PUSAT LABA
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang kinerjanya diukur dari selisih antara
pendapatan dan biaya (laba). Laba merupakan ukuran kinerja yang memungkinkan manajer senior
menggunakan satu indikator yang komprehensif. Dalam pusat laba fungsi produksi dan pemasaran
dilakukan dalam satu pusat pertanggungjawaban dan kegiatan ini disebut juga divisionalisasi.
Organisasi membentuk pusat laba ditujukan untuk mendelegasikan wewenang yang lebih besar
pada manajer operasional.
Dalam pendelegasian tersebut terdapat dua kondisi yang harus diperhatikan yaitu:
Setiap manajer harus dapat memperoleh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
( contoh : harga pasar, selera konsumen, dll )
Efektivitas kegiatan trade off pendapatan dan biaya yang dilakukan manajer harus dapat diukur.
Laba merupakan tujuan utama bagi organisasi yang berorientasi laba. Sehingga laba
merupakan pengukur efektifitas yang penting. Selain itu laba adalah selisih antara penjualan
(pengukur output) dan biaya (pengukur input), jadi laba juga merupakan pengukur efisiensi.
Sehingga laba merupakan pengukur efisiensi dan efektifitas. Apabila kedua pengukur input dan
output dapat dilakukan, maka efisiensi dan efektifitas dapat ditentukan. Akan tetapi apabila yang
dapat diukur hanya salah satunya (input atau output saja) maka pengukur kinerjanya dihubungkan
dengan efisiensinya atau efektifitasnya saja.
Ketika kinerja keuangan suatu pusat pertanggungjawaban diukur berdasarkan laba yang
dihasilkan, maka pusat ini disebut pusat laba. Laba adalah selisih pendapatan dan biaya.
1
Pimpinan puncak dapat memperoleh informasi dari setiap pusat laba mengenai kemampuan
memperoleh laba
Pusat laba memudahkan seorang manajemen puncak memperoleh informasi mengenai
profitabilitas komponen-komponen perusahaan
Meningkatkan persaingan antar pusat laba
Pusat laba didorong untuk meningkatkan kinerja kompetitif.
2
Kendala dari unit bisnis yang lain
Karena adanya kegiatan antar unit bisnis yang saling berkaitan, maka campur tangan dari
pusat masih diperlukan untuk menentukan:
Keputusan produk Mengenai apa yang dibuat dan dijual setiap unit bisnis,
Keputusan pemasaran Mengenai kemana, bagaimana, dimana, dan dengan harga berapa produk
akan dijual?
Keputusan sumber/pemasokan atau perolehan Mengenai darimana sumberdaya yang
diperlukan untuk memproduksi produk akan diperoleh
Kendala dari manajemen Puncak
Batasan – batasan yang dikenakan oleh manajemen korporat :
Batasan keputusan yang berasal dari pertimbangan strategic
Perusahaan biasanya mempertahankan keputusan keuangan pada tingkat
korporat. Setiap unit punya perjanjian mengenai aktivitas yang dibolehkan
dan dilarang.
Batasan keputusan dari kesamaan dengan unit bisnis yang lain
Harus sesuai dengan sistem akuntansi dan pengendalian manajemen
korporat. Keseragaman kebijakan karyawan, alat komunikasi, komputer
dll
Batasan keputusan yang berasal dari nilai ekonomis sentralisasi (Economize of
centralization)
Penyeragaman biaya dalam unit bisnis.
Umumnya beberapa organisasi, menyerahkan keputusan tersebut terutama yang berbentuk
Keuangan pada pusat.