Anda di halaman 1dari 11

LECTURE NOTES

ACCT6182
Management Control System

Week 5

Financial Responsibility Center

ACCT6182 – Management Control System


LEARNING OUTCOMES

1. Peserta diharapkan mampu memahami pusat pertanggung jawaban

2. Peserta diharapkan mengerti struktur keuangan pusat pertanggung jawaban

OUTLINE MATERI :

1. Responsibility Centers

2. Types of Responsibillity Centers

3. The Transfer Pricing

ACCT6182 – Management Control System


ISI MATERI

Responsibility Centers

Pusat pertanggungjawaban (responsibility center) adalah suatu unit yang dipimpin seorang
Manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan dalam unit yang dikelolanya.
Yang bertujuan untuk mengukur dan mendorong kinerja unit organisasi dan manajer unit yang
bersangkutan. Contoh :

a. Direktur Utama perusahaan holding atau anak perusahaannya atau Direktur Utama anak
perusahaan dari suatu holding.

b. Direktur/Kepala Divisi perusahaan holding, atau Kepala Bagian/Kepala Distrik pada anak
perusahaan.

c. Kepala unit-unit di dalam suatu perusahaan.

Manfaat adanya pusat pertanggung jawaban adalah sebagai berikut:

a. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilai kinerja manajer dan unit organisasi
yang dipimpinnya.

b. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi.

c. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence.

d. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga


mengurangi beban tugas manajer pusat.

e. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan.

f. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien.

g. Sebagai alat pengendalian anggaran.

ACCT6182 – Management Control System


Advantages of Financial Results Control Systems

Dalam financial results control system, results didefinisikan dalam istilah moneter dimana yang
paling sering dalam pengukuran akuntansi seperti pendapatan, biaya dan laba. Ada tiga elemen
penting dalam financial results control systems meliputi financial responsibility center, planning
and budgeting systems dan incentive. Adapun manfaat financial results control systems adalah:

1. Financial results control system merupakan hal yang terpenting bagi perusahaan dengan
orientasi profit. Keuntungan dancash flow yang ada menjadi indikator bagi investor maupun
stakeholders yang lain dalam mengevaluasi perusahaan.
2. Financial measure menyajikan penilaian ringkas dari kinerja perusahaan. Financial measure
mengingatkan karyawan bahwa berbagai insiatif operasional seperti inisiatif untuk
meningkatkan waktu respon dan tingkat kepuasan pelanggan bermanfaat bagi perusahaan
jika berhasil dalam peningkatan kinerja keuangan. Karena financial measure adalah alat
pengukur lengkap yang ringkas, maka laporan yang dihasilkan menyajikan informasi yang
mudah, murah dan bersifat standar bagi perusahaan.
3. Kebanyakan financial measure relatif akurat, tepat dan obyektif. Financial measure secara
umum menyajikan keunggulan pengukuran yang signifikan dibandingkan informasi yang
subyektif maupun alternatif pengukuran kuantitatif yang lain seperti pengukuran tingkat
kepuasan pelanggan. Sebagai contoh adalah cash flow yang mudah untuk diukur dan
diobservasi.
4. Biaya implementasi dengan financial measure relatif lebih murah dibandingkan jenis-jenis
management control yang lain.

Types of Financial Responsibility Center

Dalam MCS, financial responsibility center merupakan elemen utama dari financial result
control system. Istilah responsibility center management menunjukkan pembagian
pertanggungjawaban untuk seperangkat output dan atau input tertentu kepada karyawan.

ACCT6182 – Management Control System


Pertanggungjawaban (responsibility) merujuk kepada sejumlah kuantitas input yang dikonsumsi,
jumlah output yang dihasilkan, karakteristik khusus dari proses produksi atau jasa ( contoh :
kerusakan, jadwal pencapaian, kepuasan pelanggan). Financial responsibility center terdiri dari
empat jenis utama:

1. Investment Centers, yang merupakan pusat pertanggungjawaban, dimana manajer yang


bertanggungjawab atas pusat pertanggung jawaban tersebut harus bertanggungjawab atas
laba akuntansi maupun investasi yang dibuat untuk menghasilkan keuntungan tersebut.

