Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ETIKA BISNIS ISLAM PADA ERA DIGITAL (E-COMMERCE)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis Islam


Dosen Pengampu:
Muhammad Zaenal Abidin, S.H.I., M.E

Disusun Oleh :

1. Ida Muntiatul Khoiriyah (20040859)


2. Zahrotul Istianah Fita (20040864)

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN ADAB
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI BOJONEGORO
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah Nya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul “Etika Bisnis Islam Pada Era
Digital” ini dapat diselesaikan sesuai rencana.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Agung Rasulullah
SAW. Berkat limpahan rahmat Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih
kepada yang terhormat:
1. K.H. M. Jauharul Maárif, M.Pd.I., selaku Rektor Universitas Nahdlatul Ulama
Sunan Giri Bojonegoro.
2. Agus Sholahudin Shidiq, S.Pd.I, M.H.I, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Adab
Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro
3. Muhammad Zaenal Abidin, S.H.I., M.E, selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Etika Bisnis Islam yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sampai
selesainya penulisan makalah ini.
Tidak dapat dipungkiri, keterbatasan penulisan dalam menyusun makalah ini, masih
jauh dari kata sempurna, banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan
kritikan dari berbagai pihak sangat diharapkan. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat
untuk kita semua.

Bojonegoro, 5 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Prinsip etika bisnis islam ........................................................................................2
B. Penerapan etika bisnis islam di era digital...............................................................4
BAB III PENUTUP.............................................................................................................10
A. Kesimpulan .............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam menempatkan nilai etika pada posisi yang tinggi, di mana sejarah Islam
telah mencatat bahwa Islam melalui Rasulullah saw. datang dengan membawa misi
memperbaiki moral dan etika kehidupan manusia. Dalam Islam,makna etika dekat
dengan makna akhlak. Etika atau akhlak sebagai cerminan kepercayaan terhadap ajaran
yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis Rasulullah saw. Islam menjadi sumber nilai
dan etika dalam segala aspek kehidupan manusiasecara menyeluruh, termasuk dalam
aktivitas perekonomian (bisnis).
Etika bisnis Islam di anggap penting untuk mengembalikan moralitas danspiritual
ke dalam dunia bisnis. Hanya institusi atau perusahaan yang menerapkanstandar etika,
yang terbukti lebih sukses dalam jangka panjang. Hal ini tidak laindisebabkan karena
etika bisnis mampu menciptakan reputasi yang bisa dijadikansebagai keunggulan
bersaing, dan produk yang bagus mudah ditiru, tetapi reputasisebagai hasil dari
penerapan etika akan sangat sulit untuk ditandingi.1
Berbagai nilai ajaran Islam yang menjadi dasar bagi perilaku dan
praktek bisnis dihadirkan untuk mengantisipasi kecenderungan negative praktek bisnis.2
Hal itu termasuk melaksanakan peran dengan baik sebagai suatu sumber dayamanusia
yang penting di dalam sistem bisnis dalam organisasi. Sebagai seorangmanajer atau
pebisnis profesional, akan jadi tanggung jawabnya untuk membuatkeputusan-keputusan
tentang aktivitas bisnis dan penggunaan teknologi informasi,yang mungkin mempunyai
suatu dimensi etis yang harus dipertimbangkan.
Teknologi Informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan
manusia.Karena TI ibarat pisau bermata dua, legal dan ilegal, baik dan buruk, maka
mautak mau berhubungan dengan etika.
Pada masa sekarang di era globalisasi ini bisnis sudah menggunakan beberapa
media canggih dengan tujuan memperluas jaringan pemasaran ataumenarik keuntungan
yang lebih dengan menggunakan media internet, ataupunmedia lainnya. Alasannya

1 Taha Jabir al-Alwani, Bisnis Islam (Yogyakarta: AK Group, 2005), h. 5.

2 Mulia Ardi, “ Diskrus Etika Bisnis Islam dalam Dinamika Bisnis Kontemporer ”, Jurnal An-Nisbah  01, No.
02 (2015), h. 2.

