Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
karunia dan rahmatNya, tak lupa Shalawat dan salam untuk tauladan kita Nabi
Muhammad Saw yang membawa kita semua ke zaman terang benderang ini
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Konsep Dan Pengertian Etika Dalam
Perspektif Islam dengan baik walapun masih banyak kekurangan didalamnya.

Serta penulis juga berterima kasih kepada Ibu Beta Puspa Sari,M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Etika Bisnis Islam yang sudah memberikan kepercayaan dan
kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah ini. Penulis sangat berharap
makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan
pembaca menyangkut Etika Bisnis dalam Islam. Penulis pun menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.

Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang sudah penulis buat, mengingat tak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun dan demi perbaikan makalah ini dimasa
mendatang. Semoga makalah sederhana ini bisa bermanfaat dan dipahami bagi
siapapun yang membacanya.

Bengkulu, 3 Juni 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul Halaman


KATA PENGANTAR…………………………….…….… 1
DAFTAR ISI……………………………………………….. 2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………... 3
1.1 Latar Belakang Masalah…..……………………………. 3
1.2 Rumusan Masalah…….…..…………………………….. 3
1.3 Tujuan Masalah………………..………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………... 5
2.1 Konsep Dan Pengertian Etika Dalam Perspektif Islam… 5
2.2 Bisnis Dalam Islam………………………………..…… 7
2.3 Etika Bisnis Dalam Islam………………………....……. 11
2.4 Fungsi Etika Dalam Bisnis Islam………………………. 14
2.4 Transaksi……………………….……………………….. 14

BAB III PENUTUP…………………………………………. 16


3.2 Kesimpulan…………………………………………. ….. 16
3.2 Saran…………….………………………………..……… 16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….. 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ditengah kepungan zaman yang serba modern ini, seakan nilai etika semakin
luntur. Kecenderungan masyarakat untuk berlaku bebas seakan sudah mewabah
disetiap lini kehidupan. Ketika membicarakan masalah etika secara sepintas orang
tentu akan berfikir mengenai norma dan aturan yang berlaku di tengah masyarakat.

Hal ini jelas menunjukkan bahwa masalah etika merupakan masalah serius bagi
terciptanya kehidupan yang harmonis. Dalam dataran yang lebih luas permasalahan
etika juga menjadi suatu hal yang sangat penting bagi dunia bisnis. Perilaku setiap
individu dalam dunia bisnis ternyata merupakan salah satu indikator penentu maju
dan mundurnya suatu perjalanan bisnis. Semakin beretika seorang dalam berbisnis,
maka dengan sendirinya dia akan menemui kesuksesan. Sebaliknya bila pelaku
bisnis sudah jauh dari nilai-nilai etika dalam menjalankan roda bisnisnya sudah
pasti dalam waktu dekat kemunduran bisnisnya akan ia peroleh.

Oleh karena itulah saat ini perilaku manusia dalam sebuah perusahaan yang
bergerak dalam dunia bisnis menjadi sangat urgent. Satu bentuk pentingnya
perilaku bisnis tersebut dianggap sebagai satu masalah jika yang bersangkutan
mempunyai perilaku yang kurang baik, dan dianggap bisa membawa kerugian
dalam suatu perusahaan.

Dari sinilah kemudian akan tampak betapa pentingnya etika bisnis islam,
sebuah kombinasi bisnis dengan nilai etika dan nilai spiritual sangat lekat
ditonjolkan. Kemudian yang segara terbangun adalah sebuah system baru dalam
dunia bisnis yang berlandaskan akan etika. Selain itu bentuk dari sebuah kualitas
bisnis tak lain tercermin dari bagaimana bisnis tersebut dijalankan dengan sistem
dan aturan agama, Islam sendiri sangat menekankan pentingnya sebuah etika dalam
menjalankan segala sesuatu, tak terkecuali dalam hal perdagangan (Bisnis)

3
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan pengertian etika dalam perspektif islam?
2. Apa itu bisnis dalam Islam?
3. Etika bisnis dalam Islam?
4. Fungsi etika dalam bisnis Islam?

