Anda di halaman 1dari 5

Mata Kuliah : EKMA4116 Manajemen

TUGAS 2 MANAJEMEN

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen rantai nilai,jelaskan!

Manajemen rantai nilai membicarakan pengelolaan proses penciptaan nilai untuk konsumen. Apa yang
dimaksud dengan nilai? Nilai bisa didefinisikan sebagai seperangkat atribut, fitur, manfaat, dan aspek
produk atau jasa lainnya di mana konsumen bersedia untuk menukarkan sumber dayanya untuk
memperolehnya. Sebagai contoh, mobil atau motor memberikan nilai (manfaat), yaitu sebagai alat
transportasi. Konsumen memandang nilai tersebut diperlukan karena itu konsumen bersedia membeli
(menukarkan sumber dayanya, yaitu uangnya) mobil tersebut. Bagaimana menciptakan nilai tersebut?
Nilai diciptakan dengan mengubah input, melalui proses transformasi tertentu, menjadi output seperti
produk atau jasa yang memberikan manfaat tertentu.Proses atau kegiatan yang bertujuan menghasilkan
produk atau jasa yang memberikan nilai tertentu tersebut dinamakan sebagai rantai nilai. Dengan
demikian, rantai nilai bisa didefinisikan sebagai seluruh kegiatan organisasi yang diperlukan untuk
menghasilkan nilai yang diinginkan oleh konsumen. Kegiatan tersebut mempunyai cakupan yang sangat
luas, mulai dari aktivitas pemasok perusahaan, aktivitas di dalam perusahaan, dan aktivitas jalur
distribusi yang mengantarkan produk atau jasa perusahaan ke konsumen akhir. Setiap langkah atau
aktivitas diharapkan menghasilkan nilai, yang pada akhirnya berujung pada nilai yang ditawarkan kepada
konsumen.Manajemen rantai nilai bisa didefinisikan sebagai suatu proses untuk mengelola aktivitas-
aktivitas di sepanjang rantai nilai yang akan ditawarkan kepada konsumen. Perhatikan bahwa tujuan
akhir dari proses tersebut adalah konsumen. Konsumen yang akan menentukan apakah manfaat yang
kita tawarkan tersebut bernilai atau tidak. Sebagai contoh, misalnya kita membuat mobil yang sangat
bagus, tetapi mempunyai harga yang sangat mahal, konsumen mungkin akan mengatakan bahwa
produk kita tidak cukup bernilai. Manfaat yang ditawarkan masih lebih rendah dibandingkan harga yang
harus dikorbankan oleh konsumen. Konsumen yang akan menentukan harga dan kualitas yang mereka
inginkan dan yang harus ditawarkan oleh perusahaan.Manajemen rantai nilai lebih luas dibandingkan
dengan manajemen rantai pasokan (supply chain management). Manajemen rantai pasokan
berorientasi internal. yaitu mengefisienkan aliran bahan baku ke perusahaan. Manajemen rantai nilai
berorientasi eksternal, yaitu bagaimana mengefektifkan penciptaan nilai, yang dimulai dari aliran bahan
baku ke perusahaan, proses transformasi dalam perusahaan, dan mengalirkan produk atau jasa ke
konsumen, Manajemen rantai pasokan mempunyai tujuan efisiensi, sedangkan manajemen rantai nilai
mempunyai tujuan efektivitas.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengendalian manajemen !


Pengendalian manajemen adalah usaha sistematik untuk menetapkan standar prestasi tertentu dengan
merencanakan mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan prestasi yang sesungguhnya
dengan standar prestasi, menentukan apakah terjadi penyimpangan dan mengukur apakah
penyimpangan itu berarti (signifikan), dan melakukan perbaikan yang diperlukan untuk memastikan
bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara yang paling efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan perusahaan.

3. Apa saja tipe - tipe pengendalian itu ?

TIPE TIPE PENGENDALIAN

Pada dasarnya ada tiga tipe dasar pengawasan, yaitu pengawasan pendahul pengawasan ya/tidak, dan
pengawasan umpan balik.

