Dosen Pembina
Kelompok : 8
Anggota
(C10140084)
Bab 5
Pusat laba
Ketika kinerja finansial suatu pusat tanggungjawab diukur dalam ruang lingkup laba
(yaitu, selisih antara pendapatan dan beban), maka pusat ini disebut sebagai pusat laba
(profit center).
A. PERTIMBANGAN UMUM
Suatu organisasi fungsional adalah organisasi di mana fungsi produksi atau pemasaran
utama dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah. Pembagian unit utama yang
bertanggung jawab baik atas produksi maupun pemasaran, maka proses ini disebut
dengan istilah divisionalisasi. Wewenang lengkap untuk menghasilkan laba tidaklah
dilimpahkan ke satu segmen tunggal dalam suatu bisnis.
1. Kondisi-Kondisi Dalam Mendelegasikan Tanggung Jawab Laba
Banyak keputusan manajemen melibatkan pertimbangan biaya/pendapatan
(expense/revenue trade-off) yaitu keputusan untuk meningkatkan beban dengan
harapan akan menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan.
Contohnya adalah tambahan beban iklan. Dua kondisi terjadinya trade-off :
a. Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan dalam
membuat keputusan serupa.
b. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitasnya suatu trade-off yan dibuat
oleh manajer.
Langkah utama dalam membuat pusat laba adalah menentukan titik terendah
dalam organisasi di mana kedua kondisi di atas terpenuhi.
2. Kelaziman Suatu Pusat Laba
Perusahaan bisa mengambil konsep laba dan pengukuran profitabilitas untuk
pengendalian manajemen. Pendekatan pusat laba membantu perusahaan mengukur
profitabilitas cabang dengan lebih akurat. Pembagian tanggung jawab menjadi
beberapa pusat laba baru dipersiap-kan guna memudahkan untuk fokus secara efektif
pada setiap pangsa pasar global untuk dapat meraih pertumbuhan penjualan yang
cepat. Penggunaan sistem pengendalian finansial mendapat banyak kritik, perusahaan
menyadari kelemahan-kelemahan yang ada, dan banyak di antaranya yang mulai
b) Laba Langsung
Laba langsung mencerminkan kontribusi pusat laba terhadap overhead umum dan
laba perusahaan. Ukuran ini menggabungkan seluruh pengeluaran pusat laba, baik
yang dikeluarkan oleh atau dapat ditelusuri langsung ke pusat laba tersebut tanpa
memperdulikan apakah pos-pos ini ada dalam kendali manajer pusat laba atau
tidak. Meskipun demikian, pengeluaran yang terjadi di kantor pusat tidak
termasuk dalam perhitungan ini
pajak yang dibayarkan oleh unit mereka, maka mereka harus dinilai berdasra
penghasilan unit setelah pajak, dan pos-pos yang tidak sesuai harus di
eliminasi.
KASUS 5-1
MASALAH-MASALAH PUSAT LABA
1. AMAX Automobiles
AMAX Automobiles merupakan perusahaan mobil dengan tipe lini produk.
Lini A ditunjukkan untuk segmen masyarakat tingkat atas, lini B untuk tingkat
menengah ke atas, dan Lini C adalah segmen masyarakat banyak. Setiap lini produk
dijual dengan merk yang berbeda dan menggunakan sistem distibusi yang berbeda.
Lini A, B, dan C masing-masing dijual oleh divisi A, B, dan C.
Beberapa komponen merupakan komponen umum bagi ketiga divisi tersebut.
Beberapa komponen ini diperoleh dari luar perusahaan, dan sisanya di produksi oleh
perusahaan. Selain itu, ada pertukaran teknologi danmetodologi produksi diantara
divisi-divisi tersebut. Khususnya dalam hal inovasi produk, dimana divisi A
memberikan input bagi divisi B dan C. di lain pihak, inovasi proses dihasilkan divisi
C dan diadopsi oleh divisi A dan B.
Pertanyaan : bagaimana sebaiknya AMAX diorganisasikan dan dikendalikan?
Jawab:
1. Dengan adanya suatu divisionalisasi, yang merupakan proses pemberian wewenang
dalam bidang produksi dan pemasaran produk tertentu kepada suatu pusat
pertanggungjawaban atau proses pembentukan pusat-pusat laba atau melimpahkan
kewenangan yang lebih luas kepada manajer-manajer yang beroperasi, yaitu
memiliki kendali atas pengembangan produk, proses produksi, dan pemasaran.
2. Berfokus pada pusat laba (profit center) yang memberikan informasi siap pakai
bagi manajemen atas (top management) mengenai profitabilitas.
3. Berfokus pada margin laba yang memacu para manajer untuk memperkenalkan
produk-produk baru.
4. Berfokus pada bottom line (laba/rugi akhir) yang memacu para manajer untuk
menghasilkan keuntungan yang maksimum dari produk yang sekarang.
5. Mengukur kinerja proses manufaktur seperti pengendalian kualitas, penjadwalan
produk, dan keputusan membuat atau membeli.
6. Mengukur profitabilitas dengan cara mengukur kinerja manajemen yang digunakan
untuk perencanaan, koordinasi, dan mengontrol kegiatan sehari-hari dari pusat laba
dan sebagai alat untuk memberikan motivasi yang tepat bagi manajer.
Ketika kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab diukur dalam ruang
lingkup laba . kemudian fungsi fungsi produksi dan pemasaran dapat dijadikan
sebagai pusat laba. Lalu setelah itu fokuskan pada pengelolaan unit unit bisnis
sebagai pusat laba. maka pusat ini disebut sebagai pusat laba. Hampir semua unit
bisnis diciptakan sebagai pusat laba karena manajer yang bertanggung jawab atas
unit terseut memiliki kendali atas pengembangan produk. Pendekatan pusat laba
juga membantu untuk mengukur profitabilitas lini-lini perusahaan dengan lebih
akurat dan juga dapat mengidentifikasi dan mengeliminasi beberapa lini
perusahaan nirlabanya. Menjadikan unit organisasi sebagai pusat laba juga dapat
menberikan manfaat-manfaat yg menguntungkan. Sangatlah berguna untuk
memikirkan pengelolaan suatu pusat laba dalam hal pengendalian atas tiga jenis
keputusan: keputusan produk, keputusan pemasaran, keputusan perolehan .
Jika seorang manajer lini bisnis mengendalikan ketiga aktivitas tersebut
biasanya tidak akan ada kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab laba dan
mengukur kinerja. sourcing dan pemasaran untuk lini produk tunggal di pecah ke
dalam dua unit bisnis atau lebih sehingga memisahkan kontribusi tiap tiap unit
bisnis demi kesuksesan lini produk secara keseluruhan. . Pada umumnya semakin
besar tingkat integrasi dalam suatu perusahaan maka semakin sulit melaksanakan
tanggung jawab pusat laba tunggal untuk ketiga aktivitas tersebut dalam lini
produk yang ada. yaitu akan lebih sulit jika keputusan produksi.
2. Indus Corporation
Indus merupakan perusahaan yang beroperasi di pasar-pasar utama yang
masing-masing independen satu sama lain. Maksudnya, keputusan pembelian oleh
konsumen dibuat secara independen. Keunggulan kompetitif perusahan pada setiap
pasar yang ada menjadi penggerak (dan memimpin) dalam inovasi produk.perusahaan
dihadapkan pada situasi konsumen/produksi sebagai berikut:
a) Kasus A: konsumen pada umumnya lebih sensitif terhadap kinerja dibandingkan
terhadap harga. Selain itu juga, terdapat sedikit sinergi produksi diantara berbagai
lini produk yang ada.
b) Kasus B: konsumen pada umumnya lebih sensitif terhadap kinerja dibandingkan
terhadap harga. Meskipun demikian, terdapat sinergi produksi yang signifikan
diantara berbagai lini produk yang ada.
c) Kasus C: konsumen sama-sama sensitif terhadap kinerja dan harga produk.
Meskipun demikian, hanya sedikit sinergi yang ada diantara lini-lini produk
d) Kasus D: konsumen sama-sama sensitif terhadap kinerja dan harga produk.
Meskipun demikian, terdapat sinergi produksi yang signifikan di antara berbagai
lini produk yang ada
Pertanyaan: untuk setiap kasus, bagaimana organisasi dan pengendalian dalam
Indus?
Jawab:
a) Kasus A : Menurut pendapat kami, organisasi harus meningkatkan kinerja
karyawan dengan cara memotivasi karyawannya supaya menghasilkan produk
yang berkualitas sesuai yang dinginkan konsumen, sehingga dapat mengurangi
tingkat pengerjaan ulang barang-barang yang cacat. Organisasi dapat
meningkatkan inovasi karyawan untuk menumbuhkan sinergi produksi di seluruh
lini produk yang ada dan menerapkan sistem manajemen yang lintas batas bukan
yang berbasis fungsional, agar sinergi produksi dapat terjalin dengan baik.
b) Kasus B : Menurut pendapat kami, organisasi harus meningkatkan kinerja
karyawan dengan cara memotivasi karyawannya supaya menghasilkan produk
untuk mengurangi harga produk. Dalam hal ini, ada sinergi produksi yang cukup
besar di seluruh lini produk yang ada. Ini berarti bahwa informasi yang berubah
dalam organisasi baik, sehingga karyawan dapat meningkatkan inovasi mereka