Anda di halaman 1dari 5

Nama Anggota Kelompok 2:

1. Alexis Evodius Fridolin Lau_ 212114074


2. Margreeth Irene Takimai_212114105
3. Sinta Simon_212114106
4. Alfian Jelita_212114109
5. Patrisia Sri Mutiara _212114113

TUGAS SISTEM PENGENDALIAN


MANAJEMEN

1. Apa itu profit center? Berikan contoh!

JAWAB :

 Pengertian
Pusat laba (profit center) merupakan pusat pertanggungjawaban yang memiliki
kewenangan untuk mengendalikan biaya-biaya dan menghasilkan pendapatan
tetapi tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan tentang
investasi.
 Contohnya:
Contohnya produk snack balita membuat anggaran 50.000.000 untuk biaya
operasional dan renovasi toko. Kalau pengeluaran aktual kurang dari
50.000.000 berarti toko berjalan dengan baik tetapi kalau biayanya melebihi
50.000.000, profitabilitas bisnis perlu dievaluasi.

 Contoh lainnya :

1. Divisi produk otomotif di perusahaan manufaktur


2. Toko suvenir di rumah sakit
3. Departemen khusus di toko ritel besar
4. Lini produk individu di perusahaan manufaktur
5. Departemen penjualan di perusahaan retail

Dalam contoh-contoh tersebut, setiap profit center bertanggung jawab


untuk menghasilkan pendapatan dan laba secara langsung, dikelola sebagai
bisnis yang terpisah dan independen, serta memaksimalkan keuntungan
dan meminimalkan biaya. Dengan adanya profit center, perusahaan dapat
memaksimalkan keuntungan dan mengoptimalkan penggunaan sumber
daya secara efektif dan efisien. Selain itu, profit center juga membantu
perusahaan untuk mengidentifikasi unit bisnis yang paling menguntungkan
dan yang perlu ditingkatkan kinerjanya.
2. Bagaimana pusat laba dapat digunakan untuk mengupayakan keselarasan tujuan di
dalam sebuah organisasi?

JAWAB :

1. Memprioritaskan tujuan organisasi: Pusat laba dapat membantu organisasi untuk


memprioritaskan tujuan yang paling penting dan menentukan cara terbaik untuk
mencapainya. Dengan memastikan bahwa setiap bagian organisasi memiliki
tujuan yang sama dan saling mendukung, pusat laba dapat membantu memastikan
bahwa seluruh organisasi bergerak ke arah yang sama.
2. Mengukur kinerja: Pusat laba dapat membantu organisasi untuk mengukur kinerja
dan memastikan bahwa setiap bagian organisasi berkontribusi pada pencapaian
tujuan organisasi. Dengan memantau kinerja setiap bagian organisasi, pusat laba
dapat membantu memastikan bahwa seluruh organisasi bergerak ke arah yang
sama.
3. Mengalokasikan sumber daya: Pusat laba dapat membantu organisasi untuk
mengalokasikan sumber daya dengan cara yang efektif dan efisien. Dengan
memastikan bahwa setiap bagian organisasi memiliki sumber daya yang cukup
untuk mencapai tujuannya, pusat laba dapat membantu memastikan bahwa seluruh
organisasi bergerak ke arah yang sama.
4. Meningkatkan komunikasi: Pusat laba dapat membantu meningkatkan komunikasi
antara bagian-bagian organisasi. Dengan memastikan bahwa setiap bagian
organisasi memiliki tujuan yang sama dan saling mendukung, pusat laba dapat
membantu memastikan bahwa seluruh organisasi berkomunikasi dengan baik dan
bergerak ke arah yang sama.