1.3. Tujuan Masalah


1. Menjelaskan etika dalam prespektif Islam.
2. Menjelaskan pandangan Islam terhadap bisnis.
3. Menjelaskan tujuan umum etika bisnis dalam Islam.
4. Menjelaskan fungsi etika bisnis Islam.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dan Pengertian Etika Dalam Perspektif Islam


Secara etimologi, etika berarti perbuatan, dan ada hubungannya
dengan kata-kata Khuliq (pencipta) dan Makhluq (yang diciptakan).
Akan tetapi, ditemukan juga pengertian etika berasal dari kata jamak
dalam Bahasa Arab “Akhlaq”. Kata Mufradnya adalah khulqu, yang
berarti ; sajiyyah (perangai), mur’iiah (budi), thab’in (tabiat), dan adab
(kesopanan).
Etika pada umumnya diidentikkan dengan moral (moralitas).
Meskipun sama terkait dengan baik-buruk tindakan manusia, etika dan
moral memiliki perbedaan pengertian. Secara singkat,jika moral lebih
cenderung pada pengertian “nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan
manusia, etika mempelajari tentang baik dan buruk”. Jadi,bisa
dikatakan, etika berfungsi sebagai teori dan perbuatan baik buruk dan
moral adalah praktiknya. Sering pula yang dimaksud dengan etika
adalah semua perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa.
Etika adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang
tingkah laku manusia, perkataan etika berasal dari bahasa Yunani yaitu
Ethos yang berarti adat kebiasaan. Etika adalah prilaku seseorang atau
kelompok orang yang tersusun dari suatu sistem nilai atau norma yang
diambil dari gejala-gejala alamiyah sekelompok masyarakat tersebut.
Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of
conduct) yang memimpin individu. Etika juga memiliki stresing
terhadap kajian sistem nilai-nilai yang ada.
Oleh karena itu, apabila kita kaitkan etika dengan perdagangan
dalam Islam, maka akan melahirkan suatu kesimpulan bahwa
perdagangan harus mengacu pada nilai-nilai keislaman yang telah
baku dari sumber aslinya yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.
Beberapa konsep mengenai etika bisnis dalam ajaran Rasulullah SAW :

5
1. Prinsip esensial dalam bisnis adalah kejujuran. Rasulullah sangat intens
menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Dalam tataran ini, beliau
bersabda “Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu jualan yang
mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan aibnya” (H.R. Muslim)
2. Kesadaran tentang signifikan sosial kegiatan bisnis. Pelaku bisnis
menurut Islam, tidak hanya sekedar mengejar keuntungan sebanyak-
banyaknya, sebagaimana yang diajarkan oleh Adam Smith, tetapi juga
berorientasi pada sikap ta’awun(menolong). Tegasnya, berbisnis bukan
mencari untung material semata tetapi wajib didasari kesadaran
memberi kemudahan bagi orang lain dengan menjual barang.
3. Tidak melakukan sumpah palsu. Dalam sebuah hadits Rasulullah
bersabda; “Dengan melakukan sumpah palsu barang-barang memang
terjual, tetapi hasilnya tidak berkah”.
4. Ramah-tamah. Seorang pelaku bisnis, kita harus bersikap ramah dalam
melakukan bisnis. Rasul mengatakan “Allah merahmati seseorang yang
ramah dan toleran dalam berbisnis” (H.R. Bukhari dan Tarmizi).
5. Tidak boleh menawwarkan harga dengan harga tinggi agar orang lain
tertarik dengan harga tersebut. Sabda Rasulullah ; “Janganlah kalian
melakukan bisnis najsya (seorang pembeli tertentu, berkolusi dengan
penjual untuk menaikkan harga, bukan untuk membeli, tetapi untuk
menarik orang lain untuk membeli).
6. Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain, agar orang lain membeli
kepadanya. Sabda Rasulullah ; “Janganlah seorang dari kalian menjual
dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain”
(H.R. Muttafaq ‘alaih)
7. Tidak melakukan ihtikar (menumpuk dan menyimpan barang)
8. Takaran, ukuran dan timbangan yang benar.
9. Bisnis tidak boleh mengganggu kegiatan ibadah kepada Allah.
10. Membayar upah sebelum keringat kering atau menunda-nunda
pembayaran upah. Rasulullah bersabda ; “Berilah upah kepada
karyawan, sebelum kering keringatnya”.

