Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aeyna Azeha

NIM : 19101021211
Kelas : Akuntansi A3 / Semester 5

UAS Sistem Pengendalian Manajemen


Soal!
1. Jelaskan bagaimana insentif memberikan manfaat bagi pengendalian internal?
2. Jelaskan apa yg dimaksud dg myopia dan bagaimana cara mengatasinya?
3. Jelaskan bagaimana sistem pengendalian diterapkan untuk mengantisipasi faktor
yang tidak dapat dikendalikan?
4. Jelaskan bagaimana hubungan antara tata kelola perusahaan dengan sistem
pengendalian?
5. Jelaskan peran kinerja keuangan dalam pengendalian internal?

Jawaban:
1. Pemberian insentif ini memiliki sejumlah manfaat, yang tidak hanya dirasakan oleh
karyawan tetapi juga oleh perusahaan.
Manfaat bagi Karyawan
Seperti tujuannya, pemberian insentif ini dapat meningkatkan motivasi karyawan
untuk bekerja semaksimal mungkin memberikan yang terbaik untuk perusahaan.
Dari sudut pandang karyawan, imbalan ini juga dapat menjadi sebuah tanda terima
kasih atau balas jasa perusahaan atas kerja kerasnya. Dengan begitu, ia akan merasa
dihargai, dan ini pun akan memotivasinya untuk terus bekerja secara maksimal.
Manfaat bagi Perusahaan
Dengan memberikan insentif pada karyawannya, ini akan mendorong karyawan
menjadi lebih giat dalam meningkatkan performanya, serta menjadi lebih disiplin
dalam bekerja. Keduanya dapat memberikan dampak baik untuk kemajuan
perusahaan. Memberikan insentif dapat meningkatkan para pekerjanya untuk bisa
mencapai tujuan perusahaan dengan lebih pesat dan tepat.
2. Myopia adalah efek samping yang merugikan dari sistem pengendalian hasil. Myopia
dalam pengambilan keputusan disebabkan karena adanya penggunaan pengendalian
hasil yang menekankan pada laba akuntansi periode berjalan.
Cara mengatasinya yaitu:
a) Mengurangi Tekanan terhadap Laba Jangka Pendek. Solusi terbaik untuk
menghindari myopia adalah dengan melonggarkan tekanan untuk menghasilkan
laba jangka pendek. Penurunan tekanan dapat dipengaruhi oleh Pembobotan
yang ditempatkan pada target tahunan atau kuartalan dapat dikurangi bahkan
hingga menjadi nol dan Lebih menekankan pada indikator jangka panjang.
b) Pengendalian Investasi dengan Kajian Pratindakan. Untuk mengendalikan myopia
investasi, beberapa perusahaan merasa perlu untuk menggunakan pengendalian
hasil keuangan untuk memperbaiki ketidakseimbangan dalam jangka waktu
jangka pendek.
c) Perpanjangan Waktu Pengukuran (Penggunaan Insentif Jangka Panjang).
Memperpanjang periode pengukuran adalah alternatif ketiga untuk
meningkatkan kesesuaian pengukuran kinerja akuntasi. Semakin panjang periode
pengukuran maka akan semakin lebih sesuai dengan pendapatan ekonomi
(perubahan dalam return pemegang saham).
d) Perubahan Pengukuran Nilai Secara Langsung. Alternatif lain untuk memperbaiki
masalah myopia manajemen adalah dengan mencoba untuk mengukur laba
ekonomi atau kreasi nilai pemegang saham secara langsung dengan
memperkirakan aliran kas dan diskonto pada nilai sekarang Pengukuran langsung
dari nilai sebuah entites dapat dibuat di awal ataupun di akhir periode.
e) Peningkatan Pengukuran Akuntansi. Pendekatan kelima untuk mengurangi
myopia investasi melibatkan perubahan peraturan pengukuran untuk membuat
pengukuran pendapatan akuntansi menjadi lebih baik; hal ini lebih sesuai dengan
laba ekonomi.
f) Pengukuran Rangkaian Pendorong Nilai. Penambahan pengukuran akuntansi
dengan beberapa kombinasi pendorong nilai dapat digunakan untuk mengurangi
tendensi majager untuk menopang pengukuran Keuangan jangka pendek pada
pembiayaan Kinerja masa yang akan datang.
3. Sistem pengendalian adalah susunan beberapa komponen fisik yang dirangkai
sedemikian rupa sehingga mampu mengatur sistemnya sendiri atau sistem diluarnya.
Sistem pengendalian yang diterapkan perusahaan tidak bisa 100% mengamankan
aktivitas yang diberikan keamanan tersebut. Sekuat ataupun secanggih apapun
sistem pengendalian yang diterapkan terkadang masih terdapat celah. Maka dari itu,
peran sebenarnya dari sistem pengendalian adalah menutup celah dari fraud yang
ada di perusahaan. Adapun sistem pengendalian terhadap faktor yang tidak dapat
dikendalikan, perusahaan setidaknya bisa membuat sistem pengendalian yang bisa
mengurangi resiko atas faktor tersebut meskipun hanya mengurangi risiko yang tidak
signifikan. Apabila masih ada celah fraud, maka dibuatkan sistem pengendalian yang
lebih canggih sampai tidak adanya fraud di perusahaan.
4. Tata Kelola (Corporate Governance) dan Sistem Pengendalian Manajemen memiliki
keterkaitan yang sangat kuat. Fokus Corporate Governance sedikit lebih luas
daripada fokus Sistem Pengendalian Manajemen. Sistem Pengendalian Manajemen
fokus pada dewan direksi untuk membuat keputusan agar karyawan dalam
perusahaan dapat berperilaku yang tepat. Dengan memiliki dewan direksi yang
mampu untuk menjalankan tugasnya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab,
maka perusahaan tersebut telah memiliki Management Control System (Sistem
Pengendalian Manajemen) yang baik. Sedangkan Tata Kelola (Corporate
Governance) berfokus pada mengendalikan perilaku para dewan direksi dan melalui
arahan dari mereka yang dapat membuat perilaku karyawan dalam perusahaan
dapat terkendali dengan baik.
Tata Kelola (Corporate Governance) erat kaitannya dengan sistem pengendalian
manajemen dalam sebuah perusahaan. Dengan adanya sistem tata kelola
perusahaan yang baik, maka dapat tercipta pula sebuah sistem pengendalian
manajemen yang baik.
5. Peran kinerja keuangan dalam pengendalian internal adalah Kinerja keuangan
mengukur kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dan nilai pasar. Ukuran
keuangan biasanya diwujudkan dalam profitabilitas, pertumbuhan dan nilai
pemegang saham.

Anda mungkin juga menyukai