3. Kesulitan/kelemahan yang mungkin timbul karena adanya pusat laba?

JAWAB :
1. Untuk keputusan yang telah didelegasikan, manajer puncak mungkin
kehilangan kendali tertentu. Oleh karena itu perlu pendekatan yang lain untuk
melakukan pengendalian.
2. Manajer umum yang berwenang menangani semua aktivitas barangkali tidak
ada pada organisasi fungsional karena tidak adanya kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan pribadi mereka.
3. Unit organisasi yang tadinya bekerjasama sebagai unit fungsional mungkin
bisa bersaing satu sama lainnya.
4. Friksi bisa meningkat karena adanya perbedaan pendapat tentang pengambilan
keputusan dalam divisi yang bersangkutan.
5. Kemungkinan terlalu memperhatikan laba jangka pendek
6. Tidak ada sistem yang bisa menjamin bahwa divisionalisas untuk masing-
masing pusat laba bisa meningkatkan laba perusahaan.
7. Kualitas keputusan yang diambil oleh seorang manajer divisi mungkin lebih
jelek dari keputusan yang diambil oleh manajer puncak.
8. Adanya tambahan biaya karena divisionalisasi seperti ini tentu saja menambah
biaya yang harus dikeluarkan untuk manajer divisi.
4. Bagaimana kesulitan/kelemahan itu (pertanyaan sebelumnya) bisa terjadi?

JAWAB :

1. Kehilangan Kendali Manajer Puncak: Ketika manajer puncak delegasikan


keputusan kepada unit-unit fungsional atau divisi, mereka mungkin kehilangan
sebagian kendali langsung terhadap operasi perusahaan. Hal ini dapat
menyebabkan masalah jika divisi tersebut tidak menjalankan tugasnya dengan
baik atau jika ada perbedaan pandangan strategis.
2. Kemampuan Terbatas Manajer Umum: Jika manajer umum tidak memiliki
wewenang yang cukup dalam organisasi fungsional, mereka mungkin tidak dapat
mengembangkan kemampuan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk mengelola
semua aspek bisnis. Ini dapat membatasi pertumbuhan dan fleksibilitas organisasi.
3. Bersaing antar Unit Organisasi: Divisionalisasi dapat menghasilkan persaingan
antar unit atau divisi dalam organisasi. Divisi mungkin lebih fokus pada mencapai
tujuan mereka sendiri daripada bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan
secara keseluruhan. Ini dapat menghambat sinergi dan kolaborasi di antara unit-
unit tersebut.
4. Friksi dalam Pengambilan Keputusan: Ketidaksepakatan dan perbedaan pendapat
tentang pengambilan keputusan di antara divisi-divisi yang berbeda dapat
menyebabkan konflik dan friksi dalam organisasi. Hal ini dapat memperlambat
proses pengambilan keputusan dan mengganggu kinerja perusahaan.
5. Fokus pada Laba Jangka Pendek: Manajer divisi mungkin cenderung lebih fokus
pada mencapai laba jangka pendek bagi divisi mereka sendiri daripada
mempertimbangkan kepentingan jangka panjang perusahaan secara keseluruhan.
Ini bisa mengarah pada pengambilan keputusan yang tidak seimbang.
6. Tidak Ada Jaminan Keuntungan: Divisionalisasi tidak selalu menjamin
peningkatan laba perusahaan. Biaya tambahan yang terkait dengan manajemen
divisi, seperti gaji manajer divisi dan infrastruktur tambahan, bisa melebihi
manfaat yang diperoleh dari divisionalisasi tersebut.
7. Kualitas Keputusan yang Beragam: Kualitas keputusan yang diambil oleh manajer
divisi dapat bervariasi. Beberapa manajer divisi mungkin lebih kompeten dan
berpengalaman daripada yang lain, dan ini dapat memengaruhi hasil yang dicapai
oleh divisi tersebut.
8. Tambahan Biaya: Divisionalisasi seringkali memerlukan investasi tambahan
dalam hal biaya administrasi, koordinasi, dan infrastruktur untuk mendukung
divisi-divisi tersebut. Ini dapat meningkatkan biaya operasional perusahaan secara
keseluruhan..

5. Bagaimana kinerja pusat laba diukur? Dalam kondisi seperti apa pusat laba dinilai
mempunyai kinerja yang baik atau buruk?tindak lanjut seperti apa terkait kinerja
pusat laba yang baik atau buruk?