1. Pengawasan Pendahuluan (Feedforward Control atau Steering Control) Pengawasan ini didesain
untuk mendeteksi penyimpangan dari standar tertentu dan memungkinkan perbaikan dilakukan
sebelum seluruh tahap kegiatan tertenty diselesaikan. Misalnya saja tahun ini penjualan ditargetkan
Rp100 juta. Monitoring terhadap target tersebut dilakukan sejak bulan-bulan awal untuk memastikan
apakah target penjualan tersebut akan dicapai pada akhir tahun. Misalnya saja pada pertengahan tahun
penjualan yang telah diperoleh hanya mencapai Rp30 juta dan diperkirakan kalau situasi semacam itu
berlangsung sampai akhir tahun, target penjualan sebesar Rp100 juta tidak akan diperoleh. Dengan
demikian, pada pertengahan tahun sudah dapat diperkirakan bahwa target penjualan (rencana) tidak
akan tercalisasikan. Perbaikan perbaikan harus dilakukan pada saat itu juga agar target penjualan pada
akhir tahun tercapaiPengawasan semacam itu merupakan pengawasan yang cukup agresif. Perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi dan membuat realisasi rencana terhanibat akan selalu diantisipasi.
Pengendalian semacam ini sering juga disebut sebagai steering control karena pengendalian ini dapat
diumpamakan seperti orang mengendarai mobil Mobil dikendalikan sewaktu mobil itu berjalan agar
tidak menyimpang masuk jurang atau menabrak pobon di pinggir jalan. Pengendalian semacam itu
memerlukan informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai perubahan-perubahan dalam lingkungan
atau kemajuan-kemajuan dalam mencapai tujuan tertentu.

2. Pengendalian Concurrent (Yes/No)


Tipe pengendalian ini dilakukan selama kegiatan masih berlangsung. Tipe ini merupakan pengendalian di
mana suatu kegiatan akan terus dilanjutkan atau tidak apabila ada persetujuan atau ada kondisi tertentu
yang harus dipenuhi. Sebagai contoh, apabila kuota salesman mencapai jumlah tertentu (jumlah
minimal yang harus dipenuhi) maka operasi penjualan di daerah salesman tersebut bekerja akan
dilanjutkan. Apabila penjualan minimal tersebut tidak terpenuhi maka operasi penjualan untuk daerah
tersebut dapat dihentikan sama sekali.

Tipe pengendalian ini kurang populer dibandingkan dengan tipe pengendalian feedforward. Tetapi tipe
pengendalian ini setidak-tidaknya dapat digunakan sebagai pelengkap, dan digunakan bersama-sama
dengan pengendalian feedforward. Penggunaan bersama tersebut akan meningkatkan keamanan
program atau kegiatan yang sedang dilakukan.

3.Pengendalian Umpan Balik (Post-Action Control)

Pengendalian ini mengevaluasi hasil-hasil yang telah terjadi setelah suatu kegiatan selesai. Penyebab-
penyebab penyimpangan ditentukan kemudian penyebab penyebab tersebut dapat digunakan untuk
perencanaan pada masa mendatang untuk kegiatan yang serupa. Pada contoh target penjualan di muka,
setelah akhir tahun, realisasi penjualan dibandingkan dengan target penjualan, dapat lebih, kurang, atau
sama. Penyebabnya diidentifikasi kemudian dapat dipakai untuk perencanaan target penjualan tahun
berikutnya.Pengendalian umpan balik kadang-kadang diperlukan untuk tujuan lain, misalnya untuk
tujuan penentuan bonus dan memotivasi karyawan. Sebagai contoh, bonus untuk salesman adalah 10
persen dari kelebihan penjualan atas kuota yang telah ditetapkan. Kalau ingin memperoleh uang
tambahan, salesman tersebut akan berusaha meningkatkan penjualan sebanyak-banyaknya.

4. Bagaimana pengawasan yang efektif itu ?

Pengawasan yang efektif mempunyai beberapa ciri yang akan dijelaskan berikut ini. Secara umum
pengawasan yang efektif harus situasional (memperhatikan situasi) Pengawasan yang baik harus
disesuaikan dengan rencana dan struktur organisasi, kepribadian atau karakteristik individu manajer,
dan kebutuhan untuk efisiensi dan efektivitas. Di samping itu, pengawasan juga harus mampu
memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu serta mengarah pada upaya perbaikan.

1) Disesuaikan dengan rencana dan struktur organisasi. Sistem pengendalian yang baik ditujukan untuk
memastikan apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan yang direncanakan. Dengan demikian,
pengendalian harus mengikuti rencana yang akan dimonitor. Rencana untuk kegiatan tertentu akan
berbeda dengan rencana kegiatan lainnya. Rencana bagian produksi akan berlainan dengan rencana
bagian keuangan atau bagian pemasaran. Dengan demikian, informasi dan metode yang diperlukan
untuk pengawasan bagian produksi akan berbeda dengan informasi dan metode yang diperlukan untuk
pengawasan bagian keuangan atau pemasaran Pengendalian juga harus disesuaikan dengan posisi pihak
yang mengendalikan. Pengendalian yang dilakukan oleh manajer produksi tentunya akan berlainan
dengan pengendalian yang dilakukan oleh pengawas mesin. Informasi yang dibutuhkan manajer
produksi akan bersifat lebih menyeluruh dan lebih umum. Sedangkan informasi untuk pengawas mesin
akan lebih teknis dan lebih spesifik mesin tersebut. Sistem pengendalian yang baik juga harus
memunculkan pihak pihak yang bertanggung jawab terhadap penyimpangan yang terjadi. Jika
penanggung jawab tersebut tidak jelas maka penyimpangan yang terjadi sulit di lacak dan diperbaiki
karena tidak ada pihak yang merasa bertanggung jawab.Pengendalian biaya dengan melihat akuntansi
pertanggungjawaban merupakan salah satu contoh untuk melihat pertanggungjawaban terhadap
penyimpangan yang terjadi.

