Anda di halaman 1dari 9

MODUL

PERKULIAHAN
Akuntansi Manajemen

Penentuan Harga Transfer

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ekonomi dan Akuntansi – S1 01 1) Dini Verdania Latif, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA.
Bisnis 2) Dr. Andry Arifian R, S.E., M.Si., Ak., CA.
3) Dr. Evi Octavia, S.E., M.M., Ak., CA.
4) Dr. Rima Rachmawati, S.E., M.Si., Ak., CA
5) Hj. Shinta Dewi Herawati, S.E., M.M., Ak., C.A.

Abstract Kompetensi

Menjelaskan apa yang dimaksud dengan harga Mahasiswa memiliki kemampuan menjelaskan apa yang
transfer, tujuan harga transfer dan kesulitan dimaksud dengan harga transfer dan dapat
penentuan harga transfer. mengimplementasikannya dalam suatu pusat
pertanggungjawaban.

Pendahuluan dan Pengertian Harga Transfer


Di berbagai perusahaan dengan sistem desentralisasi, output dari suatu divisi akan digunakan
sebagai input oleh divisi yang lain. Sebagai contoh, asumsikan bahwa salah satu divisi Sony
memproduksi baterai untuk komputer VAIO. Divisi tersebut kemudian akan menjual
baterainya ke divisi Sony lainnya, yang akan menggunakan baterai tersebut untuk
menyelesaikan proses produksi computer. Transfer internal di antara dua divisi Sony tersebut
memunculkan permasalahan akuntansi. Bagaimana cara menilai barang yang ditransfer? Saat
divisi-divisi diperlakukan sebagai pusat pertanggungjawaban, divisi-divisi tersebut dievaluasi
berdasarkan kontribusi mereka terhadap biaya, pendapatan, laba operasi, ROI, dan laba residu
atau EVA, bergantung pada jenis pusat pertanggungjawabnya. Hal ini menyebabkan barang
yang ditransfer dicatat sebagai pendapatan bagi divisi yang menjual dan biaya bagi divisi
yang membeli. Nilai tersebut, atau harga internal, disebut dengan harga transfer. Dengan kata
lain, harga transfer (transfer price) adalah harga sebuah komponen yang dibebankan oleh
divisi penjual kepada divisi pembeli dari perusahaan yang sama. Penetapan harga transfer
adalah permasalahan yang rumit dan memiliki dampak terhadap divisi dan perusahaan secara
keseluruhan.

Pengertian harga transfer dapat dikelompokkan menjadi pengertian dalam arti luas atau
dalam arti sempit. Menurut penertian dalam arti luas, harga transfer adalah nilai barang atau
jasa yang di transfer oleh pusat pertanggungjawaban ke pusat pertanggungjawaban yang lain
masih dalam perusahaan yang sama.

Sedangkan pengertian, harga transfer dalam arti sempit. Harga transfer adalah nilai barang
atau jasa yang di transfer antar dua pusat laba atau lebih dalam perusahaan yang sama.
Beberapa tujuan perusahaan menerapkan harga transfer. Pertama, untuk mengukur atau
mengevaluasi kinerja perusahaan. Kedua, digunakan perusahaan multinasional untuk
meminimalisir beban pajak yang harus dibayar melalui rekayasa harga yang ditransfer antar
divisi. Adanya hubungan istimewa merupakan kunci dari dilakukannya praktek transfer
pricing dalam bidang perpajakan.

Bagi perusahaan yang menerapkan harga transfer beberapa permasalahan sering muncul,
terutama saat menentukan harga kesepakatan (harga transfer), karena penentuan harga

‘20 Akuntansi Manajemen


2 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
transfer melibatkan dua bagian dengan kepentingan yang berbeda, bagian pembeli
menginginkan harga transfer ditentuan semurah-murahnya sedangkan bagian penjual
menginginkan harga transfer semahal-mahalnya.

Pengaruh Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi-Divisi dan Perusahaan secara


Keseluruhan.

Saat salah satu divisi perusahaan menjual ke divisi lain, kedua divisi serta perusahaan secara
keseluruhan akan mendapatkan pengaruh. Harga yang ditetapkan atas barang yang ditransfer
memengaruhi:
 Biaya divisi pembeli;
 Pendapatan divisi penjual.

