software yang berniat melanjutkan studinya ke negara sang
pemilik Hagia Sophia ini.

Bagaimana perkembangan teknologi informasi dan perangkat


lunak Turki?
Menurut situs turkheritage.org Turki telah banyak berinvestasi dalam
teknologi informasi selama dua dekade terakhir. Jumlah pengguna internet di Turki
telah melonjak dari hanya tiga persen pada tahun 2000 menjadi 44% di masa ini.
Pemerintah Turki pun sangat betul-betul memperhatikan perkembangan teknologi
IT Turki , mengingat zaman ini hampir segala aktivitasnya berjalan melalui
digital.Untuk menanganinya, Kementerian Pendidikan Nasional Turki menerapkan
Proyek FATIH yang dimulai tahun 2011 untuk memberikan pelatihan dan
infrastruktur, untuk memastikan generasi anak-anak agar dapat memanfaatkan
kecanggihan teknologi perangkat lunak dengan sebaik-baiknya.
Proyek Fatih ini pun menarik perhatian sebagian lembaga terkenal seperti
Google dan Silicon Valley.Tak berhenti sampai situ, proyek edukasi ini pun
berkolaborasi dengan Microsoft yang mempunyai tujuan untuk memberi pelatihan
tentang perkembangan perangkat lunak. Tentunya hal ini semakin memperluas
jangkauan inisiatif teknologi informasi Turki.

Untuk mengembangkan infrastuktur dan teknologi , pemerintah Turki juga


membuat lembaga penelitian bernama Teknopark dan Teknokent. Kedua lembaga
ini bekerja sama dengan para akademisi Universitas dan juga perusahaan-
perusahaan besar yang bertujuan untuk menemukan sebuah produk teknologi
inovatif yang murah namun sangat efektif. Dengan memanfaatkan seluruh sumber
daya yang ada, kedua lembaga ini terus melakukan kegiatan penelitian untuk
mengembangkan teknologi yang bergerak di negara ini. Pemerintah sangat yakin
dengan berkembang pesatnya teknologi, maka hal itupun akan turut mendongkrak
kegiatan industri sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan dan perekonomian
negara. Contohnya Perusahaan Andasis yang berkolaborasi dengan Teknopark
Istanbul. Perusahaan ini menasionalisasi infrastruktur komunikasi dengan
teknologi yang dirancang dan diproduksi sepenuhnya di dalam negeri. Sistem
Andasis ini menawarkan keamanan informasi nasional 100 persen, mencapai
kapasitas untuk memenuhi semua kebutuhan infrastruktur jaringan sektor publik
dan swasta; dan juga mengganti sistem asing. Proyek ini mengembangkan dan
memproduksi sejumlah besar produk jaringan seperti 'Ethernet Switchers', 'Media
Converters', 'Ethernet Routers', 'Access Points' dengan total 80 produk yang telah
dihasilkan dan 25 produk sedang dikembangkan.
Tak berbeda jauh dengan Teknopark dan Teknokent, Turki pun memiliki
lembaga yang bernama TÜBITAK yang didirikan pada tahun 1963 pada awal
periode ekonomi Turki. Tugas mereka adalah untuk mendukung dan mendorong
penelitian akademik dasar dan terapan, dan juga mendorong semangat peneliti-
peneliti muda agar dapat mengembangkan dan meneliti hipotesis-hipotesis yang
telah mereka dapat agar menghasilkan sebuah inovasi-inovasi baru yang
berkualitas.

TÜBİTAK yang berkepanjangan TÜRKİYE BİLİMSEL VE


TEKNOLOJİK ARAŞTIRMA KURUMU ( Lembaga Penelitian Ilmiah dan Teknis
Turki ) juga memberikan beasiswa kepada para peneliti atau kepada para ilmuwan
Turki dalam kegiatan akademik dan penelitian di dalam negeri maupun di luar
negeri. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing negara Turki di kancah
internasional. Tak hanya berkontribusi untuk Turki , lembaga ini pun turut serta
berperan dalam pengembangan perangkat lunak di kancah Internasional.
Contohnya proyek ‘’Performance of short polar codes under ML decoding’’ yang
pernah dipresentasikan dalam konferensi ICT (Information and Communication
Technologies)di tahun 2009. Proyek yang dikerjakan TÜBİTAK ini menjelaskan
mengenai kinerja short polar codes di bawah decoding ML(Maximum Likelihood).
Isi dari proyek ini membahas bagaimana cara jaringan-jaringan komunikasi untuk
dapat memanfaatkan kemampuannya secara maksimal namun mempunyai resiko
yang kecil. Singkatnya, proyek ini turut berperan penting dalam penemuan
jaringan komunikasi zaman sekarang contohnya jaringan 5G.
Tak hanya dengan ketiga lembaga itu, rating software developer Turki pun
menempati peringkat 33 dunia menurut www.pentalog.com . Nilai ini diambil
berdasarkan keterampilan teknologi yang diukur dengan tes yang diadakan secara
serempak oleh situs ini.

Walaupun situs ini tak dapat dipercaya 100 %, saya rasa situs ini dapat
menjadi salah satu perbandingan yang cukup untuk melihat peringkat Turki
diantara negara- negara lain. 2 peringkat diatas India, menjadikan kemajuan
informasi teknologi di negara ini tak boleh dipandang sebelah mata.
Sayangnya banyak juga yang berpendapat bahwa para software developer
Turki tak berkembang karena keterbatasan dalam kemampuan berbahasa Inggris
.Seperti kutipan yang ditunjukkan pada gambar :

Menurut pendapat ini, singkatnya : ‘’Software Developer yang berasal dari


Turki hanya berkomunikasi dengan bahasa sendiri dan tak ingin mempelajari
bahasa asing. Padahal kebanyakan software developer sangat membutuhkan skill
bahasa Inggris yang mumpuni. Sehingga sebagian Software developer Turki tak
mengembangkan kemampuan mereka dan berhenti di level menengah.’’
Penjelasan tadi mungkin menjelaskan gambaran seorang developer yang
berinteraksi dengan software developer Turki secara langsung di lapangan. Saya
pun menyetujui dengan pendapat ini ,karena memang sejalan dengan pengalaman
saya berkuliah dan berinteraksi dengan orang-orang Turki. Mereka termasuk
kedalam kelompok yang lemah dalam komunikasi dan literasi berbahasa Inggris.
Sehingga kekurangan tersebut menjadikan hambatan tersendiri untuk mendalami
software,komputer atau IT jika anda memilih berkuliah di Turki.
Lalu kenapa saya memutuskan untuk kuliah di negara ini?
Saya memilih Turki sebagai tempat studi saya ,karena saya melihat negara
ini mempunyai peluang besar untuk mendapat pengalaman kerja di bidang IT tanpa
menghadapi perbedaan budaya dan gaya hidup yang mencolok. Menurut saya,
hambatan terbesar dalam berkuliah disini adalah bahasa. Karena bahasa Turki
sangat-sangat berbeda dengan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Tetapi, itu
semua bakal terbiasa dengan sendirinya. Tentunya, kita harus konsisten untuk
berkomunikasi dengan orang-orang Turki asli supaya kita dapat mendalami bahasa
mereka dan juga memahami budaya mereka.

Anda mungkin juga menyukai