Anda di halaman 1dari 24

ETIKA BISNIS DALAM AL-QURAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Ayat-

Ayat Ekonomi di Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam IAIN Bone.

Oleh :

Kelompok 1

NUR PARA DIBA

612062022023

ANNA SAFIRA

612062022007

HAJERAH

612062022015

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam atas segala

karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-

baiknya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan nabi

Muhammad SAW. Makalah dengan judul “Etika bisnis dalam Al-Quran” disusun

untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Ayat-Ayat Ekonomi”. Meski telah

kami susun secara maksimal, akan tetapi kami sebagai manusia biasa sangat

menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari

kata sempurna. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala

saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat mengambil pelajaran sehingga hasil

penulisan kami selanjutnya dapat lebih baik lagi. Demikianlah yang dapat kami

haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami buat ini mampu

memberikan manfaat kepada setiap pembacanya. Dan bernilai ibadah disisi Allah

SWT.

Watampone, 18 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................3

C. Tujuan Penulisan...................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika dan Bisnis.................................................................. 4

B. Perbedaan dan Persamaan Akhlak, Moral, Etitut, Sifat, Perilaku,dan

Karakter.................................................................................................8

C. Etika Bisnis dalam Islam.....................................................................10

D. Ayat-Ayat tentang Etika......................................................................13

E. Ayat-Ayat tentang Etika Bisnis...........................................................15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................18

B. Saran.................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................20
4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan realiti, bisnis baik sebagai aktivitas maupun

sebagai entitas, telah ada dalam sistem dan strukturnya yang “baku”.

Bisnis berjalan sebagai proses yang telah menjadi kegiatan manusia

sebagai individu atau masyarakat untuk mencari keuntungan dan

memenuhi keinginan dan kebutuhan hidupnya. Sementara itu, etika telah

dipahami sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri dan karenanya

terpisah dari bisnis. Etika adalah ilmu yang berisi patokan-patokan

mengenai apa-apa yang benar atau yang salah, yang baik atau buruk, yang

bermanfaat atau tidak.

Dalam kenyataan itu bisnis dan etika dipahami sebagai dua hal

yang terpisah bahkan tidak ada kaitannya. Jika pun ada malah dipandang

sebagai hubungan negatif dimana, praktek bisnis merupakan kegiatan yang

bertujuan mencapai laba sebesar-besarnya dalam situasi persaingan bebas.

Sebaliknya etika bila diterapkan dalam dunia bisnis dianggap dapat

mengganggu upaya mencapai tujuan bisnis. Dengan demikian hubunan

antara bisnis dan etika telah melahirkan hal yang problematis. Salah satu

keunikan ajaran Islam adalah mengajarkan para penganutnya untuk melakukan

praktik ekonomi berdasarkan norma-norma dan etika Islam. Bahkan diakui

oleh para ekonom muslim maupun non-muslim, dalam Islam diajarkan

nilai-nilai dasar ekonomi yang bersumber kepada ajaran tauhid. Sudah

menjadi kodrat manusia untuk diciptakan sebagai makhluk bergelut di

bidang ekonomi, baik secara personal maupun kolektif, dalam memenuhi

1
2

kebutuhan hidup, yang pada satu sisi tidak terbatas dan pada sisi lain

dihadapkan pada sumber-sumber terbatas. Sebagai bagian integral aktifitas

manusia, kegiatan ekonomi tak dapat dielakkan untuk memenuhi

kebutuhan hidup dan dalam rangka menjalankan tanggungjawab manusia

sebagai pihak yang berpartisipasi aktif dalam peningkatan taraf hidup

manusia secara individu, kolektif atau universal.

Keterlibatan manusia dalam aktifitas bisnis tidak semata karena

faktor pemenuhan kebutuhan fisik, tapi pembinaan komunikasi positif,

prilaku saling menguntungkan, realisasi keadilan, dan prilaku tidak saling

merugikan merupakan sebagian dari sekian banyak faktor krusial bagi

terciptanya tatanan kehidupan manusia. Betapapun peredaran

perekonomian lancar dengan laju ekonomi tinggi dan tingkat inflasi

rendah, namun jika tidak diimbangi dengan nilai-nilai luhur itu, maka pada

titik tertentu akan tercipta kondisi yang membawa malapetaka baik

langsung atau jangka panjang.