Oleh karena itu, keuntungan dari kedua divisi, juga evaluasi dan kompensasi manajer kedua
divisi, dipengaruhi oleh harga transfer. Oleh karena ukuran kinerja berdasarkan keuntungan
dari kedua divisi tersebut terpengaruh (misalnya, ROI dan laba residu), penetapan harga
transfer sering menjadi masalah yang emosional. Tampilan 12.5 mengilustrasikan pengaruh
harga transfer pada dua divisi dari ABC Inc. Divisi A memproduksi sebuah komponen dan
menjualnya ke divisi lain dalam perusahaan yang sama, Divisi C. Harga transfer sebesar $30
adalah pendapatan untuk Divisi A; jelas sekali bahwa Divisi A menginginkan harga transfer
setinggi mungkin. Sebaliknya, harga transfer sebesar $30badalah biaya untuk Divisi C,
seperti layaknya biaya bahan baku. Divisi C menginginkan harga transfer serendah mungkin.

Contoh: dampak Harga Transfer terhadap Divisi yang Melaksanakan Transfer dan
Perusahaan, ABC Inc., secara Keseluruhan
Divisi A Divisi C
Memproduksi komponen dan Membeli komponen dari Divisi A pada harga
mentransfernya ke C dengan harga transfer $30 per unit dan menggunakannya
transfer $30 per unit dalam produksi produk akhir.
Harga transfer =$30 per unit Harga transfer = $30 per unit
Pendapatan untuk Divisi A Biaya untuk Divisi C
Meningkatkan laba Menurunkan laba
Meningkatkan ROI Menurunkan ROI
Harga transfer aktual saling hapus untuk perusahaan secara keseluruhan sehingga total laba
sebelum pajak tetap sama berapa pun harga transfer ditetapkan. Namun, penetapan harga
transfer dapat memengaruhi tingkat laba setelah pajak yang diperoleh perusahaan

‘20 Akuntansi Manajemen


3 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
multinasional yang beroperasi di beberapa negara dengan tarif pajak perusahaan dan
persyaratan hukum lainnya berbeda yang ditetapkan oleh negara tempat beberapa divisi
memperoleh laba. Sebagai contoh, jika divisi penjual beroperasi di negara dengan tarif pajak
yang rendah dan divisi pembeli berada di negara dengan tarif pajak dengan tarif pajak yang
tinggi, harga transfer dapat menjadi ditetapkan cukup tinggi. Hal ini menyebabkan harga
transfer yang tinggi (pendapata untuk Divisi A) akan meningkatkan keuntungan di divisi
yang berada di negara dengan tarif pajak yang rendah, dan harga transfer yang tinggi (biaya
untuk Divisi C) akan menurunkan laba di divisi yang berada di negara dengan tarif pajak
yang yang tinggi. Strategi penetapan harga transfer tersebut mengurangi pajak penghasilan
perusahaan secara keseluruhan. Situasi penetapan harga transfer internasional dibahas lebih
rinci pada mata ajar lanjutan.

Kebijakan Penetapan Harga Transfer

Ingat kembali bahwa perusahaan dengan sistem desentralisasi memperkenankan lebih banyak
kewenangan pengambilan keputusan pada tingkatan manajemen yang lebih rendah.
Perusahaan dengan sistem desentralisasi menjadi tidak produktif jika harus memutuskan
harga transfer aktual di antara dua divisi. Oleh karena itu, manajemen puncak biasanya
menetapkan kebijakan penetapan harga transfer, tetapi divisi-divisi masih dapat memutuskan
apakah akan melakukan transfer ke divisi lain atau tidak. Sebagai contoh, manajemen puncak
pada Verybig Inc. menetapkan kebijakan penetapan harga transfer perusahaan pada biaya
produksi penuh. Jika Mediumbig Division ingin mentransfer produk ke Somewhatbig
Division, harga transfer akan sebesar biaya produk. Namun, tidak ada divisi yang dipaksa
untuk mentransfer produk secara internal. Kebijakan penetapan harga transfer hanya
menyatakan bahwa jika produk ditransfer maka harus sebesar biaya produknya.

Berikut ini beberapa kebijakan penetapan harga transfer yang digunakan dalam praktik.
 Harga pasar
 Harga transfer berdasarkan biaya

‘20 Akuntansi Manajemen


4 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
 Harga transfer negosiasi

Harga Pasar jika terdapat pasar di luar perusahaan yang kompetitif untuk produk yang
ditransfer maka harga transfer terbaik adalah harga pasar. Dalam contoh ini, tindakan manajer
divisi secara simultan akan mengoptimalkan keuntungan divisi sekaligus keuntungan
perusahaan. Selain itu, tidak ada divisi yang dapat memperoleh keuntungan, tetapi merugikan
divisi yang lain. Dalam kondisi ini, manajemen puncak tidak berkeinginan untuk melakukan
intervensi.