6
11. Tidak monopoli.
12. Tidak boleh melakukan bisnis dlam kondisi eksisnya bahaya (mudharat)
yang dapat merugikan dan merusak kehidupan individu dan sosial.
13. Komoditi bisnis yang dijual adalah barang halal atau suci bukan yang
haram.
14. Bisnis dilakukan dengan sukarela, tanpa paksaan.
15. Segera melunasi kredit yang menjadi kewajiban.
16. Memberi tenggang waktu apabila pengutang (kreditor) belum mampu
membayar.
17. Berbisnis yang bersih dari unsur riba.
Dari ciri-ciri diatas dapat kita ketahui beberapa perbedaan bagaimana
etika bisnis dalam Islam dengan etika bisnis kebanyakan budaya barat.

2.2 Bisnis Dalam Islam


Bisnis dalam makna umum adalah aktivitas yang dilakukan oleh
manusia untuk memperoleh keuntungan dalam memenuhi kebutuhan
dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola sumber daya ekonomi
secara efektif dan efisien. Islam memandang bahwa seluruh aktivitas
manusia termasuk dalam masalah bisnis memiliki tujuan yang sangat
mulia, yaitu dalam rangka beribadah kepada Allah SWT serta bertujuan
untuk mendapatkan keridhaan-Nya.
Inilah perbedaan mendasar dari bisnis Islam dengan bisnis pada
umumnya, di mana dalam bisnis bukan hanya untuk mendapatkan
keuntungannya, akan tetapi ada tujuan yang lebih mulia, yaitu
mendapatkan ridha Allah SWT. Bisnis Islam berbeda dengan sistem
bisnis lain, khususnya dalam bidang prinsip-prinsipnya. Salah satu dari
prinsip yang tidak ada dalam sistem bisnis lainnya adalah adanya aturan
haram (tidak boleh dilakukan) dan halal (boleh dilakukan) yang harus
ditaati oleh para pelaku bisnis.
Halal dan haram dalam Islam membawa konsekuensi kepada etika
bisnis Islam yang didasarkan kepada nilai-nilai Islam. Di mana

7
seseorang tidak boleh melakukan sesuatu yang telah diharamkan dalam
Islam, semisal riba, maysir, gharar, dan akad-akad yang diharamkan
lainnya.
Bisnis merupakan suatu unsur penting dalam masyarakat. Hampir
semua orang terlibat di dalamnya. Semua membeli barang atau jasa
untuk bisa hidup atau setidaktidaknya bisa hidup lebih nyaman. Bisnis
pada dasarnya berperan sebagai jalan bagi manusia untuk saling
memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Ekonomi konvensional
berpendapat bahwa keinginan dan kebutuhan manusia tak terbatas,
sedangkan sumber daya yang tersedia terbatas, sementara dalam
ekonomi Islam sebaliknya bahwa sejatinya sumber daya alam itu tidak
terbatas, tetapi manusia memiliki kewajiban untuk mengelola dengan
sebaik-baiknya.
Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
bisnis adalah segala usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup,
yaitu berupa aktivitas produksi, distribusi, konsumsi, dan perdagangan
baik berupa barang maupun jasa. Bisnis dalam khazanah Islam disebut
dengan tijarah, yaitu perniagaan atau usaha. Hal ini didasarkan pada
firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisaa: 29)
Merujuk pada ayat ini dan juga ayat serta hadits yang lainnya dapat
dipahami bahwa bisnis dalam bahasa Arab disebut dengan tijarah, yaitu
aktivitas untuk mendapatkan keuntungan. Apabila kata bisnis
digabungkan dengan Islam maka dapat dipahami sebagai seluruh
aktivitas dengan bertujuan memperoleh keuntungan yang didasarkan
kepada ajaran Islam.