Karena itu, Islam menekankan agar aktifitas bisnis manusia

dimaksudkan tidak semata-mata sebagai alat pemuas keinginan (al-

syahwat), tetapi lebih pada upaya pencarian kehidupan berkeseimbangan

dunia-akhirat disertai prilaku positif bukan destruktif. Sementara itu pada

sisi yang lain perkembangan dunia bisnis dan ekonomi telah berjalan cepat

dalam dunianya sendiri, yang seringkali berjauhan dengan nilai-nilai

moralitas dan agama. Sehingga dalam pelaksanaannya dipenuhi oleh

praktek- praktek mal-bisnis. Oleh karena itu diperlukan adanya etika

dalam berbisnis. Yang dimaksud praktek mal-bisnis dalam pengertian ini

adalah mencakup semua perbuatan bisnis yang tidak baik, jelek, membawa

akibat kerugian, maupun melanggar hukum.


3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas Penulis mendapatkan beberapa

Rumusan Masalah Diantaranya :

1. Bagaimana Pengertian Etika dan Bisnis

2. Bagaimana Perbedaan dan Persamaan Akhlak, Moral, Etitut, Sifat,

Perilaku,dan Karakter?

3. Bagaimana Etika Bisnis dalam Islam

4. Bagaimana Ayat-Ayat tentang Etika?

5. Bagaimana Ayat-Ayat tentang Etika Bisnis?

C. TujuanPenulisan

Berdasarkan Rumusan masalah diatas penulis memberikan tujuan

penulisan diantaranya:

1. Untuk Mengetahui Pengetian Etika dan Bisnis

2. Untuk Mengetahui Perbedaan dan Persamaan Akhlak, Moral, Etitut,

Sifat, Perilaku,dan Karakter.

3. Untuk Mengetahui Etika Bisnis dalam Islam.

4. Untuk Mengetahui Ayat-Ayat tentang Etika

5. Untuk Mengetahui Ayat-Ayat tentang Etika Bisnis.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika dan Bisnis

1. Etika

Etika berasal dari bahasa yunani “Ethos” berarti adat istiadat

atau kebiasaan. Hal ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata

cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan

yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu

generasi ke generasi yang lainnya.

Suatu etika membutuhkan evaluasi kritis atas seluruh situasi

yang terkait. Dibutuhkan semua informasi sebanyak-banyaknya dan

selengkap mungkin (komprehensif) baik yang menyangkut nilai dan

norma moral, maupun informasi empiris tentang situasi yang belum

terjadi atau telah terjadi untuk memungkinkan seseorang bisa

mengambil keputusan yang tepat,baik tentang tindakan yang akan

terjadi maupun yang telah dilakukan oleh pihak tertentu.1

Etika merupakan studi sistematis tentang tabiat konsep nilai,

baik, buruk, harus, benar salah dan lain sebagainya serta prinsip-

prinsip umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikanya atas

apa saja. Etika juga dapat dimaknai sebagai dasar moralitas seseorang

dan disaat bersamaan juga sebagai filsafatnya dalam berperilaku.

1
Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2006), h. 35-36.

4
Etika bagi seseorang terwujud dalam kesadaran moral (moral

consciousness) yang memuat keyakinan „benar dan tidak‟ sesuatu.

5
6

Perasaan yang muncul bahwa ia akan selalu melakukan sesuatu yang

diyakininya tidak benar berangkat dari norma-norma moral dan

perasaan self-respect (menghargai diri) bila ia meninggalkannya.

Tindakan yang diambil olehnya harus ia pertanggungjawabkan pada

diri sendiri. Begitu juga dengan sikapnya terhadap orang lain bila

pekerjaan tersebut mengganggu atau sebaliknya mendapatkan

pujiannya.

2. Bisnis

Bisnis merupakan salah satu aktivitas usaha yang utama dalam

menunjang perkembangan ekonomi. Kata “bisnis” diambil dari bahasa

Inggris “bussines”. Pengertian bisnis secara umum dalam ekonomi

yaitu bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa

kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara

histori kata bisnis berasal dari bahasa Inggris business, dari kata dasar

yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas maupun

masyarakat. Dalam artian sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan

yang mendatangkan keuntungan. Secara etimologi, bisnis berarti

keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan

pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.

Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan

maupun organisasi yang melibatkan aktifitas produksi, penjualan,

pembelian, maupun pertukaran barang atau jasa, dengan tujuan untuk

mendapatkan keuntungan atau, laba.2 Kata bisnis berasal dari bahasa

inggris, yaitu busisiness yang artinya kebaikkan. Dalam konteks

2
Ibrahim Jones dan Sewu Lindawaty, Hukum Bisnis Dalam Persepsi Manusia Modern
(Bandung: Refika Aditama, 2007), h.25.
7

sederhana, yang dimaksud dengan kesibukkan adalah adalah

melakukan suatu aktifitas atau pekerjaan yang membeikan keuntungan

pada seseorang. Bisnis berasal dari bahasa inggris bussiness,

mengembangkan kata dari kata busy, yang berarti “sibuk”, dalam

konteks individu, komunitas, atau masyarakat. sibuk mengerjakan

aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara luas

penegrtan bisnis adalah sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh

manusia (individu, komunitas, maupun masyarakat) untuk memperoleh

endapatan atau penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan

keinginan hidupnya dengan cara mengelola sumber daya ekonomi baik

barang maupun jasa secara efektif dan efisiens.

Skinner mendefinisikan bisnis sebagai pertukaran barang, jasa,

atau yang paling menguntungkan atau memberi manfaat. Menurut

anoraga dan soegiastuti, bisnis memiliki makna dan dasar sebgai “the

buying and selling of goods and servivices”. Adapun dalam pandangan

starub dan artner, bisnis tak lain adalah suatu organisasi yang

menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-

jasa yang diingunkan oleh konsumen untuk memperoleh profit. Jadi

bisnis diartikan menjadi suatu kesibukan dan aktivitas dalam pekerjaan

yang mendatangkan keuntungkan atau jilai tambah.

Selain itu terdapat Terdapat empat teori dalam eka bisnis, yaitu

deontologi, teleologi, hak, dan keutamaan, berikut penjelasannya.

1. Etika Deontologi, Istilah deontologi berasal dari bahasa Yunani,

'deon' berarti kewajiban dan 'logos' yang berarti ilmu. Menurut

teori ini, beberapa prinsip moral bersifat mengikat dan merupakan

kewajiban bagi setiap manusia. Teori ini menekankan setiap


8

manusia untuk melakukan segala sesuatu berdasarkan standar

moral yang berlaku. Jika seseorang melakukan tindakan yang

sesuai dengan prinsip norma, maka orang tersebut merupakan

orang yang baik.

2. Etika teleologi, Istilah ini juga berasal dari bahasa Yunani, 'telos'

artinya tujuan, sasaran, atau hasil. Etika ini mengukur suatu

perbuatan berdasarkan tujuan atau niat dari seseorang yang

melakukannya. Dalam bisnis, semua pelaku bisnis perlu memiliki

tujuan yang baik bagi dirinya dan orang di sekitarnya. Tujuannya

adalah mampu menyejahterakan diri sendiri maupun orang di

sekitar.

3. Etika Hak, Teori etika hak adalah pendekatan yang banyak

dipakai untuk mengevaluasi apakah tindakan, perbuatan, dan

kebijakan bisnisnya telah tergolong baik atau buruk dengan

menggunakan kaidah hak seseorang. Hak seseorang tidak dapat

dikorbankan menggunakan alasan apa pun.

4. Etika Keutamaan, Etika keutamaan lebih mengutamakan

pembangunan karakter pada diri setiap orang. Nilai moral bukan

muncul berdasarkan aturan berupa larangan atau perintah,namun

dalam bentuk nilai-nilai yang dianggap baik dalam masyarakat.3

Dikutip dari jurnal Universitas Kristen Petra, terdapat beberapa jenis

dalam etika bisnis. Diantaranya:

1. Etika Utilitarianisme, Etika utilitarianisme mengungkapkan bahwa hal-

hal yang baik merupakan hal yang bermanfaat, berguna, dan

3
Rully Desthian Pahlephi, ‘“Mengenal Pengertian Etika Bisnis, Prinsip, Dan
Contohnya”’, Detikcom, 2022 <https://finance.detik.com/solusiukm/d-6315804/mengenal-
pengertian-etika-bisnis-prinsip-dan-contohnya.> [accessed 19 September 2023].
9

menguntungkan. Sebaliknya, hal-hal buruk merupakan hal yang

merugikan dan tidak menguntungkan.

