Anda di halaman 1dari 13

“SIKLUS PRODUKSI”

Ditujukan sebagai Tugas Mata Kuliah


Pengauditan II

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Intan Ayudya Benita 16.0102.0010


2. Lusi Dwiyanti 16.0102.0050
3. Lilis Harwanti 16.0102.0200

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI AKUNTANSI PARALEL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
Jalan Tidar No. 21 Magelang No. Telp. : (0293) 362082 No. Fax. : (0293) 361004
Website : www.ummgl.ac.id

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami sampaikan kepada Allah SWT, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
“Siklus Produksi”.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Temanggung, 09 Mei 2019

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.
I.1. Latar Belakang
Di dalam zaman yang semakin modern ini, semakin banyak pula
perusahaan yang ingin terus berkembang dan maju tak terkecuali perusahaan
manufaktur yang semakin banyak dan meluas kali ini. Dalam perusahaan
manufaktur maupun perusahaan lain, aspek keuangan menjadi hal yang sangat
penting guna menjaga eksistensinya dalam dunia bisnis.
Demi menjaga keuangan perusahaan yang sehat dan terkendali perlu
adanya suatu tindakan untuk mencapainya, yakni bisa dilakukan melalui proses
audit. Adapun siklus-siklus yang terjadi di dalam perusahaan itu beragam
macamnya. Namun secara garis besar sama.
Khusus dalam perusahaan manufaktur, siklus maupun transaksi pabrikasi
menjadi hal yang sangat penting karena siklus ini menjadi pemeran penting
dalam tolok ukur keberhasilan perusahaan manufaktur. Keberhasilan dalam
mengendalikan maupun mengelola siklus-siklus yang terkait dalam transaksi
pabrikasi bukanlah hal yang mudah.
Oleh karena itu, sebagai bentuk pengendalian dalam transaksi perlu juga
adanya pengendalian atas siklus produksi dan juga siklus yang berhubungan,
yakni siklus personalia dalam bentuk audit atas siklus produksi dan personalia

I.2. Rumusan Masalah


1. Merencanakan Audit Atas Siklus Produksi?
2. Aktivitas pengendalian—Transaksi Pabrikasi?
3. Pengujian Substantif Atas Saldo Persediaan?
4. Jasa Bernilai Tambah Dalam Siklus Produksi?
5. Merencanakan Audit atas Siklus Jasa Personalia?
6. Aktivitas Pengendalian- Transaksi Penggajian?

1
BAB II
PEMBAHASAN
II.

Siklus produksi (production cycle) berhubungan dengan konversi bahan baku


menjadi barang jadi. Siklus ini meliputi perencanaan serta pengendalian produksi
dari jenis-jenis dan kuantitas barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan yang
akan dipertahankan, serta transaksi dan peristiwa yang berkaitan dengan proses
pabrikasi.
Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini: (1) silus
pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya overhead.
(2) siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik, dan (3) siklus
pendapatan dalam penjualan barang jadi.
Adapun tujuan audit dibagi dua kelompok tujuan audit adalah : (1) tujuan
audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi dan (2)
tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan serta harga
pokok penjualan

II.1. Merencanakan Audit Atas Siklus Produksi


II.1.a. Menggunakan Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Untuk
Mengembangkan Strategi Audit
Pemahaman tentang bisnis dan industri klien akan membantu auditor
dalam merancang program audit yang efektif dan efisien. Bagi banyak
perusahaan persediaan pabrikasi merupakan proses inti, dan kemampuan entitas
itu untuk menghasilkan laba serta arus kas akan tergantung pada seberapa baik
proses pabrikasi ini dikelola. Bagi banya perusahaan distribusi dan eceran ,
manajemen persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai
keberhasilan.
Pada saat mengaudit sebuah perusahaan pabrikasi , auditor biasanya
ingin memahami intensivitas modal dari proses pabrikasi, di samping bauran
bahan baku dan tenaga kerja yang diperlukan dalam proses pabrikasi
itu.Pemahaman ini merupakan hal yang penting dalam mengevaluasi kelayakan

2
hasil-hasil keuangan yang dilaporkan , terutama pada saat mengevaluasi tujuan
audit seperti keberadaan persediaan, penilaian persediaan baik pada biaya
historis maupun nilai realisasi bersih, apakah klien memegang hak kepemilikan
atas persediaan, serta masalah penyajian dan pengungkapan.

II.1.b. Materialitas, Resiko Inheren dan Prosedur Analitis


II.1.b.1. Materialitas
Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas
adalah penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan
pemakai laporan keuangan. Pertimbangan skunder adalah hubungannya
dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.

II.1.b.2. Risiko Inheren


Untuk pabrik, pedagang grosir, atau pedagang eceran persediaan
dapat dinilai sebesar atau mendekati maksimum karena beberapa alasan,
antara lain :
a) Volume transaksi pembelian, pabrikasi dan penjualanyang
mempengaruhi akun-akun ini biasanya tinggi sehingga meningkatkan
peluang terjadinya salah saji.
b) Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan
masalah khusus dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.
c) Persediaan mungkin dijual dengan perjanjianretur atau pembelian
kembali.

II.1.b.3. Prosedur Analitis


Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan
dapat membuat auditor waspada terhadap potensi salah saji. Jika
persediaan bersifat material bagi audit laporan keuangan, maka auditor
tidak boleh menganggap bahwa prosedur analitis merupakan pengganti
untuk pengujian rincian lainnya, tetapi prosedur ini ias sangat efektif
dalam memusatkan perhatian audit dimana salah saji mungkin terjadi.

3
II.1.c. Pertimbangan Komponen Pengendalian Internal
Seperti dalam kasus siklus pendapatan dan pengeluaran, aspek-aspek dari
kelima komponen sistem pengendalian internal suatu entitas dapat diterapkan
pada transaksi pabrikasi dalam siklus produksi. Sebagai bagian dari penilaian
risiko, manajemen harus memperhatikan risiko yang dibahas dalam bagian
terdahulu mengenai risiko inheren dan merancang pengendalian yang sesuai.
Sistem akuntansi untuk persediaan mencakup penggunaan akun pengendali dan
catatan seperti file produk atau file induk.
Prosedur analitis yang biasa digunakan untuk menaudit siklus produksi
adalah:
a) Perputaran Sediaan
b) Pertumbuhan Sediaan dengan pertumbuhan Penjualan
c) Barang jadi yang selesai dibuat dengan pemakaian bahan baku
d) Barang jadi yang selesai dibuat dengan tenaga kerja langsung
e) Produk rusak per juta

II.2. Aktivitas Pengendalian – Transaksi Pabrikasi


Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri
atas empat kategori aktivitas :
1. Pemisahan tugas , pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi
2. Pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat
3. Pengendalian fisik
4. Penelaah kinerja dan akuntabilitas

II.2.a. Dokumen dan catatan yang umum


 Production Order
 Material requirement report
 Material issue slip
 Time ticket
 Move ticket
 Daily production activity report

4
 Completed production report
 Inventory subsidiary ledgers or master file (perpetual record)
 Standard cost MF
 WIP Inventory MF
 FG Inventory MF

II.2.b. Fungsi-Fungsi Dan Pengendalian Terkait


Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan
persediaan melibatkan fungsi-fungsi pabrikasi berikut ini :
1. Memulai produksi :
 Merencanakan dan mengendalikan produksi
 Mengeluarkan bahan baku
2. Memindahkan barang :
 Memroses barang dalam produksi
 Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi
 Melindungi persediaan
3. Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan :
 Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi
 Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan

Pelaksanaan fungsi-fungsi ini melibatkan beberapa departemen.


Pengendalian yang berkaitan dengan produksi dan pemindahan barang adalah
relevan dalam menilai risisko pengendalian untuk asersi kejadian dan
kelengkapan. Pengendalian yang berhubungan dengan pencatatan transaksi
persediaan penting dalam menilai risiko pengendalian untuk asersi hak dan
kewajiban, penilaian serta penyajian dan pengungkapan untuk transaksi dan
persediaan pabrikasi.

II.2.c. Memperoleh pemahaman dan menilai risiko pengendalian


Dalam memperoleh pemahaman dan mendokumentasikan tentang
bagian-bagian dari komponen pengendalian internal yang relevan dengan

5
transaksi pabrikasi, auditor menggunakan prosedur yang sama seperti transaksi
lain. Prosedur ini meliputi:
a) Review atas pengalamam sebdumnya dengan klien yang bersangkutan
b) Pengajuan pertanyaan kepada manajemen serta personil produksi
c) Pemeriksaan dokumen dan catatan produksi
d) Pengamatan atas aktivitas dan kondisi produksi
Prosedur ini juga mencakup penggunaan kuesioner pengendalian
internal, bagan arus, dan memorandum naratif.

II.3. Pengujian substantif atas saldo persediaan


Bagian ini berhubungan dengan pengujian substantif atas persediaan
barang dagang yang dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta eceran dan
juga persediaan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi yang
dimilikj pabrikan.Dalam hal inl juga perlu dipastikan bahwa pemeriksaan audit
atas saldo persediaan harus cukup efisien dan efektif dalam mendapatkan bukti
kompeten yang mencukupi dan harus dipertimbangkan secara cermat penentuan
tingkat resiko deteksi yang dapat diterima dan perancangan pengujian substantif
yang sesuai untuk asersi-asersi persediaan.

II.3.a. Menentukan Risiko Deteksi Uutuk Pengujian Rincian


Spesifikasi auditor mengenai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima
untuk pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan akan mencerminkan suatu
hubungan terbalik dengan penilaian risiko inheren, risiko pengendalian, dan
risiko prosedur analitis yang relevan yang berkaitan dengan asersi-asersi itu.
Sebagai contoh dalam menilai risiko pengendalian untuk asersi eksistensi
keberadaan pada persediaan barang dagang, auditor akan memperhitung.kan
penilaian risiko pengendaliaanya untuk asersi tersebut bagi transaksi pembelian
yang memperbesar saldo persediaan, sedangkan asersi kelengkapan untuk
transaksi penjualan yang memperkecil saldo persediaan.

6
II.3.b. Merancang Pengujian Substantif
Pengujian substantif yang mungkin dilakukan terhadap asersi-asersi saldo
persediaan dan tujuan audit atas saldo akun khusus yang berhubungan dengan
asersi itu.

II.3.c. Prosedur Awal


Salah Satu prosedur awal yang penting adalah menyangkut usaha untuk
mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas guna
mcnetapkan konteks untuk mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian
rincian. jika klien adalah pabrikan, maka penting untuk memahami bauran biaya
tetap dan biaya variabel yang terlibat dalam proses pabrikasi. Dan jika klien itu
mcrupakan pengecer, maka penting untuk memahami sumber pasokan produk
serta peran yang dimainkan klien dalam mata rantai distribusi ini.

II.3.d. Prosedur Analitis


Hal yang sangat penting dilakukan ketika mengembangkan ekspektasi
yang akan digunakan dalam mengevaluasi data analitis bagi klien adalah
penelaahan atas pengalaman dan kecenderungan industri klien. Sebagai contoh,
dengan mengetahui penurunan yang tajam dalam rasio perputaran persediaan
klien yang mencerminkan keadaan perusahaan tersebut, dapat membantu
auditor untuk menyimpulkan bahwa penurunan itu tidak mengindikasikan
kesalahan yang berhubungan dengan keberadaan data klien yang digunakan
dalam menghitung rasio perputaran persediaan., melainkan mengindikasikan
masalah penilaian yang berkaitan dengan penurunan permintaan yang mungkin
akan diikuti oleh menurunnya harga pasar.

II.3.e. Pengujian Rincian Transaksi


Pengujian ini me1ibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung
dan penelusuran uutuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap transaksi
yang mempengaruhi saldo persediaan.
1. Pengujian ayat jurnal atas akun persediaan

7
Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari
pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim.
2. Pengujian pisah-batas transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan
Tujuan dan sifat dari pengujian pisah-batas penjualan serta pembelian
masing-masing telah dijelaskan di bab sebelumnya, yaitu dalam
hubungannya dengan audit atas saldo piutang usahadan hutang usaha.

II.3.f. Jasa-Jasa Bernilai Tambah Dalam Siklus Produksi


Manajemen persediaan merupakan proses inti yang harus dikelola
dengan baik oleh setiap perusahaan pabrikasi, pedagang grosir, serta pengecer
agar dapat mencapai tujuan profitabilitas dan arus kas.
Lebih jauh lagi , prosedur analitis yang ditempuh auditor akan membahas
efektivitas proses manajemen persediaan. Biasanya auditor akan mengevaluasi
perputaran persediaan suatu usaha entitas. Jika peringkat klien mendekati
tingkat paling bawah dalam industrinya, maka akuntan publik biasanya akan
coba membahas masalah bagaiman klien dapat memperbaiki proses manajemen
persediaannya.

II.4. Pengujian Substantif Atas Saldo Gaji Dan Upah


II.4.a. Menentukan risiko deteksi
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya risiko inheren untuk asersi
eksistensi atau kejadian serta penilaian atau alokasi yang berkaitan dengan
transaksi penggajian. Akan tetapi, bukti tentang keefektifan pengendalian atas
risiko-risiko ini dalam penilaian risiko pengendalian akan rendah, sehingga
menghasilkan tingkat risiko deteksi yang sedang atau tinggi untuk sebagian atau
seluruh asersi gaji dan upah.

II.4.b. Merancang pengujian substantif


Penjelasan tentang pengujian substantif yang spesifik atas saldo-saldo
gaji dan upah dibatasi pada prosedur-prosedur berikut ini :
 Menghitung kembali jumlah-jumlah akrual.
 Mengaudit tunjangan karyawan dan program pensiun.

8
 Mengaudit opsi saham dan hak apresiasi saham.
 Memverifikasi kompensasi pejabat.

II.5. Jasa Bernilai Tambah Dalam Siklus Jasa Personalia


Manajemen personalia merupakan prosen inti bagi banyak perusahaan.
Pada saat melakukan audit, banyak akuntan publik yang memantau statistik ini
dan mengevaluasi kinerjanya bila dibandingkan dengan perusahaan lain dalam
industri sejenis. Akuntan publik yang memahami industri ini seringkali dapat
membantu klien mengidentifikasi peluang-peluang guna meningkatkan
pendapatan per karyawan. Pada saat mengaudit beban dan profitabilitas seorang
akuntan publik sering mengevaluasi statistik produktivitas karyawan. Apabila
karyawan bisa lebih produktif, maka perusahaan akan mencapai profitabilitas
yang lebih baik dalam industri. Bagi organisasi jasa, sangat penting untuk
memiliki cara mengevaluasi produktivitas karyawan. Para akuntan publik
biasanya memiliki keterampilan dalam mengembangkan cara agar pusat-pusat
pertanggungjawaban bertanggung jawab atas penggunaan sumber daya mereka
(sumber daya gaji dan upah). Akuntan publik dapat membantu klien dengan (1)
menyarankan ukuran produktivitas karyawan yang tepat atau dengan (2)
mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil klien untuk
meningkatkan produktivitas karyawan.

9
BAB III
PENUTUP

10
DAFTAR PUSTAKA

Boyton, Johnson, Kell. 2003, Modern Auditing, Jakarta, Erlangga: edisi 7


,

11

Anda mungkin juga menyukai