Disusun oleh:
Aswar Aswad (46120134)
Yogi Fadlillah Y (461201)
Andi Hajar Aswad (461201)
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2023
A. Karakteristik Pusat Laba
Pusat laba (profit center) merupakan pusat dimana ketika kinerja finansial suatu pusat
tanggung jawab diukur dalam ruang lingkup laba (yaitu, selisih antara pendapatan dan beban).
Pusat laba (profot center) merupakan pusat pertanggungjawaban yang memiliki
kewenangan untuk mengendalikan biaya-biaya dan menghasilkan pendapatan tetapi tidak
memiliki kewenagan untuk mengambil keputusan tentang investasi. Pusat laba hanya
bertanggung jawab terhadap tingkat laba yang harus dicapai.
Berikut karakteristik Pusat Laba :
1) Kualitas keputusan cenderung lebih baik, karena dilakukan oleh orang yang
benar-benar mengerti tentang keputusan tersebut.
2) Manajemen kantor pusat bebas dari urusan operasional rutin dan bias lebih focus
pada keputusan yang lebih luas.
3) Kesadaran laba (Profit Consciousness) lebih meningkat pada manajer pusat laba,
karena ukuran prestasinya adalah laba.
4) Pengukuran prestasi pusat laba lebih luas daripada hanya pengukuran pada pusat
pendapatan dan pusat biaya yang terpisah.
5) Manajer pusat laba lebih bebas berkreasi.
Pendapatan
Pemilihan metode pengakuan pendapatan sangatlah penting, dalam beberapa kasus dua
atau lebih pusat laba dapat berpartisipasi dalam suatu usaha penjualan yang sukses. Idealnya
setiap pusat laba harus diberikan nilai yang sesuai atas bagiannya dalam transaksi tersebut.
Pertimbangan Manajemen
Sebagian besar kebingungan yang timbul dalam mengukur kinerja manajemen pusat laba
biasanya terjadi sebagai akibat dari kegagalan untuk memisahkan antara pengukuran kinerja
manajer dan pengukuran ekonomis suatu pusat laba. Para manajer harus diukur berdasarkan
pos-pos yang dapat mereka kendalikan, bahkan jika mereka tidak memiliki pengendalian penuh
terhadap pos tersebut.
Dengan mengikuti pedoman-pedoman tersebut tidak berarti bahwa semua masalah
terpecahkan. Salah satu cara untuk membuat penilaian ini dapat diandalkan adalah dengan
mengeleminasi semua pos agar manajer tidak memiiki pengaruh.
b. Residual Income
Metode ini digunakan untuk menutupi kelemahan yang ada pada metode ROI.
Residual Income merupakan laba bersih sebelum pajak dikurangi biaya modal yang
kemudian dibandingkan atas investasi perusahaan guna menilai kinerja divisional.
Kelebihan dari Residual Income antaralain:
1. Manajer pusat investasi cenderung menerima investasi yang menurut ROI tidak
menguntungkan ROI sehingga tidak diterima walaupun secara perusahaan
keseluruhan menguntungkan.
2. Memungkinkan penggunaan Cost of Capital yang berbeda-beda pada jenis aktiva.
Sedangkan kelemahan Residual Income itu sendiri adalah seperti halnya ROI,
Residual Income mendorong hanya pencapaian jangka pendek, tanpa memperhatikan
pencapaian jangka panjang.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengukur Aktiva yang digunakan antaralain:
Kas
Pengendalian Kas secara terpusat cenderung menginginkan saldo kas yang lebih kecil dari
pada yang ingin dipegang oleh Manajer Unit Usaha. Sehingga Kas yang ada di Unit usaha
lebih kecil dari pada sebenarnya, jika unit usaha tersebut berdiri secara independen
Piutang
Manajer Unit Usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung, melalui
kemampuan melakukan penjualan dan memberikan batas kredit dan penagihannya
dilakukan oleh Unit Penagihan. Masalah piutang yang dimasukkan pada unit investasi
apakah sebesar Harga Pokok Penjualan atau ditambah laba, karena uang yang diperoleh
dapat diinvestasikan lagi, sedangkan pencatatannya hanya dengan nilai buku.