1
dengan mempertahankan konsumen, bahkan mencarikonsumen baru. Untuk itu diambil
kesimpulan bahwa suatu bisnis memilikihubungan yang sangat erat dengan
perkembangan zaman di era globalisasi seperti saat ini.
Persoalan bisnis yang tengah terjadi saat ini menunjukkan perilaku dan praktek
bisnis Minus moralitas. Perilaku bisnis korup, manipulatif dan unfairnss jamak ditemui
diberbagai lingkungan bisnis. Perilaku semacam ini tentu saja berdampak buruk bagi
dinamika bisnis kontemporer. Bisnis yang esensinyamerupakan perwujudan realitas
hidup manusa tak urung menerima dampak darinegativitas bisnis yang kerap mengalami
penurunan moral di zaman digital ini.

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip etika bisnis islam?
2. Bagaimana penerapan etika bisnis islam di era digital?
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui prinsip etika bisnis islam
2. Mengetahui penerapan etika bisnis islam di era digital
.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip-prinsip pokok etika bisnis islam


Pada prinsipnya, ajaran Islam tentang etika dalam bisnis merupakan petunjuk
bagi para pelaku bisnis untuk berbuat baik pada dirinya sendiri, sesamamanusia, alam
sekitar serta tidak pernah lalai untuk beribadah kepada Allah swt.kecintaan terhadap
bisnis tidak boleh melebihi kecitaan terhadap Allah swt. Dan Rasulullah saw. untuk
menentukan prinsip-prinsip yangmereka gunakan dalam menjalankan bisnisnya.
Prinsip pokok tersebut adalah:
1. Kesatuan (unity ) Kesatuan merupakan konsep tauhid yang memadukan
keseluruhan aspek-aspek kehidupan yang sudah ditetapkan oleh Allah swt. pada
batas-batas tertentuatas perilaku manusia sebagai khalifah, untuk memberikan
manfaat pada individutanpa mengorbankan hak-hak individu lainnya. Aspek
kehidupan tersebutmeliputi bidang ekonomi, politik, sosial yang menjadi
keraturan menyeluruh. Darikonsep ini maka Islam menawarkan keterpaduan
agama, ekonomi dan sosial demimembentuk kesatuan. Hal ini pula yang
menjadikan etika dan bisnis untuk salingterpadu, baik secara vertical maupun
horizontal, membentuk suatu persamaanyang sangat penting dalam sistem Islam.
2. Keseimbangan atau Keadilan (equilibrium) Dalam dunia bisnis, Islam
mengajarkan untuk selalu berbuat adil kepadasiapapun tanpa terkecuali. Berbuat
adil kepada siapapun tanpa terkecuali. Pengertian adil ini diarahkan agar hak-hak
orang lain, lingkunga sosial, alamsemesta dan juga hak Allah swt. beserta rasul-
Nya dijadikan pedoman utama dari perilaku adil seseorang. Semua hak-hak
tersebut harus diposisikan sebagaimanamestinya yang sesuai dengan aturan
syariah. Kesemibangan atau keadilan inimerupakan gambaran dimensi horizontal
ajaran Islam yang berhubungan dengankeseluruhan harmoni alam semesta.
Hukum dan tatanan yang terdapat di alamsemesta ini mencerminkan
keseimbangan yang harmonis. Oleh Karena itukeseimbangan, kebersamaan,
kemoderatan, merupakan prinsip etis yang mendasaryang harus diaplikasikan
dalam berbagai aktivitas bisnis.
3. Kehendak Bebas (Free Will) Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan
untuk berkompetensidalam segala hal, tak terkecuali kebebasan ini sejatiya
merupakan bagian pentingdalam etika bisnis, akan tetapi kebebasan yang
3
diajarkan dalam Islam adalahkebebasan yang tidak merugikan kepentingan umum
atau kolektif tanpamengesampingkan kepentingan individu, sampai pada tingkat
tertentu manusiadianugerahi kebebasan untuk memberi arahan dan bimbingan
dalamkehidupannya sendiri sebagai khalifah di muka bumi. Sehingga dalam hal
inimanusia di dorong untuk aktif berkarya dan bekerja dengan mengerahkan
segala potensi yang dimilikinya.
4. Pertanggung jawaban (Responsibility) Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal
yang mustahil. Kebebasan tiapindividu selalu terbatas oleh individu lain dan
memiliki pertanggungjawaban.Pertanggungjawabann setiap individu memiliki
hubungan langsung dengan Allahswt. tanpa adanya perantara apapun. Ampunan
harus diminta sendiri secara langsung kepada Allah swt. dalam perspektif Islam,
pertanggungjawabanindividulah yang paling utama dan bukan komunitas,
masyarakat ataupun bangsa. Tidak ada satu komunitas atau bangsa yang
bertanggungjawab di depan Allah swt.sebagai komunitas. Setiap anggota
masyarakat bertanggung jawab di depan-Nya secara individual.
5. Kebajikan (Benevolence) Kebajikan adalah melakukan perbuatan baik yang dapat
memberikanmanfaat kepada orang lain, tanpa adanya kewajiban tertentu yang
mengharuskan perbuatan tersebut. dalam bisnis, yang termasuk sebagai kebajikan
adalah sikapkesukarelaan dan keramahtamahan dalam pengertian sebagai sikap
suka relaantara kedua belah pihak yang melakukan transaksi dan kerjasama
bisnis. Hal iniditekankan untuk menciptakan dan menjaga keharmonisan
hubungan antara mitra bisnis. Dengan prinsip kebajikan ini maka etika bisnis
Islam dapat menjagaterhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak
yang melakukankerjasama bisnis. Bahkan dengan sikap persaudaraan tanpa
adanya kerugian dan penyesalan.
B. Etika Bisnis Islam Di Era Digital
1. Era Teknologi Dan Informasi
Teknologi informasi dibutuhkan informasi untuk memusatkan suatu
kegiatan bisnis, melakukan bisnis dengan baik dan benar, serta menciptakan
kreativitas (inovasi) baru atau nilai baru. Teknologi informasi menjadi
keunggulan bersaing bagi perusahaan dalam dunia persaingan bisnis semakin
ketat.Penggunaan teknologi tidak hanya dimonopoli perusahaan skala besar saja