8
Paradigma bisnis Islam di bangun dan dilandasi oleh faktor-faktor
berikut :
1. Kesatuan
Konsep kesatuan disini adalah kesuatuan sebagaimana
dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-
aspek kehidupan muslim, baik dalam ekonomi, politik, sosial,
maupun agama. Tauhid hanya dianggap sebagai keyakinan
Tuhan hanya satu. Tetapi tauhid adalah sistem yang harus
dijalankan dalam mengelola kehidupan ini.
2. Keseimbangan
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam
mengharuskan untuk berbuat adil. Pengertian adil dalam
Islam diarahkan agar hak orang lain harus di tempatkan
sebagaimana mestinya (sesuai dengan aturan syariah). Karena
orang yang adil lebih dekat dengan ketakwaan. Bahwa
keseimbangan hidup di dunia dan akhirat harus diutamakan
oleh para pembisnis muslim.
3. Kehendak bebas
Hal yang terkait dengan kemampuan manusia untuk
bertindak tanpa paksaan dari luar. Kehendak bebas juga tidak
terlepas dari posisi manusia sebagai KhalifatuAllah di muka
bumi. Manusia di beri kehendak bebas untuk mengendalikan
kehidupannya dengan tanpa mengabaikan kenyataan
sepenuhnya dan dituntun oleh hukum yang telah di ciptakan
oleh Allah swt. Kemudian dia diberi kemampuan untuk
berfikir dan membuat keputusan untuk memilih apa jalan
hidup yang diinginkan dan yang paling penting untuk
bertindak berdasarkan aturan apa yang dipilih. Seperti halnya
dalam bermuamalah, kebebasan dalam menciptakan
mekanisme pasar memang diharuskan dalam islam dengan
tidak ada pendzaliman, maysir gharar dan riba. Dengan

9
demikian, kebebasan berhubungan erat dengan kesatuan dan
keseimbangan.
4. Pertanggung jawaban
Dalam dunia bisnis, pertanggungjawaban dilakukan kepada
dua sisi yakni sisi vertikal (kepada Allah swt) dan sisi
horizontalnya kepada sesama manusia. Seorang muslim harus
meyakini bahwa Allah selalu mengamati perilakunya dan
akan harus di pertanggungjawabkan semua tingkah lakunya
kepada Allah di hari akhirat nanti. Sisi horizontalnya kepada
manusia atau kepada konsumen. Tanggung jawab dalam
bisnis harus di tampilkan secara transparan (keterbukaan),
kejujuran, pelayanan yang optimal dan berbuat yang terbaik
dalam segala urusan.
5. Kebenaran, kebajikan dan kejujuran
Kebenaran adalah nilai yang dijadikan dasar dan tidak
bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam konteks bisnis
kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku yang
benar. Kebijakan adalah sikap yang baik dan yang merupakan
tindakan memberi keuntungan bagi orang lain. Sedangkan
kejujuran adalah sikap jujur dalam semua proses bisnis yang
dilakukan tanpa adanya penipuan.
6. Toleransi dan keramahan tamahan
Dalam Islam berbisnis tidak sekedar memperoleh
keuntungan materi semata, tetapi juga menjalin hubungan
humoris yang pada gilirannya menguntungkan kedua belah
pihak, karena kedua belah pihak harus mengedepankan
toleransi. Ramah merupakan sifat terpuji yang dianjurkan
oleh agama Islam untuk siapa saja dan kepada siapa saja.
Dengan ramah, maka banyak orang yang suka dan dengan
ramah banyak pula orang yang senang. Karena ramah
merupakan bentuk aplikasi dari kerendahan hati seseorang.

10
Oleh karena itu, dengan bersifat ramah dan toleransi dalam
transaksi jual beli dapat membuat konsumen senang dan betah
atau bahkan merasa tentram jika bertransaksi.
7. Keterbukaan dan kebebasan
Kesediaan pelaku bisnis untuk menerima pendapat orang
lain yang lebih benar serta menghidupkan potensi dan inisiatif
yang kreatif dan positif.

2.3 Etika Bisnis Dalam Islam


Dengan demikian, etika bisnis Islam memiliki posisi pengertian
yang hakikatnya merupakan usaha dari manusia untuk mencari
keridaan Allah SWT. Meski demikian, bisnis didalam etika bisnis Islam
ini tidak bertujuan jangka pendek dan semata-mata untuk individual
dan mencari keuntungan semata, tetapi jangka panjang yaitu antara
dirinya dengan Allah.
Etika bisnis Islam adalah etika terapan yang merupakan aplikasi
pemahaman kita tentang apa yang baik dan apa yang benar untuk
beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas, dan usaha yang
selanjutnya disebut sebagai bisnis. Pembahasan mengenai etika bisnis
Islam ini harus dilengkapi dengan kerangka dan juga implikasinya
terhadap dunia bisnis.
Kata etika, bisnis, dan Islam bisa diartikan sebagai suatu proses dan
upaya untuk mengetahui hal-hal yang benar dan salah yang dipakai
untuk menentukan bagaimana sikap untuk melakukan hal yang benar
dan berkenan dengan produk, pelayanan perusahaan dan dengan pihak
yang berkepentingan dengan tuntutan perusahaan.
Di dalam etika bisnis Islam, memelajari mengenai kualitas moral
kebijaksanaan organisasi dan mengenai konsep umum serta standar
untuk berperilaku moral di dalam berbisnis. Etika bisnis Islam juga
mempelajari bagaimana berperilaku penuh tanggung jawab dan modal.

11
Artinya, etika bisnis Islam ini merupakan suatu kebiasaan atau budaya
moral tentang kegiatan bisnis.

Berikut adalah etika bisnis islam dari berbagai pendapat :


1. Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, S.H. M.Ag.
Pengertian etika bisnis Islam adalah norma-norma etika yang
berbasiskan Al-Qur’an dan hadits yang harus dijadikan acuan oleh siapa
pun dalam aktivitas bisnis.
2. Muslich
Menurut Muslich, definisi etika bisnis Islam adalah landasan
normatif yang bersumber dari ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan sunnah
Nabi Muhammad SAW, sehingga jadi acuan untuk pelaku bisnis untuk
menjalankan atau mengelola bisnis secara alami.
3. Ali Hasan
Menurut Ali Hasan, pengertian etika bisnis Islam merupakan akhlak
dalam menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai Islam, sehingga dalam
melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada kekhawatiran, sebab sudah diyakini
sebagai sesuatu yang baik dan benar.
4. Asep Maulana Rohimat
Sementara itu, Asep berpendapat bahwa pengertian etika bisnis
Islam adalah perilaku seorang pebisnis yang harus disesuaikan dengan
aturan-aturan syariat Islam saat melakukan kegiatan bisnisnya. Sehingga
hasil dari bisnis yang dilakukannya adalah harta atau materi yang halal dan
toyib.
Dalam melakukan segala aktivitas terutama dalam bentuk kegiatan
usaha ada etika yang mengatur. Sehingga dalam kegiatan tersebut dapat
menimbulkan keharmonisan dan keselarasan antar sesama. Begitu juga
dalam dunia bisnis tidak lepas dari etika bisnis. Adapun etika bisnis
merupakan aturan yang sangat mengatur tentang aktifitas bisnis, sebagai
berikut :
1. Pembisnis harus jujur (shiddiq)