2. Etika Hedonisme, Hedonisme adalah melakukan segala tindakan untuk

mencapai kenikmatan. Menurut Sutrisna, etika hedonisme memiliki

dorongan untuk mencari kenikmatan, kegembiraan, dan kesenangan

serta menjauhi rasa sakit dan ketidaksenangan dalam hidup.

3. Etika Evolusionisme, Suatu etika yang berkembang di suatu tempat

merupakan suatu evolusi yang terjadi dalam tempat tersebut. Suatu

etika dapat terbentuk pada suatu tempat sehingga nilai etika bisa

berbeda di setiap tempatnya.

4. Etika Pragmatisme, Etika pragmatisme adalah suatu prinsip di mana

suatu tindakan dikatakan baik jika mudah, cepat, dan memberikan hasil

yang positif. Seseorang yang menganut pragmatisme pasti melakukan

segala sesuatu untuk mencapai tujuannya.

5. Etika Situasionisme, Etika situasionisme adalah suatu etika yang

mempertimbangkan keadaan khusus menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari masing-masing situasi. Etika situasionisme tetap

menggunakan prinsip-prinsip dasar sebagai petunjuk atau pedoman

sehingga tidak ada kebenaran dan kesalahan yang mutlak karena

berdasarkan situasi saat itu.4

B. Perbedaan dan Persamaan Ahlak, Moral, Attitute, Sifat, Perilaku, dan

Karakter

Ahlak, moral, attitute, sifat, perilaku, dan karakter adalah konsep

yang terkait dalam konteks etika dan kepribadian manusia. Namun,

mereka memiliki perbedaan dan persamaan yang penting.

1. . Ahlak
4
Pahlephi.
10

Ahlak adalah prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang membimbing

tindakan dan keputusan seseorang. Ini berkaitan dengan pertimbangan apa

yang benar dan salah dalam konteks etika. Persamaannya, Ahlak

mencakup moral, attitude, sifat, perilaku, dan karakter dalam

pertimbangan nilai-nilai dan prinsip-prinsip.

2. Moral

Moral merujuk pada norma-norma dan prinsip-prinsip yang

mengatur tindakan individu dalam masyarakat. Ini berkaitan dengan apa

yang dianggap baik atau buruk dari sudut pandang sosial atau budaya.

Persamaannya, Moral adalah bagian dari ahlak yang membentuk kerangka

kerja nilai-nilai.

3. Attitude

Attitude adalah sikap mental yang mencerminkan penilaian dan

pandangan seseorang terhadap suatu hal. Attitude dapat berdampak pada

perilaku individu. Perbedaannya, Attitude lebih bersifat psikologis dan

mencerminkan sikap mental, sedangkan moral dan ahlak lebih berkaitan

dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai.

4. Sifat

Sifat adalah karakteristik bawaan atau pengembangan pribadi

individu yang mempengaruhi cara mereka berperilaku dan membuat

keputusan. Ini berkaitan dengan sifat-sifat seperti kejujuran, integritas,

atau kebaikan hati. Perbedaannya, Sifat adalah bagian dari karakter

seseorang dan membentuk karakteristik pribadi.

5. Perilaku

Perilaku adalah tindakan konkret yang dilakukan oleh individu

dalam berbagai situasi. Ini mencakup tindakan fisik, kata-kata, dan


11

interaksi dengan orang lain. Perbedaannya, Perilaku adalah hasil konkret

dari nilai-nilai, moral, attitude, sifat, dan karakter seseorang.

6. Karakter

Karakter mengacu pada kualitas dan atribut pribadi yang

mencerminkan kepribadian seseorang dalam jangka panjang. Ini

mencakup sifat-sifat yang lebih stabil dan mendalam dalam diri individu.

Perbedaannya, Karakter adalah hasil dari sifat-sifat yang terinternalisasi

dalam diri seseorang dan merupakan bagian penting dari ahlak individu.

Dalam rangkaian ini, moral, attitude, sifat, perilaku, dan karakter

semuanya terkait dengan ahlak dan nilai-nilai individu. Mereka adalah

faktor-faktor yang saling mempengaruhi dan membentuk cara individu

berinteraksi dalam masyarakat serta membuat keputusan moral. Attitude

lebih bersifat psikologis, sementara moral dan ahlak lebih berkaitan

dengan prinsip-prinsip etika dan nilai-nilai.5

C. Etika Bisnis dalam Islam

Menurut beberapa para ahli etika bisnis merupakan sebuah ajaran

yang membantu memberikan perbedaan antara yang salah atau benar yang

bermanfaat untuk memberikan bekal kepada setiap orang baik yang

berkedudukan sebagai seorang mimpin maupun orang biasa.