2. Profit Centers, merupakan pusat pertanggungjawaban, dimana manajer yang bertugas


bertanggungjawab atas profit yang dihasilkan. Dalam dunia bisnis istilah profit center sering
disamakan dengan investment center. Namun ada perbedaan konsep antara keduanya yakni
pimpinan pada profit center tidak bertanggungjawab atas investasi yang dibuat untuk
mrenghasilkan profit tersebut. Profit dan investment center merupakan elemen kontrol yang
penting dalam banyak perusahaan berskala menengah ke atas. Dalam memutuskan apakah
sebuah entitas merupakan profit center atau bukan adalah tidak penting untuk
mempertimbangkan apakah tujuan entitas tersebut untuk memaksimalkan laba perusahaan
atau apakah penghasilan yang dihasilkan dari penjualan keluar perusahaan. Banyak profit
center yang penghasilannya diperoleh dari penjualan barang atau jasa ke entitas lain dalam
satu grup perusahaan.

3. Revenue Centers, merupakan pusat pertanggung jawaban, dimana manajer bertanggung


jawab atas penghasilan yang dihasilkan. Contoh yang paling umum adalah manajer
penjualan. Penghasilan dibandingkan dengan laba menyajikan cara yang efektif dan
sederhana untuk menarik dan mempertahankan pelanggan. Tetapi perlu dicatat bahwa pusat
pendapatan adalah pusat pertanggung jawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan
output (pendapatan) yang diukur secara moneter, akan tetapi tidak dihubungkan dengan
input-nya (beban).

ACCT6182 – Management Control System


Contoh: departemen pemasaran (penjualan). Departemen pemasaran tidak berwenang untuk
menentukan harga pokok ataupun harga jual produk yang dihasilkan. Akan tetapi, ukuran
utama kinerjanya adalah pendapatan yang diperoleh dari pemasaran produk tersebut.

4. Cost Centers, merupakan pusat pertanggungjawaban dimana manajer bertanggungjawab atas


beberapa elemen dari biaya. Cost center meliputi engineering cost center dan discretionary
cost centers. Dalam standard cost centers (engineered cost center) seperti bagian produksi,
input dan ouput mudah dihitung. Sebaliknya dalam discretionary cost centers seperti bagian
administrasi dimana input dan output yang dihasilkan sulit untuk dinilai dalam unit moneter
dan hubungan-hubungan antara input dan output tidak diketahui dengan jelas.

Hal yang paling penting dalam pemilihan financial responsibility center adalah keputusan yang
harus dibuat dalam dalam penyusunan struktur dari financial responsibility center (pusat
pertanggungjawaban keuangan). Pertanyaan yang ada adalah manajer yang mana yang harus
bertanggungjawab laporan keuangan yang khusus? Pemilihan ini penting karena mempengaruhi
perilaku karyawan yang ada.

Keputusan tentang struktur organisasi perusahaan tidak perlu mendahului keputusan tentang
jenis dari pusat pertanggungjawaban yang harus digunakan sehingga keputusan struktur dari
pertanggungjawaban dapat pertama diambil. Sebagai contoh adalah keinginan untuk membuat
perhitungan antara pendapatan dan biaya dapat menyebabkan pemilihan struktur organisasi yang
berbentuk divisi. Dalam hal demikian, ada hubungan yang erat antara keputusan tentang struktur
organisasi dan responsibility center.

The Transfer Pricing

Dalam perusahaan yang sama dapat terjadi penawaran barang atau jasa antar divisi dimana
divisi-divisi tersebut dapat berbentuk profit center atau investment center. Dalam keadaan yang
demikian maka dibutuhkan penentuan harga transfer antar divisi tersebut karena berpengaruh
pada pendapatan dari profit center yang ada dalam perusahaan. Kegagalan dalam penentuan

ACCT6182 – Management Control System


harga transfer (transfer pricing) dapa memberi pengaruh yang signifikan pada sejumlah
pengambilan keputusan yang penting.