2) Disesuaikan dengan manajer. Pengendalian yang baik juga harus sesuai dengan karakteristik manajer
yang mengawasi atau diawasi. Pengendalian ditujukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
ada. Dengan demikian, pengendalian harus menghasilkan informasi yang bisa dimengerti. Pada
kebanyakan situasi manajer akan lebih suka membaca informasi dalam bentuk Gambar atau grafik.
Pengendalian dapat dibuat agar menghasilkan informasi dalam bentuk Gambar atau grafik. Manajer
yang lain, yang mempunyai latar belakang matematika atau statistik yang kuat, barangkali akan lebih
suka informasi dalam bentuk model matematika dengan simbol-simbol statistik Sistem pengendalian
yang baik memberi informasi yang "familiar" (cocok) dengan manajer. Sistem pengendalian yang baik
juga dapat diterima oleh manajer atau anggota organisasi yang lain karena tujuan sistem pengendalian
pada dasarnya tercapainya tujuan organisasi dan tujuan individu dalam organisasi.

3) Ekonomis. Sistem pengendalian harus memperhitungkan biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain,
manfaat yang diperoleh dari sistem pengendalian harus lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkannya. Perusahaan yang kecil tidak perlu menerapkan sistem pengendalian yang kompleks
yang biasa dipakai untuk perusahaan besar.

4) Akurat. Informasi yang akurat diperlukan untuk pengendalian yang baik Informasi yang tidak akurat
bisa merusak pengendalian atau menimbulkan masalah baru. Karena itu, sistem informasi yang baik
diperlukan untuk mendukung pengendalian yang baik.

5)Tepat waktu. Informasi harus datang pada waktu yang tepat. Apabila informasi tersebut datangnya
terlambat, informasi tersebut tidak akan bermanfaat banyak untuk perbaikan pada masa mendatang.

6)Fleksibel. Lingkungan bisnis saat ini tidak ada lagi yang stabil selamanya. Sistem pengendalian yang
baik juga harus memperhitungkan kemungkinan kemungkinan perubahan. Sebagai contoh, tingkat
penjualan yang berubah (lebih rendah atau lebih tinggi) harus diantisipasi oleh sistem pengendalian
yang baik. Dalam hal penjualan lebih rendah dari target, rencana lain (alternatif atau sering disebut
rencana B sementara rencana A merupakan rencana semula) harus disiapkan. Dengan demikian, sistem
pengendalian yang fleksibel harus berangkat dari rencana yang fleksibel.

7) Objektif dan bisa dipahami. Sistem pengendalian yang baik harus jelas dan objektif. Kejelasan
membuat anggota organisasi tahu apa yang harus dilakukan. Objektivitas membuat prestasi individu
bisa dibandingkan dengan kriteria yang jelas. Dengan demikian, perasaan diperlakukan secara adil bisa
lebih mudah diperoleh dibandingkan apabila kriteria yang subjektif yang dipergunakan. Tetapi
subjektivitas bukannya lepas sama sekali dari sistem pengendalian. Subjektivitas terutama diperlukan
untuk mengakomodasi perubahan-perubahan.

8) Mengarah pada perbaikan. Sistem pengendalian yang baik harus bisa menghasilkan informasi yang
mengarah pada perbaikan. Informasi tersebut harus sampai pada pihak yang bertanggung jawab, yang
diharapkan bisa memperbaiki kekurangan yang ada.

9) Memfokuskan pada titik strategis. Pengendalian yang baik seharusnya memfokuskan pada titik
strategis di mana kemungkinan penyimpangan terjadi cukup besar atau penyimpangan yang terjadi akan
mengakibatkan kerugian yang besar. Pengendalian yang baik juga harus memfokuskan pada bagian yang
bisa dikendalikan oleh organisasi. Sebagai contoh, pengendalian terhadap barang yang sudah dikirim ke
konsumen tidak akan efektif karena organisasi tidak punya kendali atas barang yang sudah dikirimkan.

Sumber

BMP EKMA4116 Manajemen

Anda mungkin juga menyukai