Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH SPM

“PUSAT LABA”

KELOMPOK 7

Disusun oleh:
STIE YKPN
Ari Fajar D.K. 2014/2015 (11-12-24942)

Zaki Naufal Falih (11-12-24953)

Zulfahmi Husain (11-12-24965)

Andari Dewi Kurniasari (11-12-25391)

Juwanita Dewi Rahmawati (11-12-25496)

Arifano Kusuma Bayu (11-12-25498)


PERTIMBANGAN UMUM

Suatu organisasi fungsional adalah organisasi di mana fungsi produksi atau pemasaran utama
dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah. Pembagian unit utama yang bertanggung jawab
baik atas produksi maupun pemasaran, maka proses ini disebut dengan istilah divisionalisasi.
Wewenang lengkap untuk menghasilkan laba tidaklah dilimpahkan ke satu segmen tunggal
dalam suatu bisnis.

Kondisi-kondisi dalam Mendelegasikan Tanggung Jawab Laba

Banyak keputusan manajemen melibatkan pertimbangan biaya/pendapatan


(expense/revenue trade-off) yaitu keputusan untuk meningkatkan beban dengan harapan akan
menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan. Contohnya adalah tambahan
beban iklan. Dua kondisi terjadinya trade-off:

1. Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan.


2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitasnya suatu trade-off.

Langkah utama dalam membuat pusat laba adalah menentukan titik terendah dalam
organisasi di mana kedua kondisi di atas terpenuhi.

Kelaziman Suatu Pusat Laba

Perusahaan bisa mengambil konsep laba dan pengukuran profitabilitas untuk pengendalian
manajemen. Pendekatan pusat laba membantu perusahaan mengukur profitabilitas cabang
dengan lebih akurat. Pembagian tanggung jawab menjadi beberapa pusat laba baru dipersiap-
kan guna memudahkan untuk fokus secara efektif pada setiap pangsa pasar global untuk
dapat meraih pertumbuhan penjualan yang cepat. Penggunaan sistem pengendalian finansial
mendapat banyak kritik, perusahaan menyadari kelemahan-kelemahan yang ada, dan banyak
di antaranya yang mulai menggunakan suatu scorecard dengan kombinasi ukuran kinerja
finansial dan nonfinansial.

Manfaat Pusat Laba

1. Kualitas keputusan yang meningkat karena keputusan diambil oleh manajer yang
paling dekat dengan tingkat keputusan.
2. Kecepatan pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu
mendapat keputusan terlebih dahulu dari kantor pusat.
3. Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian.
4. Manajer lebih bebas untuk menggunakan imajinasi dan inisiatif.
5. Pusat laba memberikan tempat pelatihan bagi manajemen umum. Para manajer
mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional.
6. Kesadaran laba dapat ditingkatkan dari upaya untuk mencari cara meningkatkan laba.
7. Memberikan informasi yang siap pakai mengenai profitabilitas komponen individual.
8. Pusat laba sangat responsif terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja.

Kesulitan Pusat Laba

1. Desentralisasi memaksa manajemen puncak untuk lebih mengandalkan pengendalian


manajemen dibanding wawasan pribadi.
2. Kualitas keputusan pada tingkat unit akan berkurang jika manajemen kantor pusat
lebih mampu dan memiliki informasi yang lebih baik dibanding manajer pusat laba.
3. Perselisihan mengenai harga transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum, dan
kredit untuk pendapatan.
4. Unit-unit organisasi sebagai unit fungsional akan saling berkompetisi satu sama lain.
5. Biaya tambahan oleh divisionalisasi dari tambahan manajemen, pegawai, pembukuan,
dan mungkin mengakibatkan duplikasi tugas di setiap pusat laba.
6. Kesempatan manajemen umum untuk berada dalam organisasi fungsional.
7. Tekanan atas profitabilitas jangka pendek mengorbankan profitabilitas jangka panjang
8. Optimalisasi pusat laba belum pasti optimalisasi laba perusahaan secara keseluruhan.

UNIT BISNIS SEBAGAI PUSAT LABA

Para manajer sebagai penanggung jawab pusat laba memiliki kendali atas pengembangan
produk, proses produksi dan pemasaran, yang kemudian berperan untuk mempengaruhi
pendapatan dan beban sehingga dapat dianggap bertanggung jawab atas laba bersih. Namun
wewenang seorang manajer dapat dibatasi dengan berbagai cara.

Batasan atas Wewenang Unit Bisnis

Jika suatu perusahaan dibagi menjadi unit-unit yang sepenuhnya independen, lebih jauh lagi,
jika semua wewenang yang diberikan oleh dewan direksi kepada CEO didelegasikan ke
manajer unit bisnis, maka berarti bahwa manajemen senior melepaskan tanggung jawabnya
sendiri. Akibatnya, struktur unit bisnis mencerminkan trade-off antara otonomi unit dan
batasan perusahaan.

