ACCT6182
Management Control System
Week 1
OUTLINE MATERI :
3. Control Alternatives
Pengendalian manajemen merupakan isu yang penting dalam perusahaan. Berbagai contoh
kejatuhan perusahaan-perusahaan menunjukkan kegagalan dalam pengendalian manajemen
perusahaan. Sebagai contoh adalah stockbroker Seymour Pierce London yang didenda
sebesar 154,000 Pound Sterling pada bulan Oktober tahun 2009 karena kegagalan dalam
mencegah penggelapan dana klien oleh pegawainya.
Kerugian yang dilakukan oleh pegawai tidak saja berupa pengggelapan dana perusahaan,
namun dapat juga berbentuk kelalaian atau kesalahan yang tidak disengaja oleh pegawai
perusahaan. Sebagai contoh bila pegawai dalam divisi akuntansi lalai dalam mencatat PPN
masukkan sejumlah 500 juta rupiah untuk jangka waktu lebih dari 3 bulan yang berakibat
PPN masukkan tersebut tidak dapat digunakan. Hal ini berarti perusahaan dirugikan sejumlah
500 juta rupiah.
Dalam setiap organisasi karyawan harus memiliki pemahaman tentang tujuan yang hendak
dicapai karena tanpa pemahaman yang cukup adalah sulit untuk mengharapkan kesuksesan
perusahaan. Tujuan perusahaan dapat diketahui pada sebagian besar perusahaan, walaupun
belum dapat dipastikan karyawan perusahaan sependapat dengan tujuan tersebut.
Meskipun perumusan strategi tidak harus terperinci, namun untuk tujuan MCS strategi yang
terperinci lebih bermanfaat karena hal ini memudahkan manajemen untuk mengidentifikasi
alternatif pengawasan manajemen yang feasible serta mengimplementasikansecara efektif.
Pengendalian manajemen dapat ditargetkan pada factor keberhasilan perusahaan seperti
pengembangan produk baru, efisiensi biaya, atau pertumbuhan market share dari pada hanya
peningkatan keuntungan perusahaan.
Dalam pengertian yang lebih luas, system pengendalian dapat dilihat dari dua fungsi dasar
yaitu Pengawasan Strategi (strategy control) dan Pengawasan Manajemen (management
control). Strategy Control memfokuskan teutama pada pihak eksternal perusahaan dengan
berkontemplasi tentang bagaimana perusahaan dengan kombinasi atas kekuatan, kelemahan,
kesempatan dan ancaman dapat berkompetisi dengan perushaan lain. Di sisi lain,
management control lebih memfokuskan pada internal perusahaan yang dapat direfleksikan
dengan pertanyaan tentang bagaimana cara untuk dapat mempengaruhi tingkah laku para
karyawansesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Fokus management control lebih
pada eksekusi yang meliputi pertanyaan umum seperti; apakah pegawai kami telah bekerja
sesuai yang diharapkan? Pertanyaan ini dapat diperinci menjadi beberapa bagian:
Dari sudut pandang management control, startegi seharusnya dilihat sebagai sesuatu yang
bermanfaat namun tidak mutlak diperlukan untuk menyusun MCS yang baik. Ketika strategi
perusahaan dirumuskan secara jelas maka hal tersebut memudahkan penerapan setiap bentuk
dari management control secara efektif. Namun manajer dapat menyusun dan
mengoperasikan beberapa jenis dari MCS tanpa mempunyai strategi yang jelas.
Dari sisi tingkah laku karyawan, management control meliputi usaha yang dilakukan oleh
manager untuk membantu meyakinkan bahwa para karyawan bekerja untuk yang terbaik bagi
perusahaan. Jika seluruh karyawan sudah dapat selalu diandalkan untuk melakukan apa yang
terbaik bagi perusahaan maka MCS tidak diperlukan. Namun karyawan kadang-kadang tidak
dapat atau tidak ingin melakukan apa yang menjadi tujuan terbaik perusahaan sehingga
peranan manajer untuk secara bertahap menjaga agar tingkah laku yang tidak diharapkan
tidak terjadi.
1. Lack of Direction
Ketika karyawan tidak tahu apa yang diharapkan oleh perusahaan atas merka maka
lack of direction akan terjadi yang berakibat atas apa yang mungkin diharapkan
perusahaan kecil kemungkinan untuk terwujud.
