Disusun oleh :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2018
PUSAT LABA
Pusat laba adalah suatu pusat tanggung jawab yang kinerja finansialnya diukur dalam
ruang lingkup laba (selisih antara pendapatan dn beban). Laba merupakan ukuran kinerja
yang berguna karena memungkinkan manajemen senior untuk dapat menggunakan satu
indikator yang komprehensif dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator.
PERTIMBANGAN UMUM
1. Organisasi fungsional, yaitu organisasi dimana fungsi produksi atau pemasaran utama
dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah.
2. Organisasi divisional, yaitu ketika suatu organisasi diubah menjadi organisasi dimana
setiap unit utama bertanggung jawab baik atas produksi maupun pemasaran.
1. Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan dalam membuat
keputusan serupa.
2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitasnya suatu trade off yang dibuat
oleh manajer.
1. Menentukan titik terendah dalam organisasi jika kedua kondisi tersebut terpenuhi.
2. Manajemen harus memutuskan apakah keuntungan dari delegasi tanggung jawab laba
akan dapat menutupi kerugiannya.
Kelaziman Suatu Pusat Laba
1. Kualitas keputusan yang dapat meningkat karena keputusannya dibuat oleh para
manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.
2. Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional yang meningkat karena tidak
perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat
3. Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat
berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.
4. Manajer yang hanya tunduk pada sedikit batasan korporat lebih bebas untuk
menggunakan imajinasi dan inisiatifnya
5. Karena pusat laba serupa dengan perusahaan independen, maka pusat laba
memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum. Para manajer
mendapat pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional, dan manajemen
yang lebih tinggi mendapatkan kesempatan untuk mengevaluai potensi pekerjaan
yang tingkatnya lebih tinggi.
6. Kesadaran laba dapat ditingkatkan karena para manajer yang bertanggung jawab atas
laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya
7. Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak mengenai
profitabilitas dari komponen-komponen individual perusahaan.
8. Karena output yang dihasilkan telah siap pakai, maka pusat laba sangat responsif
terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.
Salah satu masalah utama terjadi ketika suatu unit bisnis harus berurusan dengan unit
bisnis lain. Sangatlah berguna untuk memikirkan pengelolaan suatu pusat laba dalam hal
pengendalian atas tiga jenis keputusan :
1. Keputusan produk;
2. Keputusan pemasaran;
3. Keputusan perolehan (procurement) atau sourcing (bagaimana mendapatkan atau
memproduksi barang atau jasa).
Jika seorang manajer unit bisnis mengendalikan ketiga aktivitas tersebut, biasanya
tidak akan ada kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab laba atau mengukur kinerja,
semakin sulit melaksanakan tanggung jawab pusat laba tunggal untuk kegiatan aktivitas
tersebut dalam lini produk yang lain; yaitu, akan lebih sulit jika keputusan produksi, sourcing,
dan pemasaran untuk lini produk tunggal dipecah ke dalam dua unit bisnis atau lebih,
sehingga memisahkan kontribusi tiap-tiap unit bisnis demi kesuksesan lini produk secara
keseluruhan.
Unit Fungsional
Pemasaran
Aktivitas pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan biaya
dari produk yang terjual. Harga transfer ini memberikan informasi yang relevan bagi manajer
pemasaran dalam membuat trade-off pendapatan/pengeluaran yang optimal, dan praktik
standar untuk mengukur manajer pusat laba berdasarkan profitabilitasnya akan memberikan
evaluasi terhadap trade-off yang dibuat.
Kapan seharusnya kegiatan pemasaran dapat diberikan tanggug jawab laba? Kapan
manajer pemasaran berada pada posisi yang tepat untuk membuat trade-off pendapatan/
pengeluaran yang mendasar. Hal ini sering terjadi pada saat ada kondisi yang berbeda di
wilayah geografis yang berbeda pula misanya aktivitas pemasaran luar negeri. Dalam
aktivitas seperti ini, sangat sulit untuk mengendalikan secara terpusat keputusan-keputusan
seperti bagaimana memasarkan suatu produk, bagaimana menentukan harga, kapan dan
berapa besar pengeluaran yang akan dihabiskan untuk promosi penjualan, dan pada media
apa saja, bagaimana melatih orang-orang bagian penjualan ataupun dealer, dimana dan kapan
dapat menciptakan dealer yang baru.