Transfer pricing memiliki beberapa tujuan dan tujuan-tujuan tersebut sering menimbulkan
konflik. Pertama, tujuan dari transfer pricing adalah untuk menyediakan signal ekonomi yang
wajar sehingga manajer-manajer yang terkait akan membuat keputusan yang baik. Harga yang
ditetapkan seharusnya mempengaruhi secara wajar kedua pihak baik penjual maupun pembeli
dalam internal perusahaan. Kedua, transfer pricing dan penilaian keuntungan berikut seharusnya
menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kinerja baik profit center maupun
manajer dari profit center tersebut. Idealnya transfer pricing seharusnya tidak menyebabkan
kinerja dari masing-masing profit center terlibat menjadi understated atau overstated. Contoh PT
X memiliki profit center A dan B dimana A adalah penjual dan B adalah pembeli. Dengan
demikian, transfer pricing seharusnya menyediakan harga transfer yang wajar bagi divisi A
maupun divisi B. Penentuan harga yang tidak tepat berimplikasi pada motivasi manajer yang
dirugikan karena diperlakukan secara tidak adil. Terakhir, transfer pricing dapat dibuat untuk
memindahkan laba antara perusahaan. Bagi perusahaan yang beroperasi dengan system pajak
yang berbeda karena perbedaan negara, manajer yang terlibat mungkin termotivasi untuk
menggunakan harga transfer untuk memindahkan profit dalam rangka meminimalkan biaya
pajak.

Penentuan transfer pricing sering menimbulkan konflik karena beragam tujuan yang berbeda
karena tidak ada satu metode transfer pricing yang dapat memenuhi semua tujuan dengan baik.
Transfer pricing yang tidak dibuat sesuai tujuan yang dibutuhkan menimbulkan komplikasi antar
entitas yang terlibat. Selanjutnya, intervensi atas transfer pricing merusak manfaat dari
desentralisasi yakni mengurangi otonomi profit center dan menyebabkan kompleksitas
pengambilan keputusan. Hal ini berakibat meningkatkan biaya perusahaan, khususnya waktu
yang dibutuhkan manajemen untuk me-review dan mencari alternatif yang dapat diterima oleh
semua entitas yang terlibat. Dengan demikian perusahaan harus membuat kebijakan transfer
pricing yang baik tanpa menimbulkan gangguan yang signifikan.

ACCT6182 – Management Control System


Penyusunan alterenatif transfer pricing dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Market–based transfer prices. Dalam situasi dimana terjadi kompetisi pasar yang sempurna
penggunaan metode ini optimal untuk pengambilan keputusan dan evaluasi kinerja.
Kompetisi pasar yang sempurna terjadi bila barang yang diperdagangkan adalah sejenis dan
tidak ada pembeli dan penjual yang dapat mempengaruhi harga.
2. Marginal cost transfer prices. Penentuan transfer pricing menggunakan marginal cost
memudahkan untuk menentukan total kontribusi yang dihasilkan produk atau jasa yang
akhir yakni pengurangan dari harga jual oleh marginal cost. Namun penetuan harga transfer
dengan metode ini menimbulkan persoalan dipandang dari perpektif pusat
3. Pertanggung jawaban (responsibility center). Hal ini juga ditunjukkan dari survei
sebagaimana dinyatakan oleh Merchant (2017) bahwa metode ini jarang digunakan. Hal ini
disebabkan metode ini menyajikan informasi yang minim untuk mengevaluasi economic
performance dari baik divisi yang menjual maupun yang membeli. Metode ini juga kadang-
kadang sulit untuk diimplemetasikan. Sangat sedikit perusahaan yang dapat menghitung
marginal costs secara akurat. Untuk menghitung direct cost bukan sebuah permasalahan
namun untuk menghitung indirect cost ini menjadi persoalan. Perusahaan yang
menggunakan marginal cost transfer pricing biasanya mendefinisikan marginal costs
sebagai standard variable cost, namun tidak ada batasan yang jelas antara biaya variabel
dan biaya tetap.
4. Full Cost Transfer Prices. Penentuan transfer pricing menggunakan metode full cost atau
full cost plus digunakan secara lebih luas. Metode ini memiliki beberapa kelebihan.
Pertama, metode ini menyediakan sebuah pengukuran yang bersifat jangka panjang. Kedua,
metode ini relatif mudah untuk diimplementasikan karena perusahaan memiliki sistem
untuk mengkalkulasi metode full cost. Terakhir, metode ini tidak mendistorsi untuk
evaluasi karena memperkenankan untuk paling sedikit sejemlah harga pokok produksi.
Namun metode ini juga memiliki kekurangan seperti tidak memberikan keuntungan bagi
divisi yang menjual barang atau jasa bila hanya didasarkan pada harga pokok produksi
kecuali menggunakan metode full cost plus.