2. Motivational Problems
Meskipun karyawan sudah memahami apa yang diinginkan perusahaan, ada beberapa
karyawan yang tidak melakukan performance sesuai dengan yang diharapkan karena
Pengawasan yang baik berarti bahwa majemen perusahaan yakin bahwa tidak ada hal besar
yang tidak menyenangkan akan terjadi. Sebaliknya out of control digambarkan sebagai
sebuah situasi dimana ada besar kemungkinan performance yang buruk terjadi meskipun
memiliki strategy yang tepat. Meskipun demikian tidak berarti bahwa pengawasan yang baik
adalah tanpa kegagalan, karena pengawasan yang sempurna tidak ada. Selanjutnya, MCS
yang lebih baik seharusnys diimplementasi hanya jika manfaat yang ada melebihi biaya yang
timbul atas MCS. Ini berarti biaya atas MCS lebih kecil dari kerugian yang dapat ditekan
akibat loss control. Dengan demikian yang dimaksud dengan optimal adalah pengawasan
yang cukup baik pada biaya yang reasonable. Oleh karena itu istilah yang tepat adalah
pengawasan yang memadai (adequate control) dari pada istilah pengawasan yang sempurna.
2. Automation
Penggunaan alat-alat yang bersifat otomatis biasanya melakukan pekerjaan yang lebih
konsisten dari yang dilakukan oleh manusia. Contoh pnggunaan komputer dapat
mengeliminasi human error seperti ketidakakurasian, dan tidak konsisten.
3. Centralization
Pengambilan keputusan secara terpusat adalah mernghindari kesalahan atas keputusan
yang dilakukan oleh bawahan. Kebanyakan pengambilan keputusan yang demikian
terjadi pada perusahaan kecil khususnya perusahaan yang dijalankan oleh pendiri atau
pemiliknya.
4. Risk Sharing
Pembagian resiko dengan pihak luar dapat mengurangi kerugian yang dilakukan oleh
pegawai yang memiliki tingkah laku kurang pantas. Contoh Risk Sharing adalah
pembelian asuransi untuk melindungi kemungkinana kerugian yang tidak dapat
dihindari.
Control Alternatives
Untuk beberapa permalahan pengawasan yang tidak dapat dihindari maka dapat
mengimplementasikan satu atau lebih mekanisme pengawasan yang disebut dengan
Pengendalian hasil adalah tipe pengendalian yang melibatkan pemberian imbalan pada
karyawan untuk hasil yang bagus atau dapat juga disebut insentif atas kinerja.
Pengendalian hasil menciptakan meritocracies yaitu karyawan yang paling berbakat dan
bekerja keras akan dihargai lebih, daripada karyawan yang sudah lama bekerja atau memiliki
hubungan sosial lebih baik, namun kinerjanya rendah.
Pengendalian hasil digunakan untuk mengendalikan perilaku karyawan pada berbagai tingkat
organisasi. Agar lebih efektif pengendalian hasil membutuhkan implementasi desentralisasi
organisasi.
Desentralisasi adalah pendelegasian hak dalam pengambilan keputusan. Dengan
desentralisasi akan dapat lebih jelas dalam menilai kinerja tiap manajer divisi.
Kelemahan desentralisasi :
1. Risiko tidak terdeteksinya kecurangan manajer
2. Risiko biaya operasional yang tinggi
3. Risiko terhadap reputasi perusahaan
Selain desentralisasi, sistem insentif atas kinerja juga penting dalam penerapan pengendalian
hasil.
4. Pemberian imbalan
Imbalan dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Imbalan ekstrinsik, berupa uang atau non uang seperti penghargaan
pegawai terbaik
b) Imbalan intrinsik, dihasilkan secara internal melalui adanya rasa puas
atas pencapaian hasil.
Results control merupakan bentuk dari pengawasan yang tidak langsung karena pengawasan
jenis ini tidak focus secara eksplisit pada kegiatan dari karyawan. Selain itu results control
sering dapat menjadi efektif ketika pengawasan jenis ini tidak jelas tentang perilakuapa yang
paling diharapkan. Sebagai tambahan results control dapat menghasilkan pengawasan yang
baik sekaligus membolehkan para pegawai yang perilakunya diawasi dengan otonomi yang
tinggi.Namun disamping kelebihan yang ada, result control memiliki kelemahan yakni tidak
selalu efektif pada setiap situas. Bila result control gagal memenuhi tiga kondisi yang efektif
yakni knowledge of the desired result, ability to affect the desired results dan ability to
measure controllable resultdapat berdampak pada ketidakefektifan result control.
1. Merchant, K.A., & Van der Stede, W.A. (2017). Management Control Systems:
Performance Measurement, Evaluation, and Incentives. 4th Edition. Prentice Hall.
Harlow, UK. ISBN: 9781292110554.
2. Bastian (2014). Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik: Mempertahankan
Kepentingan Masyarakat. Salemba Empat. Jakarta. ISBN: 9789790614055