4
karena banyak perusahaan skala kecil menengah yang menggunakan teknologo
informasiterutama untuk efisiensi.
Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam wawancara dengan
detikcom,mengatakan ukuran pengusaha yang sukses bisa dilihat dari ukuran
kantornyayang besar dan tinggi. Bisnis saat ini memang banyak yang
mengadalkanteknologi demi terciptanya sistem yang baik. Sistem yang dimaksud
artinya akurdari produksi hingga distribusi berjalan dengan baik.
Dalam setiap usaha bisnis diharapkan tidak ada sistem yang
membedakanantara yang kaya dan miskin, karena menurut etika bisnis hal itu
akan menjadisatu bentuk hambatan dalam menjalankan usaha bisnis. Dengan
selalu berlandaskan kepada Al-Qur’an, etika bisnis yang akan terbangun akan
memberikan suatu hasil dari proses eksplorasi dan interprestasi dari nilai-
nilaidasar Al-Qur’an, yang lebih baik. Upaya pembentukan dalam membangun
sistem bisnis yang Islami ini diharapkan akan membawa dampak bagi terciptanya
satu proses bisnis Islami yang menunjunjung tinggi nilai etika, serta
mampumemberikan satu cakrawala baru bagi perkembangan bisnis, khususnya
bisnisIslami dengan tujuan yang mengarah pada budaya berbisnis yang benar-
benar bersih.
Masalah etika juga mendapat perhatian dalam pengembangan dan
pemakaian sistem informasi. Masalah ini yang mencakup privasi, akurasi,
property, dan akses sebagai beriktu:
a. Privasi, menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi
dari pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi ijin untuk
melakukannya. Contoh isu mengenai privasi sehubungan diterapkannya
sistem informasi adalah pada kasus seorang manajer pemasaran yang ingin
mengamati email yang dimiliki bawahannya karena diperkirakan mereka
lebih banyak berhubungan dengan email pribadi daripada email para
pelanggan. Sekalipun manajer dengan kekuasaannya dapat melakukan hal itu,
tetapi ia telah melanggar privasi bawahannya. Solusinya adalah menerapkan
prinsip etika bisnis Islam mengenai prinsip kehendak bebas dengan cara
memberikan kepercayaan kepada bawahannya.
b. Akurasi, terhadap informasi merupakan factor yang harus dipenuhi oleh
sebuah sistem informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal
yang mengganggu, merugikan, dam bahkan membahayakan. Sebuah kasus

5
akibat kesalahan penghapusan nomor keamanan social dialami oleh Edna
Rismeller. Akibatnya, kartu asuransinya tidak bisa digunakan dan bahkan
pemerintah menarik kembali cek pensiun sebesar $672 dari rekening
banknya. Mengingat data dalam sistem informasi menjadi bahan dalam
pengambilan keputusan, keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan.
Solusinya adalah menerapkan prinsip etika bisnis Islam mengenai prinsip
kesatuan dengan cara menjadikan sistem informasi terpadu menjadi satu
kesatuan dan membentuk persamaan.
c. Properti, Perlindungan terhadap hak property yang sedang digalakkan saat ini
yaitu dikenal dengan sebutan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual).
Kekayaan Intelektual diatur melalui 3 mekanisme yaitu hak cipta (copyright),
paten, dan rahasia perdagangan (trade secret). Adanya prinsip
pertanggungjawaban dalam etika bisnis Islam memberikan perlindungan
kepada hak kepada pihak-pihak tertentu.
d. Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hokum yang melarang
penduplikasian kekayaan intelektual tanpa seijin pemegangnya. Hak cipta
biasa diberikan kepada pencipta buku, artikel, rancangan, ilustrasi, foto, film,
musik, perangkat lunak, dan bahkan kepingan semi konduktor. Hak seperti ini
mudah didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masih hidup
penciptanya ditambah 70 tahun.
e. Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang
paling sulit didapat karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan
inovatif dan sangat berguna. Hukum paten memberikan perlindungan selama
20 tahun. Sejalan dengan prinsip etika bisnis Islam yaitu prinsip kebajikan
dengan memberikan manfaat bagi orang lain dan dapat menjaga terhadap
kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan kerjasama
bisnis.
f. Rahasia Perdagangan. Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan
intelektual melalui lisensi atau kontrak. Pada lisensi perangkat lunak,
seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk tidak menyalin
perangkat lunak tersebut untuk diserhakan pada orang lain atau dijual.
g. Akses. Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua
kalangan. Teknologi informasi malah tidak menjadi halangan dalam

6
melakukan pengaksesan terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu,
tetapi justru untuk mendukung pengaksesan untuk semua pihak.
2. (E-COMMERCE)
E-commerce adalah sebuah mekanisme kegiatan transaksi dengan
mengaplikasikan jaringan komunikasi media elektronik yakni internet, yang mana
pada internet ini digunakan oleh negara maju juga negara berkembang, dimana
kegiatannya tidak perlu lagi ada pembatasan geografis juga bisa mencapai
efisiensi juga sebuah speed penyelenggaraan kegiatan bisnis. Kegiatan e-
commerce merupakan akad jual beli salam dan Istisna, transaksi jual beli
merupakan sebuah transaksi dengan kegiatan pembayaran di awal atau di muka,
pun hal nya dengan e-comerce yang pada saat transaksi, pembeli melaksanakan
sebuah hak khiyar atau pilihannya pada objek benda yang dibutuhkan sesuai pada
kebutuhan dan juga keinginan si pembeli. Jenis E-Commerce Popular di
Indonesia :
a. Transaksi jual beli online yang dilakukan pada Shopee dinilai telah sesuai
dengan maqashid syariah, hal ini dapat dilihat dari kelima konsep penting
yang telah terpenuhi seperti
a) hifdz al-diin (kepatuhan terhadap agama) Shopee menyesuaikan penjualan
barang-barang yang hukumnya haram dan halal dengan keadaaan serta
kebutuhan di masing-masing negara,
b) hifdz al-nafs (menjaga jiwa) dalam hal ini Shopee memiliki kebijakan
untuk tidak memberikan hak penjual untuk menjual barang yang
berbahaya bagi jiwa konsumen maupun yang lainnya,
c) hifdz al-aql (menjaga akal) ditunjukkan dengan adanya fitur deskripsi
penjelasan deskripsi produk yang bertujuan agar konsumen dapat
mempertimbangkan keputusannya begitupun untuk menghindari unsur
saling terdzalimi,
d) hifdz al-maal (melindungi harta) Shopee memberikan peluang kerja bagi
banyak masyarakat sehingga dapat memberikan penghasilan untuk
mencukupi kebutuhan hidup, dan (e) hifdz al-nasab (menjaga keturunan)
berhubungan dengan konsep sebelumnya, harta yang halal kemudian akan
dapat memelihara keturunan dalam keluarga .
Transaksi Shopee berusaha mengikuti etika bisnis Islam yang diajarkan
oleh Rasulullah SAW. Sehingga hal ini dikatakan bahwa Shopee telah

