Anda di halaman 1dari 12

LECTURE NOTES

ACCT6182
Management Control System

Week 1

Management and Control and


Results Control

ACCT6182 – Management Control System


LEARNING OUTCOMES

1. Peserta diharapkan mampu mengidentifikasi pengendalian manajemen.

2. Peserta diharapkan mengerti fungsi sistem pengendalian manajemen dan pengendalian


hasil.

OUTLINE MATERI :

1. Management and Control

2. Characteristic of Good Management Control

3. Control Alternatives

4. Elements of Result Controls

ACCT6182 – Management Control System


ISI MATERI

Management and Control

Pengendalian manajemen merupakan isu yang penting dalam perusahaan. Berbagai contoh
kejatuhan perusahaan-perusahaan menunjukkan kegagalan dalam pengendalian manajemen
perusahaan. Sebagai contoh adalah stockbroker Seymour Pierce London yang didenda
sebesar 154,000 Pound Sterling pada bulan Oktober tahun 2009 karena kegagalan dalam
mencegah penggelapan dana klien oleh pegawainya.

Kerugian yang dilakukan oleh pegawai tidak saja berupa pengggelapan dana perusahaan,
namun dapat juga berbentuk kelalaian atau kesalahan yang tidak disengaja oleh pegawai
perusahaan. Sebagai contoh bila pegawai dalam divisi akuntansi lalai dalam mencatat PPN
masukkan sejumlah 500 juta rupiah untuk jangka waktu lebih dari 3 bulan yang berakibat
PPN masukkan tersebut tidak dapat digunakan. Hal ini berarti perusahaan dirugikan sejumlah
500 juta rupiah.

Berdasarkan contoh-contoh di atas dapat diketahui bahwa Sistem Pengendalian Manajemen


adalah penting dalam menghadapi problem-problem seperti kecurangan maupun kesalahan
yang tidak disengaja oleh pegawai perusahaan.

Definisi Sistem Pengendalian Manajemen (Management Control System/MCS) menurut


Merchant dan Van der Stede (2017) meliputi keseluruhan system atau peralatan yang
digunakan oleh manajer untuk memastikan bahwa keputusan dan behavior dari pegawai
adalah sesuai dengan tujuan dan strategi dari perusahaan. Dengan demikian, penyusunan
MCS yang tepat akan berdampak pada meningkatnya kemungkinan perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Jadi, tujuan utama MCS adalah mempengaruhi tingkah laku
pegawai sesuai yang diinginkan oleh perusahaan. Manfaat MCS adalah meningkatkan
kemungkinan tujuan perusahaan akan dapat dicapai.

Dalam berbagai literature terdapat bermacam-macam pengertian manajemen. Menurut


Merchant dan Van der Stede (2017) dari keseluruhan literature dapat disimpulkan bahwa
manajemen berkaitan dengan proses pengaturan sumber daya perusahaan dan pengarahan
kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.

ACCT6182 – Management Control System


Selanjutnya, untuk focus pada management control maka harus dibedakan antara penentuan
tujuan (objective setting) dan formulasi strategi (strategy formulation).

Dalam setiap organisasi karyawan harus memiliki pemahaman tentang tujuan yang hendak
dicapai karena tanpa pemahaman yang cukup adalah sulit untuk mengharapkan kesuksesan
perusahaan. Tujuan perusahaan dapat diketahui pada sebagian besar perusahaan, walaupun
belum dapat dipastikan karyawan perusahaan sependapat dengan tujuan tersebut.

Disamping tujuan, perusahaan memiliki strategi yang didefinisikan sebagai bagaimana


perusahaan harus menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sebuah strategi yang baik akan menuntun keberhasilan karyawan dalam mengejar tujuan
perusahaan. Strategi perusahaan dalam kebanyakan perusahaan bersifat formal dan seringkali
diperinci secara detail. Namun ada juga strategi yang dibuat secara tidak formal yakni tidak
secara tertulis dan terperinci. Biasanya strategi yang demikian muncul dari hasil interaksi
antara manajemen, karyawan dan lingkungan perusahaan secara spontan.

Meskipun perumusan strategi tidak harus terperinci, namun untuk tujuan MCS strategi yang
terperinci lebih bermanfaat karena hal ini memudahkan manajemen untuk mengidentifikasi
alternatif pengawasan manajemen yang feasible serta mengimplementasikansecara efektif.
Pengendalian manajemen dapat ditargetkan pada factor keberhasilan perusahaan seperti
pengembangan produk baru, efisiensi biaya, atau pertumbuhan market share dari pada hanya
peningkatan keuntungan perusahaan.

