Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen rantai nilai, jelaskan!


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengendalian manajemen!
3. Apa saja tipe-tipe pengendalian itu?
4. Bagaimana pengawasan yang efektif itu?

Selamat mengerjakan semoga sukses!


Jawaban
[1]
Manajemen rantai nilai merupakan suatu proses untuk mengelola aktivitas-aktivitas di sepanjang
rantai nilai yang akan ditawarkan kepada konsumen. Tujuan akhir dari proses ini ialah
konsumen. Sebagai contoh, kita membuat mobil yang sangat bagus, tetapi mempunyai harga
yang sangat mahal, konsumen mungkin akan mengatakan bahwa produk kita tidak cukup
bernilai. Sehingga konsumen yang akan menentukan harga dan kualitas yang mereka inginkan.
Manajemen rantai nilai lebih luas dibandingkan dengan manajemen rantai pasokan (supply chain
management). Manajemen rantai pasokan berorientasi internal, yaitu mengefisienkan aliran
bahan baku ke perusahaan. Manajemen rantai nilai berorientasi eksternal, yaitu bagaimana
mengefektifkan penciptaan nilai, yang dimulai dari aliran bahan baku ke perusahaan, proses
transformasi dalam perusahaan, dan mengalirkan produk atau jasa ke konsumen. Manajemen
rantai nilai memiliki kegiatan pendukung.Diantaranya ialah : infrastruktur perusahaan,
manajemen sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan procurement (pengadaan).
Manajemen ini pula mempunyai kegiatan utama. Diantaranya ialah : inbound logistics, operasi,
outbound logistics, pemasaran dan penjualan, serta pelayanan.

[2]
Pengendalian manajemen adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi tertentu
dengan merencanakan mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan prestasi yang
sesungguhnya dengan standar prestasi, menentukan apakah terjadi penyimpangan dan mengukur
apakah penyimpangan itu berarti (signifikan), serta melakukan perbaikan yang diperlukan untuk
memastikan bahwa semua sumberdaya perusahaan digunakan dengan cara yang paling efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Pernyataan ini mencakup 4 hal,antara lain :
1. adanya standar prestasi,
2. adanya usaha pembandingan hasil yang diperoleh dengan rencana,
3. menentukan apakah terjadi penyimpangan atau tidak,
4. melakukan perbaikan.
Keempat langkah ini bertujuan untuk mensukseskan perusahaan dengan cara efektif dan efisien.
[3]
Pengendalian diperlukan organisasi untuk memastikan bahwa kegiatan berjalan sesuai dengan
yang direncanakan. Pada dasarnya ada 3 (tiga) tipe dasar pengendalian.Ketiga tipe pengendalian
itu ialah:

1. Pengawasan Pendahuluan (Feedforward Control atau Steering Control)


Pengawasan ini didesain untuk mendeteksi penyimpangan dari standar tertentu dan
memungkinakan perbaikan dilakukan sebelum seluruh tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
Misalnya, tahun ini penjualan ditargetkan Rp 50 juta. Monitoring terhadap target tersebut
dilakukan sejak bulan-bulan awal untuk memastikan apakah target penjualan tersebut akan
dicapai pada akhir tahun. Jika pada pertengahan tahun penjualan sudah diperkirakan tidak dapet
mencapai target, maka pada saat itu juga harus mengambil tindakan perbaikan-perbaikan agar
target penjualan dapat terealisasikan pada akhir tahun sesuai dengan rencana yang sudah
ditetapkan.Pengawasan jenis ini merupakan pengawasan yang cukup agresif, perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi dan membuat realisasi rencanater hambat akan selalu
diantisipasi. Pengendalian jenis ini juga sering disebut dengan steering control karena dapat
diumpamakan seperti orang yang mengendarai mobil.

2. Pengendalian Currency (Yes/No)


Tipe pengendalian ini dilakukan selama kegiatan masih berlangsung. Tipe ini merupakan
pengendalian dimana satu kegiatan akan terus dilanjutkan atau tidak apabila ada persetujuan atau
ada kondisi tertentuyang harus dipenuhi. Sebagai contoh, apabila kuota selasman mencapai
jumlah tertentu (jumlah minimal yang harus dipenuhi) maka operasi penjualan didaerah
salesman tersebut bekerja akan dilanjutkan. Apabila penjualan minimal tersebut tidak terpenuhi
maka operasi penjualan untuk daerah tersebut dapat dihentikan sama sekali. Walaupun tipe
pengendalian ini kurang populer dibandingkan dengan tipe pengendalian feedforward, tetapi tipe
pengendalian ini dapat digunakan sebagai pelengkap dan digunakan secara bersama-sama
dengan pengendalian feedforward sehingga kinerja organisasi akan lebih berjalan secara
maksimal.

3. Pengendalian Umpan Balik (Post-Action Control)


Pengendalian ini mengevaluasi hasil-hasil yang telah terjadi setelah suatu kegiatan selesai.
Penyebab-penyebab penyimpangan ditentukan kemudian penyebab-penyebab tersebut dapat
digunakan untuk perencanaan pada masa mendatang untuk kegiatan yang serupa. . Pada contoh
target penjualan di muka, setelah akhir tahun. Realisasi penjualan dibandingkan dengan target
penjualan dapat lebih, kurang, atau sama. Penyebab dari hasil realisasi penjualan tersebut
kemudian diidentifikasi, dan dipakai untuk perencanaan target penjualan tahun
berikutnya.Pengendalian umpan balik kadang-kadang diperlukan untuk tujuan lain, misalnya
untuk tujuan penentuan bonus dan motivasi karyawan. Sebagai contoh, bonus untuk salesman
adalah 10% dari kelebihan penjualan atas kuota yang telah ditetapkan.Jika memperoleh uang
tambahan, maka salesman diharuskan untuk berusaha meningkatkan penjualan sebanyak-
banyaknya.

[4]
Pengawasan yang efektif mempunyai beberapa ciri yang akan dijelaskan berikut ini. Secara
umum, pengawasan yang efektif harus situasional (memperhatikan situasi). Pengawasan yang
baik harus disesuaikan dengan rencana dan struktur organisasi, kepribadian atau karakteristik
individu manajer, serta kebutuhan untuk efisiensi dan efektivitas.
1. Disesuaikan dengan Rencana dan Struktur Organisasi

Sistem pengendalian yang baik ditujukan untuk memastikan apakah hasil yang diperoleh
sesuai dengan yang direncanakan. Dengan demikian, pengendalian harus mengikuti
rencana yang akan dimonitor. Rencana untuk kegiatan tertentu akan berbeda dengan
rencana kegiatan lainnya.

2. . Disesuaikan dengan Manajer


Pengendalian yang baik juga harus sesuai dengan karakteristik manajer yang mengawasi
atau diawasi. Pengendalian ditujukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
ada. Dengan demikian, pengendalian harus menghasilkan informasi yang bisa dimengerti.
Pada kebanyakan situasi, manajer akan lebih suka membaca informasi dalam bentuk
bagan atau grafik
3. Ekonomis
Sistem pengendalian harus memperhitungkan biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain,
manfaat yang diperoleh dari sistem pengendalian harus lebih tinggi dibandingkan dengan
biaya yang dikeluarkannya.

4. Akurat
Informasi yang akurat diperlukan untuk pengendalian yang baik. Informasi yang tidak
akurat bisa merusak pengendalian atau menimbulkan masalah baru.

5. Tepat Waktu
Informasi harus datang pada waktu yang tepat. Apabila informasi tersebut datangnya
terlambat, informasi tersebut tidak akan bermanfaat banyak untuk perbaikan di masa
mendatang.
6. Fleksibel
Lingkungan bisnis saat ini tidak ada lagi yang stabil selamanya. Sistem pengendalian
yang baik juga harus memperhitungkan kemungkinankemungkinan perubahan. Sebagai
contoh, tingkat penjualan yang berubah (lebih rendah atau lebih tinggi) harus diantisipasi
oleh sistem pengendalian yang baik.

7. Objektif dan Bisa dipahami

Sistem pengendalian yang baik harus jelas dan objektif. Kejelasan membuat anggota
organisasi tahu apa yang harus dilakukan. Objektivitas membuat prestasi individu bisa
dibandingkan dengan kriteria yang jelas.

8. Mengarah pada Perbaikan


Sistem pengendalian yang baik harus bisa menghasilkan informasi yang mengarah pada
perbaikan. Informasi tersebut harus sampai pada pihak yang bertanggung jawab dan yang
diharapkan bisa memperbaiki kekurangan yang ada.

9. Memfokuskan pada titik strategis


Pengendalian yang baik seharusnya memfokuskan pada titik strategis saat kemungkinan
penyimpangan terjadi cukup besar atau penyimpangan yang terjadi akan mengakibatkan
kerugian yang besar. Pengendalian yang baik juga harus memfokuskan pada bagian yang
bisa dikendalikan oleh organisasi.

Anda mungkin juga menyukai