7
sesuai dengan prinsip syariah Islam. Namun dalam beberapa kasus,
transaksi jual beli pada Shopee masih belum dapat menerapkan etika
bisnis yang sesuai prinsip syariah Islam, hal ini dikarenakan masih adanya
perbuatan sejenis gharar (penipuan) dimana tidak sedikit penjual yang
memposting produknya dengan menggunakan gambar atau foto tidak
sesuai dengan aslinya agar terlihat lebih menarik bagi pembeli (Azizah,
2020). Selain itu masih ada kasus lain yang mengakibatkan Shopee
mendapat penilaian tidak sesuai syariah Islam yaitu terkait wanprestasi
atau keterlambatan pemenuhan kewajiban dalam proses pencairan dana
secara tepat waktu karena pihak e-commerce tersebut tidak mememuhi
suatu perjanjian tertentu.
b. E-commerce populer kedua di Indonesia ini dalam pelaksanaan bisnisnya di
Tokopedia telah menerapkan kejujuran yang tercermin pada fitur penulisan
deskripsi sesuai kondisi produk, postingan foto produk yang sesuai asli dan
pengiriman produk sesuai pesanan pembeli, menerapkan keramahan yang
terlihat dari penjual sesegera mungkin membalas pesan pembeli, serta menjaga
hubungan baik antara penjual dengan pelanggan menjadi salah satu peran
penting bagi Tokopedia dalam merawat bisnis agar berkembang lebih pesat.
Transaksi jual beli online pada Tokopedia sudah menerapkan etika bisnis
Islam, namun karena beberapa aspek tertentu, seperti latar belakang anggota
Tokopedia Community tidak semua memahami ekonomi syariah, hal ini
menjadikan penerapan etika bisnis Islam dalam perusahaan ini belum
sepenuhnya sesuai dengan syariah Islam. Transaksi halal sesuai syariah yang
terjadi antara pihak penjual dan pembeli tentunya tidak terlepas dari kaidah
yang biasa disebut dengan akad jual beli. Akad yang terdapat dalam aplikasi
Tokopedia yaitu akad jual beli salam dan akad ijarah. Kedua akad pada e-
commerce ini dinilai telah sejalan dengan sistem pembayaran salam dalam
transaksi ekonomi syariah. Pada akad jual beli salam dapat terlihat dari fitur
yang memudahan kegiatan jual beli dengan menampilkan jenis produk,
spesifikasi produk, harga dan lainnya tercantum lengkap di aplikasi
Tokopedia, kemudian setelah pembeli memutuskan untuk membeli sebuah
produk barang penjual, maka pembeli akan diarahkan dalam proses
pembayaran dengan ketentuan dan petunjuk yang dapat dipahami secara
mudah. Setelah proses pembayaran telah selesai dilengkapi oleh pembeli,