Menurut Steade, Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan

dengan tujuan dan cara memnuat keputusan bisnis.7 Dalam penelusuran

asal usul etika tak lepas dari kata ethos dalam bahasa Yunani yang berarti

kebiasaan (costum) atau karakter (character).6

5
Nasharuddin, Ciri Manusia Paripurna (Depok: Raja Grapindi Persada, 2015), h.206-
207.
6
Soetam Rizky Wicaksono, Antologi Teknologi Informasi Tinjauan Manajemen
Pemasaran (Malang: Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ma
Chung, 2018), h. 12.
12

Dalam arti lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma

dimana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam bertransaksi,

berperilaku, dan berelasi guna mencapai tujuan-tujuan bisnisnya dengan

selamat. Sedangkan titik sentral etika Islam adalah menentukan kebebasan

manusia untuk bertindak dan bertanggungjawab karena kepercayaan

terhadap kemahakuasaan Tuhan. Hanya saja kebebasan manusia itu

tidaklah mutlak, dalam arti kebebasan yang terbatas. Dengan kebebasan

tersebut manusia mampu memilih antara yang baik dan jahat, benar dan

salah, halal dan haram.7

Menurut Djohar Arifin, etika bisnis Islam merupakan sejajaran nilai

tentang sebuah hal baik maupun buruk, benar, dan salah yang iji pasti

terjadi dalam dunia bisnis dan berdasarkan pada prinsip moralitas. Dalam

makna yang lain etika bisnis juga bisa dikatakan sebagai prinsip dan

norma yang mana mereka sebagai pelaku bisnis mempunyai beberapa

komitmen dalam melakukan aktivitas bertransaksi, berprilaku, dan juga

berelasi untuk bisa mencapai tujuan bisnisnya yang sesuai dengan apa

yang diharapkan.8

Etika bisnis Islam merupakan suatu proses dan upaya untuk

mengetahui hal-hal benar dan hal-hal salah, dimana selanjutnya tentu

melanjutkan dan melakukan hal yang benar berkenaan dengan produk,

pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan

perusahaan. Memperlajari kualitas moral kebijaksanaan organisasi, konsep

umum dan standart untuk perilaku moral dalam bisnis, berperilaku penuh

tanggung jawab dan bermoral. Artinya etika bisnis Islami merupakan suatu

7
Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2006), h. 70.
8
Djohar Arifin, Etika Bisnis Islam (Semarang: Walisongo Press, 2009), h.22.
13

kebiasaan atau budaya moral yang berkaitan dengan kegiatan bisnis suatu

perusahaan.

Pada etika bisnis Islam, setiap pelaku bisnis (wirausaha) dalam

berdagang, hendaknya tidak semata-mata bertujuan mencari keuntungan

sebesar-besarnya. Akan tetapi yang paling penting adalah mencari

keridhaan dan mencapai keberkahan atas rezeki yang diberikan oleh Allah

SWT. Hakikat keberkahan usaha itu adalah kemantapan dari usaha yang

dilakukannya dalam bentuk memperoleh keuntungan yang wajar dan

diridhai Allah SWT. Islam mengajarkan agar dalam berbisnis, seorang

muslim harus senantiasa berpijak kepada aturan yang ada dalam agama,

utamanya bagaimana pengusaha tidak hanya memikirkan kepentingan

sendiri, namun juga bisa membina hubungan yang harmonis dengan

konsumen atau pelanggan, serta mampu menciptakan suasana saling

meridhai dan tidak ada unsur eksploitasi.9

D. Ayat-Ayat tentang Etika

Berikut beberapa ayat Al-Quran yang menyoroti prinsip-prinsip etika

dan moral dalam Islam beserta penjelasannya:

1. Surah Al-Hujurat (49:11).

9
Saban Echdar, Business Ethics and Enterpreneurship Etika Bisnis Dan Kewirausahaan
(Sleman: Budi Utama, 2019), h. 110.
14

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum

mencemoohkan kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang

dicemoohkan) lebih baik dari mereka (yang mencemoohkan). Dan jangan

pula wanita-wanita mencemoohkan wanita-wanita yang lain, (karena)

boleh jadi wanita yang dicemoohkan lebih baik dari wanita yang

mencemoohkan. Janganlah kamu saling menghina, dan janganlah kamu

saling memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-

buruk panggilan (untuk seseorang) sesudah (dia) beriman ialah panggilan

yang mengandung ejekan. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka

itulah orang-orang yang zalim."