ACCT6182 – Management Control System


5. Negotiated Transfer Prices. Penentuan transfer pricing dengan alternatif ini memungkinkan
profit center yang menjual dan profit center yang membeli untuk menegosiasikan harga
yang sesuai diantara mereka. Metode ini akan efektif bila kedua pihak tidak saling
menekan, yakni profit center penjual memiliki kemungkinan untuk menjual produknya
kepada pihak luar begitu pula profit center pembeli. Namun, metode ini sering
menyebabkan masalah biaya yang mahal jika dihubungkan dengan waktu yang dibutuhkan
oleh manajemen. Negosiasi sering berakhir dengan konflik yang membutuhkan mediasi
dari manajemen pusat. Adapun hasil negosiasi sering tergantung pada keahlian bernegosiasi
dan bargaining power dari manajer yang terlibat dari pada hasil yang optimal secara
ekonomi.
6. Variations. Metode dual-rate transfer prices merupakan variasi dari metode transfer
pricing yang utama. Dalam metode ini profit center penjual dikreditkan berdasarkan harga
pasar atau perkiraan harga pasar. Di sisi lainprofit center pembeli membayar hanya
sejumlah marginal atau full cost dari biaya produksi. Skema ini menimbulkan keuntungan
ganda pada induk perusahaan yang dieliminasi pada saat pembuatan laporan keuangan
konsolidasi. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan yaitu dapat merusak insentif
ekonomi yang layak bagi entitas internal.

ACCT6182 – Management Control System


KESIMPULAN

Financial responsibility center merupakan elemen utama dari financial result control system.
Pembahasan topik ini memberikan pengantar tentang financial responsibility center dan transfer
pricing. Pembahasan tentang definisi dari pusat pertanggungjawaban adalah penting karena
memberi landasan kepada manajer yang terlibat untuk memperhatikan bagian yang mana yang
perlu diperhatikan dalam laporan keuangan.

Financial responsibility juga mendiskusikan tentang bagaimana penentuan transfer pricing atas
barang atau jasa dari entitas yang satu ke entitas yang lainsering menimbulkan permasalahan
dalam pengukuran performance keuangan sebuah entitas. Tidak ada metode transfer pricing
yang dapat mengarahkan manajer profit center untuk membuat keputusan yang optimal dari
perspektif perusahaan dan secara simultan menyajikan informasi yang baik untuk evaluasi
kecuali pada situasi yang jarang terjadi yaitu pada pasar kompetisi yang sempurna. Selanjutnya,
untuk metode transfer pricingyang umum digunakan adalah metode market price atau full cost
atau variation dimana tidak ada satu metode yang paling menonjol karena masing-masing
memiliki kelebihan dan kelemahan.

ACCT6182 – Management Control System


DAFTAR PUSTAKA

1. Merchant, K.A., & Van der Stede, W.A. (2017). Management Control Systems:
Performance Measurement, Evaluation, and Incentives. 4th Edition. Prentice Hall.
Harlow, UK. ISBN: 9781292110554.
2. Bastian (2014). Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik: Mempertahankan
Kepentingan Masyarakat. Salemba Empat. Jakarta. ISBN: 9789790614055

ACCT6182 – Management Control System

Anda mungkin juga menyukai