Dalam pengertian yang lebih luas, system pengendalian dapat dilihat dari dua fungsi dasar
yaitu Pengawasan Strategi (strategy control) dan Pengawasan Manajemen (management
control). Strategy Control memfokuskan teutama pada pihak eksternal perusahaan dengan
berkontemplasi tentang bagaimana perusahaan dengan kombinasi atas kekuatan, kelemahan,
kesempatan dan ancaman dapat berkompetisi dengan perushaan lain. Di sisi lain,
management control lebih memfokuskan pada internal perusahaan yang dapat direfleksikan
dengan pertanyaan tentang bagaimana cara untuk dapat mempengaruhi tingkah laku para
karyawansesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Fokus management control lebih
pada eksekusi yang meliputi pertanyaan umum seperti; apakah pegawai kami telah bekerja
sesuai yang diharapkan? Pertanyaan ini dapat diperinci menjadi beberapa bagian:

ACCT6182 – Management Control System


1. Apakah karyawan memahami apa yang diharapkan dari mereka?
2. Akankah mereka mengejar tujuan perusahaan sejalan dengan strategi perusahaan?
3. Apakah mereka mampu dalam mengerjakan pekerjaan yang ada?
4. Jika jawaban atas ketiga pertanyaan adalah negative, apa yang dapat dilakukan untuk
memecahkan persoalan management control?

Dari sudut pandang management control, startegi seharusnya dilihat sebagai sesuatu yang
bermanfaat namun tidak mutlak diperlukan untuk menyusun MCS yang baik. Ketika strategi
perusahaan dirumuskan secara jelas maka hal tersebut memudahkan penerapan setiap bentuk
dari management control secara efektif. Namun manajer dapat menyusun dan
mengoperasikan beberapa jenis dari MCS tanpa mempunyai strategi yang jelas.

Dari sisi tingkah laku karyawan, management control meliputi usaha yang dilakukan oleh
manager untuk membantu meyakinkan bahwa para karyawan bekerja untuk yang terbaik bagi
perusahaan. Jika seluruh karyawan sudah dapat selalu diandalkan untuk melakukan apa yang
terbaik bagi perusahaan maka MCS tidak diperlukan. Namun karyawan kadang-kadang tidak
dapat atau tidak ingin melakukan apa yang menjadi tujuan terbaik perusahaan sehingga
peranan manajer untuk secara bertahap menjaga agar tingkah laku yang tidak diharapkan
tidak terjadi.

Causes of Management Control Problems

Penyebab atas kebutuhan pengawasan dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

1. Lack of Direction
Ketika karyawan tidak tahu apa yang diharapkan oleh perusahaan atas merka maka
lack of direction akan terjadi yang berakibat atas apa yang mungkin diharapkan
perusahaan kecil kemungkinan untuk terwujud.
2. Motivational Problems
Meskipun karyawan sudah memahami apa yang diinginkan perusahaan, ada beberapa
karyawan yang tidak melakukan performance sesuai dengan yang diharapkan karena

ACCT6182 – Management Control System


masalah yang bersifat motivasi. Problem ini terjadi karena tujuan dari perusahaan
tidak sejalan dengan tujuan dari perusahaan
3. Personal Limitations
Problem ini terjadi atas karyawan walaupun telah berhasil mengatasi permasalahan
lack of direction dan motivational problem. Hal ini disebabkan karena beberapa
keterbatasan seperti bakat, pelatihan, stamina, pengalamanatau pengetahuan.

Sebagai contoh, bila karyawan dipromosikan di luar level kempuannya akan


berimplikasi pada ketidakmapuan karyawan dalam mengatasi tugas yang ada
sehingga kesalahan yang tidak diharapkan dapat terjadi. Penyusunan job yang tidak
sesuai juga berakibat pada kelelahan maupun tekanan yang berlebihan yang
berimplikasi pula pada pengambilan keputusan yang tidak tepat.

Characteristics of Good Management Control

Pengawasan yang baik berarti bahwa majemen perusahaan yakin bahwa tidak ada hal besar
yang tidak menyenangkan akan terjadi. Sebaliknya out of control digambarkan sebagai
sebuah situasi dimana ada besar kemungkinan performance yang buruk terjadi meskipun
memiliki strategy yang tepat. Meskipun demikian tidak berarti bahwa pengawasan yang baik
adalah tanpa kegagalan, karena pengawasan yang sempurna tidak ada. Selanjutnya, MCS
yang lebih baik seharusnys diimplementasi hanya jika manfaat yang ada melebihi biaya yang
timbul atas MCS. Ini berarti biaya atas MCS lebih kecil dari kerugian yang dapat ditekan
akibat loss control. Dengan demikian yang dimaksud dengan optimal adalah pengawasan
yang cukup baik pada biaya yang reasonable. Oleh karena itu istilah yang tepat adalah
pengawasan yang memadai (adequate control) dari pada istilah pengawasan yang sempurna.

Beberapa problem pengawasan kadang-kadang dapat dihindari seperti kemungkinan


persoalan pengawasan akan terjadi. Namun perusahaan tidak dapat menghindari semua
persoalan pengawasan. Ada empat cara penghindaran yang penting:

ACCT6182 – Management Control System


1. Activity Elimination
Manajer dapat mengurangi resiko yang ada dengan menyerahkan sebagian aktivitas
perusahaan kepada pihak ketiga baik seperti subcontracs atau licensing agreements.
Contoh: perusahaan otomotif yang focus pada penjualan mobil dapat menggunakan
jasa keamanan perusahaan dari perusahaan penyedia jasa tenaga keamanan. Bagi
perusashaan dapat terjadi biaya lebih besar bila perusahaan membayar langsung
tenaga keamanan tersebut. Namun dari sisi resiko perusahaan mengurangi biaya
terkait petugas keamanan tersebut seperti biaya pelatihan, asuransi dan lain-lain.

2. Automation
Penggunaan alat-alat yang bersifat otomatis biasanya melakukan pekerjaan yang lebih
konsisten dari yang dilakukan oleh manusia. Contoh pnggunaan komputer dapat
mengeliminasi human error seperti ketidakakurasian, dan tidak konsisten.

3. Centralization
Pengambilan keputusan secara terpusat adalah mernghindari kesalahan atas keputusan
yang dilakukan oleh bawahan. Kebanyakan pengambilan keputusan yang demikian
terjadi pada perusahaan kecil khususnya perusahaan yang dijalankan oleh pendiri atau
pemiliknya.

4. Risk Sharing
Pembagian resiko dengan pihak luar dapat mengurangi kerugian yang dilakukan oleh
pegawai yang memiliki tingkah laku kurang pantas. Contoh Risk Sharing adalah
pembelian asuransi untuk melindungi kemungkinana kerugian yang tidak dapat
dihindari.

Control Alternatives

Untuk beberapa permalahan pengawasan yang tidak dapat dihindari maka dapat
mengimplementasikan satu atau lebih mekanisme pengawasan yang disebut dengan

ACCT6182 – Management Control System


Management Control. Kumpulan dari mekanisme pengawasan yang digunakan secara umum
disebut sebagai Management Control System.

Elements of Control Result

Pengendalian hasil adalah tipe pengendalian yang melibatkan pemberian imbalan pada
karyawan untuk hasil yang bagus atau dapat juga disebut insentif atas kinerja.
Pengendalian hasil menciptakan meritocracies yaitu karyawan yang paling berbakat dan
bekerja keras akan dihargai lebih, daripada karyawan yang sudah lama bekerja atau memiliki
hubungan sosial lebih baik, namun kinerjanya rendah.

Pengendalian hasil digunakan untuk mengendalikan perilaku karyawan pada berbagai tingkat
organisasi. Agar lebih efektif pengendalian hasil membutuhkan implementasi desentralisasi
organisasi.
Desentralisasi adalah pendelegasian hak dalam pengambilan keputusan. Dengan
desentralisasi akan dapat lebih jelas dalam menilai kinerja tiap manajer divisi.
Kelemahan desentralisasi :
1. Risiko tidak terdeteksinya kecurangan manajer
2. Risiko biaya operasional yang tinggi
3. Risiko terhadap reputasi perusahaan
Selain desentralisasi, sistem insentif atas kinerja juga penting dalam penerapan pengendalian
hasil.