Ayat ini menekankan pentingnya adab dan etika dalam interaksi

sosial. Mencemooh, menghina, atau memanggil orang dengan panggilan

yang merendahkan dilarang keras. Sebaliknya, orang yang beriman harus

memperlakukan orang lain dengan hormat dan kesopanan.

2. Surah Al-Baqarah (2:267)

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, berikanlah sedekah

sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian yang kamu

dapatkan (dari hasil tanaman) dari bumi. Dan janganlah kamu memilih

yang buruk-buruk (dari yang itu) lalu kamu menafkahkan (dari itu)

padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan mata

tertutup terhadapnya; dan ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Kaya lagi

Maha Terpuji."
15

Ayat ini mengajarkan etika dalam berzakat dan bersedekah.

Muslim dianjurkan untuk memberikan sedekah dari hasil yang baik-baik

dan tidak memilih yang buruk atau yang tidak mereka inginkan sendiri. Ini

mencerminkan prinsip kebaikan, kejujuran, dan kepedulian terhadap

kebutuhan orang lain.

3. Surah Al-Isra (17:23)

Artinya: "Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-

bapak dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau

kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka

sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah'

dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada

keduanya perkataan yang mulia."

Ayat ini menegaskan kewajiban anak kepada orang tua dan

mengajarkan etika dalam berbicara dan berinteraksi dengan mereka. Anak

diperintahkan untuk berbicara kepada orang tua dengan kata-kata yang

mulia, tidak memarahi atau membentak mereka.10

Ayat-ayat di atas mencerminkan prinsip-prinsip etika dalam Islam

yang menekankan pentingnya adab, kebaikan, kejujuran, dan kasih sayang

dalam interaksi sosial serta kewajiban terhadap orang tua, anak yatim, dan

orang miskin. Ini adalah panduan bagi umat Muslim dalam menjalani

kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran agama mereka.

10
Mukni’ah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi (Yogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011), h.107.
16

E. Ayat-Ayat tentang Etika Bisnis

Etika bisnis dalam Islam sangat penting dan diatur oleh prinsip-

prinsip yang kuat dalam ajaran agama Islam. Beberapa ayat Al-Quran

yang berkaitan dengan etika bisnis Islam beserta penjelasannya adalah

sebagai berikut:

1. Ayat Al-Quran tentang Kejujuran dalam Bisnis:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sebahagian kamu


mengambil harta sebahagian yang lain dengan jalan yang bathil, kecuali
dengan jalan perdagangan yang berlaku dengan suka sama suka di antara
kamu. Dan janganlah sebahagian kamu membunuh diri sendiri (dengan
menyebabkan kemudaratan kepada orang lain). Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu." (Surah An-Nisa, 4:29)

Ayat ini menegaskan pentingnya kejujuran dalam bisnis. Bisnis

harus dilakukan dengan cara yang adil dan tidak dengan penipuan atau

kecurangan. Transaksi bisnis harus dilakukan dengan kesepakatan antara

kedua belah pihak tanpa merugikan salah satu pihak.

2. Ayat Al-Quran tentang Menghindari Riba (Bunga):

"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan


tinggalkanlah apa yang tinggal daripada riba (bungan) jika kamu orang
yang beriman. Fa (jika) kamu tidak mengerjakan (meninggalkan riba),
maka ketahuilah olehmu, bahwa kamu dalam peperangan dari Allah dan
Rasul-Nya." (Surah Al-Baqarah, 2:278-279)
Ayat ini melarang praktik riba dalam bisnis. Riba dianggap sebagai
bentuk penindasan dan eksploitasi, dan umat Islam dilarang terlibat dalam
transaksi ribawi.
17

3. Ayat Al-Quran tentang Keadilan dalam Bisnis:

"Dan campuradukkanlah yang hak dengan yang bathil, dan


janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu
mengetahuinya."(Surah Al-Baqarah, 2:42)
Ayat ini menekankan pentingnya menjaga keadilan dalam bisnis.
Tidak boleh mencampuradukkan yang benar dengan yang salah, dan bisnis
harus dilakukan dengan transparansi dan kejujuran.
4. Ayat Al-Quran tentang Menghormati Kontrak:

"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah (segala) perjanjianmu.