Anggap bahwa Divisi Furnitur suatu perusahaan memproduksi matras futon. Divisi Matras
dari perusahaan yang sama memproduksi matras, termasuk model matras yang sesuai dengan
matras futon. Jika matras ditransfer dari Divisi Matras ke Divisi Furnitur, kesempatan
penetapan harga transfer muncul. Dalam contoh ini, Divisi Matras adalah divisi penjual dan
Divisi Furnitur adalah divisi pembeli. Anggap bahwa matras dapat dijual kepada pembeli di
luar perusahaan pada harga $50 per unitnya; harga sebesar $50 ini adalah harga pasar. Divisi
Matras tentu saja tidak akan menjual matras ke Divisi Furnitur pada harga dibawah $50 per
unit. Demikian pula, Divisi Furnitur tidak akan membayar lebih dari $50 untuk setiap matras.
Harga transfer dapat dengan mudah ditetapkan pada harga pasar.

Harga pasar, jika tersedia, adalah pendekatan terbaik dalam penetapan harga transfer. Oleh
karena divisi penjual dapat menjual semua produksinya pada harga pasar, transfer ke divisi
internal perusahaan pada harga yang lebih rendah akan membuat divisi penjual mengalami
kerugian. Demikian pula, divisi pembeli dapat selalu memperoleh barang pada harga pasar
sehingga divisi pembeli tidak ingin membayar dengan harga yang lebih tinggi untuk barang
yang ditransfer di dalam perusahaan.

Akankah kedua divisi mentransfer pada harga pasar? Hal tersebut tidaklah penting karena
kedua divisi dan perusahaan secara keseluruhan akan tetap baik kondisinya apakah transfer
secara internal terjadi atau tidak terjadi. Namun, jika transfer terjadi maka yang digunakan
adalah harga pasar.
Harga Transfer Berdasarkan Biaya Sering kali, di luar perusahaan, tidak ada harga pasar yang
sesuai. Tidak adanya harga pasar dapat terjadi karena produk yang ditransfer menggunakan
rancangan yang telah dipatenkan yang dimilki oleh perusahaan induk. Oleh karena itu,

‘20 Akuntansi Manajemen


5 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
perusahaan dapat menggunakan pendekatan penetapan harga transfer berdasarkan biaya.
Sebagai contoh, anggap bahwa Divisi Matras menggunakan bahan yang tebal untuk matras
futon dan perusahaan-perusahaan di luar perusahaan tidak memproduksi jenis matras tersebut
dalam ukuran yang sesuai. Jika perusahaan telah menetapkan kebijakan penetapan harga
transfer berdasarkan biaya maka Divisi Matras akan membebankan biaya produksi penuh
untuk matras. (Biaya penuh-full cost-terdiri atas biaya bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, overhead 6ariable, dan bagian dari overhead tetap.) Anggap bahwa biaya penuh
dari matras adalah sebagai berikut.

Bahan baku langsung = $15


Tenaga kerja langsung = 5
Overhead 6ariable = 3
Overhead tetap = 5
Biaya penuh = $28

Harga transfer $28 per matras. Harga ini akan dibayarkan oleh Divisi Furnitur kepada Divisi
Matras. Perhatikan, harga transfer ini tidak memberikan keuntungan bagi divisi penjual
(dalam kasus ini adalah Divisi Matras). Divisi Matras dapat mengurangi produksi matras
futon dan meningkatkan produk matras lain dapat dijual kepada pihak-pihak di luar
perusahaan. Untuk mengurangi keinginan divisi matras tersebut, manajemen puncak dapat
menetapkan biaya sebagai ‘’cost plus’’. Dalam contoh ini, anggap bahwa perusahaan
memperbolehkan penetapan harga transfer sebagai biaya ditambah 10 persen. Berdasarkan
rumus tersebut, harga transfer menjadi sebesar $30,80 yang dihitung sebagai berikut.
Harga Transfer + (Harga Transfer x 10%) = $28 + ($28 x 0,10)

Jika kebijakan perusahaan menggunakan penetapan harga transfer berdasarkan biaya,


akankah terjadi transfer secara internal? Jawabannya tergantung. Anggaplah Divisi Furnitur
lebih memilih untuk membeli matras dengan kualitas yang lebih rendah di pasar eksternal
seharga $25 per unit. Hal ini menyebabkan transfer tidak akan terjadi. Atau, anggap Divisi
Matras berproduksi pada kapasitasnya dan dapat menjual matras khusus pada harga $40 per
unit. Divisi Matras akan menolak untuk mentransfer matras ke Divisi Furnitur dan lebih
memilih untuk menjual semua hasil produksinya kepada pihak di luar perusahaan.

‘20 Akuntansi Manajemen


6 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Harga Transfer Negosiasi Akhirnya, manajemen puncak memberikan kesempatan kepada
divisi penjual dan divisi pembeli untuk melakukan negoisasi harga transfer. Pendekatan ini
sangat bermanfaat dalam kasus pasar tidak sempurna, seperti kemampuan divisi yang
memproduksi untuk menghindari biaya penjualan dan biaya distribusi yang harus dikeluarkan
oleh pelaku pasar di luar perusahaan. Menggunakan harga transfer negoisasi
memperkenankan kedua divisi untuk berbagi penghematan biaya yang dihasilkan dari biaya
yang dapat dihindari.