12
Shiddiq adalah berkata benar. Jujur terhadap diri sendri,
makhluk lain dan sang pencipta. Tanpa kejujuran semua
hubungan termasuk hubungan bisnis tidak akan berjalan lama.
Padahal dalam prinsip berbisnis interaksi yang memberikan
keuntungan sedikit tetapi berlangsung berkali-kali lebih baik
dari pada untung banyak tetapi hanya sekali, dua kali atau tiga
kali. Jujur merupakan motivator yang abadi dalam budi pekerti
dalam perilaku seorang pembisnis muslim. Karena sebagai salah
satu sarana untuk memperbaiki amalnya dan sarana untuk bisa
masuk surge
2. Amanah
Islam mewajibkan pembisnis untuk mempunyai sikap
amanah terhadap dirinya sendiri dan orang lain apalagi tidak
boleh meremehkan hak orang yang memberikan amanah.
Karena amanah merupakan tanggung jawab yang besar yang
lebih berat dari seluruh yang ada didunia ini.
3. Adil
Islam sangat menganjurkan untuk berbuat adil dalam
berbisnis dan melarang berbuat curang. Kecurangan dalam
berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut karena kunci
keberhasilan bisnis adlah keadilan. Bersikap adil dalam transaksi
jual beli berdampak baik kepada hasil jualannya karena
konsumen akan merasakan kenyamanan dan tidak ada yang
dilebihkan serta dirugikan.
Definisi etika bisnis Islam adalah nilai-nilai etika Islam yang
secara khusus mengenai aktivitas bisnis yang terdiri dari enam
prinsip utama, yakni tentang kebenaran, kepercayaan, kejujuran,
ketulusan, pengetahuan, dan keadilan.

13
2.4 Fungsi Etika Dalam Bisnis Islam
Banyak ayat Al-Quran dan hadits-hadits yang memberikan
pengajaran cara berbisnis yang benar dan praktik bisnis yang sala,
bahkan menyangkut hal-hal yang sangat kecil. Pada dasarnya
kedudukan bisnis dan perdagangan Islam sangatlah penting, terdapat
fungsi khusus yang diemban oleh etika bisnis dalam Islam dalam
membantu pembisnis dalam hal berdagang atau memecahkan problem-
problem dalam praktek berbisnis, contohnya sebagai berikut :
1. Etika bisnis berupaya mencari cara untuk menyelaraskan dan
menyerasikan berbagai kepentingan dalam dunia bisnis.
2. Etika bisnis juga mempunyai peran untuk senantiasa melakukan
perubahan kesadaran bagi masyarakat tentang bisnis, terutama
bisnis Islam.
3. Dapat menjadi acuan pencegahan yang kemungkinan terjadi
friksi atau perpecahan, baik dari internal perusahaan itu sendiri
maupun eksternal.
4. Membangkitkan motivasi pekerja agar terus meningkat,
melindungi prinsip dalam kebebasan berdagang atau berniaga,
serta dapat menciptakan keunggulan dalam bersaing.
5. Etika bisnis Islam juga bisa berperan memberikan satu solusi
terhadap berbagai persoalan bisnis modern ini yang kian jauh
dari nilai-nilai etika. Dalam arti bahwa bisnis yang beretika
harus benar-benar merujuk pada sumber utamanya yaitu Al-
Quran dan Sunnah.

2.5 Transaksi (jual beli) Dalam Islam


Transaksi, berasal dari bahasa Inggris “transaction”. Dalam bahasa
Arabnya sering disebut sebagai al-Mu‘amalat. al-Mu‘amalat dalam
fiqh adalah mencakup bidang yang sangat luas yaitu mencakup hukum-
hukum tentang kontrak, sanksi, kejahatan, jaminan, dan hukum-hukum
lain yang bertujuan mengatur hubungan-hubungan sesama manusia,

14
baik perorangan maupun kelompok yang terjadi antara manusia untuk
memenuhi segala kebutuhan hidup sehari-hari, khususnya dalam
urusan yang berkaitan dengan perdagangan dan perniagaan.
Sumber hukum transaksi dalam Islam adalah al-Qur’an, al-Sunnah.
Al-Quran menggariskan bahwa sebuah transaksi hanya sah apabila
masing-masing pihak yang terlibat dalam transaksi memenuhi
kewajiban yang berkaitan dengan konsekuensi sebuah transaksi.
Misalnya dalam transaksi yang berbentuk akad jual beli, seorang
pembeli harus membayar sejumlah harga yang disepakati, sementara
penjual harus menyerahkan barang yang dijualnya kepada pembeli. Al-
Quran juga menyebutkan bahwa semua transaksi mestilah dilakukan
dalam rangka kerjasama yang saling menguntungkan, Allah Swt juga
memerintahkan untuk senantiasa menjaga kepercayaan dalam semua
transaksi, terutama dalam hal yang berkaitan dengan timbangan atau
ukuran.
Semua transaksi disyaratkan harus bebas dari segala unsur riba,
setiap transaksi harus dilakukan dengan cara yang benar, saling
sukarela (al-taradi), dan menghindari cara-cara transaksi yang batil.
Dalam transaksi, benda yang diperdagangkan mestilah diakui
kehalalannya oleh prinsip-prinsip Syariah.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika adalah semua perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa. Etika
merupakan salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang tingkah
laku manusia. Oleh karena itu, apabila kita kaitkan etika dengan
perdagangan dalam Islam, maka akan melahirkan suatu kesimpulan
bahwa perdagangan harus mengacu pada nilai-nilai keislaman yang
telah baku dari sumber aslinya yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.
Dengan demikian, etika bisnis Islam memiliki posisi pengertian
yang hakikatnya merupakan usaha dari manusia untuk mencari
keridaan Allah SWT. Meski demikian, bisnis didalam etika bisnis Islam
ini tidak bertujuan jangka pendek dan semata-mata untuk individual
dan mencari keuntungan semata, tetapi jangka panjang yaitu antara
dirinya dengan Allah.,
Etika bisnis Islam ini juga dapat menjadi acuan pencegahan yang
kemungkinan terjadi friksi atau perpecahan, baik dari internal maupun
eksternal. Maka dari itu, dalam berbisnis kita harus memiliki sifat
amanah, adil dan jujur.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan serta kesimpulan diatas, penulis
memberikan saran yang bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan
kepada pembaca selaku pembisnis atau calon pembisnis.
Bagi para pembaca yang merupakan pembisnis atau calon
pembisnis, penulis sarankan dalam memulai atau menjalankan
usahanya dengan menggunakan prinsip etika bisnis Islam sebagai
acuan, dimana kewajiban kita sebagai umat muslim yaitu melakukan
hal-hal yang sesuai dengan syariat-syariat Islam.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aflan, Muhammad. 2011. Filsafat Etika Islam. Bandung: PustakaSetia.

Badroen, Faisal. 2006. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: Kencana Perdana Media
Group.

Hamzah. Ya‟kub. 1983. Etika Islami : Pembinaan Akhlakkul Karimah (Suatu


Pengantar). Bandung : CV,Diponegoro.

Wijaya. 2003. Etika Pemerintah. Jakarta : Bumi Aksara.

Hidayat, Qomarudin. 2018. Etika Dalam Kitab Suci Dan Relevansinya Dalam
Kehidupan Modern Studi Kasus Di Turki. Jakarta : Paramadina.

Mudlor, Ahmad. 2012. Etika Dalam Islam. Surabaya : CV.Al-Ikhlas.

Soegiono, Tamsil. 2013. Filsafat Pendidikan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Al Arif, M. N. R. 2011. Dasar-dasar Ekonomi Islam. Surakarta : Era Intermedia.

Natadiwirya, Muhammad. 2007. Etika Bisnis Islam. Jakarta : Granada Press.

Fauroni, Muhammad. 2002. Visi Al Quran tentang Etika Bisnis. Jakarta : salmeba
Diniyah.

17

Anda mungkin juga menyukai