Anda di halaman 1dari 22

Management Control System

Kelompok 2:
Amelya Grecia Parhoesip
Aninda Sarah Kinanti
Antonius Yudhi
GADJAH MADA UNIVERSITY

Abrams Company Profile


Abrams
Company
merupakan
perusahan
yang
memproduksi berbagai jenis suku cadang yang
digunakan untuk mobil, truk, bus, dan mesin pertanian
Terdapat 3 kelompok besar suku cadang yaitu:
PENGAPIAN

TRANSMISI

Ignition Parts

Transmission
Parts

MESIN
Engine Parts

Struktur Organisasi Abrams


Company

Penjualan
Penjualan
Divisi Suku
Cadang
Agen Tunggal
Pemegang Merek
(OEM)

Divisi
AM

Pedagang Besar /
Grosir

Pedagang Eceran

Konsumen

Inside and Outside Sales


$500 total nilai penjualan pada tahun 1992
$100 diantaranya adalah total nilai penjualan dari 3 divisi
produk ke divisi AM (Inside sales) Outside sales : $400
Masing-masing nilai total penjualan tersebut adalah:

- $130 Divisi Suku Cadang Pengapian


- $100 Divisi Suku Cadang Transmisi
- $90 Divisi Suku Cadang Mesin
- $180 Divisi AM
Target yang ditetapkan top management untuk penjualan
divisi AM adalah sebesar 50% dari seluruh outside sales.

ROI sebagai strategi perusahaan


Manufaktur #1
ROI

Tujuannya untuk mengukur kemampuan perusahaan


dalam menghasilkan laba dari penggunaan aktiva
perusahaan
Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui seefisien
apa
perusahaan
dalam
memanfaatkan
aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaannya
Dalam case ini, setiap pabrik manufaktur yang ada di
dalam Abrams Company memiliki target masing-masing
yang harus dicapai.
Target ROI pabrik ini diperhitungkan dengan cara :
ROI =

ROI sebagai strategi perusahaan


Manufaktur #2
Note:
Dalam perhitungan Laba, perusahaan memperhitungkan
pengeluaran overhead perusahaan dan beban pajak,
dengan tujuan :
Dapat memberikan perspektif yang lebih jelas kepada
manajer
pabrik
terhadap
biaya-biaya
dalam
melaksanakan usaha dan kontribusi pabrik terhadap
laba bersih perusahaan.
Memenuhi kebutuhan laporan
kepada pemegang saham.

keuangan

eksternal

Dalam perhitungan ROI menggunakan aktiva bersih awal


tahun, karena:
Top Manajemen berpendapat bahwa jika investasi
ditambahkan dalam satu periode berjalan maka laba
yang dihasilkan kecil pada tahun pertama, sedangkan
investasi tersebut akan menambah laba dimasa yang

Laporan Laba Rugi perhitungan ROI

Strategi Pemasaran
Target konsumen OEM dan AM berbeda penjualannya tidak
perlu digabung.
Menurut top management, usaha pemasaran OEM dari ketiga
divisi produk tersebut tidak dikonsolidasikan ke dalam satu
organisasi dikarenakan :
Agen penjual untuk OEM di masing-masing divisi cenderung
bekerja / berhubungan dengan orang-orang yang berbeda
dalam suatu organisasi OEM.
2 dari 3 divisi OEM merupakan perusahaan yang independen
sebelum diakuisisi oleh Abrams, sehingga sudah memiliki
tradisi pemasaran masing-masing.
Faktor-faktor yang menentukan suksesnya pasar OEM:
1. kemampuan untuk merancang suku cadang yang inovatif
dan andal untuk memenuhi kualitas
2. Menepati jadwal pengiriman, sehingga OEM dapat
meminimalkan persediaan suku cadang di gudang
3. Pengendalian biaya merupakan hal yang penting karena
pasar sangat kompetitif dalam hal harga

Rencana Pemberian Insentif


Terdapat incentive bonus plan untuk semua lini dan staf
manajer.
Bonus terkait dengan laba per saham dari perusahaan.
Setiap peserta menerima sejumlah poin bonus standar.
Untuk manajer pabrik, bonus standar juga disesuaikan
dengan varians laba pabrik (realisasi terhadap
anggaran).

Komentar-Komentar
Manajemen
Selalu ada perselisihan mengenai harga transfer dari
suku cadang yang dijual oleh divisi produk kepada
divisi AM
Manajemen puncak merasa bahwa divisi produksi
sering kali memperlakukan divisi AM sebagai
konsumen yang tidak bebas
Manajemen puncak merasa bahwa divisi AM dan ketiga
divisi produk menyimpan persediaan yang berlebihan
di sepanjang tahun

Pertanyaan :
1. Evaluasi setiap pertimbangan yang dikemukakan
manajemen puncak. Berikan rekomendasi.
2. Gambarkan kekuatan atau kelemahan sistem
pengendalian yang dimiliki Abrams. Jika ada,
perubahan apa yang dapat direkomendasikan kepada
manajemen puncak.