Menggunakan contoh Divisi Matras dan Furnitur, anggap bahwa matras lipat biasanya dijual
pada harga $50 dan memiliki biaya penuh sebesar $28. Biasanya, komisi penjualan sebesar
$5 dibayarkan kepada pegawai penjualan, tetapi biaya ini tidak akan dikeluarkan jika barang
ditransfer secara internal dalam perusahaan. Saat ini, terdapat peluang untuk melakukan
tawar-menawar. Peluang tawar-menawar tersebut berkisar dari harga transfer minimum
sampai harga transfer maksimum. Kedua divisi tersebut akan menegosiasikan harga transfer,
memutuskan seberapa banyak penghematan biaya yang akan diterima oleh setiap divisi.
 Harga Transfer Minimum (Harga Dasar): Harga transfer yang tidak akan merugikan
divisi penjual jika barang dijual kepada divisi internal dibandingkan jika barang
tersebut dijual kepada pihak di luar perusahaan. Harga ini terkadang dianggap sebagai
‘’harga dasar’’ dari ruang tawar-menawar.
 Harga Transfer Maksimum (Ceiling): Harga transfer yang tidak akan membuat divisi
pembeli mengalami kerugian jika sebuah input dibeli dari divisi internal dibandingkan
jika input yang sama dibeli dari pihak di luar perusahaan. Harga ini terkadang
dianggap sebagai ‘’harga maksimum’’ dari ruang tawar-menawar.

Untuk contoh Divisi Matras dan Furnitur, harga transfer minimumnya $45.
$50 harga pasar - $5 komisi penjualan yang dapat dihindari dalam penjualan internal.

‘20 Akuntansi Manajemen


7 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Harga transfer maksimumnya $50, yang merupakan harga pasar yang harus dibayarkan oleh
Divisi Furnitur jika matras dibeli dari pihak di luar perusahaan. Berapakah harga transfer
aktualnya? Harga transfer aktualnya tergantung kemampuan negosiasi dari manajer Divisi
Matras dan manajer Divisi Furnitur. Harga transfer yang mungkin terjadi berkisar dari $45
sampai $50.

Karakteristik Harga Transfer


Dari pengertian harga transfer tersebut, penentuan harga transfer yang mempunyai potensi
menimbulkan banyak masalah adalah penentuan harga transfer barang antar divisi sebagai
pusat laba. Pada hakekatnya harga transfer memiliki tiga karakteristik yaitu :
1. Masalah harga transfer hanya timbul jika divisi yang terkait diukur kinerjanya
berdasarkan atas laba yang diperoleh merekia dan harga transfer merupakan unsur
yang signifikan dalam membentuk biaya penuh produk yang diproduksi divisi
pembeli.
2. Harga transfer selalu mengandung unsur labadidalamnya
3. Harga transfer merupakan alat untuk mempertegas diversifikasi dan sekaligus
mengintegrasikan divisi yang dibentuk.

Syarat Terpenuhinya Harga Transfer


Untuk menjadi harga transfer yang baik, maka harga transfer tersebut harus memenuhi
syarat-syarat berikut ini:
1. Sistem harus dapat memberikan informasi yang relevan yang dibutuhkan oleh suatu
pusat laba untuk dapat menentukan trade off yang optimum antara biaya dan
pendapatan perusahaan.
2. Laba yang dihasilkan harus dapat menggambarkan dengan baik pengaturan trade off
antara biaya dan pendapatan yang telah ditetapkan. Setiap pusat laba harus dapat
memaksimalkan laba perusahaan dengan jalan memaksimalkan laba divisinya.
3. Tingkat laba yang diperlihatkan oleh masing-masing pusat laba harus dapat
mencerminkan besarnya kontribusi laba dari masing-masing pusat laba terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan.

Tujuan Harga Transfer


Harga transfer harus didesain sedemikian rupa sehingga harga transfer tersebut dapat
menyajikan informasi yang relevan untuk keputusan trade off antara pendapatan dan biaya,

‘20 Akuntansi Manajemen


8 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
memotivasi manajer untuk mencapai goal congruence, dan membantu kinerja ekonomi pusat
laba yang terkait. Terjadi ditetapkannya harga transfer antara lain.
1. Evaluasi prestasi divisi secara akurat
2. Keselarasan tujuan
3. Tetap terjaganya otonomi divisi

‘20 Akuntansi Manajemen


9 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai