ABSTRAK
Etika adalah salah satu hal terpenting dalam dunia bisnis, dan kehidupan.
Memperlakukan dan memahaminya dengan benar, kemudian melakukan aktivitas sehari-hari
dengan penuh etika adalah pondasi kesuksesan yang langgeng baik dalam kehidupan
professional maupun pribadi. Setelah tenggelam sekian lama, kini ide untuk memasukan etika
dalam dunia ekonomi (bisnis) mencuat kembali. CSR tidak lagi ditempatkan dalam ranah
sosial dan ekonomi sebagai imbauan, tetapi masuk ranah hukum yang ‘memaksa’ perusahaan
ikut aktif memperbaiki kondisi dan taraf hidup masyarakat. Dunia bisnis yang selama ini
terkesan profit oriented merubah citra-nya menjadi organisasi yang memiliki tanggung jawab
sosial terhadap lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif, yaitu
mengumpulkan bahan dari buku, jurnal, peraturan perundang-undangan dan hasil tulisan
ilmiah lainnya. Pengkajian ini untuk menambah wawasan etika bisnis Islam. Etika bisnis
Islam sebenarnya telah diajarkan Nabi Muhammad SAW, saat menjalankan perdagangan.
Karakteristik Rasulullah, sebagai pedagang, selain dedikasi dan keuletannya juga memiliki
sifat shidiq, fathanah, amanah, tabligh, dan Istiqamah.
ABSTRACT
Ethics is one of the most important things in the business world, and life in general.
Treat and understand it correctly, then perform daily activities by ethics is the foundation of
lasting success in both the professional and personal lives. After sinking a long time, now the
idea to incorporate ethics into the world economy (business) resurfaced. CSR is no longer
placed in the social sphere and the economy as a plea, but in the domain of law 'force'
companies participate actively improve the conditions and standard of living. The business
world who had been impressed profit oriented (just to make a profit) was about to change its
image of being an organization that has a social responsibility to the environment. The
method used in this study is a qualitative descriptive method, by collecting material from
books, journals, theses, dissertations, legislation and the results of scientific papers more
closely related to the purpose of writing this journal. The purpose of this study is to add
insight and knowledge of Islamic business ethics for both academics and business
practitioners of Islam, especially in analyzing how CSR perspective of business ethics in
Islam Islamic business ethics has actually taught by the Prophet Muhammad, when running
the trade. Characteristics of the Prophet, as a trader is, in addition to the dedication and
tenacity also has properties shidiq, fathanah, trustworthy, sermons, and Istiqamah.
99
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Biki zulfikri rahmat, Corporate Social Responsibility Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam
positif terhadap perdagangan dan kegiatan membukakan pintu rezeki, dimana pintu
ekonomis. Nabi Muhammad SAW adalah rezeki akan terbuka dengan akhlak mulia
seorang pedagang, dan agama Islam tersebut, akhlak yang baik adalah modal
disebarluaskan terutama melalui para dasar yang akan melahirkan praktik bisnis
pedagang muslim. Dalam Al Qur’an yang etis dan moralis. Salah satu dari
terdapat peringatan terhadap akhlak yang baik dalam bisnis Islam
penyalahgunaan kekayaan, tetapi tidak adalah kejujuran. Sebagian dari makna
dilarang mencari kekayaan dengan cara kejujuran adalah seorang pengusaha
halal”Allah telah menghalalkan senantiasa terbuka dan transparan dalam
perdagangan dan melarang riba”. Islam jual belinya”Tetapkanlah kejujuran karena
menempatkan aktivitas perdagangan dalam sesungguhnya kejujuran mengantarkan
posisi yang amat strategis di tengah kepada kebaikan dan sesungguhnya
kegiatan manusia mencari rezeki dan kebaikan mengantarkan kepada
penghidupan. Hal ini dapat dilihat pada surga”(Hadits).
sabda Rasulullah SAW ”Perhatikan Etika bisnis Islam sebenarnya telah
olehmu sekalian perdagangan, diajarkan Nabi SAW saat menjalankan
sesungguhnya di dunia perdagangan itu perdagangan. Karakteristik Nabi SAW
ada sembilan dari sepuluh pintu rezeki”. sebagai pedagang adalah, selain dedikasi
Dawam Rahardjo justru mencurigai tesis dan keuletannya juga memiliki sifat shidiq,
Weber tentang Etika Protestantisme, yang fathanah, amanah dan tabligh, ciri-ciri itu
menyitir kegiatan bisnis sebagai masih ditambah dengan sifat Istiqamah.
tanggungjawab manusia terhadap Tuhan Berdasarkan sifat-sifat tersebut,
mengutipnya dari ajaran Islam. dalam konteks CSR, para pelaku usaha
Kunci etis dan moral bisnis atau pihak perusahaan dituntut besikap
sesungguhnya terletak pada pelakunya, itu tidak kontradiksi secara disengaja antara
sebabnya misi diutusnya Rasulullah SAW ucapan dan perbuatan dalam bisnisnya.
ke dunia adalah untuk memperbaiki akhlak Mereka dituntut tepat janji, tepat waktu,
manusia yang telah rusak. Seorang mengakui kelemahan dan kekurangan
pengusaha muslim berkewajiban untuk (tidak ditutup-tutupi), selalu memperbaiki
memegang teguh etika dan moral bisnis kualitas barang atau jasa secara
Islami yang mencakup Husnul Khuluq. berkesinambungan serta tidak boleh
Pada derajat ini Allah SWT akan menipu dan berbohong. Pelaku usaha atau
melapangkan hatinya, dan akan pihak perusahaan harus memiliki amanah
101
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2017), Hal 98-115
dengan menampilkan sikap keterbukaan, bisnis yang telah dipraktekkan oleh Nabi
kejujuran, pelayanan yang optimal, dan Muhammad SAW.
ihsan (berbuat yang terbaik) dalam segala II. PEMBAHASAN
hal, apalagi berhubungan dengan A. LANDASAN TEORI ETIKA
pelayanan masyarakat. Dengan sifat BISNIS
amanah, pelaku usaha memiliki tanggung Etika sebagai praktis berarti: nilai-
jawab untuk mengamalkan kewajiban- nilai dan norma-norma moral sejauh
kewajibannya. Sifat tablig dapat dipraktikan atau justru tidak dipraktikan,
disampaikan pelaku usaha dengan bijak walaupun seharusnya dipraktikan (Achyar
(hikmah), sabar, argumentatif dan Eldine,2015). Etika sebagai refleksi adalah
persuasive akan menumbuhkan hubungan pemikiran moral. Dalam etika sebagai
kemanusiaan yang solid dan kuat. refleksi kita berfikir tentang apa yang
Para pelaku usaha dituntut dilakukan dan khususnya tentang apa yang
mempunyai kesadaran mengenai etika dan harus dilakukan atau tidak boleh
moral, karena keduanya merupakan dilakukan. Secara filosofi etika memiliki
kebutuhan yang harus dimiliki. Pelaku arti yang luas sebagai pengkajian
usaha atau perusahaan yang ceroboh dan moralitas. Terdapat tiga bidang dengan
tidak menjaga etika, tidak akan berbisnis fungsi dan perwujudannya yaitu etika
secara baik sehingga dapat mengancam deskriptif (descriptive ethics), dalam
hubungan sosial dan merugikan konsumen, konteks ini secara normatif menjelaskan
bahkan dirinya sendiri. Allah SWT pengalaman moral secara deskriptif
berfirman “Dan janganlah kamu membuat berusaha untuk mengetahui motivasi,
kerusakan di muka bumi, sesudah Allah kemauan dan tujuan sesuatu tindakan
memperbaikinya dan berdo’alah kepada dalam tingkah laku manusia. Kedua, etika
Allah dengan rasa takut (tidak akan normatif (normative ethics), yang
diterima) dan harapan akan dikabulkan. berusaha menjelaskan mengapa manusia
Sesungguhnya Rahmat Allah sangat dekat bertindak seperti yang mereka lakukan,
kepada orang-orang yang berbuat baik”. dan apakah prinsip-prinsip dari kehidupan
Sehingga rumusan tujuan dari dari manusia. Ketiga, metaetika (metaethics),
kajian ini adalah untuk mengetahui sejarah yang berusaha untuk memberikan arti
dan perkembangan CSR, analisis CSR istilah dan bahasa yang dipakai dalam
dalam tinjaun bisnis Islam, serta etika pembicaraan etika, serta cara berfikir yang
dipakai untuk membenarkan pernyataan-
103
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2017), Hal 98-115
perjanjian. Para pemberi kerja tergantung Jika kita menelusuri sejarah, dalam
pada karyawan, para pelanggan tergantung agama Islam tampak pandangan positif
pada para penyalur, bank-bank tergantung terhadap perdagangan dan kegiatan
pada peminjam dan pada setiap pelaku ekonomis. Nabi Muhammad SAW adalah
atau para pihak sekarang tergantung pada seorang pedagang, dan agama Islam
para pihak terdahulu dan ini akan disebarluaskan terutama melalui para
berlangsung secara terus menerus. Oleh pedagang muslim. Dalam Al Qur’an
karena itu kita menemukan bahwa bisnis terdapat peringatan terhadap
yang berhasil dalam masa yang panjang penyalahgunaan kekayaan, tetapi tidak
akan cenderung untuk membangun semua dilarang mencari kekayaan dengan cara
hubungan atas mutu, kejujuran dan halal ”Allah telah menghalalkan
kepercayaan (Stewart David, 1966) perdagangan dan melarang riba”. Islam
Etika bisnis lahir di Amerika pada menempatkan aktivitas perdagangan
tahun 1970-an kemudian meluas ke Eropa dalam posisi yang amat strategis di tengah
tahun 1980-an dan menjadi fenomena kegiatan manusia mencari rezeki dan
global di tahun 1990-an jika sebelumnya penghidupan. Hal ini dapat dilihat pada
hanya para teolog dan agamawan yang sabda Rasulullah SAW: ”Perhatikan
membicarakan masalah-masalah moral olehmu sekalian perdagangan,
dari bisnis, sejumlah filsuf mulai terlibat sesungguhnya di dunia perdagangan itu
dalam memikirkan masalah-masalah etis ada sembilan dari sepuluh pintu rezeki”.
disekitar bisnis, dan etika bisnis dianggap Dawam Rahardjo justru mencurigai tesis
sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis Weber tentang Etika Protestantisme, yang
moral yang meliputi dunia bisnis di menyitir kegiatan bisnis sebagai
Amerika Serikat, akan tetapi ironisnya tanggungjawab manusia terhadap Tuhan
justru negara Amerika yang paling gigih mengutipnya dari ajaran Islam.
menolak kesepakatan Bali pada pertemuan Kunci etis dan moral bisnis
negara-negara dunia tahun 2007 di Bali. sesungguhnya terletak pada pelakunya, itu
Ketika sebagian besar negara-negara sebabnya misi diutusnya Rasulullah SAW
peserta mempermasalahkan etika industri ke dunia adalah untuk memperbaiki
negara-negara maju yang menjadi sumber akhlak manusia yang telah rusak. Seorang
penyebab global warming agar dibatasi, pengusaha muslim berkewajiban untuk
Amerika menolaknya. memegang teguh etika dan moral bisnis
Islami yang mencakup Husnul Khuluq.
Pada derajat ini Allah SWT akan toleran juga merupakan kunci sukses
melapangkan hatinya, dan akan pebisnis muslim, toleran membuka kunci
membukakan pintu rezeki, dimana pintu rezeki dan sarana hidup tenang. Manfaat
rezeki akan terbuka dengan akhlak mulia toleran adalah mempermudah pergaulan,
tersebut, akhlak yang baik adalah modal mempermudah urusan jual beli, dan
dasar yang akan melahirkan praktik bisnis mempercepat kembalinya modal ”Allah
yang etis dan moralis. Salah satu dari mengasihi orang yang lapang dada dalam
akhlak yang baik dalam bisnis Islam menjual, dalam membeli serta melunasi
adalah kejujuran. Sebagian dari makna hutang” (Hadits). Konsekuen terhadap
kejujuran adalah seorang pengusaha akad dan perjanjian merupakan kunci
senantiasa terbuka dan transparan dalam sukses yang lain dalam hal apapun
jual belinya ”Tetapkanlah kejujuran sesungguhnya Allah memerintah kita
karena sesungguhnya kejujuran untuk hal itu ”Hai orang yang beriman,
mengantarkan kepada kebaikan dan penuhilah akad-akad itu”, ”Dan penuhilah
sesungguhnya kebaikan mengantarkan janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta
kepada surga”(Hadits). pertanggungjawabannya”. Menepati janji
Akhlak yang lain adalah amanah, mengeluarkan orang dari kemunafikan
Islam menginginkan seorang pebisnis sebagaimana sabda Rasulullah ”Tanda-
muslim mempunyai hati yang tanggap, tanda munafik itu tiga perkara, ketika
dengan menjaganya dengan memenuhi berbicara ia dusta, ketika sumpah ia
hak-hak Allah dan manusia, serta menjaga mengingkari, ketika dipercaya ia khianat”
muamalahnya dari unsur yang melampaui (Hadits).
batas atau sia-sia. Seorang pebisnis muslim B. Definisi dan Orientasi CSR
adalah sosok yang dapat dipercaya, Definisi CSR sangat menentukan
sehingga ia tidak menzholimi kepercayaan pendekatan audit program CSR.
yang diberikan kepadanya ”Tidak ada Sayangnya, belum ada definisi CSR yang
iman bagi orang yang tidak punya amanat secara universal diterima oleh berbagai
(tidak dapat dipercaya), dan tidak ada lembaga. Beberapa definisi CSR di bawah
agama bagi orang yang tidak menepati ini menunjukkan keragaman pengertian
janji”, ”pedagang yang jujur dan amanah CSR menurut berbagai organisasi (Sukada
(tempatnya di surga) bersama para nabi, dan Jalal, 2008). (World Business Council
Shiddiqin (orang yang jujur) dan para for Sustainable Development: Komitmen
syuhada”(Hadits). Sifat berkesinambungan dari kalangan bisnis
105
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2017), Hal 98-115
dilakukan oleh perusahaan beresiko tinggi perusahaan. CSR tidak lagi terbatas pada
seperti perusahaan pertambangan, komunikasi, melainkan sudah
perkebunan, kimia, penebangan kayu. bermetamorfosis menjadi nilai dan filosofi
Perwujudan awal CSR ini lebih fokus pada perusahaan. Coverage area-nya meliputi
hutang yang harus dibayar atas dampak seluruh stakeholder, baik internal dan
yang diakibatkan pada Lingkungan dan eksternal. Sehingga semua pihak dapat
masyarakat, bukan merupakan kewajiban meresapi dan mengimplementasikan
seluruh nilai dan tujuan CSR perusahaan.
dan tanggung jawab sosial.
Perkembangan terakhir inilah yang
Pelaksanaannya pun, terbatas hanya pada
merupakan kematangan proses
ekosistem yang berada di sekitar
implementasi CSR, dengan demikian
perusahaan, dengan kegiatan yang masih
penerapan CSR tidak hanya
terbatas (limited) dan berjangka
menguntungkan salah satu pihak
pendek (short term).
Pada era kedua, telah terjadi melainkan keuntungan yang integral bagi
pergeseran orientasi. CSR tidak lagi seluruh stakeholder.
ditujukan untuk membayar utang sosial, Pengertian CSR sebagai sebuah
melainkan menjadi sebuah tanggung jawab konsep yang makin populer, CSR ternyata
mutlak yang mesti dilakukan oleh belum memiliki definisi yang tunggal; The
perusahaan. Coverage area penerapannya- World Business Council for Sustainable
pun semakin meluas, tidak lagi terbatas Development (WBCSD), Lembaga
lingkungan sekitar perusahaan, melainkan Internasional yang berdiri tahun 1995 dan
telah menjadi program nasional. beranggotakan lebih dari 120
Era pertama dan kedua ini masih Multinasional Company yang
sangat berorientasi corporate, dan beranggotakan lebih dari 30 negara itu,
biasanya CSR diposisikan dibawah dalam publikasinya Making Good
kordinasi Departemen Humas atau
Business Sense mendefinisikan CSR,
Departemen Komunikasi, dan
sebagai komitmen dunia usaha untuk terus
memang CSR ditujukan untuk media
menerus bertindak secara etis, beroperasi
komunikasi dankampanye sosial
secara legal dan berkontribusi untuk
perusahaan. Selanjutnya di era ketiga, peningkatan ekonomi, bersamaan dengan
perkembangan CSR mengarah kepada peningkatan kualitas hidup dari karyawan
Branded CSR, yang ditujukan untuk dan keluarganya sekaligus juga
menjadi ‘umbrella’ bagi produk-produk
109
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2017), Hal 98-115
111
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2017), Hal 98-115
fathanah, amanah dan tabligh, ciri-ciri itu mengakui kelemahan dan kekurangan
masih ditambah dengan sifat Istiqamah. (tidak ditutup-tutupi), selalu memperbaiki
Shidiq berarti mempunyai kejujuran dan kualitas barang atau jasa secara
selalu melandasi ucapan, keyakinan dan berkesinambungan serta tidak boleh
amal perbuatan atas dasar nilai-nilai yang menipu dan berbohong. Pelaku usaha atau
diajarkan Islam. Istiqamah atau konsisten pihak perusahaan harus memiliki amanah
dalam iman dan nilai-nilai kebaikan, meski dengan menampilkan sikap keterbukaan,
menghadapi godaan dan tantangan. kejujuran, pelayanan yang optimal, dan
Istiqamah dalam kebaikan ditampilkan ihsan (berbuat yang terbaik) dalam segala
dalam keteguhan, kesabaran serta keuletan hal, apalagi berhubungan dengan
sehingga menghasilkan sesuatu yang pelayanan masyarakat. Dengan sifat
optimal. Fathanah berarti mengerti, amanah, pelaku usaha memiliki tanggung
memahami, dan menghayati secara jawab untuk mengamalkan kewajiban-
mendalam segala yang menjadi tugas dan kewajibannya. Sifat tablig dapat
kewajibannya. Sifat ini akan menimbulkan disampaikan pelaku usaha dengan bijak
kreatifitas dan kemampuan melakukan (hikmah), sabar, argumentatif dan
berbagai macam inovasi yang bermanfaat. persuasif akan menumbuhkan hubungan
Amanah, tanggung jawab dalam kemanusiaan yang solid dan kuat.
melaksanakan setiap tugas dan kewajiban. Para pelaku usaha dituntut
Amanah ditampilkan dalam keterbukaan, mempunyai kesadaran mengenai etika dan
kejujuran, pelayanan yang optimal, dan moral, karena keduanya merupakan
ihsan (kebajikan) dalam segala hal. Tablig, kebutuhan yang harus dimiliki. Pelaku usaha
mengajak sekaligus memberikan contoh atau perusahaan yang ceroboh dan tidak
kepada pihak lain untuk melaksanakan menjaga etika, tidak akan berbisnis secara
ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam baik sehingga dapat mengancam hubungan
kehidupan sehari-hari. sosial dan merugikan konsumen, bahkan
Berdasarkan sifat-sifat dirinya sendiri. Allah SWT berfirman “Dan
tersebut,
janganlah kamu membuat kerusakan di
dalam konteks Corporate Social
muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya
Responsibility (CSR), para pelaku usaha
dan berdo’alah kepada Allah dengan rasa
atau pihak perusahaan dituntut besikap
takut (tidak akan diterima) dan harapan
tidak kontradiksi secara disengaja antara
akan dikabulkan.
ucapan dan perbuatan dalam bisnisnya.
Mereka dituntut tepat janji, tepat waktu,
113
Amwaluna, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2017), Hal 98-115
Etika bisnis Islam sebenarnya telah kejujuran, pelayanan yang optimal, dan
diajarkan Nabi SAW saat menjalankan ihsan (berbuat yang terbaik) dalam segala
perdagangan. Karakteristik Nabi SAW hal, apalagi berhubungan dengan
sebagai pedagang adalah, selain dedikasi pelayanan masyarakat. Dengan sifat
dan keuletannya juga memiliki sifat amanah, pelaku usaha memiliki tanggung
shidiq, fathanah, amanah dan tabligh. jawab untuk mengamalkan kewajiban-
Ciri-ciri itu masih ditambah dengan sifat kewajibannya. Sifat tablig dapat
Istiqamah. Berdasarkan sifat-sifat tersebut, disampaikan pelaku usaha dengan bijak
dalam konteks Corporate Social (hikmah), sabar, argumentatif dan
Responsibility (CSR), para pelaku usaha persuasif akan menumbuhkan hubungan
atau pihak perusahaan dituntut bersikap kemanusiaan yang solid dan kuat.
tidak kontradiksi secara disengaja antara Para pelaku usaha dituntut
ucapan dan perbuatan dalam bisnisnya. mempunyai kesadaran mengenai etika dan
Mereka dituntut tepat janji, tepat waktu, moral, karena keduanya merupakan
mengakui kelemahan dan kekurangan kebutuhan yang harus dimiliki. Pelaku
(tidak ditutup-tutupi), selalu memperbaiki usaha atau perusahaan yang ceroboh dan
kualitas barang atau jasa secara tidak menjaga etika, tidak akan berbisnis
berkesinambungan secara baik sehingga dapat mengancam
serta tidak boleh menipu dan berbohong. hubungan sosial dan merugikan
Pelaku usaha atau pihak perusahaan harus konsumen, bahkan dirinya sendiri.
memiliki amanah dengan menampilkan
sikap keterbukaan,
Jurnal Etika Bisnis Islam. Achyar Eldine.
DAFTAR PUSTAKA Lihat Majalah Bisnis dan CSR.( 2007);
Wikipedia, 2008; Sukada dan Jalal,
Al-Qur’an Dan Terjemahnya, 2008.
Departemen Agama.
Majalah Bisnis dan CSR (2007),
Bambang Rudito & Melia Famiola.
Regulasi Setengah Hati, Edisi
(2007). Etika Bisnis dan Tanggung
Oktober.
Jawab Sosial. Perusahaan di
Indonesia.
Najmudin Ansorullah, Kompas,
David J.Fritzche. (1997). Business
4/8/2011.
Ethics, A Global and Managerial
Perspective, McGraw Hill
Companies, Inc. Stewart David. (1966). Business Ethic.
McGraw Hill Companies, Inc.
Hermant Laura Pincus. (1998).
Perspective in Business Ethics, Suharto, Edi . (2007). Pekerjaan Sosial
Irvin Mc Graw Hill. di Dunia Industri: Memperkuat
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Biki zulfikri rahmat, Corporate Social Responsibility Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam
115
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399