8
pesanan akan segera diterima dan penjual mengemas hingga melakukan proses
pengiriman hingga produk tiba sesuai alamat pesanan. Sedangkan pada akad
ijarah dapat terlihat dengan adanya kode unik yang tertera saat proses
pembayaran yang menggunakan pilihan alat transfer bank dan lainnya.
Transaksi halal sesuai syariah yang terjadi antara pihak penjual dan pembeli
tentunya tidak terlepas dari kaidah yang biasa disebut dengan akad jual beli.
Akad yang terdapat dalam aplikasi Tokopedia yaitu akad jual beli salam dan
akad ijarah. Kedua akad pada e-commerce ini dinilai telah sejalan dengan
sistem pembayaran salam dalam transaksi ekonomi syariah (Sukmayanti,
2020). Pada akad jual beli salam dapat terlihat dari fitur yang memudahan
kegiatan jual beli dengan menampilkan jenis produk, spesifikasi produk, harga
dan lainnya tercantum lengkap di aplikasi Tokopedia, kemudian setelah
pembeli memutuskan untuk membeli sebuah produk barang penjual, maka
pembeli akan diarahkan dalam proses pembayaran dengan ketentuan dan
petunjuk yang dapat dipahami secara mudah. Setelah proses pembayaran telah
selesai dilengkapi oleh pembeli, pesanan akan segera diterima dan penjual
mengemas hingga melakukan proses pengiriman hingga produk tiba sesuai
alamat pesanan. Sedangkan pada akad ijarah dapat terlihat dengan adanya
kode unik yang tertera saat proses pembayaran yang menggunakan pilihan alat
transfer bank dan lainnyaTransaksi halal sesuai syariah yang terjadi antara
pihak penjual dan pembeli tentunya tidak terlepas dari kaidah yang biasa
disebut dengan akad jual beli. Akad yang terdapat dalam aplikasi Tokopedia
yaitu akad jual beli salam dan akad ijarah. Kedua akad pada e-commerce ini
dinilai telah sejalan dengan sistem pembayaran salam dalam transaksi
ekonomi syariah. Pada akad jual beli salam dapat terlihat dari fitur yang
memudahan kegiatan jual beli dengan menampilkan jenis produk, spesifikasi
produk, harga dan lainnya tercantum lengkap di aplikasi Tokopedia, kemudian
setelah pembeli memutuskan untuk membeli sebuah produk barang penjual,
maka pembeli akan diarahkan dalam proses pembayaran dengan ketentuan dan
petunjuk yang dapat dipahami secara mudah. Setelah proses pembayaran telah
selesai dilengkapi oleh pembeli, pesanan akan segera diterima dan penjual
mengemas hingga melakukan proses pengiriman hingga produk tiba sesuai
alamat pesanan. Sedangkan pada akad ijarah dapat terlihat dengan adanya
kode unik yang tertera saat proses pembayaran yang menggunakan pilihan alat
9
transfer bank dan lainnya. pada aspek etika bisnisnya dalam strategi promosi
produk, Tokopedia juga telah menerapkannya sesuai dengan prinsip syariah
Islam atau etika bisnis Islam, dimana tidak ada penipuan dan melakukan
promosi sesuai dengan keadaan nyata yang ada.
c. Posisi ketiga teratas dan terpopuler berikutnya adalah Lazada. Ditemukan
keunikan terkait sumber artikel platform jual beli online ini, ketiganya
memiliki bahasan yang berbeda dan saling melengkapi. Pelaksanaan transaksi
pada Lazada berhubungan dengan suatu akad yaitu akad jual beli salam.
Menjalankan akad salam terdapat rukun dan syarat yang tentunya harus
terpenuhi. Salah satu rukun dan syarat yang telah dipenuhi oleh Lazada adalah
jenis e-commerce B2C yang menyetok barang jualannya terlebih dahulu dan
merupakan produk yang diperbolehkan untuk dijual, bersih dan diserahkan
kepada pembeli. Kemudian, Lazada menerapkan kebijakan bahwa penjual dan
pembelinya harus jelas identitasnya, dalam artian orang yang cakap dan