Manufaktur
Organisasi Lainnya
Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab atas pemasaran
produk perusahaan diwilayah geografis tertentu sering kali menjadi pusat laba secara
alamiah. Pengukuran laba merupakan suatu alat motivasi yang sempurna dan biasanya
profitabilitas sering kali menjadi pengukuran kinerja yang paling baik.
MENGUKUR PROFITABILITAS
Dalam mengevaluasi suatu pusat laba, terdapat dua jenis pengukuran profitabilitas
yang digunakan. Pertama adalah pengukuran kinerja manajemen, yang memiliki fokus pada
bagaimana hasil kerja para manajer. Pengukuran ini digunakan untuk perencanaan,
koordinasi, dan pengendalian kegiatan sehari-hari dari pusat laba dan sebagai alat untuk
memberikan motivasi yang tepat bagi manajer. Yang kedua adalah ukuran kinerja ekonomis,
yang memiliki fokus pada bagaimana kinerja pusat laba sebagai suatu entitas ekonomi.
Kinerja ekonomis suatu pusat laba selain diukur melalui laba bersih, dapat juga
dievaluasi berdasarkan lima ukuran profitabilitas, yaitu margin kontribusi, laba langsung,
laba yang dikendalikan, laba sebelum pajak, atau laba bersih.
1. Margin Kontribusi
2. Laba langsung
Laba langsung mencerminkan konstribusi pusat laba terhadap overhead umum dan
laba perusahaan. Ukuran ini menggabungkan seluruh pengeluaran pusat laba, baik yang
dikeluarkan oleh atau dapat ditelusuri langsung ke pusat laba tersebuttanpa memperdulikan
apakah pos-pos ini ada dalam kendali manajer [usat laba atau tidak. Kelemahan pengukuran
ini adalah bahwa ia tidak memasukkan unsur manfaat motivasi dari biaya-biaya kantor pusat.
Dalam ukuran ini seluruh overhead korporat dialokasikan ke pusat laba berdasarkan
jumlah relatif dari beban yang dikeluarkan oleh pusat laba. Jika pusat laba dibebankan
dengan sebagian overhead korporat, maka hal ini harus dihitung berdasarkan biaya yang telah
dianggarkan, dan bukan biaya aktual, di mana kolom “anggaran” dan “aktual” dalam laporan
kinerja pusat laba menunjukkan jumlah yang hampir sama untuk pos khusus ini.
5. Laba bersih
Disini perusahaan mengukur kinerja pusat laba domestik berdasarkan laba bersih
yaitu laba setelah pajak. Ada dua argumen utama yang menentang penggunaan metode ini.
(1) laba setelah pajak sering kali merupakan persentase yang konstan atas laba sebelum pajak,
dalam kasus mana tidak terdapat manfaat dengan memasukkan unsur pajak pengendlian dan
(2) karena banyak keputusan mempengaruhi pajak penghasilan dibuat dikantor pusat, maka
tidaklah tepat jika para manajer pusat laba harus menanggung konsekuensi dari keputusan-
keputusan tersebut.
Pendapatan
Para manajer harus diukur berdasarkan pos-pos yang dapat mereka kendalikan.
Bahkan jika mereka tidak memiliki pengendalian penuh terhadap pos tersebut. Dalam
perusahaan pada umumnya, pos-pos ini mungkin meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan
oleh pusat laba jika para manajer dapat mempengaruhi jumlah pajak yang dibayarkan oleh
unit mereka, maka mereka harus dinilai berdasarkan penghasilan unit setelah pajak , dan pos-
pos yang jelas tidak dipengaruhi harus dieleminasi, seperti fluktuasi dalam nilai tukar mata
uang.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony Robert N dan Vijay Govin darajan, 2009. Sistem Pengendalian Manajemen.
Jakarta: Salemba Empat