Dibolehkan bagimu binatang-binatang ternak selain binatang-binatang
ternak yang ditentukan (sebagai bahan makanan), kecuali yang
diumumkan kepadamu. Dan janganlah kamu sekali-kali menghalangi
perjalanan orang-orang Allah, yang mengadakan (perjalanan) ke
Baitullah sedang mereka dihalangi. Dan bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah, bahwa Allah amat keras hukumannya."(Surah Al-Anfal, 8:58)
Ayat ini mengingatkan agar kontrak dan perjanjian bisnis
dihormati. Menepati perjanjian adalah tindakan yang sangat dihargai
dalam Islam, dan melanggarnya dianggap sebagai pelanggaran etika
bisnis.
Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini yang diuraikan dalam Al-
Quran, seorang pengusaha Muslim diharapkan untuk menjalankan
bisnisnya dengan integritas, kejujuran, keadilan, dan menghindari praktik-
praktik yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam seperti riba dan
penipuan. Etika bisnis Islam sangat berfokus pada keadilan dan
kesejahteraan bersama, bukan hanya keuntungan pribadi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika berasal dari bahasa yunani “Ethos” berarti adat istiadat atau

kebiasaan. Hal ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup

yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan

diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke generasi

yang lainnya. Bisnis merupakan salah satu aktivitas usaha yang utama

dalam menunjang perkembangan ekonomi. Kata “bisnis” diambil dari

bahasa Inggris “bussines”. Pengertian bisnis secara umum dalam ekonomi

yaitu bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada

konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara histori kata

bisnis berasal dari bahasa Inggris business, dari kata dasar yang berarti

“sibuk” dalam konteks individu, komunitas maupun masyarakat. Dalam

artian sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan

keuntungan.

Etika bisnis Islam merupakan suatu proses dan upaya untuk

mengetahui hal-hal benar dan hal-hal salah, dimana selanjutnya tentu

melanjutkan dan melakukan hal yang benar berkenaan dengan produk,

pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan

perusahaan. Memperlajari kualitas moral kebijaksanaan organisasi, konsep

umum dan standart untuk perilaku moral dalam bisnis, berperilaku penuh

tanggung jawab dan bermoral. Artinya etika bisnis Islami merupakan suatu

kebiasaan atau budaya moral yang berkaitan dengan kegiatan bisnis suatu

perusahaan.

18
19

Etika bisnis dalam Islam sangat penting dan diatur oleh prinsip-

prinsip yang kuat dalam ajaran agama Islam. Beberapa ayat Al-Quran yang

berkaitan dengan etika bisnis Islam adalah QS. An-Nisa Ayat 29, QS. Al-

Baqarah Ayat 278-279, QS. Al-Baqarah Ayat 42, dan QS. Al-Anfal Ayat

58.

B. Saran

Makalah ini masih berada di bawah kata sempurna maka dari itu penulis

berharap pembaca memberikan saran maupun kritik yang membangun demi

kesempurnaan makalah ini dan demi bergunanya makalah ini di masa yang akan

dating.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Djohar, Etika Bisnis Islam (Semarang: Walisongo Press, 2009)


Badroen, Faisal, Etika Bisnis Dalam Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2006)
Echdar, Saban, Business Ethics and Enterpreneurship Etika Bisnis Dan
Kewirausahaan (Sleman: Budi Utama, 2019)
Lindawaty, Ibrahim Jones dan Sewu, Hukum Bisnis Dalam Persepsi Manusia
Modern (Bandung: Refika Aditama, 2007)
Mukni’ah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi (Yogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2011)
Nasharuddin, Ciri Manusia Paripurna (Depok: Raja Grapindi Persada, 2015)
Pahlephi, Rully Desthian, ‘“Mengenal Pengertian Etika Bisnis, Prinsip, Dan
Contohnya”’, Detikcom, 2022 <https://finance.detik.com/solusiukm/d-
6315804/mengenal-pengertian-etika-bisnis-prinsip-dan-contohnya.>
[accessed 19 September 2023]
Wicaksono, Soetam Rizky, Antologi Teknologi Informasi Tinjauan Manajemen
Pemasaran (Malang: Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Ma Chung, 2018)

20

Anda mungkin juga menyukai