berakal, serta bukan anak kecil yang belum paham tentang jual beli yang baik
dan benar. Semua sistem Lazada memberikan fasilitas untuk melakukan akad
as-salam dan bertujuan mempermudah kedua belah pihak yang sedang
berjauhan tempat untuk melakukan kegiatan transaksi. Namun, dalam
beberapa kasus memaparkan bahwa Lazada kurang memperhatikan sebagian
kecil penjual yang melakukan tindakan merugikan secara sepihak. Salah satu
kasus transaksi batil dan merugikan adalah terjadinya jual beli najasy. Jual beli
najasy adalah jual beli yang memenuhi syarat dan ketentuan dalam jual beli,
tetapi melanggar prinsip fikih muamalah karena dilakukan dengan cara yang
tidak benar atau batil. Praktik jual beli ini di Lazada dilakukan dengan cara
menipu dalam peningkatan rating toko agar dapat menarik dan menumbuhkan
rasa kepercayaan pembeli untuk belanja di toko tersebut.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
e-commerce (Shopee, Tokopedia, Lazada) memiliki keunikan pelayanan
masing-masing. Namun, dibalik keunikan yang dimiliki, berbagai pandangan dan
pertanyaan terkait kesesuaian pelaksanaan transaksi jual beli online pada e-commerce
tersebut banyak dikaji dan diteliti, kemudian menghasilkan intepretasi yang beragam
pula. Kesamaan yang diperoleh yaitu pada perbedaan signifikan terkait kesesuaian
atau tidak dalam penerapan etika bisnis yang dilakukan. Beberapa menyebutkan telah
mengikuti etika bisnis Islam (etika yang diajarkan Rasulullah SAW.) dan lainnya
menyebutkan belum bahkan tidak sesuai dengan etika bisnis Islam dikarenakan masih
ada unsur penipuan (najasy), kebohongan, gharar, dan hal yang dilarang dan batil
lainnya. Sebagian pula ada yang menjelaskan bahwa transaksi jual beli online yang
dilakukan e-commerce tersebut diperbolehkan asal tidak mengandung unsur yang
dilarang syariah Islam.
pada e-commerce teratas paling populer di Indonesia tersebut secara penerapan
sistem dan kebijakan sesuai dengan prinsip syariat Islam dan telah mengikuti etika
bisnis yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Hanya saja, pada beberapa kasus
terjadinya transaksi batil dikarenakan human error atau kesalahan daripada pengguna
itu sendiri baik penjual maupun pembeli yang kemudian mengakibatkan beberapa
implementasinya menjadi kurang sesuai syariah Islam. Hal yang paling penting
diperhatikan yaitu sikap peduli terhadap nilai kejujuran, keadilan dan spiritual dalam
kegiatan berbisnis, sebab bisnis tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan saja,
namun untuk memenuhi kebutuhan sesama saudara, keluarga di dunia ini sehingga
selain sistem yang diciptakan, manusia (yang menciptakan sistem) pun perlu
memperhatikan kaidah dan etika yang sesuai dan telah ditetapkan ketentuannya agar
bisnis yang berjalan menjadi berkah dan sukses sehingga dapat berkembang dengan
baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Taha Jabir al-Alwani, Bisnis Islam (Yogyakarta: AK Group, 2005), h. 5.

Mulia Ardi, “ Diskrus Etika Bisnis Islam dalam Dinamika Bisnis Kontemporer ”, Jurnal An-
Nisbah  01, No. 02 (2015), h. 2.

Richard Mason, Ethic Performance Bussiness (Zwass, 1998), h. 124

"Mulia Ardi, "Diskrus Etika Bisnis Islam dalam Dinamika Bisnis Kontemporer". h. 42.

Ariza Fuadi, Enka Bisnis dan Upaya Membangun Budaya Herbisnis yang Islami, h. 103

Sutan Remi Sjahdeini, Pertanggung Jawaban Erika Korpenari (Jakarta: Grafis Pers. 2015), 121

Mardani, Hukum Bisnis Svariah (Jakarta: Prenamedia Group, 2014), h, 86

12

Anda mungkin juga menyukai