Pengendalian hasil dan permasalahan pengendalian


Pengendalian hasil merupakan pengendalian yang bersifat preventif dalam mengatasi
berbagai masalah pengendalian, yaitu :
1. Pemahaman karyawan mengenai apa yang harus mereka kerjakan dan hasilkan
2. Motivasi karyawan (memaksa karyawan bekerja keras)
3. Keterbatasan individu (memaksa karyawan memiliki keahlian tertentu)
4. Feedback atas pengendalian yang sedang dijalani untuk menilai strategi,
organisasi dan karyawan

ACCT6182 – Management Control System


Elemen Pengendalian Hasil
Dalam implementasi pengendalian hasil, memerlukan 4 elemen yang bertahap :
1. Mendefinisikan dimensi kinerja
Perusahaan perlu menentukan fokus pada suatu dimensi kinerja agar dapat
menentukan hasil yang harus diukur. Selain perlu menentukan apa yang
perusahaan inginkan untuk diukur, juga harus memastikan bahwa pengukuran
yang dilakukan sudah sesuai.
2. Pengukuran kinerja
pengukuran merupakan elemen penting dalam sistem pengendalian hasil.
Objek dari pengukuran adalah kinerja yang khusus dari entitas
organisasi/seorang karyawan pada periode tertentu.
3. Pengaturan target kinerja
target kinerja dapat mempengaruhi tindakan dalam dua cara :
a) Meningkatkan motivasi dengan menyediakan tujuan yang jelas bagi
karyawan
b) Target kinerja membuat karyawan dapat menilai dirinya sendiri

4. Pemberian imbalan
Imbalan dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Imbalan ekstrinsik, berupa uang atau non uang seperti penghargaan
pegawai terbaik
b) Imbalan intrinsik, dihasilkan secara internal melalui adanya rasa puas
atas pencapaian hasil.

Kondisi yang menentukan efektivitas pengendalian hasil


Pengendalian hasil akan maksimal apabila 3 kondisi berikut terpenuhi :
1. Organisasi tahu hasil yang diinginkan.
2. Kemampuan mempengaruhi hasil (hasil dapat dikendalikan dengan
meningkatkan kinerja karyawan).
3. Kemampuan mengukur hasil yang dapat dikendalikan secara efektif.

ACCT6182 – Management Control System


Kriteria kunci dalam menilai pengukuran hasil telah efektif adalah kemampuan dari
pengukuran untuk mengubah perilaku ke arah yang tepat.
Agar efektif pengukuran hasil haruslah :
1. Tepat; hasil yang diukur dapat dikendalikan.
2. Objektif; bebas dari prasangka.
3. Tepat waktu; kerja pegawai dinilai dalam jangka waktu yang tidak terlalu
panjang.
4. Dapat dipahami; pegawai paham apa yang dinilai dari mereka dan pegawai
paham apa yang harus dilakukan untuk mendapat penilaian yang baik.

ACCT6182 – Management Control System


KESIMPULAN

Berbagai contoh kejatuhan perusahaan-perusahaan menunjukkan kegagalan dalam


pengendalian manajemen perusahaan baik yang disebabkan oleh kegagalan dalam mencegah
penyalahgunaan pekerjaan maupunkesalahan yang tidak disengaja oleh pegawai
perusahaan.Penyebab timbulnya persoalan terkait management control dapat dikelompokan
menjadi tiga kelompok yaitu: Lack of direction, motivational problems dan personal
limitations. Dengan demikian, penyusunan MCS yang tepat akan berdampak pada
meningkatnya kemungkinan pencegahan penyalahgunaan jabatan maupun kesalahan yang
tidak disengaja. Ini berarti MCS berguna dalam meningkatkan kemungkinanperusahaan
untuk mencapai tujuan perusahaan.

Results control merupakan bentuk dari pengawasan yang tidak langsung karena pengawasan
jenis ini tidak focus secara eksplisit pada kegiatan dari karyawan. Selain itu results control
sering dapat menjadi efektif ketika pengawasan jenis ini tidak jelas tentang perilakuapa yang
paling diharapkan. Sebagai tambahan results control dapat menghasilkan pengawasan yang
baik sekaligus membolehkan para pegawai yang perilakunya diawasi dengan otonomi yang
tinggi.Namun disamping kelebihan yang ada, result control memiliki kelemahan yakni tidak
selalu efektif pada setiap situas. Bila result control gagal memenuhi tiga kondisi yang efektif
yakni knowledge of the desired result, ability to affect the desired results dan ability to
measure controllable resultdapat berdampak pada ketidakefektifan result control.

ACCT6182 – Management Control System


DAFTAR PUSTAKA

1. Merchant, K.A., & Van der Stede, W.A. (2017). Management Control Systems:
Performance Measurement, Evaluation, and Incentives. 4th Edition. Prentice Hall.
Harlow, UK. ISBN: 9781292110554.
2. Bastian (2014). Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik: Mempertahankan
Kepentingan Masyarakat. Salemba Empat. Jakarta. ISBN: 9789790614055

ACCT6182 – Management Control System

Anda mungkin juga menyukai