Kelompok 2:
Amelya Grecia Parhoesip
Aninda Sarah Kinanti
Antonius Yudhi
GADJAH MADA UNIVERSITY
TRANSMISI
Ignition Parts
Transmission
Parts
MESIN
Engine Parts
Penjualan
Penjualan
Divisi Suku
Cadang
Agen Tunggal
Pemegang Merek
(OEM)
Divisi
AM
Pedagang Besar /
Grosir
Pedagang Eceran
Konsumen
keuangan
eksternal
Strategi Pemasaran
Target konsumen OEM dan AM berbeda penjualannya tidak
perlu digabung.
Menurut top management, usaha pemasaran OEM dari ketiga
divisi produk tersebut tidak dikonsolidasikan ke dalam satu
organisasi dikarenakan :
Agen penjual untuk OEM di masing-masing divisi cenderung
bekerja / berhubungan dengan orang-orang yang berbeda
dalam suatu organisasi OEM.
2 dari 3 divisi OEM merupakan perusahaan yang independen
sebelum diakuisisi oleh Abrams, sehingga sudah memiliki
tradisi pemasaran masing-masing.
Faktor-faktor yang menentukan suksesnya pasar OEM:
1. kemampuan untuk merancang suku cadang yang inovatif
dan andal untuk memenuhi kualitas
2. Menepati jadwal pengiriman, sehingga OEM dapat
meminimalkan persediaan suku cadang di gudang
3. Pengendalian biaya merupakan hal yang penting karena
pasar sangat kompetitif dalam hal harga
Komentar-Komentar
Manajemen
Selalu ada perselisihan mengenai harga transfer dari
suku cadang yang dijual oleh divisi produk kepada
divisi AM
Manajemen puncak merasa bahwa divisi produksi
sering kali memperlakukan divisi AM sebagai
konsumen yang tidak bebas
Manajemen puncak merasa bahwa divisi AM dan ketiga
divisi produk menyimpan persediaan yang berlebihan
di sepanjang tahun
Pertanyaan :
1. Evaluasi setiap pertimbangan yang dikemukakan
manajemen puncak. Berikan rekomendasi.
2. Gambarkan kekuatan atau kelemahan sistem
pengendalian yang dimiliki Abrams. Jika ada,
perubahan apa yang dapat direkomendasikan kepada
manajemen puncak.
Komentar Manajemen
1. Perselisihan mengenai harga transfer
. Perselisihan antara divisi produk dengan divisi AM
mengenai harga transfer dapat mengurangi kinerja.
. Meskipun masalah ini bisa diselesaikan oleh Vice
President
Finance,
namun
akan
mengganggu
keefektifan perusahaan apabila kondisi tersebut terus
berlanjut.
. Hal lain yang menjadi masalah adalah tidak adanya
dasar dalam menentukan harga jual produk untuk
penjualan internal (divisi produk ke divisi AM) terhadap
produk yang belum pernah dijual ke OEM sebelumnya.
Rekomendasi :
Top management menentukan harga transfer yang telah
disesuaikan dengan inflasi dan disetujui oleh semua
divisi.
Semua divisi melakukan pertemuan rutin mengenai
harga transfer ini yang kemudian dapat menjadi
landasan top management dalam penentuan harga
transfer.
Harga
transfer
dihitung
dengan
menggunakan
perhitungan semua biaya produksi ditambah dengan
laba yang diinginkan dan kemudian disetujui antara
divisi produksi dan divisi AM terhadap produk yang
belum pernah dijual ke OEM sebelumnya.
2.
Rekomendasi:
Perlunya kebijakan dari top management apabila divisi
produk tidak dapat memenuhi penjualan internal
perusahaan sesuai yang telah disepakati bersama di
awal, maka manajer divisi produk akan mendapat
penalty.
Sebaliknya, apabila divisi produk dapat memenuhi
penjualan internal sesuai yang disepakati, maka
manajer divisi produk akan mendapat insentif.
Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan
penjualan internal dapat dipenuhi.
menyimpan
Rekomendasi:
Perlu menambahkan pengukuran kinerja lainnya,
misalnya yang terkait persediaan seperti inventory
turnover (Perputaran Persediaan = Harga Pokok
Penjualan/Persediaan Rata-rata) atau pengukuran
kinerja lainnya yang berhubungan dengan manajemen
persediaan.
Menerapkan
konsep
Just
In
Time
dapat
meminimalkan biaya persediaan/penyimpanan barang
Kelemahan:
Pengoorganisasian
unit
bisnis
sebagaiprofit
centermembuat keputusan menjadi desentralisasi dan
mudah terjadinya perselisihan serta persaingan tidak
sehat, karena
- Manajemen tingkat atas akan kehilangan beberapa
pengendalian.
- Terdapat divisi produk Abrams yang merupakan hasil
akuisisi.
Adanya
divisi-divisi
yang
independen
ini
akan
menyebabkan menyebabkan koneksi antar divisi
menjadi renggang terlihat dalam penentuan harga
transfer penjualan internal yang masih memerlukan
negosiasi antar divisi yang bersangkutan.
Adanya insentif berdasarkan poin menyebabkan masingmasing divisi mengutamakan keuntungan jangka
Rekomendasi
Terdapat kelemahan terkait pengukuran kinerja
perusahaan yang hanya menggunakan ROI sebagai
satu-satunya alat pengukur kinerja perlu dilengkapi
dengan pengukuran kinerja lainnya, misalnya balanced
scorecard yang mengkombinasikan ukuran kinerja
finansial dan juga non finansial.
Perusahaan dapat menggunakan cost plus pricing
dalam transfer pricing sehingga jika harga pasar yang
sebelumnya tidak tersedia maka harga transfer dapat
dihitung dengan total biaya produksi ditambah dengan
laba yang diinginkan.
TERIMA KASIH