ACCT6182
Management Control System
Week 4
OUTLINE MATERI :
Untuk menjadikan organisasi sebagai institusi pencipta kekayaan diperlukan suatu sistem yang
disebut "Sistem Pengandalian Management". Sistem pengendalian managemen adalah suatu
sistem yang digunakan untuk merencanakan berbagai kegiatan perwujudan visi organisasi
melului melalui misi yang telah dipilih dan untuk mengimplementasikan dan memantau
pelaksanaan rencana kegiatan tersebut ada empat frasa penting berikut :
Sistem pengendalian managemen pada dasarnya merupakan suatu sistem yang digunakan
untuk menegemen untuk membangun masa depan organisasi. Untuk membangun masa depan
organisasi, perlu ditentukan terlebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha. jawaban
atas pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi. Setelah ditentukan misi organisasi, langkah
berikutnya menggambarkan kondisi organisasi dimasa depan yang hendak diwujudkan
. Gambaran kondisi organisasi di masa depan yang akan diwujudkan inilah yang merupakan visi
organisasi. Visi organisasi, melalui misi yang telah dipilih diperluakan suatu sistem perencanaan
dan pengedalian kegiatan usaha, sistem pengendalian management merupakan sistem untuk
Untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi yang telah dipilih, organisasi memerlukan
sistem perencanaan kegiatan - suatu rangkaian langkah berurutan untuk merencanakan kegiatan
yang ditempuh perusahaan dalam mewujudkan visi organisasi.
3).Penyusunan Program
Keempat perencanaan kegiatan tersebut sering disebut dengan perencanaan menyeluruh bisnis
(Total Business Planning)
1. Tidak ada desain sistem yang baik atau buruk; yang ada adalah suatu desain sistem pas
(fit) dengan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh organisasi. Kesesuaian (fitness) suatu
sistem dengan lingkungan tempat sistem tersebut digunakan akan menjadikan sistem
tersebut efektif untuk menjalankan bisnis dilingkungan tersebut. dalam mendesign sistem
pengandalian menagemen, perlu dilakukan pengamatan dan indentifikasi terhadap
pemacu perubahan. pemacu perubahan ini kemudian digunakan untuk menggambarkan
dampaknya terhadap karakteristik lingkungan bisnis yang dimasuki oleh organisasi.
karakteristik lingkungan bisnis inilah yang merupakan dasar untuk mendesain sistim yang
bersangkutan. Pendekatan penyusunan sistem seperti ini disebut dengan contingency
approach.
2. Lingkungan bisnis ibarat suatu teritorial yang untuk menjelahahinya diperlukan suatu
peta, peta yang menggambarkan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh suatu peta. peta
yang menggambarkan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh management disebut
paradigma. dengan paradigma tertentu kita memandang dunia yang kita hadapi dan
dengan paradigma ini kita bersikap dan bertindak, berdasarkan paradigma ini kita
mendesain sistem - suatu alat yang kita gunakan untuk mengorganisasi berbagai sumber
daya untuk mewujudkan sistem.
Pemahaman atas objective dan strategi perusahaan adalah penting karena tanpa pemahaman apa
yang perusahaan inginkan untuk dikerjakan karyawan maka MCS tidak dapat didisain atau
dievaluasi. Objective dan strategi yang berasal dari pemahaman yang baik atas tujuan perusahaan
sering menyediakan petunjuk - petunjuk yang penting untuk kegiatan yang diharapkan.
Pemahaman yang lebih baik tentang tujuan dan strategi perusahaan menghasilkan alternative
Perusahaan tidak saja menetapkan apa yang ingin dicapai namun juga mencoba menetapkan apa
yang mungkin akan terjadi. Dengan demikian, perusahaan mencoba memperkirakan
kemungkinan persoalan yang sering timbul dalam pengawasan seperti lack of direction,
motivational problem dan personal limitation, dapat terjadi. Dengan kata lain, perusahaan
mencoba menganalisa dengan pertanyaan, seperti apakah karyawan memahami apa yang
diharapkan untuk dikerjakan, apakah karyawan termotivasi untuk mengerjakan pekerjaan
tersebut serta apakah mereka dapat memenuhi aturan yang ada. Selanjutnya, bila action atau
hasil yang ada berbeda dengan kegiatan dan hasil yang diharapkan maka MCS yang berbeda
dibutuhkan.Untuk penentuan MCS tergantung seberapa besar persoalan dan biaya dari MCS
yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan.
Standar evaluasi sistem pengendalian manajemen (SPM) dimana auditor harus memahamai
sistem pengendalian intern dan menguji penerapannya. Pemahaman dapat dilakukan dengan cara
permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi catatan dan dokumen, atau melakukan review
laporan pihak lain. Setelah sistem dipahami auditor dapat melakukan pengujian pengendalian
untuk menentukan efektifitas pengendalian.
Choice of Control
Jenis MCS memiliki hasil yang berbeda dalam penerapan sesuai dengan problem yang ada.
Sebagai contoh adalah behavioral constraints yang merupakan jenis dari action control dalam
memecahkan persoalan lack of direction adalah tidak tepat. Artinya, behavioral constraint tidak
dapat memecahkan persoalan yang ditimbulkan oleh lack of direction.
Seperangkat MCS dipilih dari berbagai alternative yang fisibel, yang dapat menyediakan benerfit
yang paling maksimal, yakni dari hasil mengurangkan benefit terhadap biaya yang timbul karena
penerapan MCS.
Dalam pemilihan MCS yang akan diterapkan maka manajer perusahaan seharusnya memulai
dengan pemilihan personnel/cultural control. Pemilihan personnel/cultural control sebagai
langkah awal adalah dengan pertimbangan bahwa pengawasan jenis ini memiliki harmful side
effect yang paling kecil serta relaif kecilnya biaya lansung yang ditimbulkan. Untuk perusahaan
Perusahaan menawarkan kepada seluruh karyawan iklim kerja yang friendly, paket bonus yang
menarik bagi karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang baik bagi perusahaan. Bahkan Mr.
Robbin menawarkan minuman bir pada akhir shift kerja serta memberi tunjangan pinjaman
pribadi. Namun apa yang dilakukan ternyata menjadi hal yang sebaliknya. Beberapa
karyawannya terlibat dalam persoalan pelanngaran serius seperti dituntut karena persoalan
alkohol.
Mengingat keterbatasan dari personnel/cultural control maka pemilihan jenis control yang lain
diperlukan untuk melengkapi control yang ada. Untuk pemilihan control tambahan yang dapat
Action control merupakan jenis control yang langsung memiliki beberapa kelebihan. Pertama,
jenis control ini cenderung menyebabkan dokumentasi dari kumpulan pengetahuan tentang apa
yang terbaik. Kedua, action control terutama dalam bentuk kebijakan dan prosedur merupakan
cara yang efisien dalam membantu koordinasi dalam perusahaan. Namun, action control juga
memiliki beberapa kelemahan yang signifikan. Pertama, ada keterbatasan atas kenyataan yakni
pengetahuan yang sangat baik tentang apa yang diharapkan hanya pada pekerjaan yang tingkat
rutinitasnya tinggi. Kedua, kebanyakan action control sering menghambat kreativitas, inovasi
dan adaptasi. Karyawan sering bereaksi terhadap action control dengan menjadi pasif. Mereka
mengembangkan kebiasaan pekerjaan hanya berdasarkan aturan kerja yang diberikan sehingga
tidak berpikir tentang bagaimana mengembangkan proses yang dapat ditingkan yang pada
gilirannya kurang menyukai perubahan. Ketiga, action accountability khususnya dapat
menyebabkan kecerobohan karena karyawan yang sudah terbiasa dengan system kerja yang ada
cenderung untuk mengambil jalan pintas. Keempat, action control sering menyebabkan negative
attitudes karena sebagian atau kebanyakan orang tidak senang dengan system demikian. Orang
yang terbiasa bebas, kreatif mungkin merasa tidak cocok karena tidak dapat mengatualisasikan
diri sendiri.
Terakhir, beberapa action control khususnya yang membutuhkan preaction review adalah mahal.
Hal ini disebabkan orang yang melakukan review memiliki pengetahuan yang lebih baik dari
yang di-review. Karena yang melakukan review memiliki pengetahuan yang lebih baik maka
baik waktu dan jasa mereka mahal.
Terkait result control, salah satu keuntungannya adalah kelayakan. Control jenis ini
menyediakan pengawasan yang efektif meskipun memiliki pengetahuan yang kurang tentang
apa yang diharapkan. Keuntungan lain yang dimiliki result control adalah perilaku karyawan
dapat dipengaruhi meskipun dalam kondisi yang memiliki otonomi yang signifikan. Hal ini
khususnya diharapkan ketika kreativitas dibutuhkan karena otonomi memberikan tempat untuk
ide yang baru dan inovasi. Selanjutnya, keuntungan terakhir dari result control dibandingkan
Untuk pemilihan apakah pengawasan yang akan diterapkan kurang ketat atau sangat ketat
tergantung pada tiga pertanyaan berikut:
Kesulitan dalam menganalisa MCS adalah karena manfaat dan efek samping yang timbul
tergantung pada bagaimana karyawan bereaksi terhadap pengawasan yang dilakukan. Perbedaan
perilaku berbeda antara orang dengan negara asal yang berbeda serta antar orang dalam negara
yang sama. Oleh karena itu, manajer harus sadar akan perbedaan tersebut karena efektivitas dari
MCS yang digunakan akan berbeda tergantung pada reaksi karyawan. Sebagai contoh untuk
Persoalan atas apa yang menyebabkan perusahaan yang out of control menghadapi problem
serius bervariasi antar perusahaan. Salah satu penyebab dari beragam persoalan adalah
pemahaman yang tidak sempurna dari pengaturan dan efek dari management control.
Pemahaman yang tidak sempurna atas situasi tersebut sering diasosiasikan dengan pertumbuhan
yang cepat dan perubahan transformasi dalam pasar. Penyebab yang lain adalah kecenderungan
manajemen untuk menundukkan pelaksanaan management control untuk hal lain sering lebih
mendesak karena permintaan pasar. Hal in sering terjadi dalam pada perusahaan yang dalam
pertumbuhan atau perubahan, sehingga perusahaan mengutamakan pada marketing. Di sisi lain,
kritikan atas MCS harus dilakukan secara hati-hati.
Pengawasan yang kelihatan cukup longgar mungkin memiliki beberapa manfaat yang tidak
kelihatan seperti dalam hal kreativitas yang tinggi, semangat kerjasama yang sehat, atau biaya
yang rendah.MCS hanya mengurangi kemungkinan performance manajemen yang buruk bukan
menghilangkan hal tersebut. Tidak satu MCS yang benar-benar sempurna. Tidak satu cara
terbaik untuk mencapai control yang baik.
Untuk memproses desain dan penyempurnaan MCS ada dua pertanyaan dasar yang harus
diajukan yaitu: apa yang perusahaan harapkan dalam penyusunan MCS serta apa yang mungkin
akan terjadi. Berdasarkan analisa atas pertanyaan di atas, selanjutnya pemilihan jenis control
yang efektif dalam mengatasi permasalahan control yang ada. Dalam pemilihan jenis control
pertimbangan awal sebaiknya ditujukan ke personnel/cultural control. Hal ini disebabkan jenis
control ini memiliki efek samping berbahaya yang kecil disamping biaya langsung yang relative
kecil.
Terkait dengan action control pertimbangan atas manfaat dan kekurangan yang ada dapat
menjadi pertimbangan sehingga goal congruent antara karyawan dan perusahaan dapat tercapai.
Untuk result control analisa atas kelemahan diperlukan dengan memperhatikan tiga pertanyaan
terkait manfaat, biaya dan efek samping. Ini dilakukan untuk menentukan apakah control yang
akan dilakukan kurang ketat atau sangat ketat.
Kontrol adalah bagian dari yang kompleks dari fungsi manajemen. Tidak ada satu MCS yang
benar-benar sempurna.Hal yang perlu dipertimbangkan adalah MCS bukan menghapus semua
persoalan control melainkan meminimalkan kemungkinan kinerja manajemen yang buruk. Maka
control yang cukup longgar kadang-kadang bermanfaat dalam meningkatkan kreativitas
karyawan serta mendorong kerjasama yang sehat maupun implikasi pada biaya yang murah.
1. Merchant, K.A., & Van der Stede, W.A. (2017). Management Control Systems:
Performance Measurement, Evaluation, and Incentives. 4th Edition. Prentice Hall.
Harlow, UK. ISBN: 9781292110554.
2. Bastian (2014). Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik: Mempertahankan
Kepentingan Masyarakat. Salemba Empat. Jakarta. ISBN: 9789790614055