Batasan dari Unit Bisnis Lain

Pada umumnya, semakin besar tingkat integrasi dalam suatu perusahaan, semakin sulit
melaksanakan tanggung jawab pusat laba tunggal untuk tiga aktivitas produksi, sourcing, dan
pemasaran dalam lini produk yang ada. Akan lebih sulit jika keputusan untuk lini produk
tunggal dipecah ke dalam dua unit bisnis atau lebih, sehingga memisahkan kontribusi tiap-
tiap unit bisnis demi kesuksesan lini produk secara keseluruhan.

Batasan dari Manajemen Korporat

1. Batasan yang timbul dari pertimbangan-pertimbangan strategis.


2. Batasan yang timbul karena adanya keseragaman yang diperlukan.
3. Batasan yang timbul dari nilai ekonomis sentralisasi.

Hampir semua perusahaan mempertahankan beberapa keputusan, terutama keputusan


finansial pada tingkat korporat. Akibatnya, salah satu batasan utama atas unit bisnis berasal
dari pengendalian korporat terhadap investasi baru.

PUSAT LABA LAINNYA

Unit Fungsional

Subunit dalam unit bisnis dapat saja terorganisasi secara fungsional. Terkadang lebih mudah
untuk membuat satu atau lebih unit fungsional sebagai pusat laba. Tidak ada prinsip tertentu
yang menyatakan bahwa jenis unit tertentu merupakan pusat laba sementara yang lain bukan.
Keputusan pihak manajemen untuk pusat labanya haruslah berdasarkan besarnya pengaruh
(bahkan jika bukan pengendalian total) yang dilaksanakan oleh manajer bisnis terhadap
aktivitas yang mempengaruhi laba.

Pemasaran

Aktivitas pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan biaya dari
produk yang terjual.

Manufaktur

Aktivitas manufaktur biasanya merupakan pusat beban, di mana manajemen dinilai


berdasarkan kinerja versus biaya standar dan anggaran overhead.

Unit Pendukung dan Pelayanan

Unit-unit pemeliharaan, teknologi informasi, transportasi, teknik, konsultan, layanan


konsumen, dan aktivitas pendukung sejenis dapat dijadikan sebagai pusat laba.

Organisasi Lainnya

Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab atas pemasaran produk
perusahaan di wilayah geografis tertentu sering kali menjadi pusat laba secara alamiah.

MENGUKUR PROFITABILITAS

Terdapat dua jenis pengukuran profitabilitas yang digunakan dalam mengevaluasi pusat laba.
Pertama adalah pengukuran kinerja manajemen, yang memiliki fokus pada bagaimana hasil
kerja para manajer. Yang kedua adalah ukuran kinerja ekonomis, yang memiliki fokus pada
bagaimana kinerja pusat laba sebagai suatu entitas ekonomi.

Jenis-jenis Ukuran Kinerja

Kinerja ekonomis suatu pusar laba selalu diukur dari laba bersih. Meskipun demikian, kinerja
manajer pusat laba dapat dievaluasi berdasarkan lima ukuran profitabilitas, yaitu:

1. Margin kontribusi.
2. Laba langsung.
3. Laba yang dapat dikendalikan.
4. Laba sebelum pajak.
5. Laba bersih

1. Margin Kontribusi

Margin kontribusi menunjukkan rentang antara pendapatan dengan beban variabel. Alasan
utama mengapa ini digunakan sebagai alat pengukur kinerja manajer pusat laba adalah bahwa
karena beban tetap berada di luar kendali manajer tersebut, sehingga para manajer harus
memusatkan perhatian untuk memaksimalkan margin kontribusi.
2. Laba Langsung

Laba langsung mencerminkan kontribusi pusat laba terhadap overhead umum dan laba
perusahaan. Ukuran ini menggabungkan seluruh pengeluaran pusat laba, baik yang dikeluar-
kan oleh atau dapat ditelusuri langsung ke pusat laba tersebut.

3. Laba yang Dapat Dikendalikan

Pengeluaran kantor pusat dapat dikelompokkan menjadi pengeluaran-pengeluaran yang dapat


dikendalikan. Jika biaya ini termasuk dalam sistem pengukuran, maka laba yang dihasilkan
setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang dipengaruhi oleh manajer pusat laba tersebut.

4. Laba Sebelum Pajak

Dalam ukuran ini, seluruh overhead korporat dialokasikan ke pusat laba berdasarkan jumlah
relatif dari beban yang dikeluarkan oleh pusat laba. Jika pusat laba dibebankan dengan
sebagian overhead korporat, maka hal ini harus dihitung berdasarkan biaya yang telah
dianggarkan, dan bukan biaya aktua. Hal ini akan memberi kepastian bahwa para manajer
pusat laba tidak akan mengeluh baik karena kebijakan ini maupun karena kurangnya
pengendalian mereka atas biaya-biaya tersebut.

5. Laba Bersih

Di sini, perusahaan mengukur kinerja pusat laba domestik berdasarkan laba bersih (net
income), yaitu jumlah laba bersih setelah pajak. Ada situasi di mana tarif pajak bervariasi
antar pusat laba. Dalam situasi ini ada peran untuk mengalokasikan beban pajak penghasilan
ke pusat-pusat laba, tidak hanya untuk mengukur laba ekonomis tetapi juga untuk memotivasi
para manajer untuk meminimalkan beban pajak.

Anda mungkin juga menyukai