JAWAB :

 Kinerja pusat laba dapat diukur menggunakan berbagai metode dan indikator
keuangan yang bergantung pada tujuan dan sasaran organisasi. Beberapa
metode umum yang digunakan untuk mengukur kinerja pusat laba adalah:
 Margin Laba: Margin laba adalah perbandingan antara laba bersih yang
dihasilkan oleh pusat laba dengan pendapatan total. Margin laba yang tinggi
menunjukkan pusat laba yang efisien dalam menghasilkan laba bersih dari
pendapatan yang diterima.
 ROI (Return on Investment): ROI mengukur efektivitas penggunaan aset dan
modal yang diinvestasikan dalam pusat laba. Ini dihitung dengan membagi
laba bersih dengan investasi awal. ROI yang tinggi menunjukkan penggunaan
sumber daya yang efisien.
 EVA (Economic Value Added): EVA adalah metode yang mengukur laba
bersih yang dihasilkan setelah memperhitungkan biaya modal yang digunakan.
Jika EVA positif, ini menunjukkan bahwa pusat laba menghasilkan laba yang
melebihi biaya modal yang digunakan.
 Break-Even Point: Break-even point adalah titik di mana pendapatan pusat
laba cukup untuk menutupi semua biaya operasional, sehingga laba bersih
menjadi nol. Mengetahui break-even point dapat membantu mengukur tingkat
risiko yang terkait dengan operasi pusat laba.
 Tingkat Pertumbuhan Pendapatan: Pertumbuhan pendapatan adalah indikator
kinerja yang penting. Pusat laba yang berhasil harus mampu meningkatkan
pendapatan dari waktu ke waktu.
 Analisis Varians: Melalui analisis varians, manajemen dapat membandingkan
hasil aktual dengan target laba yang telah ditetapkan. Varians yang positif
menunjukkan kinerja yang baik, sedangkan varians negatif memerlukan
tindakan korektif.
 Pusat laba dianggap memiliki kinerja yang baik dalam kondisi-kondisi berikut:
 Mencapai atau Melebihi Target Laba: Pusat laba yang mencapai atau
melebihi target laba yang telah ditetapkan dianggap memiliki kinerja
yang baik.
 Margin Laba yang Sehat: Margin laba yang tinggi, terutama jika
dibandingkan dengan pesaing atau tahun-tahun sebelumnya,
menunjukkan efisiensi dalam menghasilkan laba bersih.
 ROI Positif: Jika ROI positif dan melebihi biaya modal yang
digunakan, ini menunjukkan bahwa pusat laba menghasilkan nilai
tambah bagi organisasi.
 Pertumbuhan Pendapatan yang Konsisten: Pusat laba yang dapat
menjaga pertumbuhan pendapatan yang konsisten cenderung dianggap
memiliki kinerja yang baik.
 Tindak lanjut terkait kinerja pusat laba yang baik atau buruk dapat mencakup:
 Peningkatan Efisiensi: Jika kinerja buruk disebabkan oleh biaya
operasional yang tinggi, tindak lanjut dapat melibatkan upaya untuk
meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, atau mengevaluasi
penggunaan sumber daya.
 Perbaikan Strategi Pemasaran: Jika pendapatan pusat laba rendah,
perbaikan strategi pemasaran dan penjualan dapat diperlukan untuk
meningkatkan pendapatan.
 Evaluasi Portofolio Produk atau Layanan: Pusat laba mungkin perlu
mengevaluasi portofolio produk atau layanan mereka untuk
menentukan produk yang paling menguntungkan dan mengarahkan
sumber daya ke arah itu.
 Investasi dalam Pengembangan dan Inovasi: Jika pertumbuhan atau
margin laba rendah karena kurangnya inovasi atau pengembangan
produk baru, perusahaan mungkin perlu berinvestasi dalam riset dan
pengembangan.

Anda mungkin juga menyukai