Persediaan
Perlakuannya sama dengan Piutang yaitu dicatat pada akhir periode dengan metode yang
dipilih untuk tujuan akuntansi keuangan. Oleh sebab itu perlu digunakan sistem biaya
standard atau rata-rata dan biaya yang sama yang juga digunakan untuk mengukur Harga
Pokok Penjualan pada perhitungan Laba/Rugi.
Modal Kerja secara Umum
Perlakuannya sangat bervariasi, tetapi yang diperlukan bahwa modal kerja (aktiva lancar)
adalah untuk memenuhi kewajiban lancar, sehingga Manajer Unit Usaha bertanggung
jawab untuk mengawasi hutang tersebut
Properti, Pabrik dan Peralatan (Aktiva Tetap)
Aktiva tetap dicatat dng harga perolehan dan didepresiasi sepanjang umur ekonomisnya.
Pendekatan ini digunakan untuk mengukur profitabilitas unit usaha yang menggunakan
aktiva ini
Asset yang menganggur
Jika memiliki asset yang mengganggur yang dapat digunakan oleh unit lain, maka unit
usaha tersebut boleh mengeluarkan asset dimaksud dari investasinya sehingga tidak
diperhitungkan sebagai penilaian kinerjanya
Aktiva Tidak berwujud
Biasanya perusahaan yang melakukan LITBANG dan pemasaran dengan biaya yang cukup
besar kemudian mengkapitalisasikan biaya LITBANG ini sebagai investasi jangka panjang
yang dinamakan Aktiva Tidak Berwujud kemudian di amortisasi setiap tahunnya. Hal ini
mengubah cara pandang Manajer Unit Usaha karena akan berpengaruh terhadap biaya
bertambah dan aktiva berkurang. Jumlah beban modal yang berkurang x tarip biaya
modal akan menyebabkan EVA berdampak positif.
Kewajiban tidak lancar :
Dana-dana yang diperoleh Kantor Pusat diperoleh dari internal dan eksternal. Hal ini
perlu dipertimbangkan untuk dihitung secara terpisah, karena kadang-kadang pinjaman
lebih besar modal. Oleh sebab itu perhitungan EVA harus dihitung berdasarkan pinjaman
yang berasal dari Kantor Pusat dan bukan dari total aktiva.
Beban Modal :
Tarif beban modal ditentukan oleh Kantor Pusat yang lebih besar dari tarip pendanaan
dengan hutang. Sedangkan total dana yang digunakan adalah campuran (hutang
ditambah modal berbiaya tinggi). Dengan demikian, tarif tersebut lebih kecil dari pada
estimasi biaya modal perusahaan, sehingga EVA diatas rata-rata unit usaha lebih besar 0.
Jika tarif modal kerja lebih kecil dari pada untuk aktiva tetap, risiko modal kerja lebih kecil
dari pada aktiva tetap, karena dananya digunakan untuk keperluan jangka pendek.
Daftar Pustaka
Andheek. 2013. Cara Menghitung ROI (Return On Investment). Diambil dari
https://andheek.wordpress.com/2013/05/15/cara-menghitung-roi-return-on-investment/. (4
April 2016)
Ermayanti, Dwi. 2009. Pusat Investasi. Diambil dari
https://dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/23/pusat-investasi/. (4 April 2016)
Risma, Sukem. 2012. Analisis Return On Investment (ROI) dan Residual Income (RI) Guna Menilai
Kinerja Perusahaan. Diambil dari
http://www.academia.edu/8637116/ANALISIS_RETURN_ON_INVESTMENT_ROI_DAN_RESIDU
AL_INCOME_RI_GUNA_MENILAI_KINERJA_KEUANGAN_PERUSAHAAN. (4 April 2016)
Robert N. Anthony & Vijay Govindrajan, Management Control System, McGraw Hill, Boston, 2001
Ruliarsa, Arif. Pengertian Return On Investmen (ROI). Diambil dari
http://www.academia.edu/8121694/Pengertian_Return_On_Investment_ROI_Return_On_Inv
estment. (4 April 2016)
Adi. Pusat Laba bab 5. Diambil dari
http://www.academia.edu/8553446/Pusat_laba_bab_5