Komentar Manajemen
1. Perselisihan mengenai harga transfer
. Perselisihan antara divisi produk dengan divisi AM
mengenai harga transfer dapat mengurangi kinerja.
. Meskipun masalah ini bisa diselesaikan oleh Vice
President
Finance,
namun
akan
mengganggu
keefektifan perusahaan apabila kondisi tersebut terus
berlanjut.
. Hal lain yang menjadi masalah adalah tidak adanya
dasar dalam menentukan harga jual produk untuk
penjualan internal (divisi produk ke divisi AM) terhadap
produk yang belum pernah dijual ke OEM sebelumnya.

Rekomendasi :
Top management menentukan harga transfer yang telah
disesuaikan dengan inflasi dan disetujui oleh semua
divisi.
Semua divisi melakukan pertemuan rutin mengenai
harga transfer ini yang kemudian dapat menjadi
landasan top management dalam penentuan harga
transfer.
Harga
transfer
dihitung
dengan
menggunakan
perhitungan semua biaya produksi ditambah dengan
laba yang diinginkan dan kemudian disetujui antara
divisi produksi dan divisi AM terhadap produk yang
belum pernah dijual ke OEM sebelumnya.

2.

Divisi produk yang sering kali cenderung


memberlakukan divisi AM sebagai konsumen yang
tidak bebas.

Terjadi karena adanya pergeseran otoritas manajemen


tingkat atas ke manajemen tingkat bawah akibat adanya
pengaturan unit bisnis sebagai profit center yang
menyebabkan manajemen tingkat bawah (divisi Produk)
dapat menghentikan penjualan ke divisi AM dan
mendahulukan penjualan ke OEM.
Kebijakan top management yang tidak memberi penalty
kepada manajer divisi produk jika tidak memenuhi
permintaan divisi AM sesuai dengan persetujuan awal.

Rekomendasi:
Perlunya kebijakan dari top management apabila divisi
produk tidak dapat memenuhi penjualan internal
perusahaan sesuai yang telah disepakati bersama di
awal, maka manajer divisi produk akan mendapat
penalty.
Sebaliknya, apabila divisi produk dapat memenuhi
penjualan internal sesuai yang disepakati, maka
manajer divisi produk akan mendapat insentif.
Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan
penjualan internal dapat dipenuhi.

3. Divisi AM dan ketiga divisi produk


persediaan yang berlebih sepanjang tahun.

menyimpan

Kelebihan persediaan dapat terjadi


karena kurangnya
pengendalian terhadap manajemen persediaan, keputusan
produksi atau pemasaran yang tidak tepat, dll.
Manajemen persediaan bukan menjadi suatu prioritas karena
perusahaan
hanya
menggunakan
ROI
sebagai
dasar
penyusuanan kinerjanya :
Menggunakan
aktiva
bersih
awal
tahun
dalam
pengukurannya.
Persediaan
akan berkurang saat libur natal yang
menyebabkan persediaan awal tahun akan menurun sampai
tingkat yang wajar.

Rekomendasi:
Perlu menambahkan pengukuran kinerja lainnya,
misalnya yang terkait persediaan seperti inventory
turnover (Perputaran Persediaan = Harga Pokok
Penjualan/Persediaan Rata-rata) atau pengukuran
kinerja lainnya yang berhubungan dengan manajemen
persediaan.
Menerapkan
konsep
Just
In
Time

dapat
meminimalkan biaya persediaan/penyimpanan barang

Kekuatan & Kelemahan


Strategi Abrams
Kekuatan:
Adanya perbedaan pangsa pasar untuk tiap divisi akan
membuat tiap divisi tidak akan saling berebut pasar
setiap divisi produk akan lebih fokus kepada pasar OEM
karena pasar yang lain akan diambil oleh divisi AM.
Dengan pengalokasian biaya overhead dan pajak akan
membuat manajer divisi lebih memahami terhadap
kondisi laba perusahaan. Manajer divisi tidak akan
mengeluh karena pengalokasian sesuai dengan anggaran
awal.
Adanya insentif yang didasarkan dengan jumlah poin
akan
meningkatkan
persaingan
dalam
kinerja
menghasilkan laba.


Kelemahan:
Pengoorganisasian
unit
bisnis
sebagaiprofit
centermembuat keputusan menjadi desentralisasi dan
mudah terjadinya perselisihan serta persaingan tidak
sehat, karena
- Manajemen tingkat atas akan kehilangan beberapa
pengendalian.
- Terdapat divisi produk Abrams yang merupakan hasil
akuisisi.
Adanya
divisi-divisi
yang
independen
ini
akan
menyebabkan menyebabkan koneksi antar divisi
menjadi renggang terlihat dalam penentuan harga
transfer penjualan internal yang masih memerlukan
negosiasi antar divisi yang bersangkutan.
Adanya insentif berdasarkan poin menyebabkan masingmasing divisi mengutamakan keuntungan jangka

Rekomendasi
Terdapat kelemahan terkait pengukuran kinerja
perusahaan yang hanya menggunakan ROI sebagai
satu-satunya alat pengukur kinerja perlu dilengkapi
dengan pengukuran kinerja lainnya, misalnya balanced
scorecard yang mengkombinasikan ukuran kinerja
finansial dan juga non finansial.
Perusahaan dapat menggunakan cost plus pricing
dalam transfer pricing sehingga jika harga pasar yang
sebelumnya tidak tersedia maka harga transfer dapat
dihitung dengan total biaya produksi ditambah dengan
laba yang diinginkan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai