Disusun Oleh :
Hanifil Fiqri
17059091
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang
Tahun 2020
A. Definisi Harga Transfer
1. Arti Sempit
adalah harga perpindahan barang atau jasa antara dua pusat laba atau lebih.
2. Arti Luas
adalah harga perpindahan barang atau jasa yang dipertukarkan antar unit-unit atau antar
Jadi, Harga transfer merupakan mekanisme untuk mendistribusikan pendapatan jika dua
pusat laba atau lebih bertanggungjawab bersama atas pengembangan, pembuatan, dan
1. Transaksi transfer barang atau jasa antar pusat laba cukup signifikan,
2. Biaya barang atau jasa yang ditransfer merupakan komponen penting produk akhir,
1. Untuk memberikan informasi relevan pada setiap pusat laba dalam menentukan harga
transfer.
2. Untuk memmotivasi manajer pusat laba pengirim, pusat laba penerima, dan kantor pusat
3. Untuk menyajikan laporan laba setiap divisi yang secara layak mengukur prestasi divisi.
c) Sasaran Penentuan Harga Transfer
Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa supaya dapat mencapai beberapa sasaran
sebagai berikut :
• Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan
keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan meningkatkan laba perusahaan.
panjang dari pusat-pusat tanggung jawab mereka, sama seperti dalam jangka pendeknya.
Staf yang terlibat dalam negosiasi dan arbitase suatu harga transfer juga harus kompeten.
2. Atmosfer yang baik. Para menejer harus menjadikan portabilitas yang diukur dari laporan
laba rugi sebagai tujuan yang penting dan suatu pertimbangan yang segnifikan dalam
penilaian kinerja mereka. Meraka juaga harus dapat memerima bahwa harga transfer
tersebut akurat.
3. Suatu harga pasar. Harga transfer yang ideal harus berdasarkan harga pasar normal dan
wajar dari produk identik yang ditransfer-maksudnya, harga pasar yang mencerminkan
kondisi yang sama (kuantitas, waktu pengiriman, dan kualitas) dengan produk yang diberi
harga transfer. Harga transfer tersebut dapat diturunkan untuk mencerminkan
haruslah ada, dan para manajer harus diberi wewenang untuk memilih yang paling baik
untuk mereka.
5. Informasi penuh. Para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada, biaya dan
6. Negosiasi. Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar dalan melakukan negosiasi
Memiliki kelemahan yaitu divisi pembeli akan dibebani oleh ketidak efisienan divisi
penjual.
a) Divisi pembeli tidak dibebani dengan kemungkinan ketidak efienan dari divisi
penjual.
Produksinya.
Kelemahan Penentuan Transfer Pricing Dengan Pendekatan Biaya Penuh
a. Sulit untuk mencapai persetujuan antara divisi penjual dan pembeli mengenai biaya
efisiensi)
b. Sulit untuk menentukan laba yang wajar bagi divisi penjual jika sebagian besar
1. Harga Pasar digunakan jika barang dan jasa yang ditransfer antar divisi memiliki
harga pasar
3. Harga Pasar merupakan biaya kesempatan (opportunty cost) bagi divisi penjual dan
divisi pembeli
c. Harga Pasar tidak selalu sama dengan yang tercantum didalam daftar harga
Pusat laba yang pada akhirnya menjual produk ke pihak luar mungkin tidak menyadari
jumlah biaya tetap dan laba bagian hulu yang yang terkandung dalam harga pembelian internal.
Wakil-wakil dari unit penjualan dan pembelian bertemu secara berkala untuk
memutuskan harga penjualan ke pihak luar dan pembagian laba untuk produk-produk
1. Untuk setiap unit yang terjual, pembebanan biaya dilakukan dalam jumlah yang sama
2. Pembebanan biaya berkala (biasanya setiap bulan) dilakukan dalam jumlah yang sama
dengan biaya tetap yang berkaitan dengan fasilitas yang disediakan untuk unit pembelian.
Salah satu atau dua komponen tersebut harus memasukkan marjin laba.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan metode penentuan harga
dua langkah :
1. Pembebanan biaya per bulan untuk biaya tetap dan laba harus dinegosiasikan secara
berkala dan akan tergantung dari kapasitas yang digunakan oleh unit pembeli.
2. Pertanyaan mungkin akan timbul mengenai keakuratan alokasi investasi dan biaya.
3. Dengan system penentuan harga ini, inerja laba dari unit produksi tidak dipengaruhi
4. Mungkin terdapat konflik antara kepentingan dari unit produksi dengan kepentingan
5. Metode ini mirip dengan penentuan harga “take or pay” yang sering digunakan oleh
perusahaan-perusahaan sarana umum, saluran pipa, dan batubara, dan dalam kontrak
jangka panjang
Pembagian Laba
Sistem pembagian laba (profit sharing) dapat digunakan untuk memastikan keselarasan
antara kepentingan unit usaha dan perusahaan. Sistem ini beroperasi dengan cara:
masalah teknis.
2. Membagi laba antara pusat laba secara arbitrer tidak memberikan informasi yang tepat
3. Kontribusi tergantung pada kemampuan unit pemasaran menjual produk pada harga
penjualan aktual.
Metode ini terkadang digunakan adannya konflik antara unit penjualan dan pembelian.
1. Jumlah laba unit usaha akan lebih besar dari laba perusahaan secara keseluruhan.
2. Menciptakan suatu ilusi dimana unit usaha menghasilkan uang sementara perusahaan
4. Ada tambahan pembukuan yang terlibat dalam pendebitan akun kantor pusat setiap
kali ada transfer dan eliminasi akun saat laporan keuangan dikonsolidasikan.
1. Negosiasi
Pada sebagian besar perusahaan, unit-unit usaha menegosiasikan harga transfer satu sama
lain; maksudnya, harga transfer yang tidak ditentukan oleh kelompok staf sentral.
Alasan yang paling penting untuk hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan membuat
suatu harga jual dan menentukan harga pembelian yang paling cocok merupakan salah
Alasan lain bagi unit usaha untuk menegosiasikan harga mereka adalah bahwa mereka
biasanya memiliki informasi yang paling tepat mengenai pasar-pasar dan biaya-biaya
yang ada, sehingga mereka merupakan pihak yang paling mungkin untuk memberikan
Contoh : Unit usaha A memiliki peluang untuk memasok.produk tertentu dalam jumlah
besar ke perusahaan luar dengan harga $100 per unit. Bahan baku untuk produk ini di
pasok oleh unit usaha B. harga transfer normal dari unit B untuk bahan baku tersebut
adalah $35 per unit dimana $10 nya merupakan biaya variabel. Biaya pemrosesan (tidak
termasuk bahan baku) ditambah laba normalnya adalah $85 dimana $50 nya merupakan
biaya variabel. Dengan demikian biaya total ditambah laba normal adalah $120 sehingga
pada jumlah ini, harga jual sebesar $100 tidaklah tepat. Menolak kontrak merupakan
kerugian bagi perusahaan secara keseluruhan karena kedua unit tersebut harus
menegosiasikan harga yang lebih rendah untuk bahan baku sehingga keduanya
menghasilkan laba.
Jika suatau perusahaan (di luar masalah dua unit usaha dalam satu perusahaan tunggal)
mengajukan penawaran untuk menjual bahan baku ke perusahaan lain yang memiliki
prospek yang sama untuk kepentingan bersama. Faktanya adalah 1 harga transfer yang
terlibat pada contoh pertama tidak mempengaruhi kewajaran perilaku para manajer.
Bagaimanapun rincinya peraturan penentuan harga (pricing rule), mungkin tidak ada
kasus dimana unit-unit usaha tidak setuju pada harga tertentu. Untuk alasan tersebut,
tanggungjawab, yaitu :
Dengan sistem yang formal, kedua pihak menyerahkan kasus secara tertulis kepada pihak
Selain tingkat formalitas arbitrase, jenis proses penyelesaian konflik yang digunakan juga
mempengaruhi keefektifan suatu system harga transfer.
– memaksa
– membujuk
– menawarkan
– pemecahan masalah
3. Klasifikasi Produk
Luas dan formalitas dari sourcing dan peraturan penentuan harga transfer tergantung pada
banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar dan harga pasar.
Makin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, makin formal dan spesifik
a. Kelas I meliputi seluruh produk untuk mana manajemen senior ingin mengendalikan
perolehan sumber daya. Produk ini biasanya merupakan produk-produk yang bervolume
besar; produk-produk yang tidak memiliki sumber dari luar; dan produk-produk yang
produksinya tetap ingin dikendalikan oleh pihak manajemen demi alasan kualitas atau
alasan tertentu.
b. Kelas II meliputi seluruh produk lainya. Secara umum, ini merupakan produk-produk
yang dapat diproduksi di luar perusahaan tanpa adanya gangguan terhadap operasi yang
harga pasar.
Perolehan sumber daya untuk produk Kelas I dapat diubah hanya dengan izin dari
manajemen pusat. Perolehan sumber daya untuk produk Kelas II ditentukan oleh unit-unit
usaha yang terlibat. Unit-unit pembelian dan penjualan dapat dengan bebas bertransaksi
Dengan perjanjian semacam ini, pihak manajemen dapat berkonsentrasi pada perolehan
sumber daya dan penetapan harga atas sejumlah kecil produk-produk bervolume besar.
Peraturan untuk harga transfer (transfer pricing) akan dibuat dengan menggunakan